Pekerjaan galian lubang pondasi Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat :

Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM

3. Pekerjaan galian lubang pondasi

Dikerjakan secara manual oleh 15 tukang gali; Kapasitas per hari 10 m 3 ; volume pekerjaan 240 m 3 ; Waktu yang diperlukan = 240 : 10 = 24 hari + 4 hari spare waktu= 28 hari.

4. Pekerjaan Pondasi Pelat Setempat :

Urutan pekerjaan : a. urugan pasir padat setebal 10 cm b. pembuatan lantai kerja setebal 5 cm dari beton 1 pc : 3 pasir : 5 split c. pemasangan baja tulangan pemotongan tulangan dan pembengkokan dapat dilakukan terlebih dahulu. volume baja tulangan : 800 kg, 1 regu tukang besi dapat mengerjakan kurang lebih 150 kghari; Jadi → waktu yang diperlukan = 800 : 150 ≈ 6 hari; d. pemasangan acuan stump kolom; e. pengecoran stump kolom; Seluruhnya diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 14 hari. Mengingat bahwa pekerjaan ini baru bisa dimulai setelah sebagian pekerjaan galian dan berakhir setelah seluruh galian selesai, maka pekerjaan ini akan membutuhkan waktu ± 20 hari. Jadi ada tenggang waktu ± 6 hari 5. Pekerjaan Konstruksi Baja Pekerjaan pembuatan elemen-elemen struktur berupa pemotongan pemasangan endplate dan base plate; pembuatan lubang-lubang baut; pembuatan anker dan lain-lain dikerjakan di workshop. Volume pekerjaan kolom dan rafter = 25200 kg. Kapasitas kerja workshop yang sedang adalah 2000 – 3000 kghari. Waktu yang dibutuhkan pekerjaan di workshop = ± 12 hari. Waktu untuk transport dari workshop ke site = ± 7 hari Pemasangan di lapangan : • Pemasangan kolom baja, jumlah 14 buah Æ waktu 14 hari. • Pemasangan balok rafter, jumlah 7 buah Æ waktu 14 hari. • Pemasangan gording, trekstang dan ikatan angin : Volume pekerjaan = 7500 kg; kapasitas pelaksanaan kurang lebih 300 kghari → Jadi waktu = ± 15 hari. Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM Berdasarkan jadwal induk tersebut, dapat dikembangkan jadwal-jadwal yang lain untuk menunjang kelancaran pelaksanaan proyek : 1. Jadwal Penyediaan Bahan Dari jadwal induk diketahui bahwa pada tanggal 7 April akan dimulai pekerjaan pondasi pelat setempat. Maka sebelum tanggal tersebut, misalnya paling lambat tanggal 5 April sudah harus tersedia bahan-bahan untuk pekerjaan tersebut. 2. Jadwal Penyediaan Alat Terutama Alat Berat Menurut jadwal induk tanggal 7 Maret akan dimulai pekerjaan penimbunan dan pemadatan tanah, maka pada tanggal tersebut sudah harus tersedia alat-alat yang diperlukan seperti beberapa buah dump truck, motor grader atau buldozer untuk menyebarkan tanah, sheepfoot roller lengkap dengan traktor penariknya untuk mendatangkan tanah. 3. Sumber Daya Manusia Penyediaan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian sesuai jenis kegiatan pekerjaan harus dijadwalkan berdasarkan jadwal induk tersebut. 4. Kurva “S” Kurva yang menggambarkan kemajuan pekerjaan dalam bentuk bobot pekerjaan yang telah diselesaikan sampai dengan waktu tertentu dibagi bobot total pekerjaan atau biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan waktu tertentu dibagi biaya total x 100. Misalnya pada 1 April, pekerjaan yang telah diselesaikan adalah : 100 pek. persiapan → biaya = 8.200.000 75 pek. penimbunan pemadatan, → biaya = 0,75 x 12.600.000 = 9.450.000 25 pekerjaan galian lb.pondasi, → biaya = 0,25 x 2.160.000 = 540.000 ________________ + Jumlah = Rp.18.190.000,- Bobot pekerjaan = 8 , 14 100 000 . 730 . 122 000 . 190 . 18 = × Rp 122.730.000,- → total biaya langsung Pada tanggal 1 Mei, pekerjaan yang telah diselesaikan adalah : 100 pekerjaan persiapan, 100 pekerjaan penimbunan dan pemadatan, 100 pekerjaan galian lubang pondasi, 100 pekerjaan pelat setempat, 67 pekerjaan pondasi batu kali dan 33 pekerjaan sloof dan koppel balok. Jumlah biaya = Rp 32.713.000,- Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM Bobot = 65 , 26 100 000 . 730 . 122 000 . 713 . 32 = × Pekerjaan konstruksi baja yang masih dilakukan di workshop tidak boleh dihitung. Pada tanggal 1 Juni, pekerjaan yang telah diselesaikan adalah : 100 pekerjaan 1 sd 11 dan 20 pekerjaan no.12. Jumlah biaya = Rp. 107.730.000,- Bobot = 8 . 87 100 000 . 730 . 122 000 . 730 . 107 = × Pada tanggal 15 Juni, seluruh pekerjaan selesai Æ Bobot 100 Fungsi Bar chart untuk pengendalian waktu pelaksanaan. Selama pekerjaan berlangsung, kemajuan tiap jenis pekerjaan yang nyata dicapai, di plot dengan warna merah. Apabila kemajuan nyata kurang dari jadwal rencana, berarti pekerjaan diselesaikan lebih cepat. Apabila kemajuan nyata lebih dari jadwal rencana berarti pekerjaan lambat. Fungsi kurva “S” untuk pengendalian biaya dan waktu. Dibuat kurva berdasarkan kemajuan pekerjaan yang nyata. Dicapai pada suatu waktu dengan membandingkan bobot pada kurva rencana dapat diketahui apakah biaya yang sudah dikeluarkan sampai dengan waktu tersebut, kurang atau melebihi biaya rencana. Keuntungan Metode Bagan Balok antara lain : 1. Mudah dibuat dan dipahami. 2. Sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan pengendalian waktu. 3. Apabila digabung dengan kurva “S” bermanfaat untuk alat pengendalian biaya. Kerugian Metode Bagan Balok diantaranya : 1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek. 2. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan updating, karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, padahal tanpa adanya pembaharuan segera menjadi “kuno” dan menurun daya gunanya. 3. Untuk proyek berukuran besar dan sedang, lebih-lebih yang bersifat kompleks, penggunaan bagan balok akan menghadapi kesulitan menyusun sedemikian Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM banyak jumlah kegiatan yang bisa mencapai ribuan dan memiliki keterkaitan sendiri, sehingga mengurangi kemampuan penyajian secara sistematis. CONTOH BAR CHART JADWAL INDUK PROYEK GUDANG Maret April Mei Juni Juli Bulan ke 1 2 3 4 5 No Waktu Jenis Pekerjaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pek. persiapan 2. Pek. penimbunan pemadatan 3. Galian lubang pondasi 4. Pondasi pelat setempat 5. Pondasi batu kali 6. Sloof dan balok kopel 7. Timbunan kembali Pekerjaan Konstruksi Baja 8. Persiapan di Workshop 9. Pengangkutan ke site 10. Pemasangan kolom 11. Pemasangan rafter Pemasangan gording, trekstang, 12. dan ikatan angin Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM Pertemuan ke 9 JARINGAN KERJA 9.1 Keuntungan Penggunaan Jaringan Kerja Metode jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah penyempurnaan metode bagan balok. Beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan jaringan kerja antara lain : • Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek. • Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek. • Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruhnya terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh. • Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks. • Membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis. • Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya. Diantara berbagai versi analisis jaringan kerja yang amat luas pemakaiannya adalah : • Metode Jalur Kritis Critical Path Method-CPM. • Teknik Evaluasi dan Review Proyek Project Evaluation And Review Technique – sering disebut Pert . • Metode Preseden Diagram Preceden Diagram Method – PDM . 9.2 Langkah-langkah Dalam Menyusun Jaringan Kerja Langkah lengkap dari proses menyusun jaringan kerja adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. 2. Menyusun kembali komponen-komponen tersebut menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan, urutan ini dapat berbentuk seri danatau pararel. 3. Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan dari penguraian lingkup proyek. Terdapat pembedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara CPM dan PERT. CPM mempergunakan angka perkiraan tunggal atau deterministik, PERT Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM mempergunakan tiga angka perkiraan, atau probabilistik, yaitu optimistik, pesimistik dan paling mungkin. 4. Mengidentifikasikan jalur kritis Critical Path dan Float. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan yang bila terlambat akan menyebabkan terlambatnya proyek secara keseluruhan, Float adalah “Tenggang Waktu” suatu kegiatan tertentu yang nonkritis. 5. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya, yang meliputi kegiatan : a. Menentukan jadwal yang paling ekonomis. b. Meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya. Jaringan kerja yang sudah tesusun dalam Tahap Implementasi Proyek dapat dipergunakan untuk pengendalian jadwal pelaksanaan proyek, yaitu dengan membandingkan antara jadwal rencana dengan jadwal nyata di lapangan. 9.3 Terminologi Dan Kaidah Dasar Dikenal dua macam jaringan kerja sebagai berikut: 1. Kegiatan anak panah atau Activity On Arrow AOA. Kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa. Ekor anak panah merupakan awal dan ujungnya sebagai akhir kegiatan. Nama dan kurun waktu kegiatan berturut-turut ditulis di atas dan di bawah anak panah. Contoh: CPM dan PERT i j Kegiatan Durasi D Node Awal Node Akhir Gambar 9.1 : AOA 2. Kegiatan ditulis dalam kotak atau lingkaran yang disebut Activity On Node AON. Anak panah hanya menjelaskan hubungan ketergantungan antara kegiatan-kegiatan. Contoh: PDM KEGIATAN A KEGIATAN B GARIS PENGHUBUNG Gambar 9.2 : AON Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM 9.3 ATURAN PENGGAMBARAN JARINGAN KERJA Beberapa aturan yang dapat di jadikan pegangan dalam menggambar jaringan kerja: a. lukisan anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, dan garis putus untuk dummy; b. dalam menggambarkan anak panah, usahakan adanya bagian yang mendatar untuk tempat keterangan kegiatan dan kurun waktu; c. keterangan kegiatan ditulis di atas anak panah, sedangkan kurun waktu di bawahnya; d. hindarkan sejauh mungkin garis yang saling menyilang; e. kecuali untuk hal khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya dengan lamanya kurun waktu; f. peristiwa kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yang bersangkutan jika mungkin berda di dalamnya; g. nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri Berikut gambar-gambar di bawah ini menjelaskan secara grafis dan simbol yang digunakan dalam membuat jaringan kerja: 1 2 3 A B Gambar 9.3: Kegiatan B mulai setelah kegiatan A selesai. 1 A 2 3 3 B C Gambar 9.4 : Kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai. Halaman 4 dari Pertemuan Ke - 9 Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM 1 A 3 4 5 B 2 D Gambar 9.5 : Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kedua kegiatan A ddan B selesai. A B C D Gambar 9.6: Dummy Dummy adalah anak panah yang hanya menjelaskan hubungan ketergantungan antara dua kegiatan, tidak memerlukan sumber daya dan tidak membutuhkan waktu. Dalam gambar tersebut kegiatan A dan B harus selesai sebelum C dapat dimulai. Sedangkan D dapat dimulai segera setelah B selesai dan tidak bergantung dengan A. Contoh Jaringan Kerja dengan Dummy : Komponen-Komponen Kegiatan Kegiatan Keterangan Kegiatan Yang Mendahului I J 1 2 3 4 1 2 Membuat spesifikasi dan desain - 2 3 Pabrikasi generator 1 - 2 2 4 Membeli material pondasi 1 – 2 2 5 Merekrut operator 1 – 2 3 6 Uji coba 2 – 3 4 7 Membuat pondasi 2 – 4 5 7 Melatih operator dan mekanik 2 – 5 6 7 Transportasi generator ke lokasi proyek 3 - 6 7 8 Memasang dan start up generator 4 – 7, 5 – 7, 6 - 7 Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM 2 4 5 1 3 7 6 8 Spesifikasi desain Merekrut Operator Pabrikasi gen-set Material Pondasi Membuat Pondasi Melatih Operator Uji Coba Transportasi Memasang start-up Gambar 9.7 : Proyek Pengadaan Generator Listrik 9.4 Menyusun Urutan Kegiatan Menyusun urutan kegiatan atau hubungan satu kegiatan dengan kegiatan lain dalam proses membuat jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan. Ketergantungan ini dikelompokkan atas : a. Ketergantungan alamiah Yaitu ketergantungan yang disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri. Contoh: pekerjaan atap tidak dapat dilakukan sebelum pekerjaan kolom dilakukan. b. Ketergantungan sumber daya Yaitu ketergantungan yang disebabkan oleh terbatasnya dana atau sumber daya. Contoh: pekerjaan pondasi tidak dapat dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan merakit kerangka atap karena terbatasnya jumlah tenaga kerja. Usaha menyusun urutan kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan akan dipermudah dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: • Kegiatan apa yang dapat dimulai terlebih dahulu ? • Mana kegiatan berikutnya yang dikerjakan ? • Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar ? • Perlukah mulainya kegiatan tertentu menunggu yang lain ? Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM Pertemuan ke – 10 Metode Jalur Kritis 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut: 1. TE = E Waktu paling awal peristiwa nodeevent dapat terjadi Earliest Time of Occurance, yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai. 2. TL = L Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi Latest Allowable Event Occurance Time, yang berarti waktu paling lambat, yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. 3. ES Waktu mulai paling awal suatu kegiatan Earliest Start Time. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. 4. EF Waktu selesai paling awaI suatu kegiatan Earliest Start Time. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya. 5. LS Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai Latest Allowable Start Time, yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. 6. LF Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai Latest Allowable Finish Time tanpa memperlambat penyelesaian proyek. 7. D Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM a 2 1 2 3 4 5 6 c 5 b 3 e 6 d 4 f 3 Gambar 10.1 Proyek dengan enam komponen kegiatan.

10.2 Hitungan Maju Beberapa prinsip yang digunakan dalam Hitungan Maju: