Sejarah BPPKB Kabupaten Lampung Tengah
BKKBN berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 109 Tahun 1993 terbentuk untuk mempercepat terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera,
dipandang perlu lebih meningkatkan peran serta semua pihak, pemerintah dan masyarakat secara terkoordinasi, integrasi dan singkronisasi dalam pelaksanaan
gerakan KB nasional dan pembangunan keluarga sejahtera, menjadi dasar pertimbangan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 109 Tahun 1993. Dengan
tugas pokok BKKBN adalah melanjutkan dan memantapkan kegiatan-kegiatan program KB nasional, merumuskan kebijaksanaan umum pengelolaan program
dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan kependudukan secara terpadu bersama institusi terkait, unit pelaksana dan pelaksana.
BKKBN berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 20 Tahun 2000 di dalam
pertimbangan keluarnya Keppres ini adalah untuk mempercepat terwujudnya keluarga berkualitas, maju, mandiri dan sejahtera, dipandang perlu untuk
meningkatkan peran serta semua pihak secara terkoordinasi, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam program KB nasional, pembangunan KS, mengembangkan
dan memantapkan peran serta masyarakat, meningkatkan kualitas program KB nasional dan pembangunan KS serta pemberdayaan perempuan secara terpadu
bersama instansi terkait. BKKBN berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 166 Tahun 2000, dalam
Keppres ini BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidanga KBdan KS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. BKKBN sebaga lembaga Nondepartemen berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada presiden. Dan dipimpin oleh seorang kepala
yang di jabat dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Keppres ini diikuti oleh keputusan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tentang Organisasi dan tata kerja BKKBN pusat Nomor 10HK-0101B52001 sesuai
dengan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 04M.PAN12001 tanggal 8 Januari 2001.
BKKBN berdasrkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 yang diikuti
dengan Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001, didalam Keppres ini dikukuhkan kembali bahwa BKKBN tetap mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintah dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BKKBN sebagi lembaga
Nondepartemen dipimpin oleh seorang kepala dan berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden melalui koordinasi Menteri
Kesehatan RI. BKKBN berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 62 Tahun 2010 merupakan
lembaga pemerintah
non kementerian
yang berada
dibawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden melalui menteri yang bertanggungjawab di bidang Kesehatn. BKKBN dipimpin oleh Kepala, BKKBN mempunyaii tugas
melaksanakan tugas pemerintaha di bidang pengendalian pendduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82PERB52011 menjelaskan tentang organisasi dan tata kerja perwakilan Badan
kependudukan dan KB nasional Provinsi. Perwakilan BKKBN Provinsi berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencan Nasional. Perwakilan BKKBN Provinsi dipimpin oleh seorang Kepala BKKBN,2011
Seiring dengan adanya desentralisasi pemerintahan, BKKBN Provinsi mewakili
Nasional untuk kemudian membawahi BKKBN di KabupatenKota yang kemudian disebut dengan SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan dengan
memberlakukan PP No.41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kabupaten Lampung Tengah mengimplementasikannya dengan PERDA Kab.
Lampung Tengah No.12 tahun2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten lampung Tengah. Dalam Perda tersebut
beberapa perubahan mendasar terjadi dalam kebijakan Pemerintah Daerah terkait pembangunan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, dimana tugas
pokok dan fungsinya di emban oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPPKB.
Konsekuensinya adalah kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuan dan
keluarga berencana semestinya berpaut dan menemukan titik sinergitas sehingga terdapat hubungan mutualisme yang mendukung satu sama lain.
Secara spesifik, wewenang pelaksanaan kebijakan pembangunan pemberdayaan
perempuan dan keluarga berencana dalam mengembangkan wawasan keadilan dan
kesetraaan gender
yaitu dengan
mengembangkan usaha
untuk mengintegritaskan filosofi keadilan dan kesetaraan gender dalam berbagai aspek
pembangunan, sehingga perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembangunan
tersebut menjadi responsive gender. Melalui usaha-usaha pengintegrasian tersebut, dapat dicapai melalui sosialisasi keadilan dan kesetaraan gender,
optimalisasi pengarusutamaan gender, peningkatan kualitas hidup perempuan dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.
Selanjutnya wewenang pelaksanaan Keluarga Berencana diimplementasikan
dalam tugas pokok dan fungsi Badan pemberdayaan perempuan dan keluarga Berencana dalam empat pilar utama, dimana pilar satu dengan pilar lainnya saling
berkait dan tidak dapat dipisahkan, yaitu: 1 Pendewasaan usia perkawinan, 2 Penurunan tingkat kelahiran, 3 Peningkatan ketahan keluarga dan 4
Peningkatan Kesejahteraan masyarakat.