2. Belajar tuntas
Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa pada kondisi yang tepat
semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari. Menurut
Mulyasa 2003 belajar tuntas dilandasi oleh dua asumsi: 1. Adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial
bakat. 2. Apabila pelajaran dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta
didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya. Sebenarnya bakat bukan merupakan indeks kemampuan seseorang,
melainkan sebagai ukuran kecepatan belajar measuring of learning rate. Artinya seseorang yang memiliki bakat tinggi memerlukan waktu relatif
sedikit untuk mencapai taraf penguasaan bahan dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat rendah Rahmawati 2006.
Disamping implementasi dalam pembelajaran klasikal, belajar tuntas banyak diimplementasikan dalam sistem pembelajaran individual mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi Mulyasa 2003. Misalnya dengan digunakannya modul dalam pembelajaran. Implementasi yang lebih
komprehensif menggunakan sistem yang melibatkan sejumlah media, baik perangkat keras hardware maupun perangkat lunak software, termasuk
penggunaan komputer internet. Kriteria keberhasilan diukur dengan ketuntasan belajar dan daya
serap. Untuk mengetahui ketuntasan belajar dan daya serap, diperlukan adanya analisis hasil tes, hasil ulangan harian setiap akhir tindakan dengan
pengertian: 1 Seorang peserta didik disebut telah tuntas belajar bila ia telah mencapai Nilai Ketuntasan Belajar Minimal KBM yaitu nilai
≤70; dan 2 Suatu kelas disebut telah tuntas belajar bila di kelas terdapat 100 peserta
didik yang telah mencapai daya serap 70 tiap sub konsep Chotimah 2007. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang
tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 dari seluruh tujuan pembelajaran.
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 sekurang-kurangnya 85 dari
jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
3. Media pembelajaran