Perlindungan Hak Asasi Manusia

pemukulan, pemerkosaan yang menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain. Sedangkan seksual adalah sesuatu yang berkaitan dengan jenis kelamin atau yang berhubungan dengan jenis kelamin pria dan wanita. Berdasarkan dari pengertian kekerasan dan seksual diatas, dapat dikatakan bahwa kekerasan seksual adalah suatu perilaku pemaksaan tidak baik yang merendahkan harga diri orang lain yang dilakukan suatu pihak kepada pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak tersebut. Secara sederhana kekerasan seksual dapat dipahami sebagai tindakan seksual yang dilakukan kepada seseorang tanpa persetujuan yang diberikan oleh orang tersebut. 9 Kekerasan seksual tidak memandang gender dan usia. Yang banyak terjadi kepada perempuan baik kepada anak-anak, orang dewasa, dan manula. Namun memang tidak dapat dipungkiri perempuan dan anak-anak lah yang paling rentan terhadap kekerasan seksual. Kekerasan seksual diatur dalam KUHP Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan dalam pasal 284 mengenai perzinahan, dan pasal 285 mengenai pemerkosaan. Bab IX tentang kejahatan terhadap nyawa diatur dalam pasal 338 tentang pembunuhan dan pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Penganiayaan diatur dalam Bab XX Pasal 351, Pasal 352, Pasal 353, Pasal 354, Pasal 355, Pasal 356 jo. 10 Pelaku kekerasan seksual diatur didalam pasal 285 KUHP ditentukan bahwa ”Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh diluar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 tahun”. Didalam pasal 287 ayat 1 KUHP berbunyi “Barang siapa bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau umurnya tidak jelas, bahwa ia belum waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”. Tapi apabila perbuatan persetubuhan itu menimbulkan luka-luka atau kematian maka bagi pelaku dijatuhkan hukuman penjara lima belas tahun, sebagai mana yang telah ditetapakan dalam pasal 291 KUHP. Pelaku kekerasan seksual yang sudah dewasa diadili di pengadilan umum, sedangkan pelaku kekerasan seksual yang masih dibawah umur diadili di pengadilan khusus. Sedangkan dalam Pasal 289 KUHP ditentukan bahwa ”Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun”. Dengan demikian ketentuan Pasal 285 lebih berat dari ketentuan Pasal 287 dan pasal 289, namun ada persamaan unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya kekerasan atau ancaman kekerasan. 11 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual a. Faktor agama, seseorang yang kurang mendapat siraman rohani sehingga kurang terbina mentalnya dan moralnya.

b. Faktor pendidikan, seseorang yang kurang mendapatkan pendidikan

dalam melakukan sesuatu tidak mau berfikir panjang, sehingga ia cenderung melakukan perbuatan yang menyimpang atau tindakan kejahatan.

c. Faktor pergaulan yang salah dapat membentuk mental kepribadian

yang kurang baik.

d. Faktor lingkungan yang kurang baik, sehingga mental kepribadiannya

pun jelek.

e. Faktor ekonomi, seseorang yang kesulitan ekonomi tidak mampu

mencukupi keperluan hidup yang dapat membentuk mental kepribadian yang jelek sehingga melakukan perbuatan yang menyimpang. 3. Dampak dari Kekerasan Seksual a. Pindah rumah, timbul lecet pada bagian tubuh, sakit kepala, lelah, gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual, muntah, gatal dan keluar