A. Pendahuluan Latar Belakang
Masyarakat di Indonesia umumnya menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan jabaran bahasa secara
fungsional. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Bagi sosiolinguistik konsep, bahasa adalah alat atau berfungsi menyampaikan pikiran
dianggap terlalu sempit, sebab seperti dikemukakan Fishman 1972 bahwa yang menjadi persoalan linguistik adalah “who speak what language to whom, when and to
what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa itu antara lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaran. Manusia pada
umumya berinteraksi untuk membina kerja sama antar sesamanya dalam rangka membentuk, mengembangkan dan mewariskan kebudayaan dalam artian yang seluas-
luasnya, ada kalanya atau mungkin sering kali manusia berselisih paham atau berbeda pendapat dengan yang lainnya. Dalam situasi yang terakhir inilah para pemakai
bahasa memanfaatkan berbagai kata makian. Sebagai manusia, ekspresi dengan makian adalah alat pembebasan dari segala
bentuk dan situasi yang tidak mengenakkan walaupun dengan tidak menolak adanya fakta makian yang secara langsung untuk mengungkapkan pujian, keheranan, dan
menciptakan suasana pembicaraan yang akrab Periksa Allan, 1986, 17. Misalnya, ahli sosiologi Donna Eder dan ahli sosiolinguistik Kristin Hasund Tannen, 2002,
184-187 menemukan bahwa pemakaian kata makian, hinaan, ejekan dan tuturan sejenisnya diantara wanita-wanita kelas pekerja atau dibawahnya sangat lazim, dan
penggunaannya merupakan symbol keakraban. Simbol keakraban berupa makian dapat terjadi di suatu masyarakat pengguna bahasa pada suatu tempat atau daerah,
seperti di Taman Budaya Yogyakarta. Dengan demikian, bagaimanapun juga kata- kata makian mempunyai kedudukan yang sentral dalam aktifitas berkomunikasi
secara verbal sebagai salah satu sarana untuk menjalankan fungsi emotif bahasa. Fungsi emotif untuk menyatakan perasaan mempunyai fungsi bahasa yang
terpenting, disamping lima fungsi lainnya, seperti fungsi konatif, referensial, metalingual, poetic dan fatis Jakobson, 1960, bandingkan pula dengan Holmes,
1995, Wijana, 1996.
B. Identifikasi Masalah