55.562,98 Ha, terdapat 4.261.231 tegakan pinus yang tersebar di bebrapa BKPH, seperti di BKPH Wanareja sebanyak 683.538 pohon, BKPH Majenang sebanyak
1.681.373 pohon, BKPH Lumbir sebanyak 857.069 pohon, BKPH Sidareja sebanyak 509.969 pohon, BKPH Kawunganten sebanyak 84.459 pohon, dan
BKPH Bokol sebanyak 58.451 pohon.
2. Elevasi
Martono Djoko, 2009: 75 menjelaskan bahwa istilah elevasi dikaitkan dengan ketinggian suatu tempat yang biasa diukur dengan satuan m dpl diatas
permukaan laut. Elevasi termasuk faktor yang berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal ini dikarenakan ketinggian tempat akan mempengaruhi iklim, suhu,
dan kelembaban lahan produksi. Elevasi akan berpengaruh terhadan kontur tanah serta kemiringan lahan yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap luas lahan
yang dapat digunakan untuk ditanami tegakan pinus. Dengan jumlah 101 pegunungan yang tersebar hampir merata, wilayah KPH Banyumas Barat
merupakan deretan pegunungan yang bersambung, serta lembah dengan ketinggian tempat yang bervariasi mulai dari ketinggian 25,0 m dpl sampai
1.000,0 m dpl. Adapun pembagian bentang alamnya adalah daerah datar kelerengan 0
– 8 seluas 23,78 , daerah landai kelerengan 8 – 15 seluas 27,61 , daerah bergelombang Kelerengan 15
– 25 seluas 43,71 , daerah agak Curam Kelerengan 25
– 40 seluas 4,45 , dan daerah curam kelerengan 40 seluas 0,46 .
3. Hasil Produksi
Yudha, 2008: 6 menyatakan bahwa produktivitas getah pohon pinus dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor statis genotipe, umur, kerapatan
pohon, elevasi, kesuburan tanah, dan iklim serta faktor dinamis cara dan alat penyadapan, kadar stimulan dan keterampilan tenaga penyadap. Selain kedua
faktor utama, hasil produksi getah juga dipengaruhi oleh jenis tanaman pinus. Jenis tanaman pinus yang berbeda akan menghasilkan getah dalam jumlah yang
berbeda. Volume kayu gubal dan bentuk tajuk juga berpengaruh terhadap produksi
getah. Diameter pohon juga berpengaruh terhadap produksi getah pinus, hal ini berhubungan dengan pertumbuhan diameter pohon. Sehingga dengan adanya
pertumbuhan dimeter pohon, menyebabkan volume kayu gubal semakin besar. Oleh karena itu semakin besar volume kayu gubal, maka saluran getah yang
terkandung pada pohon pinus akan semakin banyak dan produksi getah pinus akan semakin meningkat. Faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil produksi
getah adalah umur pohon. Perbedaan umur pohon akan berpengaruh terhadap jumlah produksi getah. Semakin tua umur pohon maka getah yang dihasilkan akan
semakin banyak sampai pada batas umur tertentu. Dalam hal ini kelas umur berpengaruh terhadap produksi getah.
Faktor lain yang memengaruhi hasil produksi yaitu cuaca. Cuaca berpengaruh terhadap aliran getah dari sadapan. Pada suhu yang rendah dan
kelembaban yang tinggi, getah yang membeku akan menyumbat saluran getah dan
muara akan tertutup akibatnya getah yang mengalir akan terhenti. Pengaruh suhu dan kelembaban udara sangat menentukan jumlah keluarnya getah sadapan
tanaman pinus dari tiap-tiap pohon per satuan waktu. Hal ini disebabkan karena suhu yang rendah dibawah 20° C dan kelembaban udara yang tinggi diatas
70 sangat besar pengaruhnya pada kondisi saluran getah. Saluran getah menyempit bahkan buntu, dan apabila masih ada getah yang bisa keluar dengan
segera mengalami pembekuan di mulut saluran getah sehingga menyumbat getah yang seharusnya masih bisa keluar.
Suripto, 2005: 6 menjelaskan bahwa hasil produksi getah pinus dipengaruhi oleh faktor produksi yaitu lahan, modal, tenaga kerja, maupun faktor
pendukung lain. Dari beberapa uraian diketahui bahwa kuantitas dan kualitas hasil produksi ditentukan oleh berbagai faktor. Dimana hubungan dari tiap faktor
produksi memiliki hubungan dan pengaruh tertentu terhadap besarnya jumlah produksi yang dihasilkan. Beberapa faktor seperti suhu, kelembaban, dan
kemiringan merupakan faktor yang dipengaruhi dari ketinggian tanah. Sedangkan beberapa variabel seperti Luas lahan sadapan, jumlah tegakan dan kontur tanah
serta ketinggian tanah menjadi faktor yang memiliki pengaruh besar dalam kegiatan produksi.
2.5 Uji Hubungan