13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tingkat Agresivitas Anak
1. Pengertian Tingkat Agresivitas Anak
Masa usia dini merupakan masa yang paling penting dan paling rentan dalam proses tumbuh kembang anak. Pada masa ini, anak sangat
mudah menerima apapun yang mereka pelajari dari sekitarnya. Anak akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar, walaupun mereka belum
mengetahui maksudnya. Termasuk meniru perilaku kekerasan dan kata- kata kotor. Anak dapat melakukan hal tersebut tanpa mengetahui makna
dan tujuannya. Grainger 2003: 57 menyatakan bahwa suatu perilaku akan menghilang atau berlanjut bila pelakunya memperoleh suatu bentuk
penguatan setelah perilaku dilakukan. Jika terus menerus anak mendapatkan model yang menguatkan perilaku tersebut, maka dapat
muncul perilaku yang menyimpang seperti perilaku agresif pada anak. Anak usia 4-6 tahun pada umumnya mengikuti pembelajaran di
lembaga pendidikan pra sekolah. Pada usia ini anak mulai bersosialisasi dengan jumlah orang atau teman yang lebih banyak. Perilaku yang muncul
pada anak juga mulai berubah. Tingkat agresivitas pada setiap anak juga berbeda-beda. Perilaku agresif yang sering muncul pada usia 4-6 dapat
berupa fisik ataupun verbal, seperti memukul, mencubit, menjambak, menendang, merusak mainan, mengancam, membentak, dan berkata kasar.
Namun demikian, tidak semua perilaku yang kasarbaik secara verbal maupun nonverbal dapat dengan mudah dikategorikan sebagai perilaku
agresif, untuk dapat dikategorikan sebagai perilaku agresif harus memenuhi unsur bertujuan menyakiti atau merusak dan perilaku agresif
dilakukan secara konsisten Anantasari, 2006: 81. Agresivitas atau yang lebih dikenal dengan perilaku agresif pada
manusia merupakan tindakan yang bersifat kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya. Agresivitas seringkali dikaitkan dengan
problem sosial yang merugikan dan dekat sekali dengan perilaku kejahatan. Hal tersebut cenderung untuk membahayakan atau mencederai
orang lain, yaitu dengan adanya perasaan marah. Perilaku agresif suka menyerang lebih menekankan pada suatu perilaku yang bertujuan untuk
menyakiti hati atau merusak barang orang lain dan secara social tidak dapat diterima Anantasari, 2006: 80.
Tingkat perilaku agresif setiap anak tidak sama. Ada anak yang memiliki tingkat agresif tinggi, sedang, maupun rendah. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2012: 1469 tingkat merupakan kata yang menyatakan tentang kualitas atau keadaan yang paling tinggi atau paling
rendah dipandang dari sudut tertentu. Tingkat juga dapat menyatakan ukuran dari sebuah keadaan yang dapat diukur. Salah satu keadaan
tersebut yaitu perilaku agresif pada anak usia dini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2012: 18 agresif
mempunyai makna: 1 bersifat atau bernafsu menyerang; 2 cenderung
ingin menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat. Menurut Syamaun
2012: 40 agresi meupakan perilaku menyerang untuk memperoleh keinginan dengan merusak, melukai, atau menyakiti orang lain. Anak-anak
mengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara fisik atau lisan terhadap pihak lain, biasanya terhadap anak yang lebih kecil.
Sadock Sadock dalam Anantasari, 2006: 63 mengemukakan bahwa bahaya atau kekerasaan yang diakibatkan oleh perilaku agresif dapat
berupa bahaya atau kekerasan fisik, namun dapat juga berupa bahaya atau kekerasan nonfisik, misalnya yang terjadi sebagai akibat agresi verbal.
Baron dalam Koeswara, 1988: 5 menyatakan bahwa agresi adalah tingkahlaku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan
individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkahlaku tersebut. Aroson dalam Koeswara, 1988: 5 mengajukan definisi agresi adalah
tingkah laku yang dijalankan individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa tujuan tertentu.
Sedangkan, More dan Fine dalam Koeswara, 1988: 5 mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan fisik ataupun secara verbal terhadap
individu lain atau terhadap objek-objek. Perilaku agresif yang dilakukan anak, ditunjukkan dalam bentuk
permusuhan. More dan Fine dalam Koeswara, 1988: 5 menyatakan bahwa ekspresi dari permusuhan tersebut dapat berupa penyerangan secara
fisik maupun verbal. Penyerangan fisik yang biasa dilakukan oleh anak
dapat berupa memukul, menjambak, menendang, mencubit, merusak mainan, dan mendorong. Penyerangan verbal dapat berupa mengejek,
membentak, mengancam, mengumpat, dan berkata kasar. Agresi yang dilakukan anak tidak hanya berpusat pada individu di sekitarnya, namun
juga dapat dilakukan pada objek lain, seperti mainan, hewan peliharaan, pohon, dan benda-benda di sekitarnya. Perilaku agresif ini tidak muncul
dengan sendirinya. Anak melakukan perilaku agresif karena ada penyebab dan tujuan atau niatnya.
Krahe 2005: 15 juga menjelaskan bahwa agresi merupakan suatu perilaku, yaitu perilaku yang ditujukan atau dilakukan harus dengan niat,
sengaja dilakukan untuk menimbulkan akibat negatif pada sasarannya, atau sebaliknya akan menimbulkan harapan bahwa tindakan itu
menghasilkan sesuatu. Perilaku agresif dianggap sebagai cara efektif untuk melawan atas kerugian yang dialami, untuk menentang otoritas orang lain.
Menurut Kartono 1997: 266 agresif adalah kemarahan meluap- luap dan mengadakan penyerangan kasar karena seseorangmengalami
kegagalan. Reaksinya sangat primitif, dalam bentuk kemarahan hebat dan emosi yang meledak-ledak, seperti akan jadi gila. Anak menjadi
kehilangan kendali atas dirinya. Emosinya yang meledak-ledak tersebut dilampiaskan kepada orang-orang atau benda di sekitarnya. Agresif
semacam ini sangat mengganggu fungsi intelegensi, sehingga harga dirinya merosot.
Perilaku agresif tidak hanya kemarahan yang meluap-luap, namun juga dapat berupa perilaku menyakiti orang-orang yang ada di sekitarnya.
Menurut Breakwell 1998: 19 agresif diartikan sebagai bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau merugikan seseorang yang
bertentangan dengan kemauan orang lain secara sengaja. Breakwell juga menyatakan bahwa agresif merupakan bentuk tingkahlaku untuk menyakiti
orang lain, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala ancaman, caci-maki maupun pengrusakan.
Berdasarkan penjabaran definisi yang diungkapkan beberapa tokoh di atas,maka dapat disimpulkan bahwa tingkat agresivitas anak adalah
ukuran atau keadaan dari perilaku agresif, yaitu segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh anak dengan sengaja atau niat yangdimaksudkan
untuk menyakiti orang lain atau objek-objek lain yang ada disekitarnya, baik secara fisik maupun verbal.
2. Ciri-ciri Agresivitas