Penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
dengan menggunakan cara konsiliasi dibutuhkan waktu paling lama 30 hari
pasca pendaftaran berkas di BP3TK Jateng. 2.4.2
Arbitrase Arbitrase menurut pasal 1 angka 16 UU No. 2 Th 2004 adalah:
Penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya
dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melaalui kesepakatan tertulis dari para pihak
yang
berselisih untuk
menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang putusanya mengikat para pihak dan bersifat final Pasal 1 angka 15 UU No. 2 Th
2004.
Dalam penyelesaian perselihan hubungan industrial dengan menggunakan cara arbitrase dibutuhkan waktu 30 hari dan perpanjangan
14 hari. Penyelesaian dengan arbitrase ditengahi oleh Arbiter yaitu: Seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak
yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri
untuk memberikan
keputusan mengenai
perselisihan kepentingan dan perselisihan antra SPSB hanya
dalam satu
perusahaan yang
diserahkan penyelesaianya
melalui arbitrase
yang putusanya
mengikat para pihak dan bersifat final. Penyelesaian melalui arbiter dilakukan atas dasar kesepakatan para
pihak yang berselisih Muslikhudin 2011:90.
2.5 Mediasi
Ditinjau secara konseptual, mediasi berasal dari bahasa inggris mediation yang berarti perantaraan E. Pino dan T. Wittermans dalam
As‟adi 2012:3, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut medio artinya pertengahan dan dalam kamus besar bahasa Indonesia mediasi berarti
menengahi Redaksi Karya Anda dalam As‟adi 2012:3. Banyak tokoh yang
mengartikan istilah mediasi seperti Moore CW dalam bukunya The Medistion Process 1986, hal.14.
“Mediasi merupakan negosiasi yang melibatkan pihak ketiga yang memiliki keahlian mengenai prosedur
mediasi yang efektif dan dapat membantu dalam situasi konflik untuk mengkoordinasikan aktifitas mereka
sehingga lebih efektif dalam proses tawar menawar.....bila tidak ada negosiasi.....tidak ada mediasi Said Faisal
dalam As‟adi 2012:3. Sedangkan pengertian mediasi dalam hubungan industrial adalah
penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan industrial, dan penyelesaian perselisihan antar serikat
buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral Abdul R Budiono 2011:226,
dalam pengertian tersebut juga sama seperti yang terdapat di dalam Undang-undang No.2 tahun 2004.
Pada dasarnya mediasi memiliki karakteristik umum As‟adi 2012:3 yaitu:
a Dalam setiap mediasi terdapat ciri pokok sebagai berikut : a
adanya proses atau metode, b terdapat para pihak yang berlawanan dan atau perwakilannya, c dengan dibantu pihak ke tiga, yaitu
disebut mediator, d berusaha, melalui diskusi dan perundingan, untuk mendapatkan keputusan yang dapat disetujui para pihak.
b Secara singkat mediasi dapat dianggap sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan bantuan pihak tertentu facilitated decision-making, atau facilitated negotiation.
c Dapat juga digambarkan sebagai suatu sistem dimana mediator
mengatur proses dan para pihak mengontrol hasil akhir. Dalam permasalahan perselisihan hubungan industrial, mediasi
merupakan suatu terobosan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Hal ini jika dibandingkan dengan
penyelesaian perselisihan dengan menggunakan jalur pengadilan. Selain itu berdasarkan diskusi yang penulis lakukan dengan beberapa organisasi
buruh, serta aktivis perburuhan dan lembaga pemerintah yang berkerja pada bidang ketenagakerjaan, mediasi lebih mudah jika dibandingkan dengan
menggunakan sistim penal, karena dalam mediasi dilakukan untuk mendapatkan win-win solution. Yaitu menang sama menang untuk mencari
penyelesaian jalan tengah atas perselisihan yang terjadi antara kedua belah pihak.
Fungsi BP3TK 1.
Penyusunan rencana teknis operasional dan Pelaksanaan kebijakan teknis
operasional dibidang
penyelesaian hubungan
industrial, pemutusan
hubungan kerja dan penyelesaian kasus penempatan tenaga kerja
2. Pemantauan monitoring, evaluasi dan
pelaporan dibidang penyelesaian kasus penempatan tenaga kerja.
3. Pengelolaan ketatausahaan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsi.
Upaya penyelesaian melalui mediasi
2.6 Kerangka Berfikir