guru melalui proses komunikasi berjalan secara lancar, dan pesan yang disampaikan dapat efektif pada komunikannya.
Tahap Proses Komunikasi pertama, yaitu Komunikasi primer. Komunikasi primer yang paling sering digunakan dalam sebuah kelompok
yaitu bahasa yang digunakan. Komunitas Aksara Sunda Kuna Aksakun mempunyai anggota yang bersifat heterogen dari hal latar belakang
pendidikan, profesi, gender, suku dan latar belakang kebangsaan. Tentunya pesan verbal bahasa yang digunakan oleh guru maupun anggotanya dalam
melakukan interaksi harus dapat dimengerti atau mudah dipahami oleh individu lain, sehingga komunikasi dalam pembelajaran aksara tradisi dapat
berjalan secara efektif. Selain itu, pesan nonverbal membantu berjalannya proses komunikasi, terutama bila guru memberikan isyarat, gesture yang
memudahkan anggota Komunitas Aksakun untuk memahami pesan yang disampaikan oleh guru.
Tahap Proses Komunikasi kedua, yaitu komunikasi sekunder. Dimana komunikasi dapat dilakukan melalui media tertentu agar memudahkan
interaksi yang terjadi didalam sebuah kelompok. Dengan adanya latar belakang anggota yang berbeda, diharapkan Komunitas Aksakun
menggunakan media tertentu agar memudahkan proses komunikasi didalam kelas, serta memberikan suatu pembelajaran yang efektif untuk
menumbuhkan kreatifitas anggotanya. Dari subfokus diatas dapat diadaptasikan oleh penulis ke gambar
untuk lebih jelas mengenai proses komunikasi yang dilakukan antara guru
dan anggota Komunitas Aksara Sunda Kuna Aksakun, dimana dalam proses komunikasi komunitas kelompok ini saling berkaitan satu sama lain, seperti
gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber : Analisa Peneliti, 2012
KOMUNITAS AKSAKUN
PROSES KOMUNIKASI
INTERAKSI PESAN
VERBAL PESAN NON
VERBAL MEDIA
47
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pembelajaran
3.1.1.1 Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar dengan baik khususnya dalam satu hal yang dituju baik secara formal maupun informal.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks budaya, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi materi belajar hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor
seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi
tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang
fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar sesuai
pembelajaran yang dituju.
3.1.1.2 Prinsip-prinsip pembelajaran
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang peneliti rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:
a Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada anggota belajar
apabila bahan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pembelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila
dalam diri anggota belajar tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka anggota belajar tersebut perlu
dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, bila
peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari dapat menerima dan memilih stimuli yang
relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta
didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi
mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Anggota belajar yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya.
b Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila manusia
mengalami sendiri.
John Dewey
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang