GAMBARAN SELF CARE STATUS CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA

53
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

GAMBARAN SELF CARE STATUS CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA
( LITERATUR REVIEW )
Faradisa Yuanita Fahmi 1, Titiek Hidayati 2
1)
Akper Muhammadiyah Kendal
2)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
e-mail: faradisa.yuanita04@yahoo.com

ABSTRACT
Cronic Kidney Disease ( CKD ) or chronic kidney disease is a disorder of progressive and
irreversible renal function, in which the body’s ability fails to maintain metabolism, fluid
and electrolyte balance, so causing uremia. Due to the kidneys inability to remove waste
products through the urine elimination can cause endocrine, metabolic and electrolyte and
acid-base fluid disorders, so that requiring hemodialysis or kidney transplant for survival of
patients. Restriction of fluid intake for patients with chronic renal failure undergoing
hemodialysis is very important to note. The purpose of this literature review is to review
the literature related programs / efforts to improve the self care ability of fluid status in

hemodialysis patients.In this literature review, the authors use the article sourced from
electronic data base as EBSCO, Proquest, Google Scholar and Pubmed with the keywords
self care, fluid status, hemodialysis in the period 2005-2015. The data that has been
collected, analyzed, compared, are collated systematically and discussed. From several
sources that have been obtained, mentioned that the ability of self-care hemodialysis
patients in fulfilling fluid status are lacking.
Keywords: chronic renal failure, hemodialysis, fluid status, self care

ABSTRAK
Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit gagal ginjal kronik merupakan gangguan pada
fungsi ginjal yang progresif dan irreversible, dimana kemampuan tubuh gagal
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia. Akibat ketidakmampuan ginjal membuang produk sisa melalui
elminasi urin bisa menyebabkan gangguan endokrin, metabolik dan cairan elektrolit serta
asam basa, sehingga diperlukan hemodialisis atau transplantasi ginjal untuk kelangsungan
hidup pasien. Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tujuan literatur review
ini adalah untuk mereview literatur terkait program / upaya peningkatan kemampuan self
care status cairan pada pasien hemodialisa. Dalam literatur review ini, penulis menggunakan
artikel yang bersumber dari electronic data base seperti EBSCO, Proquest, google scholar

dan pubmed dengan kata kunci self care, status cairan, hemodialisa dalam kurun waktu 2005
– 2015. Data yang telah didapatkan, ditelaah, dibandingkan, disusun secara sistematis dan
dibahas. Dari beberapa sumber yang telah didapatkan menyebutkan bahwa kemampuan
pasien hemodialisa pemenuhan self care status cairan masih kurang.
Kata kunci : gagal ginjal kronik, hemodialisa, status cairan, self care

54
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

PENDAHULUAN

diperkirakan terdapat 1800 kasus baru

Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit

gagal ginjal pertahunnya (Neliya, 2012).

gagal ginjal kronik (GGK) merupakan
gangguan


pada

fungsi

yang

Di dunia, sekitar 2.622.000 orang telah

progresif dan irreversible, dimana tubuh

menjalani pengobatan End – Stage Renal

gagal

Disease (ESRD) pada akhir tahun 2010,

untuk

ginjal


mempertahankan

metabolisme serta keseimbangan cairan

sebanyak

dan elektrolit sehingga menyebabkan

diantaranya menjalani pengobatan dialisis

uremia (Smeltzer, S. C., Bare, B. G.,

dan 593.000 orang (23%) menjalani

Hinkle, J. L., Cheever, K. H., Towsend,

transplantasi ginjal.

M. C, 2010).


Akibat ketidakmampuan

gagal ginjal di Indonesia, setiap tahunnya

ginjal membuang produk sisa melalui urin

masih terbilang tinggi karena masih

bisa menyebabkan gangguan endokrin,

banyak

metabolik dan cairan elektrolit serta asam

menjaga pola makan dan kesehatan

basa, sehingga diperlukan hemodialisis

tubuhnya.


atau

PERNEFRI

transplantasi

ginjal

untuk

2.029.000

msyarakat

orang

(77%)

Sedangkan kasus


Indonesia

tidak

Dari survey yang dilakukan
(Perhimpunan

Nefrologi

kelangsungan hidup pasien (Smeltzer, et

Indonesia) pada tahun 2009, prevalensi

al, 2010 ; Ignatavicius & Workman,

gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar

2006).

12,5 % berarti sekitar 18 juta orang

dewasa di Indonesia menderita penyakit

Di Amerika Serikat, kejadian prevalensi

gagal ginjal kronik (Neliya, 2012).

gagal ginjal meningkat dan jumlah orang
yang gagal ginjal yang dirawat dengan

Pembatasan asupan cairan pada pasien

dialisis & transplantasi diproyeksikan

gagal

meningkat dari 390.000 di tahun 1992,

hemodialisa merupakan hal yang sangat

dan 651.000 dalam tahun 2010.


penting

menunjukkan
200.000

bahwa

orang

setiap

Amerika

Data

ginjal

kronik


untuk

yang

menjalani

diperhatikan,

karena

tahun,

asupan cairan yang berlebihan dapat

menjalani

mengakibatkan kenaikan berat badan,

ginjal


edema, bronkhi basah dalam paru – paru,

kronis artinya 1140 dalam 1 juta orang

kelopak mata yang bengkak dan sesak

Amerika adalah pasien dialisis. Di negara

nafas yang diakibatkan oleh volume

Malaysia,

cairan yang berlebihan.

hemodialisa

karena

dengan

gangguan

populasi

18

juta,

diminum

pasien

yang

Cairan yang
menjalani

55
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

hemodialisa

harus

seksama.

diawasi

dengan

Beberapa pasien mengalami

Renpenning,
memiliki

2011).

Setiap

kemampuan

individu

natural

dalam

kesulitan dalam membatasi asupan cairan

merawat dirinya sendiri dan perawat

yang

harus

masuk,

namun

mendapatkan

mereka

tidak

pemahaman

fokus

terhadap

dampak

tentang

kemampuan tersebut bagi pasien (Orem,

bagaimana strategi yang dapat membantu

1995 dalam Simsons, 2009). Penelitian

mereka

cairan

Heidarzadech dkk (2010) melaporkan

(Tovazzi & Mazzoni, 2012). Meskipun

bahwa ada hubungan yang langsung dan

pasien sudah mengerti bahwa kegagalan

signifikan antara kemampuan self care

dalam pembatasan cairan dapat berakibat

dengan kualitas hidup, dimensi fisik,

fatal, namun sekitar 50% pasien yang

psikologis, dan sosial.

dalam

pembatasan

menjalani

terapi

hemodialisis

mematuhi

pembatasan

direkomendasikan

tidak

cairan

yang

(Barnett,

Li,

Pinikahana & Si, 2007).

Konsep Orem telah memaparkan dengan
jelas,

sesungguhnya

setiap

individu

dengan keadaan dan usia tertentu sesuai
dengan kondisi dasarnya memiliki naluri

Komplikasi baik fisik maupun psikis

serta kemampuan tubuh untuk dapat

tentunya

merawat,

menjadi

gangguan

dalam

melindungi,

mengontrol,

melakukan perawatan diri secara mandiri

meminimalisir serta mengelola dampak

pada pasien gagal ginjal kronik yang

negatif guna dapat menjalankan hidup

menjalani hemodialisa (Santoso, 2009).

secara optimal untuk hidup dan sehat,

Pasien

membutuhkan

pemulihan dari sakit atau trauma atau

kemampuan dalam perawatan dirinya

koping dan dampaknya (Nurhidayah,

sendiri.

2007).

hemodialisa

Saat ini kemampuan self care

pasien telah menjadi perhatian di dunia
seiring

dengan

peningkatan

kejadian

Beberapa

penelitian

menggambarkan

penyakit kronis di dunia. Kondisi dan

pembatasan cairan yang sangat sulit bagi

peningkatan

pasien hemodialisa.

biaya

pengobatan

serta

Menurut Kugler,

jumlah tenaga edukator yang tidak cukup

Valminck, Haverich & Maes, (2010),

menjadi

penting

sebanyak

76,4%

pasien

ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan

kesulitan

dalam

pembatasan

kualitas hidup pasien dengan penyakit

dengan menggunakan metode DDFQ

kronis, keluarga & komunitas (Taylor &

(Dialysis Diet and Fluid Nonadherence

alasan

self

care

mengalami
cairan

56
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

Quistionare). Alharibi (2012), dari 222

dari perawat.

pasien hemodialisa terdapat 58,7% tidak

menyebutkan bahwa tujuan dari perawat

mematuhi pembatasan cairan, sehingga

adalah

perlu mendapatkan edukasi dan konseling

menemukan

secara rutin dan berkelanjutan. Penelitian

care)(Basavanthappa, 2007).

lain melaporkan bahwa pasien yang

juga

menjalani hemodialisis akan mengalami

kemauan pasien GGK yang menjalani

perubahan

hemodialisa dalam kaitannya dengan self

terhadap

keterbatasan

gaya

aktivitas

ketidakmampuan

/

dalam

hidup,
mobilitas,

care

Orem dalam teorinya

membantu

pasien

perawatan

mengetahui

dirinya

(self

Selain itu

kemampuan

management

untuk

membantu

serta

serta

melakukan

mendorong mereka secara aktif dalam

perjalanan, pembatasan makanan dan

proses pengobatan dan meningkatkan

cairan, bergantung kepada orang lain,

kualitas hidup mereka.

penurunan kemampuan menolong orang

literatur review ini adalah untuk mereview

lain, kehilangan penghasilan, kelemahan,

literatur

ketidaknyamanan, pasrah terhadap takdir,

peningkatan kemampuan self care status

dan kematian (Gibson, 1995).

cairan pada pasien hemodialisa.

Penelitian lain tentang self efficacy training

METODE PENELITIAN

pada penderita gagal ginjal kronik yang

Metode yang digunakan dalam penulisan

menjalani

hemodialisa

literatur

keefektifan

terhadap

menunjukkan
ketaatan

dalam

terkait

review

penelusuran

Tujuan dari

program

ini
yang

/

adalah
bersumber

upaya

dengan
dari

pengaturan intake cairan yang dapat

electronic data base mencakup EBSCO,

mempengaruhi fluid weigh gain (Joanna

Proquest, google scholar dan pubmed

Briggs Instiute, 2011) dan responden

dengan kata kunci self care, status cairan,

yang menerima self efficacy training merasa

hemodialisa.

lebih

terhadap

artikel yang dipublishkan dalam kurun

keikutsertaannya

waktu antara tahun 2005 – 2015. Data

dalam promosi perilaku kesehatan dan

yang diperoleh ditelaah, disusun secara

lebih taat dalam pembatasan intake cairan

sistematis, dibandingkan satu sama lain

(Tsay, 2003).

dan dibahas literatur terkait.

percaya

kemampuannya

Self

care

diri
dan

management

pada

pasien

hemodialisa perlu mendapatkan perhatian

Peneliti hanya menjaring

57
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

HASIL

menyebabkan

terjadinya

Hasil literatur review didapatkan bahwa

kualitas hidup pasien.

kemampuan self care pengelolaan cairan

terkait adalah sebagai berikut :

penurunan

Adapun jurnal

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa masih rendah.
NO
1

SUMBER
PUSTAKA
Judul
The impact of education
on chronic kidney disease
patients’ plans to initiate
dialysis with self care
dialysis : A Randomized
trial

LATAR BELAKANG ,
TUJUAN,METODE
Latar Belakang :
Tingginya angka prevalensi
kejadian hemodialisis yang
disebabkan salah satunya
yaitu kemampuan perawatan
diri pada pasien dialysis
kurang intensif.

Penulis:
Braden J. Manns,
Ken Taub, Carmen
Vanderstraeten,
Heather Jones,
Cynthia Mills,
Marlilyn Visser, and
Kevin McLaughlin
(2005)

Tujuan :
Mengetahui
dampak
intervensi pendidikan yang
berupa edukasi terhadap self
care

Keyword:
Chronic kidney disease,
self care dialysis,
peritonial dialysis,
randomized controlled
trial, education

2

Hal itu

Judul :
A randomized controlled
trial to determine the
effectiveness of a self
management intervention
for hemodialysis patients

Metode:
A randomized control trial
Sebanyak 70 pasien terbagi
menjadi 2 kelompok (35
pasien perlakuan, 35pasien
kontrol/perawatan standart)

Latar belakang :
Ketidakpatuhan
terhadap
threatment adalah hal yang
umum terjadi pada pasien
hemodialisa yang dapat
meningkatkan risiko klinis

HASIL & KESIMPULAN
Hasil :
Kelompok intervensi, dari
35 pasien, sebanyak 30
pasien menyelesaikan fase
1(pemberian booklet &
video),
sedangkan
yg
mampu menyelesaikan fase
2 (pemberian edukasi)
sejumlah
28
pasien.
Sebanyak 5 pasien drop out
dikarenakan
1
pasien
meninggal,
1
pasien
memulai peritonial dialisis,
2
pasien
tidak
mengembalikan kuisioner
yg ke2. Kelompok kontrol
sebanyak
35
pasien,
didapatkan dropout 1
orang
Kesimpulan :
Outcome yg didapatkan
adalah keinginan untuk
memulai self care dialisis
lebih
banyak
pada
kelompok intervensi yaitu
82,1% daripada kelompok
kontrol yg hanya 50%.
Edukasi
mampu
memberikan
pengaruh
terhadap
pasien
hemodialisa
untuk
memulai self care.
Hasil :
Self management memberikan
dampak
terhadap
interdyalitic weigh gain, blood
preasure, serum phosfat and
calcium, serum potasium,

58
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

Penulis :
Konstandina Griva,
Nandakumar
Mooppil, Penny Seet,
Deby Sarojiuy Pala
Krishman, Hayley
James, Stanton P
Newman (2011)

3

Keyword :
Self management,
hemodialysis, A
randomized controlled
trial
Judul :
The evaluation of Self
Care and self – efficacy
in patients undergoing
hemodialysis
Penulis :
E. Bag, &
Mollaouglu M.
(2010)
Keyword :
Self care, self efficacy,
hemodialysis

4

dan kematian.

QOL, anxiety & self efficacy.

Kesimpulan :
Tujuan:
Mengevaluasi
efektivitas Self management efektif
memberikan
kelompok intervensi manaje- dapat
men diri di banding kan pengaruh terhadap kedua
outcome. Baik primary
dengan perawa- tan standar
outcome maupun secondary
outcome.
Primary outcome
Metode :
dinilai dari tampilan fisik
A randomized control trial
dan biochemical marker
sedangkan secondary outcomes
dinilai dari psikologis
pasien.
Latar belakang:
Hasil :
Permasalahan yang komplek adanya hubungan yang
pada pasien hemodialisis positif antara self care agency
salah
satunya
adalah dengan self efficacy pada
kemampuan pasien dalam pasien gagal ginjal kronis
merawat diri, disebabkan yang menjalani hemooleh kurangnya keyakinan dialisa. Peningkatan self care
pasien.Ketidakmam- puan agency maka self efficacy
self care secara berkelanjutan pasien juga akan mengalami
akan menyebabkan pe - peningkatan. Didapatkan
nurunan quality of life pada pula adanya hubungan
pasieen.
antara self care agency dengan
pendidikan,
status
Tujuan :
pekerjaan,
tingkat
Menilai pasien, kemampuan pendapatan, dan frekuen- si
perawatan diri dan self-efficacy HD.
Sementara itu
, menguji hubungan serta terdapat hubungan pula
menentukan faktor-faktor antara self efficacy dengan
yang mempengaruhi ke- umur, status pekerjaan,
mampuan perawatan diri tingkat pendapatan dan
dan self-efficacy pada orang frekuensi HD
yang menjalani hemodialisis.

Metode:
Kuantitatif melalui deskriptif
survey
Judul :
Latar Belakang:
Efektifitas konseling Pembatasan asupan cairan
analisis transaksional pada pasien gagal ginjal
tentang diet cairan
kronik dengan hemodialisa
terhadap penurunan merupakan hal yang sangat
interdialytic weigh gain
penting untuk diperhatikan,
(IDWG) pasien gagal karena asupan cairan yang
ginjal kronis yang
berlebihan
dapat
menjalani
mengakibatkan
kenaikan

Hasil :
Adanya
perbedaan
penurunan
IDWG
(p=0,003) pada kelompok
intervensi.
Perbedaan
penurunan nilai rata – rata
IDWG pada kelompok
intervensi
sebelum
perlakukan adalah 2,65

59
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

hemodialisa di rumah berat badan yang cepat
sakit umum daerah
(melebihi
5%),
edema,
kardinah
ronkhi basah dalam paru –
paru, kelopak mata yang
Penulis :
bengkak dan sesak yang
Sri Hidayati, Ratna
diakibatkan oleh volume
Sitorus, Masfuri
cairan yang berlebihan.
Sementara itu, konseling
Keyword :
untuk pasien hemodialisa
Nurse, transactional
masih jarang dilakukan di
analysis, chronic renal
Rumah sakit.
failure, hemodialysis,
interdialytic weight gain Tujuan :
Mengetahui
efektifitas
konseling
transaksional
terhadap penurunan IDWG

5

Judul :
Pengalaman self care
berdasarkan
teori
Orem pada pasien
penyakit ginjal kronik
yang
menjalani
hemodialisis

Metode :
Kuantitatif dengan desain pre
– test and post test with control
group design (quasy eksperiment
with control).
Latar Belakang:
Pasien
hemodialisis
umumnya
memiliki
permasalahan
yang
kompleks
dan
membutuhkan peme- nuhan
secara holistik.
Hal ini
berhubungan erat dengan
adanya
motivasi
serta
kemampuan self – care pasien
penyakit ginjal kronik secara
maksimal
untuk
mempertahankan
kualitas
hidupnya secara optimal.

Kesimpulan :
Adanya perbedaan yang
signifikan antara penurunan
IDWG
sebelum
dan
sesudah
pemberian
intervensi.

Hasil:
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
baiknya
pemahaman
informan
tentang penyakit ginjal
kronik yang menjalani
hemodialisis
melalui
pemahaman akan riwayat
Penulis :
penyakit
dahulu.
Wahyu hidayati, kiki
Mekanisme koping yang
wahyuni (2012)
dilakukan informan untuk
meminimalisir
terjadinya
Keyword :
defisit perawatan diri serta
Penyakit
ginjal
upaya pasien hemodiaisis
kronik, self care dan
dalam
pemenuhan
holistik
Tujuan
kebutuhan
dan
Mengetahui
gambaran pengoptimalan
kondisi
penerapan self care pasien tubuh berbeda – beda.
hemodialisis
Kesimpulan :
Kualitatif
dengan Pemahaman dan kesadaran
pendekatan fenomenologi
inisiatif tindakan yang
dilakukan informan dalam
pemenuhan self care secara
optimal akan didapatkan
melalui cara berfikir dalam
menganalisa pengalaman

60
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

6

Judul :
Efektifitas konseling
diet cairan terhadap
pengontrolan
interdialytic weight gain
(IDWG)
pasien
hemodialisis di RS
Telogorejo Semarang
Penulis :
Bagus
Ananta
Tanujiarso, ismonah,
Supriyadi (2014)
Keyword :
CKD, hemodialisis,
IDWG, Konseling
diit cairan

untuk mampu memilih
tindakan yang efektif bagi
dirinya sesuai harapan yang
akan dicapai.
Hasil :
Pemberian konseling diet
cairan terbukti efektif
terhadap
pengontrolan
IDWG dengan p value
0,000. Rekomendasi hasil
penelitian ini adalah agar
perawat
menerapkan
konseling diet cairan pada
setiap pasien hemodialisa
supaya
mencegah
peningkatan IDWG yang
berlebihan.

Latar Belakang
Di Indonesia angka kejadian
CKD pada tahun 2010
sebanyak 2 juta kasus.
Sedangkan pasien CKD
yang menjalani hemodialisa
baru sekitar 100.000 orang.
Masalah yang sering terjadi
pada pasien hemodialisis
adalah peningkatan IDWG
yang dapat dipengaruhi oleh
ketidakpatuhan pasien dalam
pembatasan asupan cairan.
Upaya untuk mencegah
peningkatan
IDWG Kesimpulan
dilakukan dengan pemberian Konseling diet efektif
konseling diit cairan.
terhadap pengontrolan nilai
IDWG
Tujuan
Mengetahui
efektifitas
konseling
diit
cairan
terhadap
pengontrolan
IDWG pasien hemodialis
Metode:
Quasy eksperimental dengan
desain penelitian pre – test
and post – test with control

PEMBAHASAN

pada pasien hemodialisa

masih sangat

Status cairan merupakan suatu keadaan

susah untuk dilakukan.

Bahwasanya

atau

untuk

kondisi normal manusia tidak dapat

menentukan kecukupan cairan dan terapi

bertahan lama tanpa asupan cairan

cairan

untuk

dibandingkan dengan makanan. Namun

menilai status cairan tersebut melalui

pada pasien hemodialisa mengontrol

beberapa pemeriksaan seperti trend in body

cairan merupakan salah satu masalah yang

weight, residual renal function, blood preasure,

utama yang mana tujuannya adalah untuk

neck veins, breathing, oedema, intradialytic &

mempertahankan

post dialysis problem (Charra, 2007 ; Jogger

optimal untuk mencapai kualitas hidup

and Metha, 2009). Self care status cairan

yang optimal.

kondisi

pada

selanjutnya.

pasien
Parameter

status

cairan

yang

61
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

perkembangan

serta

latar

belakang

Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

sosiokultural pasien hemodialisa (Dennis,

hemodialisa, terjadi kehilangan fungsi

2007).

ginjal

sehingga

tidak

mampu

memekatkan urine. Jumlah cairan dapat

Hambatan pemenuhan self care status

menumpuk dalam tubuh dan menjadi

cairan yang sering terjadi pada pasien

sangat berbahaya. Oleh karenanya perlu

hemodialisa

adanya pembatasan asupan cairan bagi

pemahaman terkait pengelolaan status

penderita gagal ginjal kronik. Pembatasan

cairan tersebut seperti halnya dalam

cairan dapat membantu memberikan rasa

menentukan ukuran asupan cairan setiap

nyaman pada saat : sebelum, selama dan

harinya. Pasien hanya mengetahui bahwa

setelah sesi dialisis.

Meskipun dialisis

pembatasan cairan memang diperlukan

menghilangkan kelebihan cairan dan

namun pasien tidak mengetahui batasan

limbah dalam tubuh, tetap saja tidak

ukuran yang ditentukan.

adalah

adanya

kurang

seefektif kinerja organ ginjal sehat yang
bekerja 24 jam per sehari, tujuh hari

Pengelolaan rasa haus atau rasa panas

seminggu. Sebagian besar orang yang

akibat

menjalani

mendapatkan

pasien dengan menurunkan suhu tubuh

perawatan 2x seminggu selama sekitar

dengan cara mandi ataupun berkumur.

±3 jam.

Ini berarti, dantara hari

Beberapa pasien lain sudah mampu

perawatan

dialisis,

meminimalisir rasa haus dengan cara

hemodialisis

tubuh

dapat

mengalami kelebihan cairan dan limbah.

pembatasan

mengurangi

cairan,

makanan

yang

dilakukan

sifatnya

merangsang rasa haus seperti garam,
Memahami suatu keadaan yang sedang

cabai,

terjadi dengan perubahan secara fisik

serta membatasi aktivitas harian . Selain

ataupun kognitif sangat penting dilakukan

dari kurangnya pemahaman pasien terkait

untuk dapat menganalisa lebih baik

dengan pemasukan cairan setiap harinya,

mengenai sudut pandang dalam menilai,

disebabkan juga oleh keputusasaan pasien

merespon serta lebih kritis dan bijaksana

terhadap penyakitnya. Pasien merasa

dalam

tidak sanggup jika minumnya dibatasi.

melakukan

tindakan

mengoptimalkan keadaan yang
disadarinya.
dapat

untuk
telah

Pemahaman yang muncul

dipengaruhi

oleh

tingkat

monosodium glutamat (MSG)

Penggunaan

es

batu

balok

sebagai

pengurang rasa haus (pengganti air) dirasa
masih susah dilakukan oleh pasien.

62
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

Basavanthappa,

KESIMPULAN
Dari

telaah

beberapa

jurnal

yang

didapatkan peneliti, menyebutkan bahwa

BT.

(2007).

Nursing

Theories. New Dehli : Jaypee
Brother Medical.

kemampuan self care dalam pengelolaan
cairan pasien gagal ginjal kronik yang

Braden J. Manns, Ken Taub, Carmen

belum

Vanderstraeten, Heather Jones,

Hal tersebut disebabkan

Cynthia Mills, Marlilyn Visser,

karena kurangnya pemahaman pasien dan

and Kevin McLaughlin.(2005).

keputusasaan

The impact of education on chronic

menjalani

hemodialisa

maksimal.

masih

pasien

terhadap

kidney disease patients’ plans to

penyakitnya.

initiate dialysis with self care dialysis :
A Randomized trial.

REFERENSI
Alharibi, K. & Enrione, B.E. (2012).
Prevalent

Chara .(2007). Fluid Balance Dry Weight

Among Haemodialysis Patients

And Blood Pressure In Dialysis.

In jedah. Saudi Arabia. Saudi of

Hemodialisis. Int. Vol. 11

Malnutrition

journal

Is

Kidney

Diseases

and

transplantation. 23 (3) 598 – 608

Dennis, Connie M . (2007). Self care deficit
theory of nursing concepts and

Bagus

Ananta

Tanujiarso,

ismonah,

application. Mosby A Times Mirror

.(2014).

Efektifitas

company. United Sates of America

Supriyadi

Konseling Diet Cairan Terhadap
Pengontrolan

Interdialytic

Weight

E. Bag, & Mollaouglu M.(2010). The

Gain (IDWG) Pasien Hemodialisis

evaluation of Self Care

Di RS Telogorejo Semarang

efficacy

in

patients

and self
undergoing

hemodialysis
Barnett .(2008). Fluid Complience Among
:

Jaeger JQ, Mehta.(2009). Assesment Of

Educational Program Make A

Dry Weight In Hemodialysis :

Difference Journal : Of Advance

An Overview. J. Am Soc Nephrol,

Nursing Of Ford : Vol 61, 1553

Vol. 101

Patient

Having

Hemodialysis

63
Jurnal Care Vol. 4, No.2, Tahun 2016

Joanna

Briggs

Instiute

.(2011).

Self

management of hemodialysis for end

Philadelphia : Lipincott William
& Wilkins

stage renal disease. 15 (1)
Taylor & Renpenning. (2011). Self Care
Konstandina

Griva,

Nandakumar

Mooppil, Penny Seet, Deby

Science, Nursing Theory, and
Evidence.

Sarojiuy Pala Krishman, Hayley
James, Stanton P Newman.

Tovazzi, ME & Mazzoni V. (2012).
Personal

Paths

Of

trial to determine the effectiveness of a

Setriction

In

Patient

self management intervention for

Hemodalysis, Nephrologi Nursing

hemodialysis patients

Journal

(2011).

A randomized controlled

Fluid
On

Kugler, C., Valminck, H., Haverich, A., &

Tsay (2003). Self efficacy training for

Maes, B. (2005). Nonadherence

patients with end stage renal

with diet and fluid restrictions among

disease. Journal; adv nursing 43 (4)

adults having hemodialysis, Journal of

370-5

Nursing Scholarship, 37 (1). 25 –
29

Wahyu Hidayati, Kiki Wahyuni.(2012).
Efektifitas

Neliya,

S.W

(2012)

pengetahuan

Hubungan

tentang

asupan

konseling

analisis

transaksional tentang diet cairan
terhadap

penurunan

interdialytic

cairan dan pengendalian asupan

weigh gain (IDWG) pasien gagal

cairan

ginjal

terhadap

penambahan

berat badan. Jurnal nursing studies.

kronis

sehat. Surabaya : Jaring pena
Smeltzer, S.C, Bare, B.G, Hinkle, J.L.,
Cheever. K.H (2010) Brunner &
Suddarth’s Texbook of Medical
Surgical Nursing, 11, Edition

menjalani

hemodialisa di rumah sakit umum
daerah kardinah

Santoso, D (2009). 60 menit menuju ginjal

yang