produksi yang dimiliki pemerintah, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam, dan sebagainya
Mardiasmo 2004. Menurut Mardiasmo 2004, anggaran sektor publik dibagi
menjadi dua, yaitu : 1. Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan anggaran yang digunakan untuk merencanakan
kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan
Pemerintahan. Pengeluaran yang termasuk anggaran operasional antara lain belanja umum, belanja operasi dan belanja pemeliharaan.
2. Anggaran modal
Anggaran modal merupakan anggaran yang menunjukkan anggaran jangka panjang dan pembelajaran atas aktiva tetap seperti gedung,
peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan
akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, selanjutnya akan menambah anggaran rutin untukbiaya operasional dan biaya
pemeliharaan.
2.2. Belanja Modal
Menurut PP No. 24 Tahun 2005 belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan,
dan aset tak berwujud. Halim 2004a:73 menyatakan bahwa belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran
dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
pemeliharaan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91PMK.062007
mendefinisikan belanja modal sebagai pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang
ditetapkan oleh pemerintah dimana aset tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
Bastian 2006:50 menyatakan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang dikeluarkan dalam rangka pembelian atau pengadaan
atau pembangunan aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Jadi
belanja modal adalah pengeluaran Pemerintah Daerah yang akan menambah aset kekayaan daerah dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Belanja modal digunakan untuk mendapatakan aset tetap
Pemerintah Daerah seperti peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta
tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan membangun sendiri, menukarkan dengan aset
tetap lain, dan membeli. Namun, untuk di pemerintahan, biasanya cara yang dilakukan adalah dengan cara membeli melalui lelang atau tender.
Menurut PP No. 24 Tahun 2005 aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap yang dimiliki Pemerintah Daerah dari
belanja modal merupakan syarat utama dalam memberikan pelayanan publik. Untuk menambah aset tetap, Pemerintah Daerah mengalokasikan
dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang memberikan dampak
jangka panjang secara finansial. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
Klasifikasi aset tetap yang digunakan menurut PP No. 24 Tahun 2005 yaitu tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,
dan jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan No. Per-
33PB2008, suatu belanja dikategorikan sebagai belanja modal apabila: 1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap
atau aset lainnya yang menambah masa umur, manfaat dan kapasitas. 2. Pengeluaran tersebut melebihi minimum kapitalisasi aset tetap atau
aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual. 4. Pengeluaran tersebut dilakukan sesudah perolehan aset tetap atau
aset lainnya dengan syarat pengeluaran mengakibatkan masa manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset yang dimiliki
bertambah serta pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetapaset lainnya.
Menurut Hadi
saputra 2012belanja
modal dapat
di kategorikansebagaiberikut:
1. Belanja modal tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpembelianpembebasan penyelesaian, balik nama
dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan
dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
2. Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan
untuk pengadaanpenambahanpenggantian,
dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor
yang memberikan masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin yang dimaksud dalam kondisi siap
pakai. 3. Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaranbiaya yang
digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan
pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan
peningkatan pembangunanpembuatan
serta perawatan,
dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
5. Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan
pembangunanpembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal
kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman,
buku-buku, dan jurnal ilmiah. Menurut Mayeztika 2010 belanja modal berdasarkan jenis
belanja, meliputi: 1. Belanja Publik yaitu belanja yang masa manfaatnya dapat dinikmati
secara langsung oleh masyarakat umum. Belanja publik merupakan belanja modal yang berupa investasi fisik yang mempunyai nilai
ekonomis lebih dari satu tahun dan mengakibatkan terjadinya
penambahan aset daerah. Contohnya: fasilitas pendidikan gedung sekolah, peralatan laboratorium, mobil, kesehatan rumah sakit,
peralatan kedokteran, mobil ambulance, pembangunan jalan raya dan jembatan.
2. Belanja Aparatur yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, tetapi dirasakan langsung oleh
aparatur. Belanja aparatur menyebabkan terjadinya penambahan aktiva tetap dan aktiva lancar. Contohnya: belanja aparatur
pembelian kendaraan dinas, pembangunan gedung pemerintahan dan pembangunan rumah dinas.
Menurut Halim 2006 pengalokasian anggaran belanja modal didasarkan pada kebutuhan memiliki arti bahwa tidak semua satuan kerja
atau unit organisasi di Pemerintahan daerah melaksanakan kegiatan atau proyek pengadaan aset tetap. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Tupoksi masing-masing satuan kerja, ada satuan kerja yang memberikan pelayanan publik berupa penyediaan sarana dan perasarana
fisik, seperti
fasilitas pendidikan
gedung sekolah,
peralatan laboratorium, kesehatan rumah sakit, peralatan kedokteran, mobil
ambulans, jalan raya, dan jembatan, sementara satuan kerja lain hanya memberikan pelayanan jasa langsung berupa pelayanan administrasi
catatan sipil, pembuatan kartu identitas kependudukan, pengamanan, pemberdayaan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan pendidikan.
Keputusan untuk meningkatkan belanja modal merupakan bagian dari keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
publik, yang diikuti dengan peningkatan belanja-belanja lain, yakni belanja operasional dan belanja modal. Namun, tidak berarti belanja
modal selalu sebagai penyebab bagi kenaikan belanja operasional. Hal ini dikarenakan sifat kedua belanja yang berbeda. Belanja modal adalah
belanja variabel, yakni belanja yang terjadi karena adanya kebutuhan atau aktivitas untuk menghasilkan aset tetap, sementara belanja
operasional bersifat rutin dari tahun ke tahun, sesuai dengan keadaan aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui manajemen kualitas jasa service quality management, yakni upaya
meminimalisasi kesenjangan gap antara tingkat layanan dengan harapan konsumen Bastian, 2006. Dengan demikian, Pemerintah
Daerah harus mampu mengalokasikan anggaran belanja modal dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi
Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik. Untuk dapat meningkatkan pengalokasian belanja modal, maka perlu diketahui
variabel –variabel yang berpengaruh terhadap pengalokasian belanja
modal, seperti Pendapan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana alokasi Khusus DAK.
2.3. Pendapatan Asli Daerah