Uji Autokorelasi Pembahasan a.

Tabel 4.24 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.547 .832 1.859 .066 X1 .022 .016 .149 1.387 .169 X2 -.009 .018 -.054 -.506 .614 a. Dependent Variable: Abs_res Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel independen mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen abs_res. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawah ini. Tabel 4.25 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .541 a .292 .277 2.85455 2.010 a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Hipotesis yang digunakan untuk menganalisis output di atas adalah sebagai berikut: Ho :  3 = 0, tidak ada korelasi antar variabel independen. Ha :  3  0, ada korelasi antar variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan: Dengan n = 90, k = 2 diperoleh dl = 1,612 dan du = 1,703 Gambar 1 Uji Autokoerelasi Dw 1,761 Menerima Ho atau Ho atau kedua - duanya Daerah keraguan -raguan Tolak Ho bukti autokorelasi positif Daerah keraguan -raguan Tolak Ho bukti autokorelasi negatiff dl 1,444 du 1,727 4 - du 2,273 4 - dl 2,556 4 Pada tabel model summary diperoleh nilai DW hitung = 1,612. Karena nilai DW hitung = 1,612 terletak pada daerah penerimaan Ho, jadi dikatakan tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Normalitas Data

Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel dependent Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independen diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut. 0 dl du DW 4-du 4-dl 1,612 1,703 2,01 2,207 2,388 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 95 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.78572262 Most Extreme Differences Absolute .070 Positive .059 Negative -.070 Kolmogorov-Smirnov Z .683 Asymp. Sig. 2-tailed .740 a. Test distribution is Normal. Analisis data hasil Output:  Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut : H : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal  Kriteria penerimaan H H diterima jika nilai sig 2-tailed 5. Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,860 = 86 5 , maka H diterima. Artinya variabel tingkat keputusan pembelian berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai berikut. Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas

4.3.3. Pengujian Hipotesis

1. Secara Simultan Uji F

Adapun hasil hipotesis secara simultan dapat dilihat pada tabel 4.36 sebagai berikut : Tabel 4.26 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 309.564 2 154.782 18.995 .000 a Residual 749.657 92 8.148 Total 1059.221 94 a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel 4.36 diatas hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh F hitung = 18,995 dengan nilai signifikansi sebesar 0.007 0,05 maka Ho ditolak, sehingga H 3 yang berbunyi ada pengaruh positif kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan diterima.

2. Secara Parsial Uji t

Adapun hasil hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.25 sebagai berikut : Tabel 4.27 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.554 1.560 7.406 .000 X1 .160 .030 .491 5.373 .000 X2 .046 .034 .126 1.378 .172 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa: Dari hasil diatas untuk variabel kepemimpinan X 1 diperoleh t hitung = 5,373 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 maka H ditolak sehingga H a yang berbunyi ada pengaruh positif kepemimpinan terhadap kinerja karyawan diterima Dari hasil diatas untuk variabel budaya organisasi X 2 diperoleh t hitung = 1,378 dengan nilai signifikansi 0.172 0,05 maka Ho diterima sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan ditolak.

4.3.4. Koefisien Determinasi

1. Secara Simultan

Untuk mengetahui besarnya kontribusi kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan secara simultan dapat diketahui berdasarkan nilai Adjusted R Square pada table Model Summary. Tabel 4.28 Model Summary Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .541 a .292 .277 2.85455 a. Predictors: Constant, X2, X1 Nilai koefisien determinasi R square adalah sebesar 0,108 sehingga besarnya kontribusi variabel kepemimpinan X 1 dan budaya organisasi X 2 terhadap kinerja karyawan Y sebesar 27,7 sedangkan 72,3 dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

2. Uji determinasi Parsial

Besarnya pengaruh variabel bebas secara parsial dapat diketahui dari kuadrat partial correlation pada tabel 4.27 dibawah ini : Tabel 4.29 Kuadrat Partial Corelation Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero- order Partial Part 1Constant 11.554 1.560 7.406 .000 X1 .160 .030 .491 5.373 .000 .527 .489 .471 X2 .046 .034 .126 1.378 .172 .265 .142 .121 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan hasil kuadrat partial correlation diatas diketahui bahwa : Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial menunjukan bahwa besarnya pengaruh kepemimpinan X 1 terhadap kinerja karyawan Y adalah 0,489 2 = 23,9, besarnya kontribusi budaya organisasi X 1 adalah sebesar 0,142 2 = 2,0. Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang sangat dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada PDAM Tirta Moedal Semarang adalah faktor kepemimpinan.

4.4 Pembahasan a.

Kondisi kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Sebagai perusahaan jasa yang bergerak di bidang pendistribusian air sekaligus sebagai badan udaha milik daerah, maka harus mampu bertahan hidup dan mempunyai prospek yang cerah di masa depan, harus mampu mengidentifikasi, menyeleksi, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan-karyawan berkualitas yang dimilikinya. Manajemen sumber daya manusia menjadi salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena selain menangani masalah keterampilan dan keahlian, manajemen sumber daya manusia juga berkewajiban membangun perilaku kondusif karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik Wahyudi, 2004:117. Dari hasil penelitian pada variabel kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa kriteria kemampuan kepemimpinan pada PDAM Tirta Moedal Semarang adalah berada dalam kategori sangat baik sebesar 6 dan dalam kondisi baik sebesar 26, sedangkan dalam kategori kurang baik sebesar 66 dan dalam kondisi tidak baik sebesar 3. Dilihat dari perhitungan interval prosentase tersebut kemampuan kepemimpinan pada PDAM Tirta Moedal Semarang lebih dominan dalam kategori kurang baik. Hal ini dapat dikarenakan karena kecenderungan pola kepemimpinan otoriter dan monoton sehingga mungkin mempengaruhi pola atau stabilitas karyawan dalam bekerja. Pada variabel budaya organisasi dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa budaya organisasi PDAM Tirta Moedal Semarang dalam kategori sangat baik sebesar 3 dan dalam kondisi baik sebesar 32, dalam kondisi kurang baik sebesar 59 dan dalam kondisi tidak baik sebesar 6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi pada PDAM Tirta Moedal Semarang dilihat dari hasil persentase yang paling dominan adalah dalam kategori kurang baik. Disini terlihat bahwa kecenderungan kinerja karyawan yang seharusnya berpengaruh baik apabila berada dalam atmosfer budaya organisasi yang baik, ternyata tidak mengarah pada kecenderungan tersebut. b. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan yang terdiri dari indikator kemampuan sebagai pengawas, kebutuhan akan prestasi, kecerdasan, ketegasan, kepercayaan diri, dan inisiatif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. PDAM Tirta Moedal Semarang telah berusaha meningkatkan kemampuan sebagai pengawas dengan cara memberikan pelatihan atau training pengembangan kemampuan kepemimpinan yang dalam hal ini mencakup segala aspek termasuk kecerdasan, ketegasan, dan kepercayaan diri. Sedangkan untuk kebutuhan akan prestasi PDAM Tirta Moedal Semarang meningkatkan motivasi karyawan dengan memberikan award atau sebuah penghargaan tertentu akan kinerja yang baik yang telah disumbangkan terhadap organisasi. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan Robbins 1996 dalam Heriyanti 2007:30 yang menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan adalah pengaruh antara pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. Kepeminpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah kelompok atau organsiasi. Dalam Heriayanti 2007:31 Kartini 1994 menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi dan menjaring jaringan komunikasi dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Dengan demikian gaya dari seorang pemimpin dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan.

c. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan