Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat Studi Survey Terhadap Masyarakat yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PENGARUH PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU

TERHADAP OKUPASI MASYARAKAT

Studi Survey Terhadap Masyarakat yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

Diajukan oleh : ALEX SANDER

030901031

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2010


(2)

ABSTRAK

Pembangunan adalah sebuah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh baik positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial,ekonomi,politik,budaya yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran.

Pembangunan yang diterapkan negara satelit adalah sebagai upaya dalam memodernisasikan negara pinggiran yang menyebabkan pengaruh baik positif ataupun negatip bagi masyarakat, kesiapan negara dunia ke tiga dalam minimnya sumber daya manusianya, ketergantungan alat-alat produksi dan dana, sehingga ketergantungan pembangunan yang lebih menguntugkan negara satelit rentan menimbulkan pengaruh negatif bagi negara yang sedang berkembang. seperti pembangunan pembangunan bandara kuala namu yang dialokasikan di daerah desa beringinan kabupaten deli serdang yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani. Dengan adanya pembangunan bandara maka, peralihan dan pergeseran okupasi masyarakat ke sektor informal lainnya tidak dapat terelakan. Tidak adanya pengganti lahan pertanian warga dan PTPN yang sudah tergusur dan pembangunan yang berskala internasional yang membutuhkan lahan hingga ribuan hektar menyebabkan masyarakat yang biasa bertani dan yang menjadi buruh tani terpaksa harus bisa menyesuaikan diri dengan apa yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi survei ada atau tidak adanya pengaruh pembangunan bandara dan seberapa besar pengaruh pembangunan bandara kuala namu terhadap okupasi/jenis pekerjaan masyarakat sekitar bandara yaitu desa beringin yang terdiri dari 8 dusun dengan menggunakan sampel kluster yang mengambil 5% dari jumlah sampel yang ada.

Dari hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa adanya pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap Okupasi masyarakat sekitar bandara dan adanya pergeseran Okupasi dan bertambahnya pekerjaan informal lainnya.dan hasil


(3)

penelitian ini juga menunjukan bahwa petani yang lebih banyak bergeser pekerjaannya ke sector informal lainnya.Adapun pekerjaan yang paling banyak bertambah dari pengaruh pembangunan bandara kuala namu adalah Buruh bangunan,mocok-mocok dan pedagang.


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Penduduk Di Sekitar Bandara” (Studi Survey pada masyarakat Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang), disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Secara ringkas skripsi ini menceritakan tentang bagaimana pengaruh pembangunan Bandara terhadap jenis pekerjaan masyarakat di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang akibat pembangunan Bandara Kuala Namu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda; Almarhum Nazaruddin dan Ibunda Anidar yang telah merawat dan membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Akhirnya inilah persembahan yang dapat ananda berikan sebagai tanda ucapan terimakasih dan tanda bakti ananda.

Izinkan penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti, M.Si, Selaku ketua Departemen Sosiologi dan Ibu Dra. Rosmiani,M.Si, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Universitas Sumatera Utara.

3. Rasa hormat dan terimakasih yang tidak akan dapat penulis ucapkan dengan kata-kata kepada Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali penulis yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga,


(5)

ide-ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal kuliah hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Rasa hormat dan terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dra. Rosmiani,dan Bapak Drs. Sismudjito yang telah bersedia menjadi dosen penguji pada sidang meja hijau saya dan segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni, dan kak Beti yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

5. Saudara-saudara yang sangat penulis sayangi terutama pada: Kakanda Pitriana dan abang petrus saragih Terima kasih atas doa, dukungan, dan perhatiannya. 6. Para Responden yang telah banyak membantu memberikan informasi yang sangat

dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, Terimakasih banyak atas waktu dan kesediaan para responden.

7. Keluarga yang ada di Medan, bang rojihat, Gempani, Nasrullah, rahmat, Nederwan, wijaya, Hendra, Iskandar, Kakanda Ratnawati, Rahmalini, Rosidah murni (terimakasih banyak atas perhatian, nasihat, bimbingan dan dukungan serta do’a yang kalian semua berikan, semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan kalian semua).

8. Sahabat-sahabat baik penulis yang bisa mengerti dan menerima penulis baik dalam keadaan suka maupun duka: Bastian, Vorta, Madhan, Cecep, Ferry, Hasrad, Mansur, Siddik, Nahwa, David, Sarah, Aconk, Grace, dan yang lainnya. Terima kasih atas segala support, semangat, bantuan baik moril maupun materil, penulis bangga mempunyai sahabat seperti kalian.

9. Kawan-kawan Sosiologi angkatan 2003 tanpa kecuali. Terima kasih atas kebersamaan dan segala dukungannya selama menuntut ilmu di Departemen Sosiologi Universitas Sumatera Utara.

10. Keluarga besar IMASI (Ikatan Mahasiswa Sosiologi) FISIP USU, Abang/Kakak Senior dan Adik-adik Junior.

11.Kawan-kawan di yang ada di aceh yang telah memberikan suportnya untuk tetap terus berjuang dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi penulis.


(6)

12.Keluarga besar yang ada diseluruh pelosok Takengon, Padang, Jakarta, terimakasih atas nasihat, bimbingan, perhatian, bantuan dan dukungan serta do’anya.

13.Keluarga besar yang ada di Padang bulan kakanda Binsar, serta istri, bang Endro, dan Ibu Pajus. Terima kasih atas nasihat, bimbingan, dan perhatiannya,

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Medan, 19 Maret 2010 (Penulis)

ALEX SANDER NIM : 030901031


(7)

DAFTAR ISI

halaman

Abstrak ………... i

Kata Pengantar ………... ii

Daftar Isi ………... vi

Daftar Tabel ………... viii

Daftar Gambar ………... ix

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 5

1.3. Tujuan Penelitian ……… 6

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 6

1.4.1. Manfaat Teoritis ………... 6

1.4.2. Manfaat Praktis ………. 7

1.5. Kerangka teori ………. 7

1.6. Hipotesis ………. 10

1.7. Defenisi Konsep ……….. 10

1.8. Definisi operasional ……… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 13

2.1. Modernisasi ………. 13

2.2. Perubahan sosial ………. 17

2.3. Okupasi ……….. 20

BAB III METODE PENELITIAN ……… 23

3.1. Jenis Penelitian ……… 23

3.2. Lokasi Penelitian ………. 23

3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .……… 23

3.3.1. Populasi …..……….. 23

3.3.2. Sampel ..……… 24

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……….. 27

3.4.1. Kuisioner ………... 27

3.4.2. Studi Kepustakaan ….………... 27

3.4.3. Dokumenter ……….. 27

3.5. Analisis Data ……….……….. 27

3.5.1. Editing Data ………... 28

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN ... 30

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 30

4.1.1. Profil Desa ……… 30

4.1.2. Letak Giografis Desa Beringin... ………. 31

4.1.3. Potensi Wilayah Desa Beringin……..………... 32

4.1.3.1. Data Umum………. 32


(8)

4.1.3.3. Pendidikan……….. 33 4.2. Tabel Distribusi... ... 33

4.2.1. Identitas Responden... 33 4.2.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 33

4.2.1.2. Identitas Berdasarkan Usia………. 34 4.2.1.3. Identitas Responden Berdasarkan Agama………... 34

4.2.1.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku Bangsa…. 35

4.2.1.5. Identitas Responden Lama Berdomisili………….. 36 4.2.1.6. Identitas Pekerjaan Responden Akhir 2008……… 36

4.2.1.7. Identitas Pekerjaan Responden Saat ini………….. 37

4.2.2. Konsep Okupasi 37

4.2.2.1. Pemahaman Tentang Okupasi……… 37

4.2.2.2. Pengaruh Pembangunan Terhadap Masyarakat….. 38 4.2.2.3. Pengaruh Pembangunan Terhadap Pekerjaan……. 39 4.2.2.4. Pengaruh Pembangunan Terhadap Pendapatan….. 40 4.2.2.5. Pengaruh Pembangunan Terhadap Petani……….. 41 4.2.2.6. Pengaruh Pembangunan Terhadap Irigasi Sawah... 42 4.2.2.7. Pengaruh Pembangunan Terhadap Nelayan……... 43 4.2.2.8. Pengaruh Pembangunan Terhadap Harga Tanah… 43

4.2.2.9. Pergeseran jenis Pekerjaan………. 44 4.2.2.10 Faktor yang menyebabkan pergeseran okupasi... 45

4.2.2.11 Pergeseran pekerjaan terhadap pendapatan………. 46

4.2.2.12 Konsep modernisasi……… 47

4.2.2.13 Pemahaman terhadap konsep mpdernisasi……….. 48

4.2.2.14 Lapangan pekerjaan……… 48

4.2.2.15 Masyarakat yang terlibat secara langsung dalam pembangunan bandara………

49 4.2.2.16 Masyarakat yang terlibat secara tidak langsung

dalam pembangunan bandara……….. 50 4.2.2.17 Pengaruh pembangunan terhadap jumlah

penggangguran……… 51 4.2.2.18 Pengaruh pembangunan Bandar terhadap aktifitas

masyarakat……….. 52 4.2.2.19 Pengaruh pembangunan bandara terhadap konflik. 53 BAB V PENUTUP ………. 54

5.1. Kesimpulan ………. 54

5.2. Saran ………... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

ABSTRAK

Pembangunan adalah sebuah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh baik positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial,ekonomi,politik,budaya yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran.

Pembangunan yang diterapkan negara satelit adalah sebagai upaya dalam memodernisasikan negara pinggiran yang menyebabkan pengaruh baik positif ataupun negatip bagi masyarakat, kesiapan negara dunia ke tiga dalam minimnya sumber daya manusianya, ketergantungan alat-alat produksi dan dana, sehingga ketergantungan pembangunan yang lebih menguntugkan negara satelit rentan menimbulkan pengaruh negatif bagi negara yang sedang berkembang. seperti pembangunan pembangunan bandara kuala namu yang dialokasikan di daerah desa beringinan kabupaten deli serdang yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani. Dengan adanya pembangunan bandara maka, peralihan dan pergeseran okupasi masyarakat ke sektor informal lainnya tidak dapat terelakan. Tidak adanya pengganti lahan pertanian warga dan PTPN yang sudah tergusur dan pembangunan yang berskala internasional yang membutuhkan lahan hingga ribuan hektar menyebabkan masyarakat yang biasa bertani dan yang menjadi buruh tani terpaksa harus bisa menyesuaikan diri dengan apa yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studi survei ada atau tidak adanya pengaruh pembangunan bandara dan seberapa besar pengaruh pembangunan bandara kuala namu terhadap okupasi/jenis pekerjaan masyarakat sekitar bandara yaitu desa beringin yang terdiri dari 8 dusun dengan menggunakan sampel kluster yang mengambil 5% dari jumlah sampel yang ada.

Dari hasil penelitian lapangan menunjukan bahwa adanya pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap Okupasi masyarakat sekitar bandara dan adanya pergeseran Okupasi dan bertambahnya pekerjaan informal lainnya.dan hasil


(10)

penelitian ini juga menunjukan bahwa petani yang lebih banyak bergeser pekerjaannya ke sector informal lainnya.Adapun pekerjaan yang paling banyak bertambah dari pengaruh pembangunan bandara kuala namu adalah Buruh bangunan,mocok-mocok dan pedagang.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai lahan perkebunan yang luas yang terdiri dari berbagai macam pertanian organik dan non organik yang banyak menyerap tenaga kerja local seperti industri bahan mentah (karet, kertas,minyak,) dan industri pangan. Dengan berkembangnya industri dan teknologi yang mendunia yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin membuat hidup manusia yang semakin praktis mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan manusia untuk hidup lebih modern.Masuknya modernisasi ke Indonesia banyak merubah tatanan masyarakat secara sosial, ekonomi, budaya dan politik.

 Modernisasi pada awalnya dilaksanakan sebagai usaha untuk menguji prospek pembangunan yang dilakukan oleh Negara dunia ketiga. Hal ini pertama kali muncul pada tahun 1950-an setelah perang dunia kedua, Ini dilakukan di suatu Negara untuk mengembangkan suatu daerah dari tahapan primitif ke tahapan yang lebih maju dan modern, serta membuat masyarakat memiliki bentuk dan struktur yang serupa. Perubahan dan pembangunan yang di lakukan oleh negara satelit (maju) terhadap negara dunia ketiga banyak menyisakan ketergantungan yang lebih menguntungkan negara satelit.Derasnya laju globalisasi yang di dukung oleh perdagangan bebas saat ini banyak menyisakan dampak buruk bagi industri local, banyaknya produk dari luar negeri yang berkualitas dan relative lebih murah yang masuk ke Indonesia menyebabkan hasil penjualan produk dalam negeri menjadi lebih berkurang dan


(12)

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memodernisasikan negara yaitu dengan membangun kebutuhan infrastruktur (perkantoran, jalan, terminal dan kepentingan umum) yang menyerap banyak tenaga kerja. Perubahan dan perkembangan dunia yang mengglobal banyak menimbulkan pembangunan dimana-mana seperti pembangunan pabrik-pabrik, apartment, perkantoran dan sarana pendukung seperti jalan, pajak, terminal dan bandara yang membutuhkan ratusan hektaran lahan, yang banyak menyempitkan lahan pertanian. seperti layaknya pembangunan bandara kuala namu yang memakan ribuan hektar lahan pertanian yang terdiri dari perkebunan PTPN ll, perkebunan warga, serta pemukiman warga yang banyak menyisakan dampak buruk bagi buruh tani dan pertanian masyarakat daerah sekitar pembangunan dan Pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi makin luas.

Pembangunan bandara kuala namu adalah upaya pemerintah dalam pemindahan bandara polonia yang dikarenakan bandara tersebut sudah tidak layak lagi dijadikan bandara karena kapasitas bandara tidak dapat menampung penumpang yang melonjak drastis pertahun dan demi keselamatan penerbangan Bandara polonia akan dipindahkan ke desa beringin kecamatan deli serdang.

Kawasan Kuala Namu merupakan salah satu sentra produksi pangan di Kabupaten deli serdang. Dengan pengalih fungsian lahan tersebut, pasti akan berpengaruh terhadap produksi pangan dan pergeseran jenis pekerjaan di daerah Deli Serdang. Pembangunan Bandara Kuala namu bahkan diperkirakan akan menyebabkan pengalih fungsian lahan di sekitarnya hingga puluhan ribu hekta, Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh kepala dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura Sumut bahwa Salah satu konsekuensi yang harus ditanggung dari pembangunan Bandara


(13)

Kuala namu adalah menyempitnya lahan pertanian pangan akibat beralih fungsi menjadi bangunan fisik sarana pendukung, (Bintara Thahir, Medan Bisnis, 18 Juli 2006).

Desa Beringin adalah salah satu dari 11 desa yang terkena dari pengaruh pembangunan Bandara kuala namu, yang berjarak 1 kg meter dari bandara luas desa beringin sebelum pembangunan Bandara adalah 430 Ha dan kini menjadi 310 Ha yang berbatasan sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ramunia II, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia , sebelah Barat berbatasan dengan pembangunan Bandara Kuala Namu.

Desa beringin terdiri dari 8 Dusun yang berpenduduk dari suku yang beraneka ragam yaitu suku Melayu, Jawa, Minang, Tapanuli, Kalimantan, dan keturunan Tionghoa yang hidup berdampingan dengan mayoritas masyarakat Jawa. Akhir tahun 2006 jumlah penduduknya berkisar 6,951 yang terdiri dari laki-laki 3.391 jiwa dan perempuan 3.351 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai Petani dan buruh tani sebagian kecil adalah pedagang, Nelayan, dan Pegawai Negri (Data Demografi Desa). Pada akhir maret 2007 jumlah penduduk desa beringin adalah 6.975 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.412 jiwa dan perempuan berjumlah 3.563 jiwa yang juga mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh tani sebagian kecil adalah pedagang, nelayan dan pegawai negeri (Data Demografi Desa). Pembangunan bandar udara yang akan diprediksi memakan ribuan hektar di Desa Beringin ini semua akan menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Namun dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di desa beringin yang menimbulkan perubahan jenis pekerjaan penduduk yang semakin bertambah.


(14)

Berangkat dari realitas tersebut maka seiring dengan perkembangan pembangunan tersebut pengalih fungsian tentu tidak akan bisa dihindari, contohnya saja untuk pembangunan perumahan, perkantoran dan fasilitas lainnya untuk mendukung aktivitas bandara. Akan tetapi ini merupakan hal logis yang harus dihadapi dalam sebuah pembangunan.

Wilayah Desa Beringin yang berada pada ketinggian 0 – 8 meter dari permukaan air Laut, Dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat Celcius diharapkan dapat menjadi pengganti bandara polonia. Sebelum adanya pembangunan bandara di desa beringin jumlah desa terdiri dari 11 dusun. Adapun beberapa dusun yang sebelum pembangunan bandara Kuala Namu masih eksis adalah Dusun Lestari, Dusun Kamboja dan Dusun Rumbia. Sebagai catatan dusun Melati 2/3 luas wilayahnya juga sudah di bangun bandara tersebut yang luas arealnya adalah 120 Ha. Desa Beringin yang terletak di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu desa yang terkena imbas langsung dari pembangunan bandara Kuala Namu diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena dampak dari derap pembangunan bandara tersebut. Proyek pembangunan Kuala Namu kini sudah mencapai 14 tahun dari umur pembangunannya yang sejak tahun 1997 dilaksanakan oleh P.T Angkasa Pura sebagai salah satu BUMN dengan 3 Sub Kontraktor, yaitu P.P (untuk pembebasan lahan), P.T. Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan P.T. Waskita (Pembangunan pondasi dan infrastruktur bandara).

Dalam prosesnya ternyata masyarakat Desa Beringin tidak banyak dilibatkan di dalamnya, walaupun hanya sebagai pekerja borongan. Hingga kini para pekerja yang


(15)

dipakai dalam pembangunan ini banyak didatangkan dari luar desa atau bahkan dari luar pulau Sumatera. Para penduduk setempat hanya diberikan kesempatan bekerja sebagai secuirity atau satpam, itupun prosesnya sangat sulit karena untuk menjadi satpam ditempat itu harus memiliki sertifikat dari Polda (Polisi Daerah) atau dari lembaga pengamanan swasta.

Akan tetapi disisi lain perkembangan pembangunan tersebut pada praktiknya menimbulkan dampak baik secara positif maupun negatif bagi masyarakat sekitar dalam berbagai aspek dari derap pembangunan. Pada beberapa titik tertentu pembangunan yang dilaksanakan pemerintah rentan mengalami dampak yang negatif khususnya bagi masyarakat petani. Hal itu dikarenakan dalam banyak hal pemerintah ataupun pihak swasta yang dimandatkan untuk menyelenggarakan pembangunan sering kali mengesampingkan faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terkorbankannya masyarakat petani.

Dalam pembangunan bandara Kula Namu pemerintah mengharapkan akan adanya banyak dampak positif bagi masyarakat sekitar antara lain adalah untuk membuka lahan pekerjaan yang luas bagi masyarakat dan sekaligus sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk memodernisasikan masyarakat. Hal ini akan membawa dampak keuntungan positif bagi masyarakat seperti para pedagang di bibir jalan dan para perencana serta pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan penghasilan dan penghidupan yang layak. Akan tetapi ironisnya harapan pemerintah tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas yang terjadi adalah para petani dan masyarakat lainnya menjadi pihak yang dirugikan dalam proses pembangunan Mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual dengan harga


(16)

yang kurang pantas dan ternyata mereka tidak dilibatkan sebagai angkatan pekerja produktif dalam proyek tersebut. Tentu saja hal itu membuat masyarakat menjadi semakin tertindas dan miskin, karna situasi ini akan membawa pengaruh yang sangat rentan bagi para petani untuk beralih mata pencaharian ke sektor informal yang belum jelas prospeknya (perspektif masyarakat terhadap pembangunan bandara kuala namu; 2008).

Maka berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap Okupasi penduduk di sekitar bandara”. Hal ini tentu tidak terlepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang di timbulkan dari pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut.

1.1. Perumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pembangunan bandara terhadap pergeseran jenis pekerjaan masyarakat sekitar?

2. Jenis pekerjaan apa sajakah yang bertambah akibat pembangunan Bandara kuala namu di desa Beringin?

3. Jenis pekerjaan apa sajakah yang paling dominan bergeser?

1.2. Tujuan penelitian


(17)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembangunan bandara terhadap jenis pekerjaan masyarakat di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang akibat pembangunan Bandara Kuala Namu.

2. Untuk mengetahui okupasi/jenis pekerjaan apa yang berkembang akibat pembangunan Bandara Kuala Namu.

3. Untuk mengetahui jenis pekerjaan apa saja yang banyak dirugikan dari pembangunan bandara kuala namu.

4. Untuk mengetahui jenis pekerjaan apa saja yang paling dominan bergeser? 1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berfaedah untuk menambah pengetahuan, wawasan kita tentang pengaruh pembangunan bandara kuala namu terhadap peralihan dan pergeseran Okupasi penduduk di sekitar Bandara :

1. Manfaat Teoritis

 Meningkatkan kemampuan serta wawasan peneliti mengenai peralihan dan pergeseran Okupasi masyarakat di sekitar Bandara sebagai pengaruh dari pembangunan Bandara Kuala Namu.

 Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap departemen sosiologi Fisip USU.

2. Manfaat Praktis

 Menambah dan meningkatkan kemampuan serta wawasan penulis dalam memahami proses peralihan dan pergeseran Okupasi masyarakat petani sebagai bagian dari dampak pembangunan bandara Kuala Namu.


(18)

 Diharapkan menjadi sumbangan bagi khasanah kepustakaan yang bermutu.

 Penelitian ini di harapkan mendapatkan fakta-fakta dari pengaruh pembangunan bandara yang ditimbulkan terhadap jenis mata pencaharian masyarakat petani di desa Beringin.

 Menjadi rujukan pemerintah dan pihak pengelola bandara dalam memberikan solusi yang positif untuk perkembangan masyarakat sekitar Bandar yang kehilangan pekerjaan.

1.5. Kerangka teori

Landasan telaah yang akan di gunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori modernisasi dan perubahan sosial. Teori modernisasi terlihat sebagai usaha berbagai disiplin untuk menguji prospek pembangunan Negara dunia ke tiga. Sedangkan teori perubahan sosial melihat nilai-nilai atau budaya dan status masyarakat yang bergeser. Untuk setiap disiplin dalam pendekatannya yang khusus memberikan sumbangan yang khas untuk mengidentifikasi masalah-masalah pokok modernisasi dan perubahan sosial dan mencoba memberikan jalan keluarnya. Satu perangkat asumsi teori modernisasi berasal dari konsep-konsep dan metafora yang di turunkan dari teori evolusi.

Menurut Berry (2003) nilai adalah hasil dari interaksi sosial, masyarakat dan bukan individu. Selain itu, nilai sosial bisa dirumuskan sebagai parameter secara sosial terhadap bentuk-bentuk kehidupan, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Nilai bersifat tidak real sehingga harga dari nilai di ukur berdasarkan struktur yangg ada dalam masyarakat. Nilai berfungsi untuk menetapkan dan membentuk cara berpikir tentang


(19)

sesuatu yang ideal. Kehidupan manusia berpola pada nilai sosial. Nilai tersebut merupakan tolok ukur dan orientasi bagi setiap individu dalam pergaulan masyarakat. Nilai inilah yang menjadi sumber dinamika masyarakat yang senantiasa mengalami pergeseran serta adaptasi, Pergeseran serta penyesuaian yang terjadi pada akhirnya akan menimbulkan suatu perubahan sosial.

Menurut Samuel Koenig dalam (Maryati, 2001:45), perubahan sosial merujuk terhadap modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut bisa terjadi akibat pengaruh faktor dari dalam maupun luar. Dan perubahan kini bergulir begitu kuat hingga mendobrak dan menggeser nilai yang ada sebelumnya serta mampu menggoyahkan akar tradisi yang kokoh.

Menurut teori evolusi perubahan sosial pada dasarnya merupakan gerakan yang searah, linear, progresif dan perlahan-lahan yang membawa masyarakat berubah dari tahapan primitif ke tahapan yang lebih maju. Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan budaya. Teori pendekatan psikologis menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang gagal pada negara berkembang disebabkan oleh mentalitas masyarakatnya. Menurut teori ini, keberhasilan pambangunan masyarat adanya perubahan sikap mental penduduk negara berkembang. Sedangkan teori pendekatan kebudayaan lebih melihat kegagalan pembangunan pada negara berkembang disebabkan oleh ketidaksiapan tata nilai yang ada dalam masyarakatnya. Secara garis besar teori modernisasi merupakan perpaduan antara sosiologi, psikologi dan ekonomi. Teori dasar yang menjadi landasan teori modernisasi adalah ide Durkheim dan Weber.


(20)

Kritik terhadap teori modernisasi lahir seiring dengan kegagalan pembangunan di negara dunia ketiga dan berkembang menjadi sebuah teori baru yaitu teori dependensi. Frank (1984) mencoba mengembangkan teori dependensi dan mengemukakan pendapat bahwa keterbelakangan pada negara dunia ketiga justru disebabkan oleh kontak dengan negara maju. Teori dependensi menjadi sebuah perlawanan terhadap teori modernisasi yang menyatakan untuk mencapai tahap kemajuan, sebuah negara berkembang harus meniru teknologi dan budaya negara maju. Frank memberikan kritiknya terhadap pendekatan-pendekatan yang menjadi rujukan teori modernisasi, antara lain pendekatan indeks tipe ideal, pendekatan difusionis dan pendekatan psikologis

Para teoritisi perspektif modernisasi secara implisit membangun kerangka teori dan tesisnya dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut :

1. Modernisasi merupakan proses bertahap. Teori Rostow, misalnya membedakan berbagai fase perkembangan ekonomi yang hendak dilalui oleh setiap masyarakat dari tahap primitif ke tahap sederhana dan menuju ke tahap yang maju dan kompleks.

2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi. Dalam hal ini, dengan modernisasi akan terbentuk berbagai masyarakat dengan tendensi dan struktur yang serupa.

3. Modernisasi terkadang terwujud dalam bentuk lainnya sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, misalnya pada sikap yang berlebihan dalam memuji keberhasilan negara dunia ke tiga. Dalam arti segala perubahan atau pembangunan di negara dunia ke tiga mencontoh negara yang maju.


(21)

4. Modernisasi juga bukan suatu proses yang bergerak mundur. Proses modernisasi tidak dapat dihentikan. Dengan kata lain, ketika sudah terjadi kontak negara dunia ke tiga dengan negara maju, negara dunia ke tiga tidak akan mampu untuk menolak melakukan upaya modernisasi.

5. Modernisasi merupakan perubahan yang progresif. Sekalipun efek samping maupun korban modernisasi beraneka ragam dan terkadang di luar batas-batas nilai kemanusiaan dan moral universal. Bagi Coleman, sistem politik modern memiliki kapasitas yang lebih besar dan lebih efesien dalam melaksanakan fungsi-fungsi masyarakat di banding sistem politik tradisional.

6. Modernisasi memerlukan waktu yang panjang untuk mencapai tahap yang lebih maju. Apapun bekal pemahamannya teoritisnya, perubahan setiap konsumen modernisasi, baik dalam proses industrialisasi ataupun differensiasi struktural akan di kaji dalam teori modernisasi sebagai perubahan sosial dalam tingkat nasional. Oleh karena itu teori modernisasi juga memberikan rumusan kebijakan pembangunan.

1.6. Hipotesis

Ha:Adanya pengaruh pembangunan Bandara Kuala namu terhadap Okupasi masyarakat sekitar bandara.

Ho:Tidak adanya pengaruh pembangunan bandara Kuala namu terhadap Okupasi masyarakat sekitar bandara.

1.7. Definisi Konsep

 pengaruh pembangunan adalah sebab atau akibat baik positif atau Negatif yang ditimbulkan dari proses perencanaan yang terorganisir, sistematis, yang bertujuan


(22)

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dan diselenggarakan oleh pemerintah / swasta yang bertahap demi kepentingan umum yang menimbulkan peralihan dan pergeseran Okupasi penduduk.

 Bandara Kuala Namu adalah sebuah Bandar udara yang akan dibangun di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang pada awalnya adalah sebagai proses pemindahan Bandara Polonia demi keselamatan penerbangan.  Kuala Namu adalah sebuah PTPN yang berfokus pada penanaman kelapa sawit

yang terletak di desa Beringin, kecamatan deli serdang.

 Okupasi penduduk adalah Okupasi berasal dari kata Occupation yaitu:jenis atau tipe pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa beringin.

 Pergeseran Nilai adalah perubahan yang terjadi dalam pemaknaan terhadap suatu bentuk kehidupan yang diakibatkan oleh pengaruh dari luar ataupun adanya pembangunan yang berskala besar dan demi kepentingan umum yang di selenggarakan oleh pemerintah. Dalam konteks ini adalah mengenai jenis pekerjaan.

1.7. DEFENISI OPERASIONAL Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitiaan yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendulang untuk dianalisa dari variable-variabel tersebut, (Singarimbun,1989 : 46). Defenisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memaskan unit-unit dalam kategori


(23)

tertentu dari tiap-tiap variabel. Variabel adalah konsep yang secara empiris dapat diukur dan dinilai.

Variabel dari penelitian ini adalah pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap masyarakat sekitar bandara.

Variabel dari pengaruh Positif, indikatornya adalah :

 Bertambahnya jenis pekerjaan pada masyarakat di sekitar bandara.  Naiknya pasaran harga tanah di sekitar pembangunan bandara.  Perkembangan pembangunan pada bidang industri jasa.

 Bertambahnya dana bantuan untuk kepentingan umum seperti pengrehapan rumah ibadah, puskesmas, sekolah,perkantoran dan perbaikan jalan umum.

Variabel pengaruh negatif, indikatornya adalah :

 Pergeseran budaya lokal,nilai-nilai dan jenis pekerjaan masyarakat.

 Polusi udara yang diakibatkan oleh debu pengangkutan tanah timbun dan alat-alat berat.

 Banyak lahan pertanian yang dijual sehingga mengakibatkan para petani yang biasanya bertani harus dapat menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya yang baru.  Hasil tangkapan yang didapat nelayan semakin berkurang yang diakibatkan oleh

penggerukan pasir pantai.

 Rusaknya irigasi yang diakibatkan oleh tembok bandara yang menutup aliran irigasi sawah antar dusun.

 Jumlah pengangguran meningkat.  Rusaknya jalan.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modernisasi

Sebagaimana telah disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari lahan pertanian yang luas, baik organik maupun non organik sehingga banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya. Dengan perkembangan zaman yang menuju masyarakat industri, sangatlah banyak lahan pertanian yang akhirnya berubah fungsi menjadi pabrik-pabrik maupun bangunan-bangunan infra struktur. Hal ini terjadi di akibatkan oleh berkembang pesatnya arus globalisasi sehingga perlu diadakan perubahan dalam bidang pembangunan.

Selain itu Indonesia juga terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya yang terdiri dari sumber daya alam migas (minyak dan gas) serta non migas (karet, tembakau, kayu, rempah-rempah dan lain-lain). Sumber daya alam yang melimpah ruah tersebut adalah andalan Indonesia dalam memperoleh devisa Negara baik ekspor maupun impor. Namun karena sumber daya alam migas yang terbatas dan tidak bisa diperbaharui, maka adalah suatu hal yang logis jika pemerintah beralih ke modernisasi pembangunan kota untuk meningkatkan pendapatan Negara sekaligus untuk menaikkan taraf hidup bangsa Indonesia.

Modernisasi pada awalnya dilaksanakan sebagai usaha untuk menguji prospek pembangunan yang dilakukan oleh Negara dunia ketiga. Hal ini pertama kali muncul pada tahun 1950-an setelah perang dunia kedua. Ini dilakukan di suatu Negara untuk mengembangkan suatu daerah dari tahapan primitif ketahapan yang lebih maju dan


(25)

modern, serta membuat masyarakat memiliki bentuk dan struktur yang serupa. Salah satu bentuk modernisasi pembangunan yang dapat dilakukan di suatu Negara adalah proyek pembangunan bandara, dimana untuk melaksanakan proyek ini dibutuhkan areal yang sangat luas. Dengan pertimbangan tersebut maka lahan pertanian maupun perkebunan merupakan solusi yang tepat untuk melaksanakan program pembangunan yang demikian. Seperti halnya pembangunan bandara di daerah Kuala Namu, lokasi yang menjadi tempat pembangunan bandara sebagian besar adalah areal pertanian penduduk serta lahan perkebunan maupun pemukiman.

Menurut (Everet Roger, 1981 : 25), Modernisasi adalah proses dengan mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup yang lebih kompleks dan maju secara teologis serta cepat berubah. Disini hendak dilanjutkan modernisasi mempelajari dan meneliti sikap dan pendapat atau bertujuan untuk perubahan teknologi, yakni merubah sosial ekonomi masyarakat.

Defenisi modernisasi dikembangkan dari berbagi ilmu, Modernisasi mengandung makna perubahan. Istilah modernisasi bersal dari bahasa latin yang berarti maju dan berkembang. Jadi modernisasi berasal dari kata modern yang artinya sesuatu yang baru sebelum tidak ada kemajuan menjadi ada, dan sesuatu yang ada itu kemudian diperbaiki dan diperbaharui menjadi modernisasi.

Walaupun demikian tidak semua modernisasi itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan perlu perubahan yang bertahap sehinggga dapat menjadi modernisasi yang efektif (samsudin, 1987 : 137). Syarat-syarat terjadinya modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalah :


(26)

1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan masyarkat luas.

2. Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Sistem pengumpulan data yang baik teratur dan terpusat pada suatu lembaga

atau badan tertentu seperti BPS.

4. Penciptaan iklim yang menyenangkan terhadap modernisasi terutama media masa

5. Tingkat organisasi yang tinggi terutama disiplin diri.

6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (sosial planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Modernisasi menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat seiring keberhasilan negara dunia kedua. Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh sentuhan modernisasi ala barat tersebut. berbagai program bantuan dari negara maju untuk negara dunia berkembang dengan mengatas namakan sosial dan kemanusiaan semakin meningkat jumlahnya. Namun demikian kegagalan pembangunan ala modernisasi di negara dunia ketiga menjadi sebuah pertanyaan serius untuk dijawab.

Mengutip dari buku yang berjudul “Sosiologi Perubahan Sosial” yang ditulis oleh Piotr Sztompka (2008 : 149-156), Modernisasi mengandung tiga makna. Makna paling umum sama dengan seluruh jenis perubahan social progresif apabila masyarakat bergerak maju menurut skala kemajuan yang diakui. Pemakaiannya adalah dalam arti historis dan berlaku untuk seluruh periode historis. Makna kedua adalah lebih khusus secara historis, yakni “modernitas”, yang berarti tranformasi social, politik, ekonomi, cultural dan mental yang terjadi di Barat sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di abad ke-19 dan 20.


(27)

Modernitas meliputi proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokratisasi, demokratisasi, pengaruh kapitalisme, perkembangan individualism dan motivasi untuk berprestasi, meningkatnya pengaruh akal dan sains, serta berbagai proses lainnya. Modernisasi dalam hal ini berarti mencapai modernitas, makin mendekati ciri-ciri khusus. Ini berarti proses trasformasi yang dilalui masyarakat tradisional atau masyarakat prateknologi untuk menjadi masyarakat yang ditandai oleh teknologi mesin, sikap rasional dan sekuler serta struktur sosial yang sanhgat terdiferensiasi.

Makna modernisasi paling khusus hanya mengacu pada masyarakat terbelakang atau tertinggal dan melukiskan upaya mereka untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju yang hidup berdampingan dengan mereka pada periode historis yang sama dalam masyarakat global. Dengan kata lain, modernisasi melukiskan gerakan dari pinggiran menuju inti masyarakat modern.

Modernisasi sering sekali dianggap sebagai proses yang diprakarsai dan dikontrol “dari atas” oleh elite politik yang memutuskan untuk mengangkat negara mereka dari keterbelakangan melalui upaya terencana. Modernisasi jarang dianggap sebagai kecenderungan spontan yang bekerja sendiri dari bawah. Pakar modernisasi mengambil gambaran yang lebih nyata, yakni gambaran masyarakat Barat paling maju atau dunia kapitalis ketimbang memberikan gambaran samar-samar atau utopia mengenai masyarakat yang lebih baik. Karena itu modernisasi berbeda dari perkembangan spontan menurut arah progresif. Peniruan masyarakat Barat dianggap sebagai cetak biru modernitas. Masyarakat industri Barat yang demokratis dijadikan sebagai negara model (Bendix, 1964), masyarakat rujukan (Tiryakian, 1985a) dan negara pengikutnya dipanndang sebagai pengejarnya. Modernisasi bukanlah proses evolusi yang berlangsung


(28)

sendiri, yang maju atas kekuatannya sendiri. Modernisasi adalah proses menyamai, mencangkokkan pola dan hasil prestasi negara lain ke negara sendiri (Chodak 1973: 257).

Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara : historis, relative dan analisis.

Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan Westernisasi atau Amerikanisasi. Modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju cirri-ciri masyarakat yang dijadikan model. Berikut ini dikutip dua contoh pandangan seperti itu. Eisenstadt mengatakan ;

Secara historis modernisasi adalah proses perubahan menuju tipe sisten social, ekonomi dan politik yang telah maju di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 hingga 19 dan kemudian menyebar ke negara Eropa lain dan dari abad ke-19 dan 20 ke negara Amerika Selatan, Asia dan Afrika. (1966: 1)

Gambaran serupa dikemukakan Wilbert Moore ….

Modernisasi adalah transformasi total masyarakat tradisional atau pra-modern ke tipe masyarakat teknologi dan organisasi social yang menyerupai kemajuan dunia Barat yang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil. (1963b: 89)

Pendekatan seperti ini sangat mudah terancam bahaya etnosentrisme yang keliru.

Bahaya etnosentrisme yang keliru ini sebagian dijauhi oleh definisi relative yang tak memerlukan parameter jarak atau waktu, tetapi memusatkan perhatian pada substansi proses, kapan, dan di mana pun terjadinya. Berikut ini dua contohnya. Tiryakian merumuskan ;

Dilihat dari perspektif proses historis dunia, modernitas berkaitan dengan keunggulan inovasi atau terobosan kesadaran, moral, etika, teknologi dan tatanan sosial yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan manusia. (1985a: 134)


(29)

Modernisasi adalah contoh khusus dan penting dari kemajuan masyarakat, contoh usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi. (1973: 256)

Menurut pengertian relative, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun elite penguasa. Tetapi standar ini berbeda-beda. Apa yang disebut “sumber” atau pusat modernitas dalam arti masyarakat rujukan, unggul, tempat asal prestasi yang dianggap modern paling umum, berbeda dikalangan pakar.

Defenisi untuk analisis berciri lebih khusus daripada kedua definisi di atas, yakni melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional maupun masyarakat pra-modern. Sebagian analis memusatkan perhatian pada aspek struktural.

2.2. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai satu kesatuan (Hawley, 1978: 787).

Sebagian besar para ilmuan memandang penting perubahan structural dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara unsure-unsur masyarakat :

 Perubahan sosial adalah modifikasi atau transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu (Macionis, 1987: 638).  Perubahan sosial adalah modifikasi atau transformasi dalam pengorganisasian

masyarakat (Persell, 1987: 586).

 Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, et.al, 1987: 560).


(30)

 Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu (Farley, 1990:626).

Alasan dibalik lebih seringnya penekanan ditujukan pada perubahan struktural ketimbang tipe lain adalah karena perubahan struktural itu lebih mengarah kepada perubahan sistem sebagai keseluruhan ketimbang perubahan di dalam sistem sosial saja. Struktur sosial merupakan sejenis kerangka pembentukan masyarakat dan operasinya. Jika strukturnya berubah, maka semua unsure lain cenderung berubah pula.

Semua orang menyadari bahwa kita hidup dan bekerja dalam suatu lingkungan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang mengakibatkan perubahan di dalam semua bidang secara tidak langsung maupun langsung. Seperti halnya pembangunan infrastruktur yang mengakibatkan perubahan dalam meningkatkan taraf hidup, mengubah sikap, nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat. Nilai-nilai yang selam ini menjadi pedoman mulai mengalami benturan yang diakibatkan masuknya pengaruh nilai dari luar, hal ini sesuai dengan pendapat soerjono soekanto bahwa, setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan itu seperti pergeseran niulai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola perilaku, organisasi sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, interaksi sosial serta perubahan jenis pekerjaan (okupasi).

Menurut Bruce A Chadwik (Sulistio, 1987:356) perubahan sosial terjadi dalam suatu masyarakat dapat menimbulkan dua dampak yakni positif (fungsional) dan negatif (disfungsional), dampak positif biasanya diterima oleh masyarakat dan dampak negative biasanya ditolak oleh masyarakat yang mengalaminya. Perubahan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu sifat proyek dalam penelitian ini yaitu penanggung jawab pembangunan


(31)

proyek bandara kuala namu dan sifat daerah atau penduduk yang terkena dampak dalam penelitian ini yaitu masyarakat desa beringin.

Perubahan sosial terjadi pada semua lapisan masyarakat dan dalam setiap waktu serta mengalami proses perubahan yang berbeda sesuai dengan daerah serta penduduknya, terjadinya perubahan sosial merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Parson berpendapat bahwa tindakan merupakan persyaratan perubahan, perubahan merupakan sesuatu yang pastinya akan selalu berlangsung dalam suatu masyarakat. Adanya perubahan tidak dapat disangkal dan pentingnya perubahan tidak dapat dipandang sebelah mata, namun perubahan hanya dapat dipahami melalui pemahaman struktur terlebih dahulu. Perubahan sosial terjadi pada masyarakat terutama pada dekade terakhir dapat dikategorikan sebagai perubahan sosial yang disengaja (intended change) dan tidak disengaja (unitended change) .Perubahan sosial yang disengaja merupakan perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat melalui agen of change (orang-orang yang terlibat dalam perubahan tersebut) maupun secara spontan dikombinasikan oleh pihak-pihak dari luar masyarakat (soerjono soekanto 1990 : 350).

Teoritisi mendefinisikan atau menganggap perubahan sosial masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan jumlah populasi dari suatu unit sosial seperti perubahan proporsi dalam golongan masyarakat.

2. Tingkat penilaian penduduk dalam jangka waktu tertuntu seperti perubahan dalam angka kriminalitas.

3. Struktur sosial dan pola-pola interaksi individu, seperti perubahan dalam hubungan antara penguasa dengan kesatuan sosial.


(32)

4. Pola-pola kebudayaan, seperti perubahan nilai-nilai.

Pada dasarnya perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat tidak puas lagi terhadap kehidupan yang lama. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat yang tergolong panatik terhadap kebudayaan yang lama tidaklah mudah dihilangkan.Tetapi dengan adanya kebudayaan yang baru maka akan terjadi benturan-benturan dengan kebudayaan yang biasanya dianut atau dilakukan oleh masyarakat tertentu, masyarakat perkotaan biasanya cendrung lebih terbuka terhadap kebudayaan-kebuyaan yang baru dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.

Perubahan sosial juga berakibat pada pergeseran jenis pekerjaan yang diakibatkan oleh pengaruh masuknya kebudayaan baru sehingga masyarakat terdorong untuk berubah. Pada masyarakat desa beringin, pembangunan bandara kuala namu mengakibatkan terjadinya perubahan dalam segala sector salah satunya adalah jenis pekerjaan.

Smelser berpendapat bahwa, factor yang menentukan perubahan sosial telah dikenal sebagai satu atau beberapa perkara sebagai berikut :

1. Keadaan struktur yang berubah 2. Dorongan untuk berubah 3. Mobilisasi untuk berubah 4. Pelaksanaan control sosial

Sesuai dengan konsep pemikiran tentang perubahan sosial diatas maka peneliti ingin meneliti pengaruh pembangunan terhadap perubahan jenis pekerjaan pada desa beringin kecamatan deli serdang.


(33)

2.3. Okupasi

Dewasa ini perkembangan modernisasi sangat pesat, apalagi ditandai dengan perkembangan teknologi. Modernisasi yang mengubah cara hidup tradisional menjadi masyarakat kompleks dan modern menyebabkan banyaknya lahan pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik dan pembangunan infrastruktur yang lebih mengutamakan teknologi mesin dibandingkan tenaga manusia. Hal ini juga menyebabkan banyaknya petani yang tidak lagi bertani serta tidak memiliki pekerjaan yang disebabkan mereka kehilangan lahan pertanian serta tidak memiliki skill yang cukup. Perubahan ini juga menyebabkan banyaknya jenis-jenis pekerjaan baru yang berkembang.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini juga tidak lepas dari pendekatan modernisasi. Asumsi modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam pembangunan menyebabkan beberapa permasalahan baru yang hingga kini menjadi masalah krusial Bangsa Indonesia. Penelitian tentang modernisasi di Indonesia yang dilakukan oleh Sajogyo (1982) dan Dove (1988). Kedua hasil penelitian mengupas dampak modernisasi di beberapa wilayah Indonesia. Hasil penelitian keduanya menunjukkan dampak negatif modernisasi di daerah pedesaan. Dove mengulas lebih jauh kegagalan modernisasi sebagai akibat benturan dua budaya yang berbeda dan adanya kecenderungan penghilangan kebudayaan lokal dengan nilai budaya baru. Budaya baru yang masuk bersama dengan modernisasi.

Dove dalam penelitiannya membagi dampak modernisasi menjadi empat aspek yaitu ideologi, ekonomi, ekologi dan hubungan sosial. Aspek ideologi sebagai kegagalan modernisasi mengambil contoh di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Penelitian Dove menunjukkan bahwa modernisasi yang terjadi pada Suku Wana telah


(34)

mengakibatkan tergusurnya agama lokal yang telah mereka anut sejak lama dan digantikan oleh agama baru. Modernisasi seolah menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mampu membelenggu kebebasan asasi manusia termasuk di dalamnya kebebasan beragama. Pengetahuan lokal masyarakat juga menjadi sebuah komoditas jajahan bagi modernisasi. Pengetahuan lokal yang sebelumnya dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat harus serta merta digantikan oleh pengetahuan baru yang dianggap lebih superior.

Sajogyo membahas proses modernisasi di Jawa yang menyebabkan perubahan budaya masyarakat. Masyarakat Jawa dengan tipe ekologi sawah selama ini dikenal dengan “budaya padi” menjadi “budaya tebu”. Perubahan budaya ini menyebabkan perubahan pola pembagian kerja pria dan wanita. Munsulnya konsep sewa lahan serta batas kepemilikan lahan minimal yang identik dengan kemiskinan menjadi berubah. Pola perkebunan tebu yang membutuhkan modal lebih besar dibandingkan padi menyebabkan petani menjadi tidak merdeka dalam mengusahakan lahannya. Pola hubungan antara petani dan pabrik gula cenderung lebih menggambarkan eksploitasi petani sehingga semakin memarjinalkan petani.


(35)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang menggunakan kuisioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup seperti ciri-ciri demografis masyarakat, lingkungan sosial mereka, aktivitas mereka, pendapat dan sikap mereka ( Bungin, 2005 : 44-45 ). Selain itu, penelitian survei merupakan penelitian yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian atau penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok ( Prasetyo, 2006 : 48 ).

3.2. Lokasi penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli serdang Propinsi Sumatera Utara. Desa Beringin adalah salah satu dari 11 Desa yang ada di Kecamatan Beringin yang terdiri dari 8 Dusun. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah peneliti pernah melakukan penelitian sebelumnya di tempat ini. Selain itu desa ini adalah salah satu wilayah yang terkena dampak pembangunan bandar udara Kuala Namu dan di desa ini pulalah banyak masyarakat petani yang beralih pekerjaan ke sektor informal lain akibat kehilangan lahan pertanian dalam proses pembangunan bandara Kuala Namu.


(36)

3.3. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala- gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003: 141). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar areal pembangunan bandara Kuala Namu, tetapi karenan populasi itu sendiri belum jelas maka perlu dibuat target populasi, dimana target populasi itulah yang dipakai darimana sampel akan diambil. Batas-batas kriteria yang relevan untuk mendefenisikan target populasi sangat penting untuk mengumpulkan orang sesuai target populasi dan mengeluarkannya bagi yang tidak sesuai, peneliti menarik populasi berdasarkan jumlah KK (kepala keluarga).

Tabel I

Jumlah dan Jenis Pekerjaan / Populasi

Dusun Petani Nelayan Pedagang Buruh Mocok2 Total

Cempaka 230 45 16 93 22 406

Budiman 210 73 16 185 72 556

Damai 209 70 35 117 71 502

Sepakat 217 53 19 80 25 394

Mawar 213 173 12 45 52 495

Delima 205 70 19 170 87 551

Mesjid 138 51 8 114 13 324

Melati 58 15 19 46 28 164

Total 1480 550 144 850 370 3392


(37)

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian (Nawawi,1991:141). Pengambilan sampel dimaksud adalah untuk mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan wakil semua unit strata dan sebagainnya yang ada di dalam populasi. Untuk mencapai pada generalisasi yang baik perlu diperhatikan cara penarikan sampelnya, agar sampel betul-betul dapat mewakili populasi serta berbobot dan dapat dipertanggung jawabkan atau dengan kata lain peluang terdapatnya suatu ciri atau sifat khusus pada sampel sama dengan munculnya ciri yang sama dalam populasi. Dalam proses pengambilan sampel harus diperhatikan beberapa hal agar sampel betul-betul dapat diandalkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Memilih populasi.

Suatu populasi yang baik inilah yang mencakup rancangan eksplisit semua elemen yang terlibat biasanya meliputi elemen, unit sampling, keluasan skop dan waktu. 2. Memilih unit-unit sampling.

Unit-unit sampling adalah unit analisis dari mana sampel diambil atau berasal. Karena kompleksitas penelitian dan banyaknya desain sampel, maka pemilihan unit-unit sampel harus dilakukan dengan seksama.

3. Memilih kerangka sampling.

Pemilihan kerangka sampling merupakan tahap yang penting karena jika kerangka sampling yang dipilih secara tidak memadai mewakili populasi maka generalisaisi hasil penelitian meragukan. Kerangka sampling dapat berupa daftar nama populasi.


(38)

Desain sampel merupakan tipe metode atau pendekatan yang digunakan untuk memilih unit-unit analisis studi yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Memilih ukuran sampel.

Ukuran sampel tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:

- Homogenitas unit-unit sampel, yaitu semakin mirip unit-unit sampel maka semakin kecil sampel yang dibutuhkan untuk memperkirakan parameter populasi

- Kepercayaan, yakni mengacu pada suatu tingkatan tertentu dimana peneliti ingin merasa yakin bahwa yang bersangkutan memperkirakan secara nyata parameter populasi yang benar

- Presisi, yakni mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi, untuk mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran sampel yang besar pula.

- Kekuatan statistik, yaitu kemampuan mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian hipotesis. Untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sampel yang besar.

- Prosedur analisis: tipe prosedur analisis yang dipilih untuk analisis data dapat juga mempengaruhi seleksi ukuran sampel.

- Biaya, waktu dan personil, pemilihan ukuran sampel juga harus mempertimbangkan biaya, waktu dan personil.

6. Memilih rancangan sampling.

Rancangan sampling menentukan prosedur operasional dan metode untuk mendapatkan sampel yang dinginkan. Jika dirancang dengan baik, rancangan sampling akan menuntun peneliti dalam memilih sampel yang akan digunakan dalam studi.


(39)

Adapun tehnik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengambilan sampel cluster. Sampel cluster digunakan peneliti karena di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri-ciri tersendiri. Namun demikian, pengambilan kelompok tetap dilakukan secara acak dengan random sederhana. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil 5% dari populasi dari setiap kelompok.

Tabel II

Sampel Cluster ( 5 % )

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani/buruh tani 48

Nelayan 11 Mocok-mocok 16

Pedagang 16

Buruh bangunan 21

Total 112 3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

3.4.1.Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan dalam bentuk angket kepada responden untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar pembangunan bandara yang terdiri dari delapan dusun Kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.


(40)

3.4.2. Studi kepustakaan (Library research)

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

3.4.3. Dokumenter

Dokumenter yaitu data yang diperoleh dari suatu dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti memerlukan dokumen desa beringin yang merupakan salah satu bentuk dari metode dokumenter ini.

3.5. ANALISIS DATA

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan tahapan- tahapan sebagai berikut:

3.5.1. Editing Data

Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses ini menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisis. Konsistensi mencakup


(41)

keajengan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian.

1. Pengembangan Variabel

Pengembangan variabel adalah spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data.

2. Pengkodean

Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data ke dalam kode dan diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat analisis. Pengkodean dalam penelitian ini menggunakan cara yaitu pengkodean frekuensi. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi.

3. Cek Kesalahan

Peneliti melakukan pemeriksaan ulang, apakah terdapat kesalahan pada data sebelum dianalisis dan melihat apakah langkah-langkah yang sebelumnya sudah selesai tanpa kesalahan yang serius.

4. Membuat Struktur Data

Peneliti membuat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisis kemudian diperiksa. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan data sudah dilakukan secara konsisten, apakah terdapat data yang hilang ataupun rusak, sudahkah pemindahan data dilakukan secara lengkap. Setelah semua data sudah selesai


(42)

dianalisa, data kemudian dimasukkan dalam tabel-tabel yang telah ditentukan dan mengatur angka-angka serta menghitungnya

Analisi data pada penelitian ini adalah menggunakan Teknik Distribusi Frekuensi. Perhitingan data dengan distribusi frekuensi ini dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data tersebut kemudian dipersentasekan. Penyajian dapat berbentuk tabel, grafik, perhitungan rata-rata dan standar deviasi (Bungin Burhan, 2004: 171).

Frekuensi tersebut juga dapat dilihat penyebaran persentasenya yang oleh kebanyakan orang dikenal dengan frekuensi relatif. Untuk menghitung sebaran persentase dari frekuensi tersebut,dapat menggunakan rumus :

N = fx X 100 % N

Keterangan :

N = Jumlah Kejadian fx = Frekuensi Individu


(43)

BAB IV

HASIL ANALISIS PENELITIAN

4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Profil Desa

Desa Beringin adalah salah satu dari 11 Desa yang ada di Kecamatan Beringin yang terdiri dari 8 Dusun, 19 RW, 35 RT dan 129 Dasa Wisma. Pada awal tahun 2009 jumlah penduduk desa Beringin adalah 6.922 yang terhimpun dalam 1.477 Kepala Keluarga (KK) dan pada akhir tahun 2009 berjumlah 6.951 jiwa yang tergabung dalam 1.517 Kepala Keluarga (KK).

Pada tahun anggaran 2007 Desa Beringin telah ditetapkan sebagai Desa terbaik tingkat Kecamatan Beringin sesuai Surat Keputusan Camat Beringin Nomor : 414.1/168 tanggal : 16 Maret 2007.

Jarak Desa Beringin ke : Ibukota Kecamatan : 1 km Ibukota Kabupaten : 7 km Ibukota Provinsi : 37 km

Wilayah Desa Beringin berada pada ketinggian 0 – 8 meter dari permukaan air Laut. Dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat Celcius.

Pemerintah Desa Beringin beserta seluruh lapisan masyarakat juga telah melaksanakan pembangunan disegala bidang secara swadaya, sejak tahun 2006 hingga sekarang telah dan sedang melaksanakan sebagai berikut :


(44)

a. Rehabilitasi Mushola Nur Ikhlas Dusun Delima berbiaya Rp.

16.500.000,- telah selesai dikerjakan pada bulan Oktober 2006 dengan Dana dari Masyarakat dan sumbangan pihak ketiga yang tidak

mengikat.

b. Pembuatan Menara Mesjid Jami’ berbiaya Rp 48.000.000 yang dimulai awal tahun 2006 dan telah selesai pada bulan Februari 2007 dengan Dana Swadaya masyarakat dan sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat.

c. Membentuk Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan dan telah merehab tiga Lokal Gedung Sekolah Dasar 106829 pada tahun 2006 dan sekarang telah membentuk panitia Rehabilitasi Gedung Sekolah Dasar 105353 yang Beringin saat ini kondisinya sangat parah.

d. Melebarkan jalan-jalan Dusun dari 4 s/d 5 meter menjadi 5 s/d 6 meter dan dari 6 dari 8 Dusun (± 7 km ) telah selesai kaminm kerjakan dan melebarkan jalan setapak menjadi 3 meter dengan panjang ± 6 meter. e. Membuat plat Beton ukuran 2 M X 6 M di Dusun Cempaka Timur dan

plat Beton ukuran 1,5 M X 5 M di Dusun Budiman dikerjakan secara bergotong royong dan telah selesai pada 11 Maret 2007.

f. Melening paret jalan Dusun Cempaka sepanjang 100 meter dan telah siap dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2007.

g. Sedang merehab Mushola Dusun Damai berbiaya Rp 19.000.000 dan dikerjakan secara bergotong royong dan saat ini telah selesai dikerjakan 60 %.


(45)

h. Sedang merehab Mushola Dusun Cempaka Timur dan perkembangan pekerjaan baru mencapai 40 %.

i.

.1.2. Letak Geografis Desa Beringin

Luas Desa Beringin lebih kurang 430 Ha sebelum adanya proyek pembangunan bandara Kuala Namu, namun saat ini luasnya telah menjadi 310 Ha setelah adanya proyek pembangunan bandara Kuala Namu, dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ramunia II - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia - Sebelah Barat berbatasan dengan Proyek Bandara Kuala Namu Desa Beringin terdiri dari 8 Dusun pada saat ini, yaitu :

1. Dusun Cempaka 2. Dusun Budiman 3. Dusun Damai 4. Dusun Sepakat 5. Dusun Mawar 6. Dusun Delima 7. Dusun Mesjid 8. Dusun Melati

Adapun beberapa dusun yang sebelum pembangunan bandara Kuala Namu masih eksis adalah Dusun Lestari, Dusun Kamboja dan Dusun Rumbia. Sebagai catatan dusun Melati 2/3 luas wilayahnya juga sudah dikarenakan adanya pembangunan bandara


(46)

tersebut. Maka praktis, 120 Ha dari luas keseluruhan Desa Beringin yang terdiri dari 4 dusun telah hilang setelah proyek pembangunan bandara berlangsung.

4.1.3. Potensi Wilayah Desa Beringin 4.1.3.1. Data Umum

Tabel 4.1. Data umum

No Data Umum Keterangan

1 Luas 309,39 Ha

2 Jumlah Dusun 8 Dusun

3 Jumlah Penduduk 6.951 Jiwa

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010 4.1.3.2. Pelayanan Umum

Tabel 4.2. Pelayanan umum

No Jenis Pelayanan Keterangan

1 Pemukiman Umum 102 Ha

2 Perkantoran 1.000 M2

3 Sekolah 2 Ha

4 Rumah Ibadah 3.600 M2

5 Tanah Makam Umum 1,5 Ha

6 Sawah Pengairan Teknis 161 Ha

7 Ladang 147,5 Ha

8 Lapangan Olahraga 800 M2

9 Kolam Ikan Air Tawar 4.000 M2

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

4.1.3.3. Pendidikan

Tabel 4.3. Pendidikan

No Jenis Pendidikan Keterangan

1 TK 1

2 SD/ Sederajat 1

3 SLTP / Sederajat 1

4 SMU / Sederajat 2

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010


(47)

4.2.1. Identitas Responden

4.2.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4.

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah %

1 Laki-Laki 82 73,21

2 Perempuan 30 26,79

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Angket yang disebarkan kepada masyarakat Desa Beringin sebanyak 112. Dari 112 angket tersebut diisi oleh responden laki-laki sebanyak 82 orang atau 73,21%. Sisanya sebesar 26,79% atau 30 orang adalah perempuan. Peneliti dalam memilih responden tidak membaginya berdasarkan jenis kelamin. Hal ini terjadi akibat banyaknya responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner lebih didominasi laki-laki. Selain itu, peneliti menyadari sulitnya untuk mendapatkan responden perempuan disebabkan mereka selalu berada dirumah dan segan untuk menerima peneliti bila tidak ada laki-laki dewasa dirumah.

4.2.1.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.5.

Data Responden Berdasarkan Usia

No Identitas responden berdasarkan usia Jumlah %

1 21-30 tahun 40 35,71

2 31-40 tahun 35 31,25

3 41-50 tahun 25 22,32

4 Lainnya 12 10,71

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Tabel 4.5 menunjukkan dari 112 kuisioner yang disebarkan pada masyarakat Desa Beringin diperoleh data bahwa responden yang paling banyak adalah yang berusia 21-30 tahun yaitu 35,71% (40 orang), usia 31-40 tahun sebanyak 31,25% (35 orang),usia 41-50


(48)

tahun sebanyak 22,32% (25 orang) dan lainnya atau diluar dari umur yang disebutkan diatas sebanyak 10,71% (12 orang).

4.2.1.3. Identitas Responden Berdasarkan Agama Tabel 4.6.

Data Responden Berdasarkan Agama

No Identitas responden berdasarkan agama Jumlah %

1 Islam 82 73,21

2 Kristen 20 17,86

3 Buddha 10 8,93

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Data pada tabel 4.6. menunjukkan jumlah responden yang menganut agama Islam sebanyak 73,21% (82 orang), Kristen sebanyak 17,86% (20 orang) serta Buddha sebanyak 8,93% (10 orang) tetapi peneliti tidak menemukan responden yang menganut agama Hindu. Pada data responden berdasarkan agama ini, peneliti tidak mengambilnya berdasarkan jumlah populasi masyarakat berdasarkan agama walaupun benar di Desa Beringin mayoritas penduduknya beragama Islam. Data pada Tabel 4.6. menunjukkan bahwa responden yang menganut agama Hindu 0.00% tetapi bukan berarti di Desa Beringin tersebut tidak ada masyarakat yang beragama tersebut.

4.2.1.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 4.7.

Data Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Identitas responden berdasarkan suku bangsa Jumlah %

1 Batak 8 7,14

2 Jawa 64 57,14

3 Melayu 19 16,96

4 Lain-lain 21 18,76

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Salah satu keunikan masyarakat Indonesia adalah keberagaman suku bangsa. Begitu juga di Desa Beringin terdapat keragaman suku bangsa. Dari tabel 4.7. dapat kita


(49)

lihat bahwa suku bangsa pada desa Beringin sudah bercampur walaupun masih didominasi oleh masyarakat Jawa. Dari tabel 4.7. diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak adalah yang bersuku Jawa sebanyak 57,14% (64 orang), suku Melayu sebanyak 18,76% (21 orang), suku Batak sebanyak 7,14% (8 orang) serta lain-lain 18,76% (21 orang) termasuk suku bangsa Aceh, Padang, Nias dan Thionghoa.

4.2.1.5. Identitas responden berdasarkan lama berdomisili di desa beringin Tabel 4.8.

Data Responden Berdasarkan Lama Berdomisili No Identitas responden berdasarkan lama

berdomisili

Jumlah %

1 2-10 tahun 45 40,18

2 11-20 tahun 40 35,71

3 21-30 tahun 7 6,25

4 Lain-lain 20 17.86

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari Tabel 4.8. diatas kita dapat melihat bahwa sebanyak 40,18% (45 orang) berdomisili antara 2-10 tahun, sebanyak 35,71 (40 orang) berdomosili antara 11-20 tahun, 21-30 tahun sebanyak 17,86 (7 orang) serta lain-lain berdomisili diluar dari yang sudah di paparkan diatas.

4.2.1.6. Identitas pekerjaan responden pada akhir tahun 2008 Tabel 4.9.

Data pekerjaan responden pada akhir tahun 2008

NO Pekerjaan responden pada akhir tahun 2008 Jumlah %

1 Petani /Buruh tani 63 56,25

2 Nelayan 16 14,30

3 Pedagang 11 9,82

4 Buruh Bangunan 18 16,06

5 Mocok-mocok 4 3,57


(50)

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari tabel 4.9. di atas diketahui bahwa responden yang memiliki jenis pekerjaan yang paling banyak pada akhir tahun 2008 adalah petani/buruh tani sebanyak 56,25 % (63 orang), Nelayan sebanyak 14,30 % (16 orang), pedagang sebanyak 9,82 % (11 orang), Buruh bangunan sebanyak 16,06 % (18), Mocok-mocok sebanyak 3,57 % (4 orang)

4.2.1.7. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 4.10.

Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

NO Pekerjaan responden saat ini Jumlah %

1 Petani /Buruh tani 48 42,83

2 Nelayan 11 9,82

3 Pedagang 16 14,30

4 Buruh Bangunan 21 18,75

5 Mocok-mocok 16 14,30

Total 112 100

Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari tabel 4.10. diatas diketahui bahwa responden yang memiliki jenis pekerjaan yang paling banyak adalah petani/buruh tani sebanyak 42,83% (48 orang), Nelayan sebanyak 9,83 % (11 orang), Pedagang sebanyak 14,30% (16 orang).Buruh bangunan sebanyak 18,75 % (21 orang), mocok-mocok sebanyak 14,30% (16 orang). Dalam pengambilan responden berdasarkan jenis pekerjaan ini peneliti menggunakan cluster sampling (sampel cluster) namun demikian pengambilan kelompok tetap dilakukan dengan metode random sederhana.


(51)

4.2.2. Konsep Okupasi

4.2.2.1. Pemahaman Tentang Okupasi

Dari hasil penelitian dilapangan terhadap 112 responden pada desa Beringin, peneliti ingin mengetahui apakah masyarakat mengerti tentang konsep Okupasi. Hal ini dimaksudkan untuk tujuan agar dapat memudahkan peneliti menarik kesimpulan awal untuk menjawab penelitian ini tentang pengaruh pembangunan bandara kuala namu terhadap okupasi masyarakat.

Tabel 4.11.

Pemahaman tentang okupasi

No Pemahaman tentang konsep okupasi Jumlah %

1 Sangat mengerti 4 3,57

2 Mengerti 30 26,79

3 Kurang mengerti 32 28,57

4 Tidak mengerti 46 41,07

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari Tabel 4.11.menunjukkan, sebanyak 3,57% (4 orang) responden sangat mengerti tentang konsep okupasi, 26,79% (30 orang) responden mengerti tentang konsep okupasi, 28.57% (32 orang) responden kurang mengerti tentang konsep okupasi dan 41,07% (46 orang) responden mengatakan tidak mengerti tentang konsep okupasi.

4.2.2.2. Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Masyarakat. Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia seperti tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat


(52)

adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini. Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini tidak lepas dari pendekatan modernisasi. Asumsi modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam pembangunan menyebabkan beberapa permasalahan baru yang hingga kini menjadi masalah krusial Bangsa Indonesia.

Tabel 4.12.

Pengaruh pembangunan bandara kula namu terhadap masyarakat

No Pengaruh pembangunan bandara kuala namu Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 43 38,39

2 Berpengaruh 41 36,61

3 Kurang berpengaruh 21 18,75

4 Tidak berpengaruh 7 6,25

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Tabel 4.12. diatas menjelaskan sebanyak 38,39% (43 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan bandara kuala namu sangat berpengaruh terhadap masyarakat, sebanyak 36,61% (41 orang) responden menyatakan bahwa pembangunan bandara kula namu berpengaruh terhadap masyarakat, sebanyak 18,75% (21 orang) responden menjawab bahwa pembangunan kuala namu kurang berpengaruh terhadap masyarakat dan 6,25% (7 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan kuala namu tidak berpengaruh terhadap masyarakat.

4.2.2.3. Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Pekerjaan

Pembangunan yang berlangsung pada suatu daerah biasanya menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur fisik masyarakat ataupun stuktur sosialnya. Hal ini tidaklah bisa dihindari sebab biasanya perubahan tersebut disebabkan oleh bergesernya stuktur-stuktur yang ada di masyarakat tersebut baik berkembang kearah positif maupun


(53)

sebaliknya. Dalam hal ini, masyarakat sekitarlah yang biasanya paling merasakan perubahan tersebut.

Tabel 4.13.

Pengaruh pembangunan bandara kula namu terhadap pekerjaan

No Pengaruh pembangunan bandara kuala namu Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 39 34,82

2 Berpengaruh 42 37,50

3 Kurang berpengaruh 31 27,68

4 Tidak berpengaruh - -

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Tabel 4.13. diatas menjelaskan sebanyak 34,82% (39 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan bandara kuala namu sangat berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 37,50% (42 orang) responden menyatakan bahwa pembangunan bandara kula namu berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 27,68% (31 orang) responden menjawab bahwa pembangunan kuala namu kurang berpengaruh terhadap pekerjaan mereka dan 0,00% (-) responden mengatakan bahwa pembangunan kuala namu tidak berpengaruh terhadap pekejaan mereka.

4.2.2.4. Pengaruh Pembangunan Kuala Namu Terhadap Pendapatan

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kebanyakan dari mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani ataupun berladang. Masyarakat tradisional ini biasanya menetap di daerah-daerah yang tidak padat penduduk. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia selama ini sangat berpengaruh terhadap perubahan struktur masyarakat dari masyarakat tradisioanal menjadi masyarakat modern. Hai ini terjadi disebabkan oleh pendekatan modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pembangunan. Asumsi yang menyatakan bahwa modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam pembangunan


(54)

menyebabkan beberapa masalah yang terjadi di dalam masyarakat tradisional semakin bertambah rumit saja. Perubahan masyarakat tani menjadi masyarakat industi tentulah menyebabkan adanya beberapa konflik di dalam struktur sosial budaya masyarakat tersebut.

Tabel 4.14.

Pengaruh pembangunan bandara kula namu terhadap pendapatan

No Pengaruh pembangunan bandara kuala namu Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 47 41,96

2 Berpengaruh 23 20,54

3 Kurang berpengaruh 14 12,50

4 Tidak berpengaruh 28 25,00

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Tabel 4.14. diatas menjelaskan sebanyak 41,96% (47 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan bandara kuala namu sangat berpengaruh terhadap pendapatan mereka, sebanyak 20,54% (23 orang) responden menyatakan bahwa pembangunan bandara kula namu berpengaruh terhadap pendapatan mereka, sebanyak 12,50% (14 orang) responden menjawab bahwa pembangunan kuala namu kurang berpengaruh terhadap pendapatan mereka dan 25,00% (28 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan kuala namu tidak berpengaruh terhadap pendapatan mereka.

4.2.2.5. Pengaruh Pembangunan Bandara Terhadap Petani

Kemiskinan secara jelas merupakan warisan feodalisme dan kolonialisme yang diperparah kondisinya oleh eksploitasi di zaman Orde Baru, kemiskinan terlihat sebagai bagian dari pratik ketidak adilan. Di sisi lain juga terlihat produktivitas pertanian nasional tidak membaik secara signifikan. Pertanian yang menjadi tumpuan hidup masyarakat memang pernah mencapai jayanya pada 1984-1985. Namun, pada waktu itu nilai tukar petani justru berada pada titik yang terendah. Pembangunan infra struktur yang dilakukan


(55)

oleh pemerintah di beberapa daerah pertanian menyebabkan banyaknya lahan pertanian yang tergusur maupun berubah fungsi. Hal ini terjadi karena lahan pertanian itu dijadikan sebagai tempat pembangunan sehingga menyebabkan banyak masyarakatnya kehilangan lahan untuk di garap ataupun kehilangan pekerjaan. Kondisi seperti ini tentulah menyebabkan goncangan bagi mereka yang belum siap ataupun belum sanggup dalam menghadapi hal tersebut.Rentannya pengaruh pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan bandara terhadap petani.

Tabel 4.15.

Pengaruh pembangunan bandara kula namu terhadap hasil panen

No Pengaruh pembangunan bandara kuala namu Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 43 38,39

2 Berpengaruh 21 18,75

3 Kurang berpengaruh 14 12,50

4 Tidak berpengaruh - -

5 Tidak tahu 34 30,36

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Tabel 4.15. diatas menjelaskan sebanyak 38,39% (43 orang) responden mengatakan bahwa pembangunan bandara kuala namu sangat berpengaruh terhadap hasil panen, sebanyak 18,75% (21 orang) responden menyatakan bahwa pembangunan bandara kula namu berpengaruh terhadap hasil panen, sebanyak 12,50% (14 orang) responden menjawab bahwa pembangunan kuala namu kurang berpengaruh terhadap hasil panen dan 0,00% (-) responden mengatakan bahwa pembangunan kuala namu tidak berpengaruh terhadap hasil panen serta 30,36% (34 orang) responden mengatakan bahwa mereka tidak tahu.

4.2.2.6. Pengaruh pembangunan bandara terhadap irigasi perairan sawah para petani di sekitar bandara.


(56)

Pembangunan bandara yang terdiri dari pembangunan pagar tembok bandara dan landasan yang menutup jalannya air di parit dari dusun ke dusun yang lain dan memindahkan parit ke tempat lain yang membuat proses pengairan sawah menjadi lamban menyebabkan sawah di sekitar bandara menjadi kekeringan air.dan ini semua tidak terlepas dari upaya para pelaku bandara untuk memberikan solusinya.

Tabel: 4.16.

Pengaruh pembangunan bandara terhadap keringnya irigasi sawah di sekitar bandara No Pengaruh pembangunan bandara kuala namu

terhadap keringnya irigasi sawah sekitar bandara

Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 42 37,50

2 Berpengaruh 32 28,57

3 Kurang berpengaruh 14 12,50

4 Tidak berpengaruh - -

5 Tidak tahu 24 21,43

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa sebanyak 37,50 % (42 orang) responden menjawab sangat berpengaruh, sebanyak 28,57 % (32 orang) responden menjawab berpengaruh, sebanyak 12,50 % (14 orang) responden menjawab kurang berpengaruh, sebanyak 21,43 % (24 orang) responden menjawab tidak tahu.

4.2.2.7. Pengaruh pembangunan bandara terhadap Nelayan

Pembangunan bandara yang berskala besar yang membutuhkan banyaknya bahan bangunan seperti pasir, sebagai solusinya adalah melakukan pengerukan pasir di sepanjang sungai ular yang membawa pengaruh terhadap nelayan.

Tabel 4.17.

Pengaruh pengerukan pasir terhadap hasil tangkapan ikan nelayan No Pengaruh pengerukan pasir terhadap hasil

tangkapan ikan

Jumlah %

1 Sangat berpengaruh 43 38,39


(1)

Berpengaruh, sebanyak 54,47 % (61 orang) responden menjawab sangat berpengaruh, yang menjawab tidak berpengaruh tidak ada, sebanyak 6,25 % (7 orang) responden menjawab kurang berpengaruh.

4.2.2.19. Pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap konflik.

Pembangunan bandara yang membutuhkan lahan ribuan hektar, waktu yang sangat panjang, tenaga kerja yang cukup banyak serta pengaruh pembangunan di sekitar bandara yaitu pembangunan perumahan penerbangan dan industri jasa lainnya serta menyebabkan kerusakan jalan dan polusi udara dan ini semua tidak lepas dari tuntutan masyarakat yang terganggu aktifitasnya yang rentan mengalami konflik antara warga sekitar dan pihak pelaku pembangunan bandara kuala namu.

Tabel :4.29.

Pengaruh pembangunan bandara terhadap konflik antara masyarakat sekitar bandara dengan pihak pelaku pembangunan bandara.

No Pengaruh pembangunan terhadap konflik Jumlah %

1 ada 83 74,10

2 Tidak ada 29 25,90

Total `112 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan / Januari 2010

Dari tabel:4.29 menunjukan bahwa sebanyak 74,10 % (83 orang) responden menjawab adanya konflik yang di sebabkan pembangunan bandara,sebanyak 25,90 % (29 orang) responden menjawab tidak ada konflik antara pelaku pembangunan dengan masyarakat sekitar bandara.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh dan diuraikan di atas, maka peneliti menarik kesimpulan penting sebagai berikut :

1. Adanya pengaruh pembangunan bandara kuala namu baik secara positif dan negatif terhadap jenis pekerjaan masyarakat sekitar bandara yaitu masyarakat yang berdomisili di desa beringin.

2. Terjadinya pergeseran okupasi/jenis pekerjaan penduduk, dari akhir 2008 sampai awal tahun 2010 yang di akibatkan oleh adanya pembangunan bandara Kuala namu di desa beringin yang terdiri dari 8 dusun.

3. Bertambahnya jenis pekerjaan di desa sekitar bandara yang diakibatkan oleh pembangunan bandara, adapun jenis pekerjaan yang bertambah adalah:

 Rental kereta

 Kos-kosan untuk pekerja pembangunan bandara yang di datangkan dari pulau jawa.

 Ojek

 Tukang becak.

4. pembangunan bandara yang menjadi factor utama pergeseran/peralihan okupasi masyarakat sekitar bandara


(3)

6. banyak masyarakat yang beralih pekerjaannya menjadi buruh bangunan dan mocok-mocok.

7. Masyarakat sekitar Bandar yang terlibat dalam proyek pembangunan bandara terlalu minim.

8. Bertambahnya jumlah pengangguran yang diakibatkan masyarakat yang biasa bertani tidak mempunyai skil untuk di pekerjakan di dalam bandara.

9. Banyaknya pembangunan di sekitar bandara dalam pembangunan fasilitas umum seperti perbaikan jalan dan perkantoran.

10. Semakin berkembangnya pedagang di sepanjang jalan desa beringin 11. Keluar masuknya mobil pengangkutan berat sangat mengganggu aktifitas masyarakat.

12. Tidak adanya solusi bagi pengangguran untuk di pekerjakan di bandara.

5.2. Saran

1. Sebaiknya pemerintah atau pelaku proyek pembangunan membuat solusi agar pengangguran di sekitar bandara bisa bekerja dalam pembuatan bandara dengan mengadakan pelatihan untuk pekerja dalam bandara.

2. Adanya solusi terhadap petani yang dirugikan dalam pembuatan irigasi yang mengairi sawah mereka.

3. Adanya solusi bagi Nelayan atau bantuan dana yang di sebabkan oleh pengerukan pasir di sepanjang sungai yang menyebabkan kurangnya jumlah tangkapan ikan mereka.


(4)

5. Adanya solusi pelaku pembangunan terhadap banyaknya debu di sepanjang jalan beringin yang mengganggu aktifitas masyarakat.

6. Di percepatnya perbaikan jalan yang mengganggu aktifitas masyarakat.

7. Adanya tanggung jawab para pelaku pembangunan untuk mengganti rugi tanah timbum yang di keruk dari lahan warga yang terletak di dusun Melati.

8. Sebaiknya pemerintah atau pengelolah PTPN Kuala namu menggantikan lahan yang tergusur , agar masyarakat desa beringin yang biasa mengelolah pohon sawit dapat bekerja seperti biasa.

9. Sebaiknya pihak PTPN kuala namu atau pemerintah memberikan pesangon yang setimpal bagi mereka yang tidak bekerja lagi di PTPN tersebut.

10. Seharusnya pelaku pembangunan atau pemerintah lebih mementingkan nasib masyarakat dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar.

11. Pemerintah sebaiknya memberikan perlindungan hukum terhadap tanah warga yang di keruk untuk tanah timbunan bandara yang berjumlah milyaran rupiah yang sampai saat ini belum di bayar kepada warga.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alvin, Y . SO,Suwarsono. Perubahan Sosial dan Pembangunan. LP3ES. Jakarta. 1994. Budiman, Arief. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 1995.

Bintaro, R. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1989. Hasil penelitian, Mata Kuliah Sosiologi Pembangunan. Perspektif Masyarakat Terhadap

Pembangunan Bandara Kuala Namu.13 september 2008.

Jhonson, Doyle Paul. Teori Sosiologi Klasic Modern. Gramedia. Pustaka Utama Jakarta. 1994.

Poloma, Margareth M. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ritzer, George. 2002. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Prees. Suwarsono dkk. 1994. Teori Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Soekanto, Soerjono.Kamus sosiologi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Edisi ke II Van Ufford,Philip Quarles,Dirk Kruijt, Husken Frank.TEDENSI dan tradisi dalam

sosiologi penbangunan/ di indonesiakan olehvR.G. soekadjito. Jakarta : Gramedia, 1989.

Robert, Chambers1932: Pembangunan Desa/ Penerjemah, Sudrajat, Pepep;Pengantar, M. Dawam Rahardjo.-Jakarta: LP3ES, 1987.

Sztompka,Piotr 1993: The Sosiologi Of Social Change/Di terjemahkan oleh Alimanda/Diedit oleh Tri wibowo Santoso. Jakarta Prenada, 2008

Kutipan Koran :

Nawi, Arsyad. 2008. Proyek Bandara Kuala Namu Memendam Segudang Masalah. Sumut Pos. 2 juli 2008.

Thahir, Bintara. 2006. Peralihan Masyarakat Petani. Medan Bisnis, 18 Juli 2006.


(6)

(http:/id.wikipedia.org/wiki/Bandara_Kuala Namu). (http:/jv.wikipedia.org/wiki/Beringin_Deli_Serdang).


Dokumen yang terkait

Masyarakat Batak Toba Di Desa Serdang Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang (1954-1990)

1 145 88

Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

23 153 103

TIPOLOGI SOSIAL MASYARAKAT DESA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 6 24

KONFLIK PEMBEBASAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN BANDARA KUALANAMU (STUDI DESKRIPTIF DI DESA BERINGIN PASAR VI KUALANAMU KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG).

0 1 17

Cover Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 14

Abstract Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Chapter I Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Chapter II Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 30

Reference Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 3

Appendix Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 4