22
mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi serta kapasitas yang dimilikinya dan
terhadap seberapa jauh dirinya telah mencapai tujuan‐tujuan hidupnya dengan
kebebasan emosional dan spiritual, dalam rangka memberi makna kepada
kehidupannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang terus berubah.
Menghadapi tuntutan yang terus berubah, penghayatan dan kemampuan individu
dalam merespon perubahan menentukan tingkatan kebermaknaan hidup yang
dimilikinya. Berdasarkan
dari beberapa pengertian yang telah diungkap diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kebermaknaan hidup adalah keadaan penghayatan hidup atau pemberian
kualitas pada kehidupan yang penuh makna yang membuat individu merasakan
hidupnya lebih berharga dan memiliki tujuan yang mulia untuk bertahan hidup.
2.2.2 Komponen Kebermaknaan Hidup
Victor Emil Frankl, pencipta logoterapi, dilahirkan di Wina, Austria pada tanggal
26 Maret 1905 dan meninggal pada 2 September 2007. Dia berasal dari keluarga Yahudi
yang sangat kuat memegang tradisi, nilai‐nilai dan kepercayaan Yudaisme. Hal ini
berpengaruh kuat atas diri Frankl yang ditunjukkan oleh minat yang besar pada
persoalan spiritual, khususnya persoalan mengenai makna hidup. Di tengah suasana
yang religius itulah Frankl menjalani sebagian besar hidupnya.
Dalam buku Mans Seach for Meaning Frankl, 2004, mengisahkan penderitaan
Frankl selama menjadi tawanan Yahudi di Auschwitz dan beberapa kamp konsentrasi
Nazi lainnya. Kehidupannya selama tiga tahun di kamp konsentrasi adalah kehidupan
yang mengerikan. Setiap hari, ia menyaksikan tindakan‐tindakan kejam, penyiksaan,
23
penembakan, pembunuhan masal di kamar gas atau eksekusi dengan aliran listrik. Pada
saat yang sama, ia juga melihat peristiwa‐peristiwa yang sangat mengharukan;
berkorban untuk rekan, kesabaran yang luar biasa, dan daya hidup yang perkasa.
Selama jadi tahanan, dia melihat bahwa orang‐orang yang mujur yang dapat
bertahan hidup adalah mereka yang memiliki visi tentang masa depan‐ apakah itu
berupa cita‐cita yang ingin mereka raih maupun orang‐orang tercinta yang sedang
menunggu mereka kembali. Inilah yang membuat mereka dapat bertahan melawan
penderitaan. Pengalaman
hidupnya yang kelam dalam kamp konsentrasi Nazi menjadi dasar pemikiran
dan praktik terapiutiknya yang biasa di sebut logoterapi. Kata “logos” dalam bahasa
Yunani berarti makna meaning dan juga rohani spiritualy, sedangkan “terapi” adalah
penyembuhan atau pengobatan. Ada tiga asas utama logoterapi Bastaman 2007:37
‐39 yaitu; 1 hidup itu tetap memiliki makna arti dalam setiap situasi, bahkan dalam
penderitaan dan kepedihan sekalipun, 2 setiap manusia memiliki kebebasan – yang
hampir tak terbatas‐ untuk menemukan sendiri makna hidupnya, 3 setiap manusia
memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa
tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa diri sendiri dan lingkungan
sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetap tidak
berhasil. Bastaman
2007:41‐45 mengemukakan ada tiga pilar filosofis yang penting bagi manusia
dalam proses pemenuhan kebermaknaan hidup :
24
1. Kebebasan berkehendak The freedom of will
Maksudnya adalah manusia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap
freedom to take stand ketika berhadapan dengan berbagai situasi. Kebebasan ini
bukan berarti bahwa kita mampu membebaskan diri dari kondisi‐kondisi biologis,
kondisi psikososial dan kesejarahannya, tetapi manusia mempunyai kebebasan
untuk menentukan sikapnya terhadap kondisi‐kondisi tersebut, baik kondisi
lingkungan maupun kondisi diri sendiri. Kebebasan ini membuat manusia mampu
mengubah kondisi hidupnya guna meraih kehidupan yang lebih berkualitas the
self ‐determining being. Kebebasan ini menuntut manusia untuk mampu
mengambil tanggung jawab atas dirinya sendiri, sehingga mencegahnya dari
kebebasan yang bersifat kesewenangan.
2. Hasrat untuk hidup bermakna The will to meaning
Hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia. Hasrat
inilah yang memotivasi setiap orang untuk bekerja, berkarya dan melakukan
kegiatan ‐kegiatan penting lainnya agar hidupnya dirasa berarti dan berharga.
Manusia selalu mencari makna‐makna dalam setiap kegiatannya, sehingga
kehendak untuk hidup bermakna ini selalu mendorong setiap manusia untuk
memenuhi makna tersebut. Hasrat ini akan membuat manusia merasa menjadi
seseorang yang berharga, mempunyai arti dalam hidupnya.
3. Makna hidup The meaning of life
Makna hidup adalah hal‐hal yang dianggap sangat penting dan berharga
serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan
dalam kehidupan the purpose in life. Makna hidup ini akan menjadikan manusia
25
mampu memenuhi kebermaknaan hidupnya, tanpa makna hidup manusia akan
kehilangan arti dalam kehidupannya sehari‐hari. Bila makna hidup terpenuhi maka
akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti yang pada
akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia. Dalam makna hidup ini terkandung
juga tujuan hidup yakni hal‐hal yang perlu dicapai dan di penuhi, sehingga antara
keduanya disamakan.
Ada tiga komponen kebermaknaan hidup yaitu kebebasan berkehendak the
freedom of will, hasrat untuk hidup bermakna the will to meaning, makna hidup the
meaning of life. Komponen‐komponen ini yang akan menjadi dasar dalam pembuatan
skala kebermaknaan hidup.
2.2.3 Karakteristik Makna Hidup