Latar Belakang PELAKSANAAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangatlah pesat. Terbukti kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi sosial-ekonomi yang dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, serta membawa perubahan dalam cara berpikir, cara menghadapi hidup dan kehidupan ini. Salah satu perubahan terlihat dalam aktivitas manusia yang sekarang ini semakin menurun dengan adanya kecanggihan teknologi yang semakin pesat. Begitu juga kecanggihan teknologi juga mempengarui aktivitas anak yang semakin menurun. Terlihat dari banyaknya permainan-permainan modern sehingga permainan tradisional sekarang mulai ditinggalkan. Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, Dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Bahkan mungkin juga 2 dengan memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang lajim disebut sebagai seni tradisional. Di Indonesia sendiri memiliki banyak jenis-jenis permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang selesai melakukan kegiatan sehari hari. Tiap daerah memiliki jenis dan cara bermain yang berbeda beda, tetapi ada beberapa permainan yang mempunyai persamaan dalam hal bermain dan peraturan,hanya nama yang berbeda Soetoto Pontjopoetro, 2008:6.11. Sekolah merupakan suatu unit sosial yang bertugas khusus untuk melaksanakan proses pendidikan dan merupakan suatu jenis lingkungan pendidikan disamping lingkungan keluarga, masyarakat dan alam. Jenjang pendidikkan di sekolah dimulai dari SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi Rusli Ibrahim, 2008:87. Sekolah dasar merupakan suatu jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya dalam mendukung pendidikan nasional sehingga mutu pendidikan nasional harus dimulai dengan peningkatan mutu disekolah dasar. Kedudukan sekolah dasar sangat penting keberadaannya karena : 1 Tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar, secara formal seseorang tidak mungkin dapat mengikuti pelajaran di SLTP, 2 Melalui sekolah dasar anak didik dibekali kemampuan dasar dan keterampilan dasar agar mampu mengantisipasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk keterampilan olahraga, serta keterampilan hidup lainnya life skill Depdiknas, 2007:7 dan 3 Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang membekali atau memberikan dasar- dasar dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya Harsuki, 2003:97. 3 Siswa sekolah dasar mereka sulit untuk duduk diam ketika hanya duduk di kelas dirasakan suatu hal yang sangat membosankan, Sehingga sebentar-bentar melihat arloji. Sewaktu tanda waktubel dibunyikan mereka berhambur keluar menuju tempat bermain. Siswa merasa bebas lari kesana kemari tidak beraturan untuk melampiaskan kegembiraannnya. Anak-anak tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bermain. Secara harfiah bahwa alam merangsang untuk bergerak. alam mendorong mereka untuk bergerak, sehingga jantungnya, paru-parunya, dan otot seluruh tubuhnya akan berkembang lebih serasi. Kesempatan anak untuk melatih potensi-potensi adalah pada waktu mereka bermain. Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam diri anak atau disebut sebagai naluri. Semua naluri harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain bagi anak meerupakan kebutuhan hidupnya Soemitro, 1992:1. Pendidikan modern menggunakan permainan tradisional sebagai alat pendidikan bahwa bermain mengandung nilai-nilai untuk mengembangkan harmoni antara jiwa dan raga. Permainan merupakan bagian dari bidang studi pendidikan jasmani yang mempunyai banyak kegiatan seperti halnya kegiatan olahraga pada umumnya, dengan bermain terpaculah perkembangan- perkembangan manusia secara kejiwaan, dan sosial. Dengan tumbuh kembangnya manusia secara keseluruhan melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam permainan ini, berarti anak-anak dipersiapkan untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan bidang studi olahraga yang lain, yang juga menuntut kekuatan dan kelincahan gerak jasmaniah, kemasakan mental dan pendekatan jarak sosial Soetoto Poentjopoetro, 2002:1.19. 4 Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, permainan tradisional dapat disajikan sebagai bahan pelajaran pendidikan jasmani, karena setiap permainan tersebut harus terlebih dahulu dikaji nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tersebut seperti nilai pendidikan, dalam permainan tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas, kejujuran, kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta kemampuan bekerja sama dalam kelompok, mudah aturan permainannya, di samping jumlah pemain yang dapat melibatkan seluruh siswa di kelas yang bersangkutan dan dalam permainan guru dapat mengontrol siswanya karena adanya faktor bahaya sehingga harus ada yang dapat mempertanggung jawabkannya Soemitro, 1992:171. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral dan pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional BSNP, 2006:1. Untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam pembelajaran penjas tidak lepas dari kurikulum. Kurikulum satuan pendidikan KTSP merupakan kurikulum yang berlaku secara nasional. Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan untuk menyusun dan menambah materi atau mata pelajaran yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah yang bersangkutan Wardani, 2002:1.4. Pada saat ini sarana prasarana yang menunjang pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah sangat kurang memadai terutama di 5 sekolah dasar. Bahkan banyak sekolah yang tidak mempunyai peralatan yang layak untuk menunjang kegiatan kurikulum pendidikan jasmani, Tetapi kurikulum pendidikan jasmani harus berjalan dan harus dilaksanakan. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah ini adalah menyajikan kegiatan- kegiatan yang tidak memerlukan alat atau perkakas. Untunglah di tanah air kita ini daerah kaya akan permainan-permainan yang menggunkan alat maupun yang tidak menggunakan alat Soemitro, 1992:30. Salah satu bentuk materi pendidikan jasmani disekolah dasar adalah permainan. Permainan diharapkan mampu mengembangkan siswa didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Permainan tradisional merupakan bagian bentuk dari permainan sederhana sebagai bahan pelajaran. Permasalahan ini juga tentu tidak berbeda dengan sebagian sekolah di Kabupaten Temanggung. Sebelum mengadakan penelitian, ada sebagian guru pendidikan jasmani yang mengajarkan permainan tradisional dalam pembelajaran penjasorkes. Hal ini dikarenakan letak sekolah dasar di wilayah Kabupaten Temanggung berada di perbukitan dan memiliki banyak tanah lapang yang memungkinkan anak untuk bermain salah satunya permainan tradisional. Siswa asyik bermain sendiri lari kesana kesana kemari tidak beraturan. Berdasakan observasi awal peneliti melalui wawancara dengan guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung diperoleh hasil bahwa pembelajaran pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan di sekolah dasar tersebut masih menggunakan permainan tradisional terutama pada kelas rendah. Pembelajaran permainan tradisional masih dinilai sangat efektif untuk diajarakan kepada siswa sekolah dasar yang lebih menyukai aktivitas bermain, terutama untuk sekolah-sekolah yang memiliki sarana prasarana yang masih 6 kurang mendukung untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pengetahuan siswa tentang permainan tradisional di Sekolah tersebut masih sangat baik, permainan tradisional bagi siswa sekolah dasar disini masih melekat karena terbukti saat jam istirahat masih memainkan permainan tradisional untuk mengisi waktu istirahatnya. Sarana prasarana di sekolah dasar tersebut sangat mendukung karena letak Kabupaten Temanggung sendiri di daerah pegunungan dan memilki banyak tanah lapang untuk menunjang pembelajaran permainan tradisional. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran permainan tradisional diharapkan oleh guru pendidikan jasmani mampu mengembangkan siswa untuk mencapi tujuan pendidikan yang inggin di capai. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah permainan merupakan suatu kegiatan positif bagi anak-anak sekolah dasar untuk mengisi waktu luang. Bermain merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan jasmani anak. Melakukan aktivitas dapat memberikan selingan dari kehidupan sehari hari, sehingga dapat di harapkan akan mendapatkan kesegaran kembali setelah melakukan aktivitas bermain. Permainan tradisional mengajarkan pada anak tentang bagaimana kita bersosial dan menanamkan nilai sportif, jujur dan kerja sama serta unsur-unsur seperti melempar, melompat, berlari dan nillai nilai yang terkandung dalam permainan tersebut, sehingga dari unsur-unsur dan nilai- nilai nyang terkandung di dalam permainan tradisional ini sangat sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar. Dari uraian diatas, maka hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pelaksanaan Permainan tradisional dalam 7 Pembelajaran Penjasorkes pada siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung Tahun 2014.

1.2. Fokus Masalah

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN CROSS VOLLEY BALL BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KETANON SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

2 19 151

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL PADA SEKOLAH DASAR DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2015

0 10 137

SURVEI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

3 88 157

SURVEI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011

0 5 98

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGEMBANGAN GERAK DASAR DAN SELF ESTEEM.

0 4 49

(ABSTRAK) SURVEI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011.

0 0 2

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES.

0 1 90

IDENTIFIKASI TENTANG HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017.

0 2 128

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU PENJASORKES TINGKAT SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015/2016.

0 0 95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014

0 0 6