4. 2 Kondisi Fisik Pemukiman Warga Desa Beringin
Pemukiman warga di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang menyebar di delapan dusun di sepanjang Pantai Labuh, tiga diantaranya
ada di Dusun Mesjid, Dusun Melati, dan Dusun Delima. Rumah – rumah di pemukiman ini dibangun di atas milik perkebunan PTPN II dan sebagian kecil
milik perkebunan warga yang mengijinkan penduduk membangun tempat tinggal mereka dengan status hak pakai. Pembangunan Bandara Kuala Namu yang
memakai ribuan hektar lahan pertanian memiliki perubahan yang baik dan buruk bagi masyarakat sekitar, khususnya dari segi sosial dan ekonomi. Kondisi fisik ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.5. Jarak Rumah Penduduk dengan batas Bandar Udara Internasional Kuala Namu
Salah satu rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah dilihat dari lokasinya rumah yang sehat adalah rumah yang berada di lingkungan
hijau, bersih dengan iklim dan temperatur yang ideal. Begitu juga rumah yang sehat memilik tapak yang sehat dimana memperhatikan arah matahari, angin,
kebisingan, pemandangan serta unsur landscape. Berdasarkan data Rencana
Universitas Sumatera Utara
Umum Tata Ruang Kota Daerah bahwa rumah yang ditempati harus diperhatikan fungsi dan kawasan pemukimannya. Selain itu harus diperhatikan juga apakah
lokasi dalam radius sekitar 2 kilometer terdapat fungsi yang tidak menguntungkan, seperti pabrik, bandar udara, rel kereta api, tegangan tinggi atau
tempat pembuangan sampah. Sebagian besar dari rumah tersebut sangat dekat dengan Bandara Kuala
Namu. Sebagai tempat beristirahat , rumah butuh ketenangan. Terjadinya kebisingan di pagi hari maupun malam disebabkan kedekatan jarak rumah dengan
Bandara Kuala Namu. Jarak antara rumah dengan batas bandara memiliki adanya radar sebagai alat pengamatan penerbangan untuk mendeteksi dan mengetahui
posisi disekelilingnya. Dengan adanya radar tersebut, adanya kekuatiran pada masyarakat. Apabila terjadinya hujan deras yang disertai dengan adanya petir
kilat, akan menyambar saluran televisi warga yang mengakibatkan kebakaran pada rumah warga.
Sebelum terjadinya pembangunan Bandara Kuala Namu saluran air di Desa Beringin kurang memiliki fungsi yang sebenarnya, seperti halnya dijadikan
sebagai pembuangan sampah yang mengakibatkan tersumbatnya jalannya air pada saluran tersebut. Parit-parit yang kotor, jalanan yang rusak dan becek jika
terjadinya hujan. Curah hujan merupakan jumlah yang cukup dan potensial untuk usaha
tani. Tetapi jumlah tersebut belum tidak termanfaatkan dengan baik untuk keperluan pertanian, karena curah hujan yang jatuh sebagian besar mengalir
sebagai aliran permukaan. Debit aliran permukaan tersebut cukup tinggi terutama pada saat musim hujan turun, sehingga sering menimbulkan banjir di daerah hilir.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya pada musim kemarau, ketersediaan air sangat terbatas bahkan sangat langka, mengakibatkan sebagian lahan kering pertanian tidak dapat diusahakan
dibiarkan. Kondisi akan menurunkan luas tanam, intensitas tanam, dan produktifitas lahan. Untuk itu warga membangun dam parit channel reservoir
yang diharapkan dapat mendayagunakan aliran permukaan, melalui penampungan air saat kelebihan musim hujan dan mendistribusikannya kembali saat
kekurangan musim kemarau.
Gambar 4.6. Kondisi Fisik Dam Parit Penduduk Setelah adanya pembangunan Bandara Kuala Namu mengakibatkan rumah
penduduk diambil oleh pihak tertentu untuk pembelian lahan yang digunakan untuk melanjuti pembangunan bandara tersebut. Ini mengakibatkan bahwa rumah
penduduk akan dibeli dengan harga yang tidak memuaskan dan tidak sesuai dengan kebutuhan yang menggantikan rumah yang akan datang untuk sebagai
tempat tinggal. Rumah penduduk yang telah disosialisasikan pemerintah akan digusur secara bertahap dan dibayar sesuai perjanjian. Penduduk yang terlibat
langsung dalam perubahan itu terpaksa pindah ke daerah lain dan ada juga yang
Universitas Sumatera Utara
masih menumpang secara sementara dengan tetangga yang belum digusur. Beberapa rumah penduduk yang telah dibeli kebanyakan mengalami kerugian,
salah satu contohnya pembelian rumah yang tidak seutuhnya, karena tidak melebihi batas yang ditentukan. Sehingga rumah penduduk terpaksa dibagi dua
yaitu atas nama kepememilikan pribadi dengan kepemilikan PT. Angkasa Pura II, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.7. Kondisi Fisik rumah yang berbentuk miring dikarenakan pembelian yang tidak melebihi batas yang dibutuhkan dalam pembangunan
Bandar Udara Internasional Kuala Namu
Universitas Sumatera Utara
4. 3 Kehidupan Sosial Penduduk