Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

47 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output ekologisnya dalam megendalikan iklim mikro berupa pemanasan dan menyerap air 4. Judul artikel : Fungsi Taman Kota Dharma Wanita Bagi Masyarakat Kota Pekanbaru Penulis : Muhammad Zaki Mubarok Nama Jurnal: Jom FISIP Volume 1. No.2 – oktober 2014 Masalah: Masyarakat membutuhkan ruang yang cukup untuk aktivitas sehari-hari, aman kota Dharma Wanita adalah salah satu taman penghijauan yang ada di kota Pekanbaru, selain itu taman ini juga berperan sebagai paru-paru bagi kota Pekanbaru Tujuan: 1. Untuk menganalisa apa saja fungsi taman kota Dharma Wanita bagi masyarakat Kota Pekanbaru 2. Untuk mengetahui bagaimana nilai kenyamanan dan kemanan taman Kota Dharma Wanita Pekanbaru kota Dharma Wanita Pekanbaru di Jalan Seberut disamping Hotel Aryaduta Pekanbaru dan disamping gedung Dharma Wanita, lokasi ini berada tepat di pinggir Jalan Diponegoro. Data Primer: - Angket dan kuesioner Data Sekunder: - Kajian literatur, penelitian terdahulu - Kantor instansi terkait, dan pihak petugas taman metode kuantitatif deskriptif dengan analisa data Kuantitatif dan Kualitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengelolah, menyajikan, dan menjabarkan hasil penelitian Fungsi Taman Kota: - Fungsi ekologis - Fungsi sosial - Fungsi ekonomi - Fungsi estetika - Secara fungsi ekologis cukup berjalan - Secara fungsi sosial kurang berjalan dan cukup berjalan - Secara fungsi ekonomi kurang berjalan - Secara fungsi estetika taman cukup berjalan 5. Judul artikel : Analisis GAP Harapan dan Persepsi Pengunjung Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya Masalah: Surabaya sebagai kota metropolitan juga memiliki tempat pariwisata, salah satunya Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya Data primer: - Observasi - Wawancara Metode analisis deskriptif kualitatif - Daya tarik - Aksesibilitas - Kenyamanan - Aktivitas Gap antara harapan dan persepsi: - Daya tarik Tidak menunjukkan adanya gap antara 48 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output Penulis : Amelia Sugianto, Monika Kristanti Nama Jurnal: ialah wisata hutan Mangrove. Ekowisata hutan Mangrove memiliki daya tarik ekowisata alam yang menarik. Namun di dalam ekowisata hutan Mangrove masih memiliki kekurangan fasilitas rekreasi yaitu kapal. Tujuan: untuk mengetahui harapan dan persepsi serta gap antara harapan dan persepsi pengunjung Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. harapan dan persepsi, karena pesepsi sesuai dengan harapan - Aksesibilitas Terdapat gap pada kondisi jalan rusak dan sempit serta fasilitas parkir yang kurang lebar - Kenyamanan Adanya gap pada pemandu wisata yang tidak dapat digunakan pada pengunjung yang non-kelompok, fasilitas kurang memadai dan tidak layak digunakan - Aktivitas Adanya gap dimana pengunjung tidak bisa menggunakan kapal karena harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk naik kapal jika kapasitas minimal tidak terpenuhi 6. Judul Artikel: Studi Evaluasi Taman Kota Sebagai Taman Terapeutik Masalah: Upaya pengembangan fungsi terapi ruang luar pada taman kota Taman Cilaki Atas TCA di Kecamatan Bandung Wetan, Survey sekunder - Survey instansiaonal Diskamtam Kota Bandung  analisis deskriptif  analisis deskriptif dan Penilaian fisik taman : - aksesibilitas - sirkulasi Berdasarkan evaluasi diperoleh Nilai Key Performance Index KPI aktual sebesar 49 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output Studi Kasus : Taman Cilaki Atas, Kota Bandung Penulis : Azi Muhammad Alif Hidayah Nama Jurnal: Jurnal Lanskap Indonesia Vol 3 No 2 2011 merupakan upaya strategis dalam memberdayakan fungsi taman kota. Sehingga aspek pelayanan kesehatan di kawasan perkotaan dapat dilakukan pada taman kota yang berfungsi terapi. Tujuan : 1. mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik dan konsep desain dari taman kota; 2. mengevaluasi fungsi terapi dengan menilai kondisi aktual taman kota, mengkonfirmasi pendapat responden, dan memverifikasi perilaku pengunjung taman; 3. menyusun rekomendasi tamankota berdasarkan hasil evaluasi. Kota Bandung, Jawa Barat. - Kajian literature mengenai taman kota, taman terapeutik, evaluasi taman, serta kriteria desain taman fungsional untuk terapi. Survey primer - Observasi - Kuesioner kualitatif  penilaian KPI Key Performance Index untuk kondisi fisik, kualitas taman, ruang taman, elemen taman, dan aktivitas pengunjung. - area Penilaian kualitas taman : - pemandangan - pencahayaan - penciuman - pendengaran - perabahan - kemananan - kenyamanan penilaian ruang taman : - tanaman - perkerasan - elemen air penilaian pengunjung taman: - Pengunjung - Jenis aktivitas 0.61 dari skala 0-1. Hasil konfirmasi responden berdasarkan kuesioner tentang kondisi taman, kualitas taman dan harapannya, serta verifikasi berdasarkan observasi aktivitas berupa pola perilaku pengunjung diperoleh kesimpulan bahwa fungsi taman kurang sesuai dengan kriteria 7. Judul Artikel: Efektivitas Pemanfaatan Taman Kota Lembah Gurame di Kota Depok Penulis : Sumaiyah Fitriandi Nama Jurnal: Masalah : Ruang terbuka hijau merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota. Ruang terbuka hijau memiliki fungsi utama sebagai penunjang Taman kota Lembah Gurame, Perumnas Depok Pendekatan kualitatif, artinya data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, doku-men pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmi Penyajian analisis data berupa diagram Input- Output I-O, diagram ini menjelaskan hal- hal yang dapat - Kenyamanan - Relaksasi - Keterikatan pasif - Keterikatan aktif - penemuan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan, serta analisis me-lalui unsur-unsur yang memenuhi keber- hasilan ruang terbuka 50 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output Jurnal Desain Konstruksi ekologis kota yang juga diperuntukkan sebagai ruang terbuka penambah dan pendukung nilai kualitas lingkungan dan budaya suatu kawasan. Sebagai upaya untuk melakukan penyelamatan fungsi lahan Pemerintah Kota Depok melakukan penataan ruang terbuka hijau lembah gurame menjadi taman kota yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau publik. Tujuan: Untuk mengkaji efektivitas pemanfaatan Taman Kota Lembah Gurame di Jl. Gurame Perumnas Depok I, Kecamatan Beji, Kota Depok. lainnya. mempengaruhi penelitan, dimana terdapat hal-hal yang termasuk input yang terkendali maupun yang tak terkendali dan juga hal-hal yang termasuk keluaran out-put yang terkendali maupun yang tak terkendali. publik kenyamanan, relaksasi, keterikatan pasif, keterikatan aktif dan penemuan menghasilkan kesimpulan secara umum, bahwa pemanfaatan Taman Kota Lembah Gurama Di Kota Depok belum efektif dan optimal hal ini disebabkan oleh eksisting elemen- elemen dan fasilitas penunjang taman kota yang kondisinya sudah rusak dan tidak layak 8. Judul Artikel: Evaluasi Taman Umum di Kota Luwuk Penulis : Sumaiyah Fitriandi Masalah: Kota Luwuk meliputi beberapa kelurahan yang ada di wilayah tersebut antara lain kelurahan Luwuk, kelurahan Karaton, kelurahan Soho dan kelurahan Baru. Dari keempat kelurahan Kota Luwuk meliputi beberapa kelurahan yang ada di wilayah tersebut antara lain kelurahan Luwuk, kelurahan Karaton, kelurahan Soho dan kelurahan Baru Data primer: - Observasi Data sekunder : - Kajian literature, peraturan pemerintah, kebijakan pemerintah dan berbagai sumber tertulis lainnya. - analisis deskriptif kuantitatif. - analisis normatif yaitu analisis terhadap keadaan yang seharusnya mengikuti suatu aturan atau - Manfaat keberradaan taman umum - Fungsi dan manfaat taman umum - Konsep tata hijau Penempatan area taman umum, seperti taman bermain dan taman lingkungan sebaiknya di tengah kelompok tetangga dengan jangkauan radius layanan 100 m, sedangkan untuk taman Kota dapat di jangkau 51 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output tersebut memiliki peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi di banding dengan wilayah lainnya yang ada di Kabupaten Banggai. Dengan demikian perlu adanya evaluasi keberadaan Taman umum yang ada wilayah keempat kelurahan tersebut. Tujuan: - Untuk menganalisis Ketersediaan taman ditinjau dari jumlah penduduk dan radius pencapaian di kota Luwuk. - Untuk menganalisis persepsi masyarakat terhadap fungsi taman di kota Luwuk. - Untuk menganalisis arah pengembangan taman umum di kota Luwuk pedoman ideal. kendaraan umum dengan radius area layanan 1.000 sampai dengan 2.500 m. 9. Judul Artikel: Penataan Kembali Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Penulis : Elsa Martini Nama Jurnal : Masalah : Kecamatan Senen mempunyai Taman kota yang cukup besar yaitu Taman Lapangan Banteng seluas 4,393 ha yang lokasinya sangat strategis Taman Lapangan Banteng Jakarta Pusat Data primer: - Kuesioner - Observasi metode pendekatan deskriptif yang menggambarkan fungsi Taman Lapangan Banteng sebagai Kriteria kualitas taman: - Aksesibilitas - Kemanan dan keselamatan - Kenyamanan - Estetika - Aksesibilitas baik - Kemanann dan ketertiban fasilitas parkir kurang terjamin 52 No Judul artikel, Penulis, dan Nama Jurnal Permasalahan dan Tujuan Lokasi Data yang didapat Metode Analisis Variabel Output Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, september 2014 yaitu berada di tengah – tengah jalan di keempat sisinya berhadapan gedung – gedung perkantoran , mesjid, gereja dan hotel. Dengan adanya Taman Lapangan Banteng seharusnya sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan luar sekitar akan fasilitas berolah raga, rekreasi, berinteraksi sosial. Tetapi pada kenyataannya keberadaan Taman Lapangan Banteng masih kurang berfungsi dengan baik bila dinilai dari kriteria kualitas taman. Tujuan : menata kembali Taman Lapangan Banteng sebagai taman kota berdasarkan kriteria kualitas taman. ruang terbuka hijau dengan perencanaan fisik kawasannya. Sarana dan prasarana Sumber : Hasil Input, 2015 53

2.9 Definisi Dalam Penelitian Yang Dilakukan

Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai definisi-definisi yang digunakan dalam penelitian ini agar memudahkan pemahaman secara konseptual. Tabel II-11 Definisi yang digunakan dalam penelitian No Definisi yang digunakan Penjelasan 1. Evaluasi Penaksiran appraisal, pemberian angka rating dan penilaian assessment, kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan lainnya Dunn, 1999. 2. Konsep Pemanfaatan Konsep pemanfaatan pada penelitian ini diambil dari konsep pola pemanfaatan yang sering diangkat dalam penelitian sebelumnya. Pengenalan pemanfaatan dilakukan melalui arahan Smith 1989, yaitu berdasarkan: - Karakteristik pengguna - Karakteristik penggunaan 3. Fungsi Taman Fungsi taman meliputi - fungsi ekologis - fungsi sosial - fungsi estetika - fungsi ekonomi. 4. Urban Landscape Urban Landscape adalah merupakan ciri-ciri, pola dan struktur wilayah geografis tertentu kota, termasuk komposisi biologis, lingkungan fisik dan pola sosial. Infrastruktur lanskap perkotaan yang dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan ekologis yaitu taman kota urban park. 5. Green City Kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk asset-aset kota-wilayah, seperti asset manusia dan warga yang terorganisasi, lingkungan terbangun, keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitas dan intelektual, karunia sumber daya alam, serta lingkungan dan kualitas prasarana kota. Sumber : Hasil Input, 2015 54

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum RTH Kota Bandung, gambaran umum penyelenggaraan taman tematik di Kota Baandung, dan gambaran umum taman tematik Kota Bandung.

3.1 Gambaran Umum RTH Kota Bandung

Ruang Terbuka Hijau RTH di wilayah Kota Bandung tersebar dengan luas yang beragam pada masing-masing sub-wilayah kota SWK. Dalam Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa RTH terluas dimiliki oleh gabungan SWK Ujungberung dan SWK Arcamanik, yaitu 351,76 Ha, sedangkan RTH terkecil terdapat pada SWK Karees, yaitu 26,77 Ha. Proporsi RTH pada sub-wilayah kota lainnya adalah sebagai berikut : SWK Bojonegara seluas 76,78 Ha; SWK Cibeunying seluas 57,57 Ha; SWK Tegallega seluas 67,75 Ha; serta SWK Kordon dan SWK Gedebage dengan total luas 28,29 Ha. RTH pada delapan sub-wilayah kota tersebut mencapai luas total 608,92 Ha dan tersebar di 30 Kecamatan dengan proporsi luas RTH dibandingkan terhadap luas wilayah yang berbeda berdasarkan kategorinya. Perbedaan ini disebabkan oleh rencana pengembangan kota pada masing-masing kecamatan disesuaikan dengan karakteristik lokasi setiap kecamatan tersebut. Berikkut dilampirkan tabel Rekapitulasi RTH Publik Per SWK dam Potensi RTH Kota Bandung Tahun 2014. Tabel III-1 Rekapitulasi RTH Publik Per SWK dam Potensi RTH Kota Bandung Tahun 2014 SWK Jumlah Kecamatan Luas RTH Publik m 2 Luas Potensi RTH Publik KA, TOL, Lahan kritis m 2 Luas Total RTH Publik m 2 Bojonegara 4 633.149,76 82.200 715.349,76 Cibeunying 6 1.389.453,94 1.930.000 3.319.453,94 Tegallega 5 389.885,92 265.600 655.485,92 Karees 4 688.503,12 15.900 704.403 Arcamanik 3 898.329,81 300.000 1.198.329,81 Ujung Berung 4 967.403,37 1.214.300 2.181.703,37 Kordon 2 150.503,22 139.200 228.703,22 Gedebage 2 163.717,81 64.400 228.117,81 Sumber : Diskamtam, 2015 55 Tabel di atas menunjukkan bahwa luas RTH terbesar yaitu SWK Cibeunying sebesar 1.389.453,94 m 2 dengan luas potensi RTH sebesar 1.930.000 m 2 , sedangkan luas terkecil yaitu SWK Tegallega seluas 389.885,92 m 2 dengan luas potensi RTH 265.600 m 2 . Wilayah Cibeunying memiliki potensi yang cukup besar karena terdapat taman-taman kota peninggalan masa Kolonial Belanda, dan berfungsi baik hingga saat ini. Sebaliknya Wilayah Tegallega sangat minim dengan keberadaan taman maupun jalur hijau, salah satunya adalah akibat tingginya tingkat kepadatan kawasan terbangunnya. Luas ruang terbuka hijau RTH di Kota Bandung setiap tahun semakin berkurang, disebabkan terjadinya perubahan fungsi yang semula berupa lahan RTH menjadi area terbangun untuk berbagai keperluan seperti perumahan, industri, pertokoan, kantor, dan lain-lain. Hal tersebut lambat laun dapat menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi ekologi, sosial, hingga ekonomi, sekaligus juga menurunkan kualitas ruang kota. Berikut dilampirkan Rekapitulasi RTH Publik Kota Bandung Tahun 2014. Dengan proporsi luas RTH dibandingkan terhadap luas wilayah Kota Bandung. Tabel III-2 Rekapitulasi RTH Publik Kota Bandung Tahun 2014 RTH Proporsi terhadap Luas Wilayah Kota Bandung 16.729 Ha Ha Taman Kota dan Kebun Bibit 218.07 1.3 RTH Pemakaman 148.47 0.89 Tegangan tinggi 10.17 0.06 Sempadan sungai 18.31 0.11 Jalur hijau jalan 176.91 1.06 Sempadan 6.42 0.04 Hutan konversi 4.12 0.02 Penanganan lahan kritis 416.92 2.49 RTH bagian dari aset 72.61 0.43 Jumlah I 1072 6.41 Potensi RTH lainnya: - RTH Kawasan Permukiman - RTH Pendidikan - RTH Kawasan Militer - RTH Kawasan Perdagangan dan Industri - RTH Perkantoran dan Gedung Komersial 122.12 56.18 114.01 225.00 441.16 0.73 0.34 0.68 1.34 2.64 Jumlah II 958.47 5.73 Jumlah I + II 2030.47 12.14 Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung, 2015 56 Tabel di atas menyimpulkan bahwa ketersediaan RTH Kota Bandung baru mencapai 12.14, Sedangkan idealnya sebuah kota harus memiliki RTH sebesar 30 terhadap total luas wilayahnya, yaitu 20 RTH Privat dan 10 RTH publik. Berdasarkan tabel di atas, RTH publik di Kota Bandung seluas 1072 Ha dengan proporsi terhadap luas wilayah Kota Bandung sebesar 6.41. Jenis RTH publik yang memberikan kontribusi terbesar terhadap RTH Kota Bandung adalah jenis RTH dalam penanganan lahan kritis, taman kota dan kebun bibit dan jalur hijau jalan penyebarannya didominasi di Sub Wilayah Kota SWK Cibeunying. Sedangkan RTH Privat yang memberikan kontribusi terbesar terhadap RTH Kota Bandung adalah RTH perkantoran dan gedung komersial, RTH kawasan perdagangan dan industry dan juga RTH kawasan permukiman. Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar diagram berikut. Gambar 3.1 Diagram Proporsi RTH Terhadap Luas Wilayah Kota Bandung 1072 Ha Jenis RTH publik yang memberikan kontribusi terkecil untuk RTH Kota Bandung adalah RTH sempadan kereta api, RTH sempadan sungai dan RTH sempadan jalur bawah tegangan tinggi SUTT dan SUTET, sedangkan RTH 11 7 1 9 20 4 6 3 6 11 22 Taman Kota dan Kebun Bibit RTH Pemakaman Tegangan tinggi Sempadan sungai Jalur hijau jalan Sempadan Hutan konversi Penanganan lahan kritis RTH bagian dari aset RTH Kawasan Permukiman RTH Pendidikan RTH Kawasan Militer RTH Kawasan Perdagangan dan Industri RTH Perkantoran dan Gedung Komersial