Pakis dikenal sebagai bahan campuran media yang bisa menyimpan air dalam jumlah cukup, sekaligus drainase dan aerasinya baik. Daya tahannya
sebagai bahan media juga baik, yakni tidak mudah lapuk sehingga dapat digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi Junaedhie, 2007.
Sriyanti 1989 memaparkan bahwa campuran media pakis dan pecahan genting dengan perbandingan 1:1 pada tanaman anggrek memberikan rata-rata
jumlah daun, jumlah bulb dan jumlah akar lebih besar dibanding perlakuan lain. Wijayanti 2006 menyatakan bahwa media pakis pada tanaman
Anthurium memberikan rata-rata jumlah daun lebih besar dan warna daun lebih mengkilat dibanding perlakuan lain.
3. Arang Sekam
Arang sekam berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Proses sangrai ini, sekam
menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi benih penyakit yang tersisa akan mati.
Arang sekam merupakan media tanam yang porous dan memiliki kandungan karbon C yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi
gembur Prayugo, 2007. Kelemahan penggunaan arang sekam adalah mudah hancur dan harus rajin melakukan penggantian media tanam. Arang sekam
disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25 saja, karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam
menyerap air Junaedhie, 2007. Susilawati 2007 mengemukakan bahwa campuran media arang sekam,
tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2:1 pada tanaman Helichrysum bracteatum
memberikan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, dan jumlah daun yang lebih besar dibanding perlakuan lain.
Campuran media arang sekam, tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2:1 pada tanaman bunga kertas Zinnia elegans memberikan kecepatan tumbuh
tercepat. Arang sekam yang berwarna hitam akibat adanya proses pembakaran mempunyai daya serap terhadap panas tinggi dapat menaikkan suhu dan
mempercepat perkecambahan.
Dewi 2004 menunjukkan bahwa campuran media tanah, arang sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 pada bibit stum mangga varietas
kelapa memberikan rata-rata pertumbuhan diameter batang bawah total, panjang tunas, jumlah daun dan volume akar yang lebih besar dibanding perlakuan lain.
Wuryaningsih dan Andyantoro 1998 menyatakan bahwa media arang sekam pada bibit setek melati memberikan rata-rata persentase setek bertunas
lebih besar dan menunjukkan nilai rata-rata panjang akar, volume akar dan jumlah akar terbaik dibanding perlakuan lain.
Murti, Rugayah dan Rusdi 2006 menjelaskan bahwa campuran media pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1 pada bibit setek sirih merah
memberikan rata-rata waktu muncul tunas lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan lain.
4. Humus Daun Bambu