32 tetap terbuka terhadap persaingan eksternal.
Agar penelitian ini dapat di laksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:
33 Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel
Variabel Definisi Operasional
Indikator Transforming
Capability
X1 Kemampuan
bertransformasi dalam hal operasional.
- Kemampuan operasi dan
pendukungnya. -
Pengendalian untuk semua aktivitas transformasi.
- Penerapan teknologi terhadap unsur
eksternal dan internal. Vending
Capability
X2 Kemampuan
memasarkan dan pelayanan.
- Memonitor situasi eksternal dan
mengevaluasi performance. -
Pelayanan menggunakan teknologi. -
Meningkatnya segmen pasar dan pangsa pasar dalam segmen
tersebut.
Acuring Capability
X3 Kemampuan dalam
mendapatkan sumber daya.
- Pencarian sumber daya dan upaya
mendapatkannya. -
Sistem perekrutan karyawan dan mesin.
- Kemampuan menspesifikasi
teknologi terpasang. Modifying
Capability
X4 Kemampuan
memodifikasi suatu rancangan.
- Kemampuan penempatan personil
serta fasilitas pemesinan. -
Kemampuan mengadakan onderdil baru untuk mengganti onderdil
lama.
- Kemampuan melaksanakan
penempatan fasilitas pemesinan. Designing
Capability
X5 Kemampuan dalam
mendesain. -
Kemampuan membuat design terbaru dalam wisata air.
- Kemampuan pemberian kebutuhan
masyarakat. -
Kemampuan menyesuaikan design dengan anggaran.
Daya Saing Operasi
Y
Merupakan fungsi operasi yang tidak saja
berorientasi ke dalama internal tetapi juga
keluar eksternal, yakni merespon pasar sasaran
usahanya dengan proaktif.
- Mencapai daya saing operasi
- Kemampuan bertransformasi
dalam hal operasional -
Kemampuan dalam mendapatkan sumber daya
- Kemampuan memodifikasi suatu
rancangan -
Kemampuan dalam mendesain Sumber: Sunarya 2012
34 Definisi operasionalisasi variabel ini, semua varibel menggunakan skala ordinal.
Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang 2002 adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
menyatakan peringkat construct yang di luar ukur.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai
pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe
skala likert.
3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan
analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuisioner yang terlah disebarkan.
3.6.1 Uji Validitas
Pengujian validitas menggunakan teknik analisa faktor construct validity yaitu untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat
mengkonfirmasikan sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Jika masing- masing butir pertanyaan merupakan indikator pengukur variabel maka akan
memiliki nilai loading factor yang tinggi diatas 0,4.
Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan analisa faktor, biasanya digunakan batasan derajat kepercayaan sampel atau nilai Kaiser Meyer-Olkin Measure of
35 Sampling Adequacy KMO 0,50. Apabila nilai KMO diatas 0,50. dan loading
factor 0,4. maka sampel dalam penelitian dianggap cukup valid untuk dianalisis lebih lanjut.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan
estimasi sejauh mana suatu alat ukur konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang pada sampel yang berbeda. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal reliabel. Sebaliknya bila suatu alat ukur digunakan berulang
dan hasil pengukuran yang diperoleh tidak konsisten maka alat ukur tersebut dianggap tidak reliabel.
Dalam pengujian reliabilitas, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Kalkulasi koefisien cronbach alpha menggunakan
program SPSS dan batas kritis umtuk nilai cronbach alpha untuk mengindikasikan kuesioner yang reliabel adalah 0,60. Dengan koefisien
cronbach alpha 0,60 merupakan indikator bahwa kuesioner tersebut reliabelhandal.
36
3.7 Metode Analisis
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen X
1
, X
2
,….X
n
dengan variabel dependen Y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y’ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+…..+ b
n
X
n
Keterangan: Y’ = Variabel dependen nilai yang diprediksikan
X
1
dan X
2
= Variabel independen a
= Konstanta nilai Y’ apabila X
1
, X
2
…..X
n
= 0 b
= Koefisien regresi nilai peningkatan ataupun penurunan
3.8 Koefisien Determinasi
Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R
2 . Semakin besar nilainya maka
menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan
dengan MicrosoftSPSS atau secara manual didapat dari:
37 R
2 = SSregSStot
Kd r 2
x100
Sumber : Umi Narimawati 2010:50
Dimana : d
: Koefisien Determinasi r
: Koefisien korelasi