E. Penyusunan dan Pengujian Kuisioner
Kuisioner yang disusun memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai profil responden serta persepsi konsumen terhadap label halal yang
terdapat pada produk pangan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian bersifat tertutup dan sebagian bersifat semi terbuka. Pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang tidak memungkinkan responden untuk memberikan jawaban selain dari pilihan jawaban yang telah disediakan.
Pertanyaan tertutup pada kuisioner ini adalah pertanyaan nomor 1, 2, 3, 8 dan 9. Sedangkan pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang
memungkinkan responden untuk menjawab dengan memilih salah satu atau lebih alternatif pilihan jawaban yang telah disediakan atau
menuliskan jawabannya sendiri jika tidak tersedia pada pilihan jawaban. Pertanyaan semi terbuka pada kuisioner ini adalah pertanyaan nomor 4, 5,
6, 7, 10 dan 11. Pertanyaan dalam kuisoner penelitian ini telah disusun sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan pada kusioner dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu pertanyaan mengenai
bahan yang diharamkan menurut ajaran Islam serta pertanyaan mengenai pengetahuan konsumen mengenai label halal pada produk pangan.
Pengujian kuisioner dilakukan sebelum penelitian. Pengujian ini meliputi pre-test, uji validasi dan uji reliabilitas kuisioner yang masing-
masing dilakukan pada 30 responden. Pre-test dilakukan untuk menyempurnakan kuisioner. Dalam pre-test, peneliti melakukan uji coba
menyebarkan kuisioner kepada 30 responden. Pre-test dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada responden tentang pertanyaan yang
kurang dimengerti atau menimbulkan bias, sehingga dapat diperbaiki berdasarkan saran dari responden tersebut. Jumlah responden yang diambil
untuk pre-test tidak ada patokan yang pasti dan sangat tergantung pada homogenitas responden. Untuk pre-test umumnya digunakan 30-50
kuisioner dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya yang akan diteliti Singarimbun dan
Effendi, 1989.
Ketepatan pengujian suatu hipotesa tentang hubungan variabel penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam
pengujian tersebut. Pengujian hipotesa penelitian tidak akan tepat mengenai sasarannya bila data yang digunakan untuk menguji hipotesa
adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur atau tidak valid Singarimbun dan Effendi, 1995.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kelebihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid bila mampu mengukur
apa yang ingin diukur atau dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Pertanyaan yang disusun harus disesuaikan
dengan variabel yang ingin diukur. Apabila penyusunan pertanyaan telah sesuai dengan prosedur, maka kuisioner telah memenuhi validitas logis.
Validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian dan
menyusun kuisioner Singarimbun dan Effendi, 1995. Pengujian validitas kuisioner dilakukan dengan menggunakan
rumus teknik korelasi product moment, dimana masing-masing pertanyaan akan dikorelasikan dengan nilai total. Indeks korelasi yang dipeoleh r
dibandingkan dengan angka kritis pada tabel korelasi nilai “r”. Jika nilai korelasi yang diperoleh di atas angka kritisnya, maka pertanyaan tersebut
signifikan atau valid. Pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner dilakukan terhadap 30 orang responden. Adapun rumus product moment
yang digunakan : r = N
ΣXY – ΣX. ΣY √[NΣX
2
– ΣX
2
] – [N ΣY
2
– ΣY
2
] Keterangan : X = skor pada soal yang ingin diukur
Y = skor total dari masing-masing soal N = jumlah pengamatan
r = indeks validitas
Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, sangat sisarankan agar jumlah responden untuk uji validitas dan reliabilitas kuisioner minimal 30
orang. Dengan jumlah minimal 30 orang responden tersebut, maka distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal. Asumsi kurva
normal ini sangat diperlukan di dalam perhitungan statistik. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, reliabilitas adalah
indeks yang menunjukkan sejauhmana alat pengukur dapat dipercaya atau handal. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam
mengukur gejala yang sama. Akan tetapi, pengukuran fenomena sosial seperti persepsi akan sulit mendapatkan hasil yang konsisten karena gejala
sosial tidak semantap gejala fisik, sehingga dalam pengukuran gejala sosial selalu diperhitungkan kesalahan pengukuran measurement error.
Pada penelitian ini, pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran ulang test-retest. Pengukuran
reliabilitas dengan menggunakan teknik pengukuran ulang test-retest dilakukan dengan cara meminta responden yang sama untuk menjawab
semua pertanyaan dalam kuisioner sebanyak dua kali. Apabila selang waktu pengukuran pertama dan kedua terlalu dekat, maka responden
masih ingat jawaban yang diberikan pada saat pengukuran pertama, sedangkan jika selang waktu pengukuran terlalu lama maka terdapat
kemungkinan terjadi perubahan pada fenomena yang akan diukur Singarimbun dan Effendi, 1995. Oleh karena itu, selang waktu antara
pengukuran pertama dan kedua pada penelitian ini adalah lima belas hari. Hasil pengukuran pertama dan kedua dikorelasikan dengan
menggunakan teknik korelasi product moment yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan X menggambarkan skor hasil pengukuran pertama
dan Y menggambarkan skor hasil pengukuran kedua. Bila nilai korelasi r, maka korelasi tersebut signifikan. Hal tersebut berarti hasil pengukuran
pertama dan kedua relatif konsisten atau reliabel.
F. Pengolahan dan Analisis Data