untuk berpamitan ketika keluar rumah. Menghormati sesama bisa dilakukan baik itu kepada anggota keluarga, teman, guru di sekolah dan masyarakat
sekitar sehingga anak nantinya akan terbiasa mempunyai sikap saling menghormati ke sesama manusia. Sedangkan mengajarkan anak untuk
berpamitan ketika keluar rumah merupakan salah satu cara yang tepat untuk mendidik anak supaya orang tua dapat mengontrol perilaku anak.
d. Nilai Karakter Hubunganya dengan Lingkungan Sikap-sikap yang diajarkan orang tua pengunduh agar anaknya
memiliki karakter yang baik hubungannya dengan lingkungan adalah dengan cara menjaga kebersihan rumah dan menjaga kebersihan
lingkungan. Dengan mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan rumah dan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya anak dibimbing untuk
menjaga lingkungan hidup, menggunakan barang secara bertanggungjawab dan kritis terhadap persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
Kesadaran dan kebiasaan untuk menjaga kebersihan lingkungan, melakukan penghijauan, dan membuang sampah pada tempatnya sangat penting
ditanamkan dalam diri anak, agar anak terbiasa dengan hidup sehat.
2. Karakter Anak Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Pengunduh Sarang Burung Walet
Dalam Rohinah 2012:134 secara umum, Hurlock mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis.
a. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter mempunyai ciri orang tua membuat semua keputusan, anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh bertanya. Dalam pola asuhan
otoriter ini, orang tua cenderung membatasi perilaku kasih sayang, sentuhan, dan kelekatan emosi orang tua-anak sehingga antara orang tua dan
anak seakan memiliki dinding pembatas yang memisahkan ‘si otoriter” orang tua dengan “si patuh” anak.
Studi yang pernah dilakukan oleh Fagan dalam Rohinah 2012:135. menunjukan bahwa terdapat keterkaitan antara faktor keluarga dan tingkat
kenakalan keluarga, di mana keluarga yang broken home, kurangnya kebersamaan dan interaksi antar keluarga, dan orang tua yang otoriter
cenderung menghasilkan remaja yang bermasalah. Pada akhirnya, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas karakter anak. Salah satu orang tua
pengunduh mengatakan bahwa kalau anaknya melakukan kesalahan. ia tidak segan-segan memarahinya dan memberikan hukuman, agar kesalahannya
tidak diulangi lagi. Anak bisa menjadi lebih disiplin dan tidak keras kepala. Berdasarkan wawancara yang di lakukan bahwa karakter anak apabila
orang tua menggunakan pola asuh otoriter adalah anak akan bersikap keras kepala, pendiam, kurang percaya diri, tidak mandiri, tidak bertanggung
jawab dan cenderung tertutup dengan teman maupun orang tuanya sendiri b.
Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis mempunyai ciri orang tua mendorong anak untuk
membicarakan apa yang ia inginkan. Pola asuh yang demokratis tampaknya lebih kondusif dalam pendidikan karakter pada anak. Orang tua yang
menerapkan pola asuh yang demokratis akan lebih mendukung perkembangan pada anak, terutama dalam hal kemandirian dan tanggung
jawab. Sehingga anak nantinya akan bisa bersikap mandiri, tidak selalu menggantungkan pada orang lain dan juga mempunyai tanggung jawab
terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa karakter anak apabila
orang tua menggunakan pola asuh demokratis adalah anak akan cenderung mengungkapkan agresivitasnya dalam tindakan-tindakan yang konstruktif
misalnya disiplin, bertanggung jawab, mandiri, jujur, dan mempunyai hubungan yang baik terhadap sesama.
c. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif mempunyai ciri orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Penerapan pola asuh yang permisif sangat
tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. Bagaimana pun juga anak tetap memerlukan arahan dari orang tua untuk mengenal mana yang baik
dan mana yang salah. Dengan memberi kebebasan yang berlebihan, apalagi terkesan membiarkan, akan membuat anak bingung dan berpotensi salah
arah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa karakter anak apabila
orang tua menggunakan pola asuh permisif adalah anak akan cenderung mengembangkan tingkah laku agresif secara terbuka atau terang-terangan.
Orang tua yang permisif juga mengakibatkan anak kurang mampu menyesuaikan diri di luar rumah.
Menurut Megawangi 2004, ada beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi
anak sehingga berakibat pada pembentukan karakternya, yaitu: 1
kurang menunjukan ekspresi kasih sayang baik secara verbal ataupun fisik;
2 kurang meluangkan waktu yang cukup untuk anaknya;
3 bersikap kasar secara verbal, misalnya menyindir, mengecilkan anak, dan
berkata-kata kasar; 4
bersikap kasar secara fisik, misalnya memukul, mencubit, dan memberikan hukuman badan lainnya;
5 terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif sacara dini;
6 tidak menanamkan “good character” kepada anak.
3. Hambatan dan Kendala Orang Tua Pengunduh dalam Membina Karakter Anak