menghendaki diskursus di dalam kelas mereka untuk meningkatkan daya fikir tingkat tinggi.
5. Waktu Sela Waktu sela adalah jeda antara pertanyaan guru dan tanggapan siswa dan antara
jawaban itu dan reaksi guru atau pertanyaan berikutnya. Variabel ini pertama teramati pada 1960-an, ketika dilakukan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan kurikula
hampir dalam semua bidang akademik. Kurikula baru ini dikembangkan untuk membantu para siswa belajar bagaimana memperoleh dan menemukan hubungan
diantara fenomena sosial danatau alamiah. Metode yang direkomendasikan adalah diskusi perolehan atau berorientasikan penemuan. Namun demikian, para peneliti
mendapati bahwa jenis diskusi ini tidak berjalan sepenuhnya. Penelitian oleh Marry Budd Rowe 1997a, 1974b pada garis besarnya adalah bahwa waktu sela yang
meningkat akan meningkatkan tanggapan siswa lebih baik.
C. Pelaksanaan Pengajaran Diskusi Kelas
Serupa dengan model pengajaran yang lain, model diskusi mengisyaratkan agar para guru melakukan tugas-tugas seperti sederet perencanaan, antaraktif, manajemen, dan
penilaian. 1. Tugas Perencanaan
Ada dua miskonsepsi umum yang terdapat pada banyak guru, anggapan yang pertama bahwa perencanaan untuk suatu diskusi kurang memerlukan upaya
dibandingkan perencanaan untuk jenis pengajaran yang lain. Sedangkan anggapan yang kedua bahwa diskusi itu tidak dapat direncanakan sama sekali karena diskusi
bersifat antaraksi spontan dan tak dapat diramalkan yang terjadi diantara para siswa. Dua anggapan ini tidak benar. Perencanaan diskusi memerlukan upaya yang lebih,
seperti perencanaan untuk jenis pelajaran yang lain, dan walaupun spontanitas dan fleksibilitas suatu hal yang penting dalam diskusi, dan perencanaan itu merupakan
tugas utama dari guru agar kegiatan terlaksana dengan sukses. a.
Mempertimbangkan Tujuan Beberapa langkah dalam perencanaan suatu diskusi :
7 | M o d e l D i s k u s i
Langkah pertama yaitu menentukan apakah diskusi itu cocok untuk
suatu pelajaran tertentu
Langkah berikutnya yaitu menyiapkan pelajaran dan menentukan jenis
apa diskusi yang akan dilakukan, serta memilih strategi khusus untuk digunakan.
Walaupun diskusi dapat berdiri sendiri sebagai sutu strategi pengajaran, namun diskusi lebih sering digunakan dalam kaitannya dengan model
pengajaran yang lain. Meskipun pemakaian khusus diskusi secara praktis adalah tertentu, para guru lazimnya menghendaki diskusi mereka untuk
memenuhi satu dari tiga tujuan pembelajaran khusus yang telah diuraikan, yaitu untuk mengecek pemahaman siswa mengenai tugas membaca atau
penyajian melalui resitasi, untuk mengajar keterampilan berpikir, atau untuk saling bertukar pengalaman.
b. Mempertimbangkan siswa Mengenali pengetahuan awal para siswa dalam merencanakan suatu
diskusi merupakan hal yang sama pentingnya seperti merencanakan dalam jenis pelajaran yang lain. Guru yang sudah berpengalaman mengetahui bahwa
mereka juga harus mempertimbangkan keterampilan diskusi dan komunikasi siswanya. Misalnya, guru harus mempertimbangkan bagaimana didalam kelas
siswa yang khusus akan menanggapi secara berbeda berbagai jenis pertanyaan, guru meramalkan bagaimana beberapa siswa ingin bicara sepanjang waktu
sedang siswa yang lain malas untuk mengatakan sebuah katapun. Dalam merencanakan diskusi, maka penting sekali guru menilai cara-cara
untuk mendorong partisipasi siswa sebanyak mungkin tidak hanya siswa yang pintar saja, dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan gagasan-gagasan yang
akan membangkitkan minta dari kelompok berbagai siswa yang berbeda. c. Memilih Pendekatan
Ada beberapa jenis diskusi yang berbeda, dan pendekatan yang dipilih seharusnya mencerminkan maksud guru dan sifat siswa yang terlibat.
8 | M o d e l D i s k u s i
Pertukaran resitasi
Walaupun resitasi, kebanyakan dikaitkan dengan pelajaran langsung, sering kali digunakan berlebihan, namun demikian resitasi memiliki
manfaat tersendiri. Salah satu pemakaian yang penting adalah bila guru menyuruh siswa untuk mendengarkan atau membaca informasipelajaran
suatu topik tertentu. Pada umumnya guru menyuruh siswa atau mendengarkan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi penting
dimana pada saat lain perlunya untuk mengenali pengarang buku tertentu, suatu jenis literatur khusus, atau suatu pokok pandangan atau penafsiran
khusus. Sesi tanya jawab singkat Diskusi Resitasi tentang tugas materi bacaan atau suatu ceramah dapat memnberikan alat pengecekan guru
terhadap pemahaman siswa maupun memberikan motivasi siswa untuk menyempurnakan tugas bacaaan mereka atau untuk mendengarkan baik
baik ketika guru sedang berbicara.
Diskusi Berdasarkan Masalah Diskusi sering kali digunakan untuk mendorong siswa pada berfikir
tingkat tinggi dan untuk memotivasi penemuan intelektual mereka sendiri. Biasanya, diskusi seperti ini merupakan bagian dari beberapa jenis
pengajaran berdasarkan masalah. Walaupun banyak pendekatan khusus telah dikembangkan, pendakatan-pendekatan itu semuanya memunyai
langkah-langkah umum dimana guru itu mambuka pelajaran dengan memperkenalkan kepada siswanya yang menurut Suchmsn 1962 dengan
suatu kejadian yang tak wajar. Atau menurut paling Csar dan Brown 1889 disebut maisteri sport. Keduanya mengenai suatu situasi yang tidak
dapat segera di jelaskan. Karena suatu siswa menjadi bingung dan menciptakan ketidak cocokan kognitif, situasi ini memberikan motivasi
alamiah untuk berfikir. Dengan menggunakan pendekatan ini, guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan untuk menimbulkan data
empiris, dan untuk merumuskan teori dan hipotesis untuk menjelaskan situasi yang membingungkan itu. Dalam diskusi jenis ini guru membantu
9 | M o d e l D i s k u s i
siswa menjadi sadar akan proses penalarannya sendiri dan mengajar untuk memantau dan mengvealuasi strategi belajar mereka sendiri.
Diskusi Berdasarkan Berbagi Pendapat
Seringkali guru melaksanakan diskusi dengan maksud membantu siswa mengembangkan pengertian bersama dari pengalaman biasa atau
untuk mempertentangkan pendapat seorang siswa dengan siswa lainnya. Berbeda dengan diskusi resitasi dan diskusi berdasar masalah, diskusi
berdasar berbagi pendapat membantu siswa membentuk dan mengungkapkan fikiran dan pendapatnya secara bebas. Melalui dialog
dengan berbagai pengalaman ini, pemikiran akan ditingkatkan dan dikembangkan serta pertanyaan-pertanyaan akan muncul untuk pertemuan
selanjutnya. d. Membuat Rencana Pelajaran
Suatu rencana pelajaran diskusi terdiri atas sederetan tujuan pembelajaran khusus dan garis besar isi pelajaran. Rencana itu seharusnya tidak hanya
mengandung sasaran isi pelajaran tetapi juga suatu rumusan fokus yang dipahami benar, uraian peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, dan sebuah daftar
pertanyaan. Jika diskusi itu harus menunjang suatu pelajaran, maka guru benar- benar menyiapkan isi pelajaran dalam fikirannya dan telah menggali hubungan
konseptual yang penting. Bila diskusi itu berkaitan dengan tugas baca, guru yang berpengalaman mengetahui bahwa mereka harus telah membaca sendiri
materinya, telah membuat catatan-catatan secara luas. Kadang-kadang guru mendapati pemakaian tekhnik peta konsep suatu alat
perencanaan yang bermanfaat. Suatu peta memberikan gambaran visual dari karakteristik dan hubungan sekitar suatu gagasan sentral. Untuk membuat suatu
peta konsep guru mengidentifikasi gagasan kunci yang terkait dengan suatu topik khusus dan menyusunnya dalam beberapa pola logis.
Guru akan merasakan bahwa perhatian yang sungguh-sungguh terhadap persiapan akan sangat membantu selama guru berusaha keras mencatat dengan
sangat rinci untuk siswa dan selama guru membantu memudahkan pemahaman dan pemikiran tingkat tinggi siswa. Untuk beberapa jenis diskusi, mengajukan
pertanyaan kepada siswa merupakan ciri penting. Dalam menyiapkan strategi
10 | M o d e l D i s k u s i
bertanya guru perlu mempertimbangkan tingkat pertanyaan dan tingkat kesulitan kognitif mereka.
Selama tiga dekade yang lalu, banyak sistem telah dikembangkan untuk mengklasifikasikan tingkat pertanyaan kognitif guru. Kebanyakan sistem
klasifikasi itu memiliki keserupaan, semuanya mempertimbangkan pertanyaan dari sudut proses kognitif yang menghendaki siswa untuk melakukannya.
Taksonomi tujuan pemblajaran Bloom adalah salah satu alat yang digunakan guru untuk merancang pertanyaan-pertanyaan di dalam diskusi kelas.
Tabel 1 Enam Jenis Pertanyaan sesuai dengan Taksonomi Bloom
Tingkat Contoh Pertnyaan
Proses Kognitif Tingkat
1 pengetahuan
Apa rumus luas lingkaran ? Mengingat kembali
Tingkat 2
pemahaman Ceritakan isi buku Laya
Terkembang ? Menggunakan
informasi
Tingkat 3
Penerapan Jika ali mempunyai sebtang
kayu dengan panjang 1 m, berapa potong kayu yang dia
peroleh dari kayu itu dengan panjang masing-masing 2 cm ?
Menerapkan prinsip
Tingkat 4
penganalisisan Mengapa terjadi gerhana
bulan? Menerapkan
keterkaitan atau menyimpulkan
Tingkat 5
pensintesisan Apa yang terjadi bila belerang
direaksikan dengan flour ? Meramalkan
Tingkat 6
pengevaluasian Bagaimana pendapat Anda
tentang pupuk kompos ? Membuat penilaian
atau menyampaikan pendapat
Suatu diskusi yang baik harus mengadung pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi. Satu cara untuk mencapai ini ialaha mengawali
dengan mengajukan pertanyaan mengingat kembali yang sederhana untuk mengetahui bila siswa telah menangkap gagasan dasar dan berlanjut dengan
pertanyaan pemahaman dan penganalisisan pertanyaan “mengapa” dan kemudian mengakhiri dengan pertanyaan pensintesisan dan pengevalusaian
yang menantang fikiran.
11 | M o d e l D i s k u s i
Pada saat menyiapkan rencana pelkajaran dan strategi pertanyaan guru harus sellu memikirkan dalam-dalam isu yang terkait dengan tingkat kesulitan
pertanyaan. Pengalaman membantu guru untuk mengenali siswa dan untuk menyusun pertanyaan yang sesuai tingkat kesulitannya. Keputusan mengenai
jenis-jenis dan kesulitan pertnyaan lebih baik jika disusun saat menyiapkan rencana pelajaran daripada selama pelaksanaan diskusi berlangsung.
e. Mengatur Ruang Belajar Secara Tepat Tugas perencaan yang lain meliputi penyusunan penggunaan secara tepat.
Pola tempat duduk yang berbeda mempengaruhi pola komunikasi dalam kelas. Pengaturan tempat duduk terbaik untuk diskusi adalah berbentuk – U dan
berbentuk melingkar seperti yang dilukiskan pada gambar a dan gambar b. Kedua pola tempat duduk itu memudahkan siswa untuk melihat satu sama lain,
suatu kondisi penting guna antraksi lisan. Keduanya dapat disusun didalam kebanyakan ruang belajar. Tetapi masing-masing memiliki beberapa keuntungan
dan kelemahan yang harus dipertimbangkan.
Pola tempat duduk berbentuk U dengan guru berada diujung U yang terbuka, menjadikan guru sedikit lebih otorita, suatu ciri jika bekerja dalam
kelompok siswa yang kuarang terampil dalam berdiskusi atau dimana manajemen merupakan suatu masalah. Bentuk U memberikan kebebasan pula
bagi guru untuk bergerak. Guru memiliki ruang ke papan tulis yang mungkin penting selama pelajaran berlangsung, dan guru dapat bergerak dalam bentuk U
untuk membuat kontak lebih dekat dengan siswa tertentu jika dibutuhkan. Kelemahan dari bentuk U dalah bahwa bentuk ini menjadikan beberapa jarak
12 | M o d e l D i s k u s i
Guru
Depan
Guru
Gambar a. Susunan tempat duduk U
Gambar a. Susunan tempat duduk berbentuk lingkaran
emosional diantara guru, sebagai pemimpin diskusi dan siswa. Bentuk ini juga menjadikan jarak fisik yang nyata diantara siswa yang duduknya pada tengah-
tengah U dan yang diujung U. Pola duduk melingkar terjadi sebaliknya, meminimalkan baik jarak
emosional maupun fisik diantara siswa dn memaksimalkan kesempatan bagi siswa untuk berbicara bebas satu dengan yang lain. Kelemahan pola melingkar
bahwa pola melingkar ini mengurangi kebebasan bergerak guru ke papan tulis atau diantara para siswanya.
2. Tugas Antarataktif Agar Diskusi Seluruh kelas memperoleh sukses dibutuhkan komunikasi yang
hidup dan keterampilan antaraksi baik guru maupun pada siswa. Diskusi memerlukan pula aturan-aturan yang mendukung pertukaran pendapat secara
terbuka dan saling menghargai. Sebagai pemimpin diskusi guru seharusnya memfokuskan diskusi, menjaga pada jalur, mendorong partisipasi, mencatat hal-hal
yang penting selama diskusi. a. Memantapkan kelas dan mengarahkan diskusi
Suatu diskusi akan efektif bila fokusnya sangat jelas dan langsung pada masalahnya. Pada awalnya para guru harus menjelaskan tujuan diskusi dan
mengajak siswa ikut berpartisipasi. Para guru melemparkan pertanyaan spesifik, memunculkan isu yang tepat, atau mengetengahkan situasi yang
membingungkan terkait dengan topiknya. Aktivitas ini harus dapat dipahami dan ditanggapi. Menyatakan pertanyaan yang terfokus atau isu yang jelas
merupakan kunci untuk memulai diskusi yang baik. Cara lain untuk memantapkan seting dan menggerakkan minat siswa adalah dengan
mengkaitkan pertanyaan awal diskusi atau memfokuskan pada pengetahuan atau pengalaman siswa sebelumnya.
b. Melaksanakan Diskusi Selama keseluruhan selama keseluruhan diskusi berlangsung, banyak
keadaan dapat menyimpang dari tujuan.dalam beberapa hal siswa akan mencoba secara sengaja menyimpangkan topik guru misalnya,bila mereka ingin
13 | M o d e l D i s k u s i
membicarakan tentang pertandingan sepak bola jumat yang lalu daripada sebab sebab perang dunia 1.suatu contoh penyimpangan kedua ialah bila seorang
siswa mengungkapkan gagasan atau mengajukan pertanyaan dengan siswa yang membuat masalah di sekolah. Dalam kedua hal seperti itu, guru yang efektif
memperingatkan dengan apa yang sedang dikerjakan oleh siswa tersebut,dan kemudian memfokuskan ulang tujuan pelajaran pada topik.
1 Membuat Catatan Kebanyakan guru yang berpengalaman menegetahui bahwa pertukaran lisan
selama suatu diskusi berlangsung akan lebih literatur jika mereka membuat beberapa jenis catatan tertulis dari diskusi ketika diskusi itu dikembangkan.
Namun suatu dilema dihadapi oleh guru-guru muda dalam membuat catatan suatu diskusi ialah seberapa rinci catatan yang akan dibuat. Bila seorang
guru memimpin suatu kelompok yang kurang percaya diri dalam keterampilan diskursus, guru itu sebaiknya mencatat sebanyak mungkin.
Jika guru telah mengajukan kepada siswa terutama tentang teori tau pemikiran mengenai suatu topik, dalah penting sekali bila guru menyusun
daftar pemikiran dan memperlakukannya secara sama, tanpa memperhatikan kualitasnya. Sebaliknya, jika pertanyaan memfokuskan
pada jawaban yang langsung benar salah, maka jawaban yang benar saja yang dicatat.
2 Mendengar Pemikiran Siswa Apabila tujuan guru adalah ingin membantu siswa memahami suatu
pelajaran dan memperluas cara berfikir mereka, maka seharusnya guru mendengar sungguh-sungguh terhadap pemikiran siswa. Sebaiknya guru
tetap beorientasi tdak memberikan pendapat dan minta keterangan, daripada bertentangan dan berselisih dengan siswa.
3 Menggunakan Sela Waktu Banyak kondisi yang mempengaruhi waktu sela, karena diam banyak
membuat orang merasa tidak enak sehingga mereka menyela untuk ikut dalam percakapan. Diam atau menunggu juga dapat memberikan
kesempatan kepada siswa yang tidak telibat untuk memulai bicara atau sebaliknya melah mengacau.
14 | M o d e l D i s k u s i
Meskipun begitu, guru tetap disarankan untuk mempraktekkan menunggu sedikitnya 3 detik terhadap tanggapan siswa, kemudian
mengajukan pertanyaan itu lagi atau dengan sedikit cara berbeda jika tidak ada tanggapan dengan tidak beralih dari jawaban yang pertama. Untuk
pertanyaan hafalan sebaiknya jumlah waktu sela kurangdari 3 detik, dan untuk pertanyaan yang ditujukan kepada pemikiran yang tinggi danisi yang
lebih sulit sebainya jumlah waktu selanya lebih dari 3 detik. 4 Menanggapi Jawaban Siswa
Kebanyakan guru dalam memberikan tanggaan terhadap jawaban yang benar tidaklah sulit. Namun dalam menanggapi jawaban yang salah atau
tidak sempurna merupakan situasi yang sulit. Pedoman yang diarahkan oleh Madeline Hunter 1982 adalah sebagai berikut:
a. Hargailah jawaban atau penampilan yang tidak benar dengan memberikan pertanyaan agar jawaban itu akan menjadi benar.
b. Bantulah siswa itu dengan mmberikan dorongan. c. Berikan kepada siswa itu rasa bertanggung jawab.
5 Menanggapi Pemikiran dan Pendapat Siswa Seni mengajukan pertanyaan merupakan hal yang penting, namun
perilaku verbal lain oleh guru juga sama pentingnya, terutama perilaku untuk menanggapi terhadap pemikiran dan pendapat siswa. Tanggapan
tersebut ditunjukkan agar siswa berusaha memperluas daya nalar mereka dan menjadi menyadari atas proses daya nalar mereka.
Pernyataan tersebut seperti pernyataan untuk mencerminkan pemikiran siswa, mengusahakan siswa mencari alternatif, mencari penjelasan, dan
menanamka proses pemikiran dan minta bukti pendukungnya. 6 Mengungkapkan Pendapat
Guru membuat model proses penalarannya sendiri dan munjukkan kepada siswa bahwa guru itu menempatkan dirinya sebagai bagian
masyarakat belajar yang tertarik akan saling berbagi pemikiran dan penemuan pengetahuan.
c. Menutup Diskusi Guru yang efektif menutup diskusi pada saat yang tepat dan dengan berbagai
cara. Satu cara yang populer untuk menutup diskusi adalah baik guru atau siswa merangkum pemikiran utama dan menghubungkannya ke topik yang sedang
dipelajari.
15 | M o d e l D i s k u s i
d. Melaporkan Singkat Proses Diskusi Biasanya diskusi diakhiri dengan laporan singkat yang fokusnya bukan pada
isi diskusi melainkan pada cara diskusi itu berlangsung.
D. LINGKUNGAN BELAJAR DAN TUGAS-TUGAS MENGELOLA DISKUSI