20
dalam masalah sosial, pesimis dan perasaannya dikendalikan oleh pendapat yang ia
terima dari lingkungan.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang
mempunyai self esteem tinggi akan bersikap optimis dalam menyelesaikan
permasalahan, percaya pada diri sendiri dan yakin atas kemampuan yang dimiliki.
Individu yang memiliki self esteem sedang cenderung tergantung pada penerimaan
sosial, yaitu bersikap terbuka dan menyesuaikan diri dengan baik apabila lingkungan bisa
menerima. Sebaliknya individu yang mempunyai self esteem rendah kurang percaya diri,
tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki dan sulit menyesuaikan diri terutama dalam
kelompok sosial.
2.2. Kebermaknaan Hidup
2.2.1 Definisi Kebermaknaan Hidup
Hasrat untuk hidup bermakna dimiliki oleh setiap individu yang mendambakan
hidupnya bermakna dan bahagia. Frankl 2004 mengungkapkan bahwa kebermaknaan
hidup adalah sebuah motivasi yang kuat dan mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu kegiatan yang berguna, sedangkan hidup yang berguna adalah hidup yang terus
menerus memberi makna baik pada diri sendiri maupun orang lain. Kebermaknaan
hidup ini juga adalah keadaan yang menunjukkan sejauhmana seseorang telah
mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang
dirinya sendiri. Frankl 2003:123 mengatakan bahwa masing‐masing individu memiliki
pengertian yang berbeda tentang makna karena setiap orang berada dalam medan
sendiri dan memiliki misi sendiri dalam hidupnya.
21
Schultz 1991:150 mengungkapkan bahwa makna hidup dapat diartikan sebagai
pemberian kualitas kehidupan pada diri pribadi dalam rangka penemuan eksistensi diri.
Dikemukakan pula bahwa sifat‐sifat orang yang telah mempunyai makna dalam
hidupnya yaitu memiliki kebebasan dalam setiap langkah perbuatannya dan
bertanggung jawab secara pribadi terhadap tingkah laku dan sikap dalam mengatasi
keadaan ‐keadaan dan nasib serta tidak ditentukan oleh kekuatan‐kekuatan diluar diri
mereka. Bastaman
2007:55 mengungkapkan bahwa hidup yang bermakna adalah corak kehidupan
yang sarat dengan kegiatan, penghayatan, dan pengalaman‐pengalaman bermakna.
Apabila hal‐hal tersebut berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menimbulkan perasaan
berarti dan bahagia dalam kehidupan seseorang. Makna
hidup menurut Ancok dalam Frankl 2006:viii adalah hal‐hal yang oleh seseorang
dipandang penting, dirasakan berharga dan diyakini sebagai sesuatu yang benar
serta dapat dijadikan tujuan hidup. Makna hidup adalah hal‐hal yang memberikan arti
khusus bagi seseorang, yang apabila berhasil dipenuhi akan menyebabkan kehidupannya
dirasakan berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan
bahagia happiness. Lebih lanjut Ancok menyatakan bahwa makna hidup ini
bermula dari adanya visi kehidupan, harapan dalam hidup, dan adanya alasan kenapa seseorang
harus terus hidup. Dengan adanya visi kehidupan dan harapan hidup itu seseorang
akan tangguh di dalam menghadapi kesulitan hidup sebesar apapun. Kebermaknaan
ini adalah sebuah kekuatan hidup manusia. Sumanto
2006:130‐131 menjelaskan bahwa kebermaknaan hidup adalah kualitas
penghayatan individu terhadap seberapa besar seseorang dalam
22
mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi serta kapasitas yang dimilikinya dan
terhadap seberapa jauh dirinya telah mencapai tujuan‐tujuan hidupnya dengan
kebebasan emosional dan spiritual, dalam rangka memberi makna kepada
kehidupannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang terus berubah.
Menghadapi tuntutan yang terus berubah, penghayatan dan kemampuan individu
dalam merespon perubahan menentukan tingkatan kebermaknaan hidup yang
dimilikinya. Berdasarkan
dari beberapa pengertian yang telah diungkap diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kebermaknaan hidup adalah keadaan penghayatan hidup atau pemberian
kualitas pada kehidupan yang penuh makna yang membuat individu merasakan
hidupnya lebih berharga dan memiliki tujuan yang mulia untuk bertahan hidup.
2.2.2 Komponen Kebermaknaan Hidup