BAHASA MAKIAN PARA SENIMAN

BAHASA MAKIAN PARA SENIMAN
DI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
DALAM BENTUK BAHASA INDONESIA

MUHAMMAD ZAINURI
NIM: 29001174

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
YOGYAKARTA
2014

A. Pendahuluan
Latar Belakang
Masyarakat di Indonesia umumnya menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan jabaran bahasa secara
fungsional. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat.
Bagi sosiolinguistik konsep, bahasa adalah alat atau berfungsi menyampaikan pikiran
dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukakan Fishman (1972) bahwa yang
menjadi persoalan linguistik adalah “who speak what language to whom, when and to

what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa itu antara lain, dapat dilihat dari
sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaran. Manusia pada
umumya berinteraksi untuk membina kerja sama antar sesamanya dalam rangka
membentuk, mengembangkan dan mewariskan kebudayaan dalam artian yang seluasluasnya, ada kalanya atau mungkin sering kali manusia berselisih paham atau berbeda
pendapat dengan yang lainnya. Dalam situasi yang terakhir inilah para pemakai
bahasa memanfaatkan berbagai kata makian.
Sebagai manusia, ekspresi dengan makian adalah alat pembebasan dari segala
bentuk dan situasi yang tidak mengenakkan walaupun dengan tidak menolak adanya
fakta makian yang secara langsung untuk mengungkapkan pujian, keheranan, dan
menciptakan suasana pembicaraan yang akrab (Periksa Allan, 1986, 17). Misalnya,
ahli sosiologi Donna Eder dan ahli sosiolinguistik Kristin Hasund (Tannen, 2002,
184-187) menemukan bahwa pemakaian kata makian, hinaan, ejekan dan tuturan
sejenisnya diantara wanita-wanita kelas pekerja atau dibawahnya sangat lazim, dan
penggunaannya merupakan symbol keakraban. Simbol keakraban berupa makian
dapat terjadi di suatu masyarakat pengguna bahasa pada suatu tempat atau daerah,
seperti di Taman Budaya Yogyakarta. Dengan demikian, bagaimanapun juga katakata makian mempunyai kedudukan yang sentral dalam aktifitas berkomunikasi
secara verbal sebagai salah satu sarana untuk menjalankan fungsi emotif bahasa.
Fungsi emotif (untuk menyatakan perasaan) mempunyai fungsi bahasa yang
terpenting, disamping lima fungsi lainnya, seperti fungsi konatif, referensial,
metalingual, poetic dan fatis (Jakobson, 1960, bandingkan pula dengan Holmes,

1995, Wijana, 1996).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dijabarkan, terdapat beberapa
masalah yang perlu untuk dikaji. Permasalahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai
berikut.
1. Bentuk bahasa makian para Seniman yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta
2. Kata makian para Seniman yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta
3. Arti bahasa makian para Seniman yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta
4. Fungsi bahasa makian para Seniman yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disusun, dibatasi permasalahan
dalam bahasa makian para Seniman di Taman Budaya Yogyakarta, antara lain sebagai
berikut.
1. Bentuk bahasa makian, khususnya seniman seni peran yang terdapat di Taman
Budaya Yogyakarta dalam bahasa Indonesia.
2. Bentuk kata makian dalam bentuk bahasa Indonesia, khususnya seniman seni peran
yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup dan fokus masalah, dapat dirumuskan beberapa pokok

masalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah bentuk bahasa makian para Seniman, khususnya seniman seni peran
yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta dalam bahasa Indonesia?
2. Bagaimanakah bentuk kata makian para Seniman dalam bahasa Indonesia, khususnya
seniman seni peran yang terdapat di Taman Budaya Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengacu pada masalah-masalah yang telah disebutkan pada
bagian rumusan masalah.
1. Menyebutkan dan mendiskripsikan bentuk bahasa makian para Seniman di Taman
Budaya Yogyakarta, khususnya seniman seni peran.

2. Menyebutkan dan mendiskripsikan arti bahasa makian para Seniman di Taman
Budaya Yogyakarta, khususnya seniman seni peran.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat umum dan mahasiswa yang melakukan
penelitian tentang judul yang sejenis.
2. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian sejenis.
3. Sebagai bahan belajar untuk penulis dan masyarakat pembaca.
G. Kajian Teori

1. Kajian Teori
a. Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan jabaran bahasa secara fungsional.
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Bagi
sosiolinguistik konsep, bahasa adalah alat atau berfungsi menyampaikan
pikiran dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukakan Fishman (1972)
bahwa yang menjadi persoalan linguistik adalah “who speak what language to
whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa itu antara
lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat
pembicaran. Manusia pada umumya berinteraksi untuk membina kerja sama
antar sesamanya dalam rangka membentuk, mengembangkan dan mewariskan
kebudayaan dalam artian yang seluas-luasnya, ada kalanya atau mungkin
sering kali manusia berselisih paham atau berbeda pendapat dengan yang
lainnya. Dalam situasi yang terakhir inilah para pemakai bahasa
memanfaatkan berbagai kata makian.
b. Makian, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, (KBBI) ediai 3,( hal:
702), kata makian adalah kata (ucapan) keji (kotor, kasar, dsb) yang
diucapkan karena marah; mengelurkan kata keji (kotor, kasar) sebagai
pelampihasan kemarahan atau rasa jengkel. Kata “memaki” berarti
mengucapkan kata- kata keji, kotor, kasar, kurang adat untuk menyatakan
kemarahan atau kejengkelan. Makian adalah alat pembebasan dari segala

bentuk dan situasi yang tidak mengenakkan walaupun dengan tidak menolak
adanya fakta makian yang secara langsung untuk mengungkapkan pujian,
keheranan, dan menciptakan suasana pembicaraan yang akrab (Periksa Allan,

1986, 17). Kata makian yang digunakan tidak semerta-merta untuk
mengungkapkan kejengkelan, akan tetapi kata makian juga mewakili
ungkapan rasa heran dan pujian terhadap suatu hal atau lawan tutur. Di Taman
Budaya Yogyakarta, banyak seniman menggunakan kata makian pada saat
bersosialisasi.
c. Banyak orang mengatakan, Yogyakarta adalah Kota Seniman. Dengan julukan
Kota Seniman, Yogyakarta mempunyai banyak tempat untuk penyaluran bakat
seniman, salah satu tempat itu adalah Taman Budaya Yogyakarta. Di Taman
Budaya Yogyakarta, seniman seni sastra, seni rupa dan seni peran dapat
menyalurkan wujud karyanya. Tidak hanya seniman yang berasal dari daerah
Yogyakarta saja, tetapi juga banyak seniman yang berasal dari luar daerah
Yogyakarta yang menyalurkan karya seninya di Taman Budaya. Dari bidang
seni yang disebutkan, tentu Taman Budaya juga menjadi tempat bersosialisasi
antar seniman.
2. Penelitian yang Relevan
Ungkapan Makian Bahasa Minangkabau Di Kenagarian Taluk Kecamatan Lintau

Buo Kabupaten Tanah Datar, Refmiyanti1, oleh Agustina2, Erizal Gani3, Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang

H. Subjek Dan Objek Penelitian
1. Subjek Penenlitian
Menurut Suharsini Arikunto (1996:114) yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Subjek penelitian ini adalah
bahasa para seniman di Taman Budaya Yogyakarta dalam bentuk bahasa Indonesia.
2. Objek Penelitian
Menurut Suharsini Arikunto (1996: 99) variable adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi perhatian suatu objek penelitian. Objek penelitian ini adalah bahasa para
seniman di Taman Budaya Yogyakarta dalam bentuk bahasa Indonesia.

I. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu yang digunakan oleh seorang peneliti untuk
mengungkapkan data yang digunakan dalam penelitiannya dan digunakan untuk
menyimpulkan data dari hasil penelitiannya. Metode yang digunakan untuk pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode observasi digunakan untuk
mengklasifikasikan data yang diperoleh ke dalam kartu data.


J. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar lebih mudah dan sistematis sehingga akan lebih mudah untuk
diolah (Arikunto, 2010:203).
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan orang lainnya. Kartu
data dan alat tulis juga bagian terpenting dalam melakukan penelitian ini yang digunakan
untuk mencari data-data yang relevan dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Hasil
penelitian yang didapat, dibagi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan diklasifikan
sesuai dengan kelompoknya.
K. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif
kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengingat bahwa yang diteliti adalah bahasa
makian para seniman di Taman Budaya Yogyakarta dalam bahasa Indonesia. Penelitian
diskriptif artinya adalah data yang diteliti berupa kata-kata bukan angka-angka dan

mengutamakan penghayatan terhadap konsep yang diteliti.pengertian kualitatif yaitu
untuk menginterpretasikan data-data yang telah diperoleh untuk mendapatkan hasil yang
dapat dipertanggung jawabkan. Secara umum teknik diskriptif kualitatif yaitu suatu
metode yang digunakan untuk memaparkan data yang telah diperoleh secara benar.
Metode analisis data yang dilakukan antara lain yaitu.

1. Mendengarkan percakapan bahasa makian di Taman Budaya Yogyakarta secara benar
2. Mencari permasalahan yang sesuai dengan rumusan masalah.
3. Menulis permasalahan yang ada ke dalam kolom-kolom yang sudah disediakan.
4. Mengidentifikasi masalah yang ada.
5. Menganalisis permasalahan dari indetifikasi yang ditemukan.
6. Memberi kesimpulan.

L. Sistematika Penelitian
Sistematika dari penelitian ini yaitu.
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan penelitian
6. Manfaat Penelitian
7. Kajian Teori
a. Kajian Teori
b. Penelitian yang relevan

8. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian
b. Objek penelitian
9. Metode Pengumpulan Data
10. Instrumen Penelitian
11. Metode Analisis Data
12. Sistematika Penelitian
13. Daftar Pustaka

M. Daftar Pustaka
Prof. Dr. Wijana, I Dewa Putu, SU., M.A dan Rohmadi, Muhammad, S.S., M.Hum. 2013.
Sosiolinguistik (Kajian Teori dan Analisis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer Abdul. 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul, dkk. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.