Hubungan Industrial TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

atau pemikiran yang dianggap baru dapat dilakukan melalui beberapa tahapan atau kriteria yang ada yaitu: a Kejelasan tujuan yang hendak dicapai; b Kejelasan strategi pencapaian tujuan; c Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap; d Perencanaan yang matang; e Penyusunan program yang tepat; f Tersedianya sarana dan prasarana; g Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik. Kurniawan, “efektifitas” dalam penelitian, dalam solid converter pdf, jurnal, 2009 Selain itu untuk mengetahui apakah suatu metode dapat dikatakan efektif atau tidak dapat juga digunakan kriteria dasar mengenai efektivitas yaitu: a. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 satu, maka akan tercapai efektivitas. b. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 satu, maka efektivitas tidak tercapai http:dansite.wordpress.com 20090328pengertian-efektifitas diunduh pada 2 mei 2013 pukul 18.14 wib.

2.3 Hubungan Industrial

Hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang tersangkut atau berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa disuatu perusahaan Budiono 2011:67. Oleh karena itu hubungan industrial akan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi serta pendapatan pekerja maupun perusahaan. Di dalam hubungan industrial pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kelancaran serta keharmonisan hubungan tersebut, karena jika hubungan industrial tersebut tidak berjalan dengan baik, dalam arti terdapat konflik atau perselisihan, maka hal ini akan mempengaruhi proses produksi yang secara luas akan berdampak pada perekonomian suatu negara. Sektor industrial memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas perekonomian negara, oleh karena itu jika terdapat perselisihan antara pekerja dengan pengusaha hubungan industrial, maka dampak yang dihasilkan besar pula terhadap stabilitas perekonomian negara. Periode tahun 1968-2004 peranan sektor industri pengolahan telah mencapai 28,1 persen, sementara peran sektor pertanian terhadap PDB semakin menurun menjadi 14,3 persen. Cabang kelompok utama industri manufaktur memberikan sumbangan tertinggi terhadap pembentukan PDB industri pengolahan nonmigas adalah cabang industri makanan, minuman dan tembakau; industri alat angkut mesin dan peralatannya; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki. Sektor industri yang berkembang sampai saat ini ternyata masih didominasi oleh industri padat tenaga kerja, yang biasanya memiliki mata rantai relatif pendek, sehingga penciptaan nilai tambah juga relatif kecil. Akan tetapi karena besarnya populasi unit usaha maka kontribusi terhadap perekonomian tetap besar. Terdapat tiga unsur pelaku ekonomi yang mendukung perkembangan sektor industri, yaitu Badan Usaha Milik Swasta BUMS , Badan Usaha Milik Negara BUMN dan pengusaha kecil menengah, serta koperasi PKMK. Pada tahun 2004 jumlah industri kecil dan menengah sekitar 2,74 juta unit, sedangkan industri besar hanya 3.879 unit. Kondisi jumlah unit usaha begitu kontras dengan Produk Domestik Bruto PDB yang dihasilkan, industri kecil dan menengah hanya menghasilkan PDB atas harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 119 triliun, atau 28,4 persen dari suatu output sektor industri dan 61,6 persen sisanya dihasilkan oleh industri-industri besar baik BUMS maupun BUMN sumber: Karya Indonesia, Peranan Industri Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, edisi 4-2008, hal 4. Sektor industri memiliki hubungan erat dengan tenaga kerja jika terjadi perselisihan antara keduabelah pihak maka akan berpengaruh besar terhadap stabilitas serta perekonomian keduabelah pihak perusahaan dan pekerja serta akan berdampak lebih besar yaitu pada perekonomian negara.

2.4 Perselisihan Hubungan Industrial