Tujuan Program Generasi Berencana Sasaran Program Generasi Berencana

Mempromosikan PIK RM melalui pencitraan PIK RM yang posistif oleh para Juara Duta Mahasiswa pada semua tingkatan wilayah, pemberian reward kepada para pengelola PIK RM Juara lomba PIK RM Nasional dan partisipasif RM dalam event – event program KKB tingkat Nasional dan daerah. Membentuk PIK RM baru di lingkungan SekolahPerguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Kepemudaan dan Meningkatkan kualitas pengelolaan dan kegiatan dalam kelompok BKR untuk menjadi kelompok paripurna. Mengembangkan PIK RM unggulan dan sebagai tempat Rujukan Pelayanan Studi Banding Magang untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan dalam PIK RM melalui; tukar pengalaman antar para pembina PIK RM, tukar pengalaman antar pengelola PIK RM. Hasil tukar pengalaman sebagai bahan penyempurnaan buku Pedoman Pengelolaan PIK RM. Terakhir ialah memantapkan pola pembinaan terhadap pengelolaan dan kader BKR secara berjenjang. 5 Strategi Pencapaian Mengembangkan Prototype materi Program Generasi Berencana dengan adanya mekanisme regenerasi pengelola disesuaikan dengan basis pengembangan, mengembangkan TOT bagi mitra kerja, Mengintegrasikan kegiatan PIK Remaja dengan kegiatan Kelompok BKR, membentuk PIK BKR di lingkungan Mitra yang bekerja sama dengan BKKBN, mengembangkan BKR di lingkungan keluarga ponpestempat pembinaan, dan meningkatkan peran duta mahasiswa Generasi Berencana dalam mensosialisasikan dan promosi Program Generasi Berencana

E. Tinjauan Tentang Stakeholder dalam Pelaksanaan program Generasi

Berencana Stakeholder merupakan frasa yang terbentuk dari dua buah kata, yaitu stake dan holder, secara umum kata stake dapat diterjemahkan sebagai kepentingan sedangkan kata holder dapat diartikan dengan pemegang. Guth dan Marsh dalam Estawara 2010:2 menjelaskan bahwa stakeholder adalah pemegang kepentingan, dalam bahasa Indonesia sering kali diterjemahkan dengan “pemangku kepentingan”. Berdasarkan penjabaran diatas, secara garis besar Estawara 2010:2 mendefinisikan konsep stakeholder sebagai individu atau organisasi baik profit maupun non profit yang memiliki kepentingan dengan perusahaan sehingga dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan Freeman dalam Kartini 2009:8 mendefinisikan stakeholder dalam sebuah perusahaan sebagai pihak-pihak yang tingan terhadap eksistensi perusahaan. Pendapat-pendapat tersebut didukung oleh Luk, Yau dalam Hadi 2011:93 yang membagi definisi stakeholder secara sempit dan luas. Secara sempit stakeholder diartikan sebagai kelompok dan individu kepada siapa sebuah organisasi bergantung untuk mempertahankan keberadaannya. Sedangkan dalam arti luas, stakeholder didefinisikan sebagai kelompok individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.