PENERAPAN PENDEKATAN DISKUSI KELAS PADA

1

PENERAPAN PENDEKATAN DISKUSI KELAS PADA
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI KOGNITIF SISWA KELAS X DI SMAN 5
MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014
EDY CHANDRA
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II

: I NYOMAN BUDITHA S
: I MADE INTARAN

JURUSAN DHARMA ACARYA
JL. PRAMUKA NO. 7B MATARAM
Abstract
Teaching and learning in the classroom can’t be separated with the approach
used in the study, in order to reach the success of students in learning as measured by
the value of the results of tests conducted by the teacher. Learning approach is a
conceptual framework that describes a systematic procedure in organizing learning
experiences to achieve specific learning objectives, and serve as guidelines for the

designers of learning and the teachers plan learning activities. In the learning
process the teacher should use many approaches to learning atmosphere is not
boring. Teacher at SMAN 5 Mataram choose class discussion approach in the
learning process, from the many existing learning approaches Hindu subjects teacher
at SMAN 5 Mataram prefer to apply a class discussion. That emerged from the
student responses varied when the implementation class discussion approach, so that
will be examined on an increase in cognitive achievement of students after the
application of a class discussion approach.
Research on the application of the approach to the class discussion on
Hinduism education in improving the cognitive achievement of students of class X in
Hindu SMAN 5 Mataram has two formulation of the problem, first How do teachers
approach classroom discussion on Hinduism education in improving the cognitive
achievement of students of class X in SMAN 5 Mataram? second, Is there an increase
in cognitive achievement Hindu students of class X with a class discussion on the
application of the approach SMAN 5 Mataram, the approach used in this study is
descriptive qualitative, analysis of the data by means of data reduction, data display,
data verification.
The results of this study with regard to the formulation of the first issue is how
to approach the teacher in class discussions on Hindu religious education in
accordance with the theory in the book Trianto. Both cognitive achievement of

students of class X Hinduism with the application of the approach in the classroom
discussion SMAN 5 Mataram increase can be seen from the test results of the daily

2

tests that have been calculated number average rating is a standard of competence 1
Susila (88,24), the standard of competence 2 Holy Places (90.41), 3 sradha
competence standard (90.62).
Keywords: Class Discussion Approach, Hindu Religious Education, Cognitive
Student Achievement
A. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut
Langeveld pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu
datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti sekolah,
buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) ditujukan kepada orang yang belum
dewasa. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala

kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggitingginya (Hasbullah, 2009: 2 – 4)
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara yang tertuang dalam Bab I Pasal I
UU RI.No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3

Peserta didik diharapkan mampu menguasi dan menyerap materi pelajaran
yang

diberikan

serta

mampu


mengamalkan

dalam

kehidupan

sehari-hari

berlandaskan etika yang benar, untuk dapat melakukan hal tersebut peserta didik
mendapatkan pendidikan keagamaan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Bab I Pasal I No 55 Tahun 2007 tentang pendidikan keagamaan,
merupakan kegiatan mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan
yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan mengamalkan
ajaran agamanya. (IKAPI, 2010: 146)
Pengetahuan khusus tentang ajaran agama tertuang dalam Bab II Pasal 2 PP
RI No 55 Tahun 2007, pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan, membentuk sikap kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan agama
berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta berakhlak mulia serta mampu menjaga kedamaian dan
kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama. (IKAPI, 2010: 147)
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik, hal ini tampak dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini
tentunya hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak
menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar itu (belajar untuk belajar). Bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini
masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk

4

berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Pada saat
proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode cukup menjelaskan
konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain, karena tidak memerlukan
alat dan bahan praktik. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang
dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri, padahal
aspek-aspek tersebut kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, oleh karena itu
perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk

memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehariharinya. (Trianto, 2009: 5-6)
Proses belajar mengajar dikelas, kualitas belajar siswa, para lulusan dan
pelaksanaan proses belajar siswa banyak ditentukan oleh fungsi dan peran tenaga
pendidik dengan kreatifitas di kelas serta fungsi dan peran yang dijalankan dengan
baik maka proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan kondusif, efektif,
efisien sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Pendidikan pada hakikatnya
tidaklah semata-mata mendidik manusia untuk mencari nafkah. Pendidikan
sebenarnya mengajarkan orang untuk mendapatkan kebahagiaan.
Ketika peneliti melaksanakan prkatek pengalaman lapangan (PPL) di SMAN
5 Mataram, ada kesenjangan yang membuat peneliti menjadi tertarik, bahwa guru
Agama Hindu pada saat proses belajar mengajar menggunakan pendekatan diskusi
kelas. Sehingga pada saat jam pelajaran berlangsung guru mengelompokan siswa
untuk mendiskusikan suatu materi pelajaran. Di dalam satu kelompok terdiri dari 3-4
orang siswa yang sudah becampur dalam artian terdiri dari laki-laki dan perempuan.

5

Begitu juga dengan tingkat pengetahuannya tidak serta merta yng pintar
dikelompokkan menjadi satu kelompok melainkan dicampur antara yang pintar
dengan kurang pintar, sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk memecahkan

suatu materi dalam satu kelompok tersebut. Sehingga dalam proses pembelajaran
guru hanya mengawasi proses berjalannya diskusi, ketika ada suatu permasalahan
yang tidak bisa dipecahkan oleh siswa, guru yang memberikan penjelasan lebih lanjut
dan ketika selesai diskusi guru kembali menjelaskan inti dari permasalahan suatu
materi pelajaran. Ketika berlangsungnya proses diskusi ini peneliti memperhatikan
beberapa hal yakni saat diskusi siswa yang aktif lebih menonjol dari pada yang
kurang aktif, sehingga siswa yang kurang aktif hanya mendengarkan saja dan ada
yang asik bercerita dengan temannya.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti berinisiatif untuk mengambil
penelitian ini yang erat kaitannya dengan masalah prestasi kognitif siswa, dengan
judul Penerapan Pendekatan Diskusi Kelas Pada Pendidikan Agama Hindu Dalam
Meningkatkan Prestasi Kognitif Siswa Kelas X Di SMAN 5 Mataram Tahun Ajaran
2013-2014.
Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka peneliti membatasi diri untuk
mengkaji variabel-variabel yang ada dalam bentuk rumusan masalah yang menjadi
fokus perhatian dan penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan
adalah:

6


1. Bagaimanakah guru menerapkan pendekatan diskusi kelas pada pendidikan
Agama Hindu dalam meningkatkan prestasi kognitif siswa kelas X Di SMAN 5
Mataram tahun ajaran 2013-2014 ?
2. Apakah terjadi peningkatan Prestasi kognitif siswa agama Hindu kelas X dengan
penerapan pendekatan diskusi kelas di SMAN 5 Mataram ?
Pendekatan Diskusi Kelas
Arends (dalam Trianto 2009: 122) mendefinisikan diskusi sebagai komunikasi
seseorang berbicara satu dengan yang lain saling berbagi gagasan dan pendapat.
Sedangkan menurut Suryo Subroto (dalam Trianto 2009 : 122), diskusi adalah suatu
percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk
saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
Pendekatan diskusi kelas adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan diskusi kelas merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif. Pendekatan diskusi kelas dapat meningkatkan
anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah Erman,
(2003: 239).

Prestasi Kognitif Siswa
Menurut taksonomi Bloom (dalam Soekartawi 1995: 57-58) ada enam hal
dalam prestasi kognitif siswa yaitu : (a) Tingkat pengetahuan pemahaman, (b) Tingkat

7

komprehensif, (c) Kemampuan melakukan aplikasi, (d) Kemampuan melakukan
analisis, (e) Kemampuan melakukan sistesis, (f) Kemampuan melakukan evaluasi.
Tahapan kegiatan mulai pengetahuan sampai pada sintesis harus dilakukan
secara berurutan secara sistematis, agar evaluasi yang dilaksanakan dapat dilakukan
dengan baik. Pada dasarnya tahapan pengetahuan ini, peserta didik harus
mengumpulkan semua data yang diperlukan. Dengan data atau informasi itu, maka ia
harus mampu memberikan arti, melakukan interpretasi dan mampu memberikan
kesimpulan dari data yang ia kumpulkan tersebut. Tahapan berikutnya adalah tahapan
komprehensif, yaitu peserta didik diminta untuk memahami secara komprehensif dari
apa yang dilakukan sebelumnya, kemudian berdasarkan interpretasi dan kesimpulan
yang diambil maka peserta didik perlu melakukan (aplikasi) dari ilmu dari ilmu
pengetahuan yang didapatkan untuk selanjutnya dianalisis atau di sintesakan.
Berdasarkan kriteria tertentu maka tahap akhir dilakukan evaluasi secara keseluruhan.
Sampai pada tahap ini peserta didik sudah dapat menguasi ilmu pengetahuan yang

telah diterima selama mengikuti pembelajaran.
B. METODE PENELITIAN
Ditinjau dari jenis dan tujuan serta sifatnya, penelitian ini merupakan
penelitian non eksperimen atau bersipat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
menjelaskan data-data yang menggambarkan dengan kata-kata yang diperoleh dari
responden, berbentuk deskriftif yaitu menjelaskan atau menggambarkan variabel
masa lalu, sekarang dan yang sedang terjadi.
Dari uraian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa penelitian yang akan
dilakukan dalam penyusunan karya tulis ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dimana data yang diperoleh berupa informasi-informasi yang berupa tulisan yang

8

berasal dari informan atau buku-buku yang menunjang penelitian yang dilakukan.
Pendekatan penelitian deskriftif kualitatif dipergunakan untuk mendiskripsikan secara
lebih rinci, lebih jelas, dan lebih akurat.
Dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Mataram menggunakan
pendekatan kualitatif deskriftif yaitu data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
uraian atau kata-kata untuk mengetahui penerapan pendekatan diskusi kelas dapat
meningkatkan prestasi kognitif siswa agama Hindu kelas X di SMA Negeri 5

Mataram.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti
(Adi, 2004 : 57), berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka
yang menjadi sumber data pertama (primer) adalah hasil observasi, kata-kata, dan
tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai (pada objek penelitian) yang
dicatat melalui catatan tertulis, melalui perekam video/ audio tape, pengambilan
gambar (foto).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dalam bentuk jadi, seperti data dalam
dokumen dan publikasi (Adi, 2004: 57). Dalam penelitian ini data primer dilengkapi
dengan data pelengkap (sekunder) dalam bentuk dokumen-dokumen seperti bukubuku penunjang yang berkaitan dengan penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
1. Penentuan Informan

9

Dalam penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Mataram digunakan
teknik purposive sampling sebab, peneliti terlebih dahulu menentukan dan memilih
informan berdasarkan ciri-ciri yang wajar dari informan tersebut dan informan
tersebut dipandang banyak mengetahui dan bahkan terlibat langsung terhadap objek
penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi
partisipan, dimana peneliti secara langsung ikut mengambil bagian dalam kehidupan
orang yang akan diobservasi melihat dan mengamati penerapan pendekatan diskusi
kelas pada pendidikan agama Hindu dalam meningkatkan prestasi kognitif siswa
kelas X di SMA Negeri 5 Mataram.
2. Dokumentasi
Dalam penelitian ini yang dijadikan atau digunakan sebagai sumber data
adalah data tentang prestasi kognitif kelas X SMA Negeri 5 Mataram, serta foto atau
gambar proses pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan pendekatan diskusi
kelas.
3. Interview (wawancara)
Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara
terarah atau bebas terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan secara bebas, tetapi
tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan terhadap Kepala sekolah, Guru-guru serta masyarakat yang ada
didalam lingkup SMA Negeri 5 Mataram.

10

Teknik Analisis Data
Menurut Bikken yang dikutip oleh Suprayogo dan Troboni (1993: 24),
kegiatan yang dilakukan pada analisis data ada empat langkah, yaitu :
1. Analisis data
Selama pengumpulan data, yang dimulai setelah peneliti memahami
fenomena yang terjadi, kegiatan ini meliputi :
a) Menetapkan fokus penelitian, apakah tetap sebagaimana yang telah direncanakan
atau perlu dirubah.
b) Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.
c) Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan
pengumpulan data sebelumnya.
d) Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data
berikutnya, dan
e) Penetapan sasaran pengumpulan data (informan, situasi, dokumen).
2. Reduksi data
Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Suprayogo dan Tabroni
(2001: 193) mengatakan bahwa reduksi data adalah sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtraksian, transformasi data kasar
yang muncul dicatatan-catatan lapangan. Reduksi data ini berlangsung terus menerus
selama penelitian berlangsung.
3. Display data
4. Verifikasi data

11

Kegiatan berikutnya dalam analisis Data adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan sebenarnya sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Verifikasi adalah pemikiran kembali yang melintas dalam
pikiran peneliti, selama menulis, suatu tinjauannulang pada catatan-catatan lapangan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Bagaimanakah Guru Menerapkan Pendekatan Diskusi Kelas Pada Pendidikan
Agama Hindu Dalam Meningkatkan Prestasi Kognitif Siswa Kelas X Di SMAN
5 Mataram Tahun Ajaran 2013-2014 ?
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu yang menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan prilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Keberhasilan yang diperoleh peserta didik tidak lepas dari bagaimana cara tenaga
pendidik untuk mentransfer ilmu atau materi pelajaran. Guru di SMAN 5 Mataram
menggunakan pendekatan diskusi kelas dalam proses pembelajarannya, dalam hal ini
peneliti telah melakukan wawancara kepada guru SMAN 5 Mataram tentang cara
guru menerapkan pendekatan diskusi kelas, peneliti menyimpulkan langkah-langkah
pendekatan diskusi kelas yang paparkan oleh guru SMAN 5 Mataram dan didukung
dari sumber buku Trianto (2009 : 124-125) sebagai berikut :
1. Menyampaikan tujuan dan mengatur diskusi, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi.

12

2. Mengarahkan diskusi, guru mengarahkan focus diskusi dengan menguraikan
aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi
yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi.
3. Menyelenggarakan diskusi, guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan,
mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar,
membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.
4. Mengakhiri

diskusi,

guru

menutup

diskusi

dengan

merangkum

atau

mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.
5. Melakukan Tanya jawab singkat tentang proses diskusi, guru menyuruh para
siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berfikir siswa.
b. Apakah Ada Peningkatan Prestasi Kognitif Siswa Agama Hindu Kelas X
Dengan Penerapan Pendekatan Diskusi Kelas Di SMAN 5 Mataram ?
Untuk mengukur adanya peningkatan prestasi kognitif siswa kelas X di
SMAN 5 Mataram, peneliti telah mengumpulkan data dengan melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi tentang hasil belajar dari siswa kelas X, peneliti akan
menghitung jumlah rata-rata dari nilai ulangan harian siswa untuk mengetahui apakah
ada peningkatan prestasi kognitif siswa agama Hindu kelas X dengan menggunakan

rumus sebagai berikut : Nilai rata-rata =

Σ Jumlah nilai seluruh siswa
Σ Jumlah siswa

Nilai rata-rata Standar Kompetensi 1 (Susila)

4677
53

= 88,24

Nilai rata-rata Standar Kompetensi 2 (Tempat Suci)

4792
53

= 90,41

13

Nilai rata-rata Standar Kompetensi 3 (Sradha)

4856
53

= 91,62

Dari paparan data diatas yakni mencari nilai rata-rata dari seluruh siswa
yang terdiri dari tiga pokok bahasan yakni standar kompetensi 1 tentang susila
mendapatkat hasil rata-rata (88,24), standar kompetensi 2 tentang tempat suci
mendapatkan hasil rata-rata (90,41), standar kompetensi 3 tentang sradha
mendapatkan hasil rata-rata (91,62). Untuk standar ketuntasan mata pelajaran agama
Hindu di SMAN 5 Mataram yaitu 75, jadi nilai rata-rata siswa Hindu sudah diatas
standar ketuntasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan diskusi
kelas di SMAN 5 mataram pada pendidikan agama Hindu tahun ajaran 2013/2014
dapat meningkatkan prestasi kognitif siswa Hindu kelas X.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Cara guru menerapkan pendekatan diskusi kelas pada mata pelajaran pendidikan
agama Hindu sesuai dengan teori yang ada pada sumber buku Trianto (2009: 124125) yakni sebagai berikut, a) Menyampaikan tujuan dan mengatur diskusi, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk
berpartisipasi. b) Mengarahkan diskusi, guru mengarahkan focus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal,
menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu
diskusi. c) Menyelenggarakan diskusi, guru memonitor antar aksi, mengajukan
pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan
aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri. d)

14

Mengakhiri

diskusi,

guru

menutup

diskusi

dengan

merangkum

atau

mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa. e)
Melakukan Tanya jawab singkat tentang proses diskusi, guru menyuruh para
siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berfikir siswa.
2. Prestasi kognitif siswa agama Hindu kelas X dengan penerapan pendekatan
diskusi kelas di SMAN 5 Mataram meningkat dapat dilihat dari hasil tes ulangan
harian yang telah dihitung jumlah nilai rata-ratanya yaitu standar kompetensi 1
Susila (88,24), standar kompetensi 2 Tempat Suci (90,41), standar kompetensi 3
Sradha (90,62).
B. Saran
Mengamati tentang penerapan pendekatan diskusi kelas pada pendidikan
agama Hindu dalam meningkatkan prestasi kognitif siswa hindu kelas X di SMAN 5
Mataram, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu :
1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan yang diperlukan dalam
proses pembelajaran, seperti belum tersedianya ruang kelas untuk belajar mata
pelajaran agama Hindu.
2. Kepada pihak sekolah agar pendekatan diskusi kelas dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan proses pembelajaran, guna meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Kepada guru mata pelajaran agama Hindu untuk tetap selalu menggunakan
pendekatan diskusi dalam proses pembelajaran, setelah guru membagikan
kelompok dan materi yang akan didiskusikan hendaknya guru menjelaskan secara
singkat tentang gambaran materi yang akan didiskusikan sehingga mempermudah
siswa untuk mencari materi sesuai dengan masalah yang ada. Serta dalam

15

pembelajaran guru juga harus menggunakan inovasi-inovasi baru agar dalam
proses pembelajaran siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.
4. Perpustakaan sekolah seharusnya menyediakan referensi lebih banyak lagi tentang
ajaran agama Hindu, agar siswa Hindu lebih mudah memperoleh sumber dalam
belajar.
5. Kepada siswa, Disarankan untuk tetap belajar walaupun sarana, prasarana dan
fasilitas sekolah belum memadai bukan suatu halangan dalam menjalankan proses
pendidikan, tetap semangat dan jangan mudah putus asa.
E. DAFTAR PUSTAKA
Adi, Riyanto. 2004. Metodelogi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta : Granit
Anggota IKAPI. 2010. Undang-Undang SISDIKNAS. Bandung : Fokusmedia.
Arikunto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format Kuantitatif Dan
Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada
Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Akswara.
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

16

Pamungkas, Krisnadi. Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas IV SD Negeri Sriwulan 1 Sayung (Skripsi Diajukan Kepada
Program Studi PGSD Di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI
Semarang Tahun 2013)
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Soekartawi. 1995. Monitoring Dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta : PT Dunia
Pustaka Jaya
Subyagyo, R.Joko. 1999. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT
Rieneka Cipta.
Suherman, Erman. 2003. Pembelajaran Kontenporer. Bandung : Usaha Nasional
Suprayogo, Imam dan Troboni. 2001. Metodelogi Penelitian Sosial Agama.
Bandung : Rosdakarya.
Suryono. Diskusi Kelompok Dan pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMA Darussalam Ciputat-Tangerang
Selatan (Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Taribiyah Dan
Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai gelar sarjana
Pendidikan Tahun 2010)
Titib, I Made, 2003. Menumbuh Kembangkan Pendidikan Budi Pekerti Pada Anak
(Perspektif Agama Hindu) Indonesia. Bandung : Ganeca Exact.
Tim Penyusun, 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains. Jakarta :
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Menengah, Direktur Pendidikan
Lanjutan Pertama, Bagian Proyek Pengembangan Sistem Dan
Pengendalian Program.
Trianto. 2009. Mendesign Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Prenada Group.
Wijayanti, Ni Kadek. Implementasi Metode Belajar Debat Aktif Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu Siswa Kelas V
SDN 22 Cakranegara (Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana S1 Jurusan
Dharma Acarya Program Studi Pendidikan Agama Hindu Tahun 2011)
Wiryawan, dkk. 1994. Strategi Belajar Mengajar Dirjen Bimas Hindu dan Budha
Universitas Terbuka. Jakarta.
Wuisman, 1996. Metodelogi Penelitian. Bandung : Rosdakarya.

17

Sumber Internet :
(http://zaifbio.wordpress.com/2013/07/12/penilaian–hasil–belajar–berdasarkanaspek-kognitif-afektif-dan-psikomotor/) Diakses pada 03 maret 2014
pukul 11.30 WITA
(http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/prestasi/) Diakses Pada 20 Juni
2014 pukul 14.00 WITA

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25