Perselisihan Hubungan Industrial TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

industri kecil dan menengah hanya menghasilkan PDB atas harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 119 triliun, atau 28,4 persen dari suatu output sektor industri dan 61,6 persen sisanya dihasilkan oleh industri-industri besar baik BUMS maupun BUMN sumber: Karya Indonesia, Peranan Industri Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, edisi 4-2008, hal 4. Sektor industri memiliki hubungan erat dengan tenaga kerja jika terjadi perselisihan antara keduabelah pihak maka akan berpengaruh besar terhadap stabilitas serta perekonomian keduabelah pihak perusahaan dan pekerja serta akan berdampak lebih besar yaitu pada perekonomian negara.

2.4 Perselisihan Hubungan Industrial

Perselisihan hubungan industrial dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat pekerja, serta setiap perusahaan, hal ini karena perselisihan hubungan industrial dapat terjadi karena terdapat suatu permasalahan yang terjadi baik pada pihak pekerja, pengusaha, ataupun kedua belah pihak. Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja buruh atau serikat pekerjaserikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh dalam satu perusahaan pasal 1 UU No.2 tahun 2004. Perselisihan hubungan industrial merupakan suatu permasalahan yang komplek, hal ini disebabkan perselisihan hubungan industrial dapat terjadi karena beberapa faktor baik dari faktor sosial, ekonomi dan kepentingan yang ada antara kedua belah pihak. Bahkan pemerintah dalam hal ini telah ikut serta dalam upaya penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan membuat beberapa produk hukum, namun situasi dilapangan perelisihan hubungan industrialmasih tetap saja terjadi. Perselisihan yang kerap terjadi antara pekerja dengan pengusaha dapat dikatakan sebagai suatu konflik yang sering melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun kedua belah pihak untuk ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan ini. Di dalam suatu perselisihan yang timbul antara pekerja masyarakat karya dengan para pengusaha atau perusahaan di dalam politik hukum dapat membentuk suatu masyarakat hukum yang timbul dari perselisihan antara kedua belah pihak tersebut dengan memiliki rasa keharusan didalam tubuh para pekerja yang mereka inginkan yaitu, rasa keharusan sosial sentiment de la socialite, dan rasa keadilan sentiment de lajustice Tanya 2011:69. Kedua rasa inilah yang kerapkali diperjuangkan oleh buruh. Terdapat beberapa jenis perselisihan hubungan industrial yang sering terjadi yaitu perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh. Yang pertama adalah perselisihan hak, yaitu perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama ps 12 UU No. 2 Th 2004. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan penyebab terjadinya perselisihan hak, diantaranya: 1. Tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan. 2. Tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan terhadap ketentuan perjanjian kerja. 3. Tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan terhadap peraturan perusahaan. 4. Tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan terhadap ketentuan perjanjian kerja sama. 5. Tidak dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan. Budiono, 2011:218 Perselisihan kepentingan yaitu perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama ps 13 UU No. 2 Th 2004. Jika pasal tersebut disimpulkan, dapat diambil suatu kesimpulan terhadap unsur-unsur pembentuk perselisihan kepentingan tersebut yaitu: 1. Ada perselisihan. 2. Dalam hubungan kerja. 3. Tidak ada kesesuaian pendapat. 4. Mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat- syarat kerja. 5. Di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama Budiono, 2011:219. Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak ps 14 UU No. 2 Th 2004. Sedangkan perselisihan atar serikat pekerjaserikat buruh adalah “Perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh dengan serikat pekerjaserikat buruh lain hanya daalam satu perusahaan, karena tidak adanya kesesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban serikat pekerja” ps 15 UU No. 2 Th 2004. Berdasarkan rumusan mengenai perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh tersebut dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh terdapat suatu unsur-unsur pembentuk yaitu: 1. Ada perselisihan antar serikat buruh. 2. Dalam satu perusahaan. 3. Tidak ada kesesuaian paham mengenai keanggotaan; tidak ada kesesuaian paham mengenai pelaksanaan hak serikat pekerja; tidak ada kesesuaian paham mengenai pelaksanaan kewajiban serikat pekerja Budiono, 2011:219. Dari macam-macam jenis perselisihan hubungan industrial tersebut, terdapat beberapa alternatif lain mengenai penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dapat dilakukan di BP3TK yaitu, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. 2.4.1 Konsiliasi Terdapat beberapa metodecara dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial yaitu dengan metode konsiliasi. Konsiliasi yaitu penyelesaian perselisihan, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja PHK dan penyelesaian perselisihan antar serikat pekerja atau serikat buruh yang masih dalam satu perusahaan yang ditengahi oleh satu atau lebih konsiliator yang netral 1 angka 13 UU No. 2 Th 2004. Dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dengan cara konsiliasi ditengahi oleh konsiliator, yaitu seorang atau lebih yang telah memenuhi syarat konsiliator instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupatenkota Muslikhudin 2011:90. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan menggunakan cara konsiliasi dibutuhkan waktu paling lama 30 hari pasca pendaftaran berkas di BP3TK Jateng. 2.4.2 Arbitrase Arbitrase menurut pasal 1 angka 16 UU No. 2 Th 2004 adalah: Penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melaalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusanya mengikat para pihak dan bersifat final Pasal 1 angka 15 UU No. 2 Th 2004. Dalam penyelesaian perselihan hubungan industrial dengan menggunakan cara arbitrase dibutuhkan waktu 30 hari dan perpanjangan 14 hari. Penyelesaian dengan arbitrase ditengahi oleh Arbiter yaitu: Seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan keputusan mengenai perselisihan kepentingan dan perselisihan antra SPSB hanya dalam satu perusahaan yang diserahkan penyelesaianya melalui arbitrase yang putusanya mengikat para pihak dan bersifat final. Penyelesaian melalui arbiter dilakukan atas dasar kesepakatan para pihak yang berselisih Muslikhudin 2011:90.

2.5 Mediasi