36
Aliran gabungan ini berusaha untuk memuaskan semua penganut teori pembalasan maupun tujuan. Untuk perbuatan jahat keinginan masyarakat untuk
membalas dendam direspon, yaitu dengan dijatuhi pidana penjara terhadap penjahatnarapidana, namun teori tujuan pun pendapatnya diikuti yaitu terhadap
penjahatnarapidana diadakan pembinaan, agar sekeluarnya dari penjara tidak melakukan tindak pidana lagi.
49
49
SoerJono Soekanto, Op.Cit, hlm. 83.
37
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya.
50
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan
hukum utama atau mempergunakan data sekunder yang diantaranya adalah dengan mempelajari dan menelaah perundang-undangan, asas-asas, mempelajari
kaedah hukum, teori-teori, doktrin-doktrin. Sedangkan pendekatan yuridis empiris yaitu meneliti perundang-undangan dan kepustakaan di bidang hukum yang
berkaitan dengan masalah di atas. Kemudian penelitian hukum empiris dilakukan dengan memperoleh data dari data
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari Pengadilan Negeri sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui
pengamatan dan wawancara. Penelitian hukum sebagai penelitian empiris dapat direalisasikan kepada penelitian terhadap efektivitas hukum yang berlaku ataupun
penelitian terhadap identifikasi hukum.
50
SoerJono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI-Pres, 2007, hlm. 43.
38
B. Sumber dan Jenis Data
Jenis data dilihat dari sumbernya dapat dibedakan antara data yang diperoleh
langsung dari narasumber dan yang diperoleh dari bahan pustaka.
51
Penulis menggunakan data yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Adapun jenis
data yang digunakan adalah : 1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan wawancara kepada narasumber untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan
sesuai dengan permasalahan yang dibahas. 2.
Data Sekunder adalah data yang digunakan dalam menjawab permasalahan pada penelitian ini melalui studi kepustakaan dengan cara membaca,
mengutip, mempelajari, menelaah literatur-literatur atau bahan-bahan yang ada serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan
yang ada. Data Sekunder terdiri dari 3 tiga bahan hukum sebagai berikut : a.
Bahan Hukum Primer, berupa perundang-undangan yang terdiri dari: 1.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana. 2.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
51
SoerJono Soekanto, Op.Cit hlm. 43.
39
4. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia.
b. Bahan Hukum Sekunder, adalah bahan hukum yang berhubungan dengan
bahan hukum primer, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dan Peraturan Menteri
Kehakiman No. M-05.UM01.051983. c.
Bahan Hukum Tersier, meliputi bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
berupa hasil-hasil penelitian terdahulu, majalah, surat kabar, kamus bahasa Indonesia serta pemanfaatan sumber dari internet dan sumber-
sumber bacaan lainnya. C.
Penentuan Narasumber
Penelitian ini membutuhkan narasumber sebagai sumber informasi untuk
memberikan penjelasan terkait dengan permasalahan yang dibahas. Data diperoleh dari para informan atau responden yang akan memberikan informasi secara
terperinci mengenai pokok permasalahan yang di teliti, penentuan informan atau responden penelitian tidak dilakukan secara terperinci mengenai pokok
permasalahan yang diteliti. Melainkan ditetapkansecara bertujuan purposive dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu.
52
52
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosda Karya, 2005, hlm. 135.