Oksigen Terlarut Keasaman pH

12 perairan, fluktuasinya hanya 3-5 o C. Perubahan yang ekstrim terjadi pada badan air yang terbuka dengan curah hujan langsung Lesmana, 2001. Suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar ataupun air cairan dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka reaksi kimia makin cepat, sedangkan konsentrasi gas dalam air akan makin turun, termasuk oksigen. Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang penting. Ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Secara umum, suhu yang optimal untuk pembudidayaan ikan hias adalah 25–32 o C, perubahan suhu yang mendadak sebesar 5 o C dapat menyebabkan ikan stress Daelami,2001. Pada saat ikan memijah, stadia telur, dan stadia larva atau benih, kisaran fluktuasi suhu tidak boleh lebih dari 1-2 C per hari Lesmana, 2001. Pada suhu yang turun mendadak akan terjadi degenerasi sel darah merah sehingga proses respirasi terganggu. Selain itu, suhu rendah dapat menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol, serta tidak mau berenang dan makan sehingga imunitasnya terhadap penyakit berkurang. Sebaliknya, pada suhu yang meningkat tinggi akan menyebabkan ikan aktif bergerak, tidak mau berhenti makan dan metabolisme cepat meningkat sehingga kotorannyapun menjadi lebih banyak. Kotoran yang banyak akan menyebabkan kualitas air disekitarnya akan menurun. Sementara kebutuhan oksigen menjadi naik. Padahal, ketersediaan oksigen pada air yang buruk akan berkurang sehingga ikan akan kekurangan oksigen dalam darah. Akibatnya, ikan menjadi stress, tidak ada keseimbangan dan menurun sistem syarafnya.

2. Oksigen Terlarut

Oksigen masuk ke air melalui difusi atau persinggungan air dan udara. Oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu, salinitas, tekanan, efektivitas aerasi yang diinstalasi pada SRAT dan kelancaran difusi dari udara kedalam air. Kelancaran difusi ini sangat dipengaruhi oleh tipis tebalnya lapisan 13 dipermukaan air. Angin dan riak air cenderung menipiskan atau memecah lapisan permukaan air sehingga memudahkan untuk difusi Lesmana,2001. Untuk memperoleh produksi optimal, kandungan oksigen harus dipertahankan diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen tetap sebesar 3 atau 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya Daelami,2001.

3. Keasaman pH

Air merupakan kombinasi dari hidrogen H dan oksigen O dengan perbandingan 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Atom-atom tersebut membentuk muatan atau ion, yaitu ion H + dan ion OH - . Nilai pH merupakan perbandingan dari ion-ion tersebut. Bila perbandingannya seimbang maka air dikatakan netral. Bila ion H + lebih besar dibandingakan dengan OH - maka air dikatakan asam. Sementara bila sebaliknya maka air dikatakan basa. Nilai maksimal untuk derajat keasaman adalah 14. Skala pH adalah logaritmik. Artinya, setiap satu unit yang terhitung merupakan sepuluh kali perubahan kosentrasi ion. Oleh karena itu, kalau terjadi sedikit perubahan pada nilai pH maka hal itu berarti terjadi perubahan yang sangat besar terhadap perbedaan kandungan ion. Hubungan keasaman air dengan kehidupan ikan sangat besar. Titik kematian ikan pada pH asam adalah 4 dan pada pH basa adalah 11. Ikan hias kebanyakan akan hidup baik pada kisaran pH sedikit asam sampai netral, yaitu 6,5-7,5. sementara keasaman air untuk reproduksi atau perkembangbiakan biasanya akan baik pada pH 6,4-7,0 sesuai jenis ikan Lesmana,2001. Pada lingkungan yang berubah terlalu asam atau tidak tertoleransi di bawah 5.5 atau terlalu alkali di atas 8.0 maka akan terjadi reaksi di dalam tubuh ikan sehingga mempengaruhi perilakunya. Perubahan pH secara mendadak akan menyebabkan ikan meloncat-loncat atau berenang sangat cepat dan tampak seperti kekurangan oksigen hingga mati mendadak.

D. PEMBERIAN PAKAN