PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD MUHAMMADIYAH 02 MEDAN.
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DAN
KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA SISWA SD MUHAMMADIYAH 02 MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
SUCI PERWITA SARI NIM. 8146181038
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Suci Perwita Sari (NIM : 8146181038) Pengaruh Model Discovery Learning dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model discovery learning dengan model pembelajaran pembelajaran langsung (direct instruction ), (2) pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah, dan (3) interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cluster random sampling sebanyak dua kelas. Instrumen terdiri dari tes hasil belajar berupa tes essay dan angket kecerdasan intepersonal. Data dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model discovery learning berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dengan model direct istruction, kecerdasan interpersonal tinggi siswa berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kecerdasan interpersonal rendah siswa, serta terdapat interaksi antara model discovery learning dan kecerdasan intepersonal dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Kecerdasan Interpersonal, dan Model Discovery learning.
(6)
ABSTRACT
Suci Perwita Sari (NIM : 8146181038) The Effect of Discovery Learning Model and Interpersonal Intelligence Towards Science Learning Outcomes.
This study aims to determine: (1) the better effect between students’ learning outcomes that taught by discovery learning model and direct instruction model, (2) a better effect between students’ who have high interpersonal intelligence and low interpersonal intelligence, and (3) the interaction between learning model with interpersonal intelligence in influencing learning outcomes. This research is a quasi experimental. The sample in this study were selected by random cluster sampling of two classes. The instrument consists of tests of learning outcomes in the form of essay tests and intepersonal intelligence questionnaires. Data were analyzed using two way ANOVA. The results showed that the students’ learning outcomes that taught by discovery learning model different and showed a better results than direct instruction model, students with high interpersonal intelligence showed better results than the students with low interpersonal intelligence, and there is interaction between the discovery learning model and intepersonal intelligence in influencing student learning outcomes.
Keywords: Science Learning Outcomes, Interpersonal Intelligence, and Discovery learning Model.
(7)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas hidayah dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan sebaik mungkin.
Teristimewa peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Adenan serta Ibunda Sri Hartati yang selalu berkorban demi kesuksesan dan kebahagiaan anak anaknya, dan juga kepada segenap mbak mbak dan mas tercinta yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan kesabaran telah menuntun peneliti untuk bersabar dan tawakal menghadapi tantangan dalam penulisan tesis ini.
Selama dalam proses penyelesaian tesis ini banyak kendala yang dihadapi peneliti namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak terutama Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan.
Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Dikdas dan Ibunda Prof. Dr. Anita
Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PGSD Prodi Dikdas.
4. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. dan Prof. Dr. Siman, M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dari sejak awal hingga selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan
5. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. sebagai narasumber I, Bapak Dr. Edward Purba, M.A.,
sebagai narasumber II, Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. sebagai narasumber III yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi penyempurnaan tesis ini
(8)
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Dasar PPs yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada peneliti selama di dalam maupun di luar perkuliahan.
7. Kepada Seluruh Staff Pegawai PPs UNIMED terkhusus Bang Hizrah Syahputra
Harahap yang telah banyak membantu peneliti dalam kemudahan pengolahan dan pengumpulan berkas-berkas.
8. Ibu Dra. Rida Syahida selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 02 Medan yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ,bimbingan, dan semangat serta Bapak dan Ibu SD. Muhammadiyah 02 Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama selama peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Siswa siswi tercinta SD Muhammadiyah 02 Medan yang telah banyak menginspirasi
peneliti dan memberikan pengalaman nyata bagi peneliti dalam mengemban tugas menjadi guru.
10. Ayahanda Adenan dan Ibunda Sri Hartati yang telah dengan ikhlas berjuang lahir bathin demi peneliti, sabar mendengarkan keluh kesah peneliti, memberikan semangat baik berbentuk riil maupun materiil, dan tak henti hentinya berdoa untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
11. Terkhusus buat saudara sekandung seperjuangan peneliti, Mbak Sri Wahyuni/Suami, Mbak Sri Prihartini/Suami, Mbak Sri Mastuti/Suami, Mbak Dewi Lestari/Suami, Mas Budi Santoso/Istri, Mbak Wiwik Anggraeni/Suami, Mbak Sri Utami/Suami tercinta yang telah ikut membantu, memberikan motivasi, dan doa bagi penulis.
12. Tercinta Abangda Ahmad Fauzi Hasibuan yang telah dengan sepenuh hati
mendampingi, menemani, dan meringankan beban peneliti dalam penyusunan tesis ini. 13. Terkasih kepada teman-teman kelas A1-Reguler angkatan 2014 yang telah berbagi
suka maupun duka bersama peneliti selama mengikuti perkuliahan. Khususnya teman teman yang sangat membantu dalam penelitian ini Maisarah, Lia Sa’adah, Putri Rahmi, Maulana Arafat, Waliyul Maulana, Sabri, Rahmadhani Tanjung, dan teman teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
14. Dan terkhusus kepada sahabat tercinta Suci Istiqamah, Ayu Gustina, Novita Sari, Rayi Sucippitari, Nurul Hidayatunnisa, Indah Mutia, dan Laili Fahlia Harahap yang telah setia menemani peneliti selama perkuliahan. Semoga kita akan selalu bersama hingga nenek nenek nanti.
15. Teristimewa kepada Kakak-Abang kelas PPs UNIMED , Mas Irham Ramadhani, Kak
(9)
disebutkan satu persatu yang telah dengan sabar membimbing dan menjawab berbagai pertanyaan dari peneliti mengenai penelitian yang telah dilakukan.
16. Dan kepada seluruh kawan-kawan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang sudah setia memberikan dukungan.
Peneliti menyadari masih banyak kesalahan baik isi maupun penulisan. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Atas segala bantuan, bimbingan dan semangat yang telah peneliti terima dari berbagai pihak, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya. Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, 11 Maret, 2016 Peneliti
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 9
1.3.Batasan Masalah... 10
1.4.Rumusan Masalah ... 10
1.5.Tujuan Penelitian ... 11
1.6.Manfaat Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
2.1. Kerangka Teoritis ... 14
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar IPA ... 14
2.1.1.1. Aspek Ranah Kognitif dalam Hasil Belajar Menurut Anderson dan Krathwohl ... 16
2.1.1.2. Hakikat IPA di SD/MI ... 20
2.1.2. Hakikat Kecerdasan Interpersonal ... 24
2.1.2.1. Indikator Kecerdasan Interpersonal ... 27
2.1.2.2. Ciri-Ciri Siswa yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi dan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 31
2.1.2.3. Peran Kecerdasan Interpersonal ... 32
2.1.2.4. Pengembangan Kecerdasan Interpersonal ... 33
2.1.3. Model Discovery Learning ... 34
2.1.3.1. Komponen Discovery Learning ... 37
2.1.3.2. Langkah-Langkah Model Discovery Learning ... 38
2.1.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Model Discovery Learning ... 43
2.1.4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) ... 45
2.1.4.1. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) ... 47
2.1.4.2. Kelemahan dan Kelebihan Model Langsung (Direct Intruction) 49 2.1.5 Teori Belajar Relevan ... 52
2.1.5.1. Teori Konstruktivisme ... 52
2.1.5.2. Teori Belajar Perkembangan Kognitif Piaget ... 55
2.1.5.3. Teori Belajar John Dewey ... 56
2.1.6. Penelitian Relevan ... 57
(11)
2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery learning dengan Model Pembelajaran
Konvensional ... 58
2.2.2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa Yang Mempunyai Kecerdasan Interpersonal Tinggi Dengan Kelompok Siswa Dengan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 61
2.2.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Discovery Learning dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa ... 64
2.3. Hipotesis ... 66
BAB III METODE PENELITIAN ... 67
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 67
3.2.Populasi dan Sampel ... 67
3.3.Variabel Penelitian ... 68
3.4.Definisi Operasional ... 69
3.5.Metode dan Rancangan Penelitian ... 70
3.6.Prosedur Penelitian ... 72
3.7.Pengontrolan Perlakuan ... 76
3.8.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 77
3.9.Teknik Analisis Data ... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95
4.1. Hasil Penelitian ... 95
4.1.1. Pretes Hasil Belajar ... 95
4.1.2. Hasil Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 99
4.1.3. Perlakuan (Treatment) ... 100
4.1.4. Postes Hasil Belajar... 102
4.1.5. Analisis Hasil Penelitian ... 103
4.1.5.1. Analisis Data Pretes dan Postes Hasil Belajar IPA Siswa ... 103
4.1.5.2. Analisis Data Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonal ... 105
4.2. Pengujian Hipotesis ... 108
4.3. Pembahasan ... 117
4.3.1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Direct Instruction dan Model Discovery Learning ... 117
4.3.2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelompok Kecerdasan Interpersonal Tinggi dan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 122
4.3.3. Interaksi Antara Model Direct Instruction dan Model Discovery Learning dengan Kecerdasan Interpersonal Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa ... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 130
5.1. Simpulan ... 130
5.2. Saran ... 131
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II IPA Kelas V SD. Muhammadiyah 02
Medan T.A. 2014/2015 ... 5
Tabel 2.1. Taksnonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah ... 18
Tabel 2.2. Taksnonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 19
Tabel 2.3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD/MI ... 22
Tabel 2.4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Penelitian Ini ... 42
Tabel 2.5. Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 49
Tabel 2.6. Perbandingan Model Discovery Learning dan Model Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berdasarkan Kelebihannya ... 52
Tabel 2.7. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran Konstruktivisme ... 54
Tabel 2.8. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Discovery Learning ... 57
Tabel 3.1. Desain Penelitian ANAVA ... 71
Tabel 3.2. Indikator Item Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa SD. Muhammadiyah 02 Medan T.A. 2015/2016 ... 79
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda ... 80
Tabel 3.4. Deskripsi Kategori Validitas Butir Soal... 83
Tabel 3.5. Hasil Analisis Validitas Tes ... 84
Tabel 3.6. Deskripsi Kategori Reliabilitas Butri Tes ... 85
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Tes ... 85
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen ... 87
Tabel 3.9. Deskripsi Kategori Daya Pembeda ... 88
Tabel 3.10. Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ... 88
Tabel 3.11. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda Setelah Valid ... 89
Tabel 3.12. Kategori Nilai Gain ... 90
Tabel 3.13. Ketekerkaitan Masalah, Hipotesis, dan Uji Statisitik yang Digunakan .. 92
Tabel 4.1. Data Pretes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 96
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Eksperimen ... 96
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 98
Tabel 4.4. Data Hasil Instrumen Kecerdasan Interpersonal ... 99
Tabel 4.5. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonal ... 100
Tabel 4.6. Data Postes Hasil Belajar IPA ... 103
(13)
Tabel 4.8. Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Kecerdasan
Interpersonal ... 105
Tabel 4.9. Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal ... 106
Tabel 4.10. Desain Faktorial Rata-Rata 2x2 Anava ... 108
Tabel 4.11. Data Faktor Antar Subjek ... 109
Tabel 4.12. Uji Homogenitas antar Kelompok ... 109
Tabel 4.13. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 110
(14)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning ... 40
Gambar 3.1. Bagan Skema Variabel ... 68
Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Penelitian ... 75
Gambar 4.1. Histogram Distribusi Normal Kelas Kontrol ... 97
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Normal Kelas Eksperimen ... 98
Gambar 4.3. Diagram Pretes-Postes kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 104
Gambar 4.4. Grafik Nilai Hasil Belajar IPA Siswa berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonalnya ... 107
Gambar 4.5. Grafik Interaksi Antara Model Discovery Learning dan Model Direct Instruction dengan Kecerdasan Interpersonal ... 113
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 135
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 145
Lampiran 3 : Bahan Ajar Pengaruh Gaya terhadap Bentuk dan Gerak Benda ... 154
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa ... 162
Lampiran 5 : Intsrumen Tes Hasil Belajar (Validator Ahli) ... 168
Lampiran 6 : Soal Evaluasi Pengaruh Gaya terhadap Bentuk fan Gerak Benda ... 176
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Intrumen Tes Hasil Belajar Pretes dan Postes Setelah Validitas ... 177
Lampiran 8 : Analisis Validitas Tes ... 179
Lampiran 9 : Analisis Taraf Kesukaran Tes ... 180
Lampiran 10 : Analisis Daya Pembeda Tes ... 181
Lampiran 11 : Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 182
Lampiran 12 : Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 183
Lampiran 13 : Lembar Validitas Angket Kecerdasan Interpersonal ... 185
Lampiran 14 Tabulasi Data Pretes ... 187
Lampiran 15 : Tabulasi Data Postes... 189
Lampiran 16 : Analisis Statistik Pretes ... 191
Lampiran 17 : Analisis Statistik Dasar Postes ... 194
Lampiran 18 : Tabulasi Data Kecerdasan Interpersonal ... 197
Lampiran 19 : Tabulasi Pengelompokkan Data Kecerdasan Interpersonal ... 199
Lampiran 20 : Distribusi Data Penilaian ... 201
Lampiran 21 : Data Angket Kecerdasan Interpersonal Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol ... 203
Lampiran 22 : Uji Persyaratan Instrumen Hasil Belajar ... 206
Lampiran 23 : Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Jalur (2 x 2) ... 207
Lampiran 24 : Uji Scheffe ... 208
Lampiran 25 : Dokumentasi Penelitian ... 209
Lampiran 26 : Contoh Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa ... 215
Lampiran 27 : Contoh Jawaban Angket Kecerdasan Interpersonal ... 217
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu bentuk upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi problem hidup yang senantiasa berkembang dari masa ke masa. Seiring berjalannya waktu, pendidikan bertujuan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010: 39).
Pernyataan di atas sejalan dengan isi tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI yaitu agar siswa memiliki kemampuan seperti : (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses utnuk meyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai
(17)
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendiidkan ke SMP/MTs (BSNP, 2006).
Ironisnya dalam dunia sains khususnya di Sekolah Dasar, Indonesia berada di posisi ke-3 pada ajang 11th International Mathematics and Sciences Olympiad (IMSO) yang diadakan di Denpasar, Bali pada 5-11 Oktober 2014. Ajang International ini diikuti oleh 14 negara, dan Indonesia juga berada dibawah Singapura di peringkat ke-2 dan Thailand di peringkat pertama (Dikdas Kemendikbud). Firman Jiddan (peserta IMSO) mengaku bahwa soal yang diujikan dalam olimpiade berbeda jauh dengan yang dipelajari di sekolah. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa siswa hanya terbiasa dengan soal yang dikatakan mudah, hanya berada pada tingkat pemahaman dan daya ingat siswa sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal yang mengacuh pada aspek lain, siswa merasa kebingungan.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas pendidikan, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada aspek-aspek yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dan berhasil dimasa yang akan datang.
Pengkajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu hasil belajar merupakan usaha awal yang seharusnnya dilakukan agar dapat menetapkan langkah dan cara-cara yang tepat dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu hasil belajar. Kualitas lulusan sekolah juga harus diperhatikan, karena banyak
(18)
sekali faktor yang mempengaruhinya. Ditinjau dari unsur siswa, masih banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri anak didik adalah faktor fisiologis seperti cacat fisik dan psikologis seperti persepsi, minat, sikap, motivasi, kecerdasan emosional, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, maupun kecerdasan intelektualnya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar siswa misalnya lingkungan tempat tinggal, keadaan sosial ekonomi orang tua.
Peningkatan kualitas pembelajaran juga telah diupayakan di SD Muhammadiyah 02 Medan Timur. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, para guru digalakkan untuk menerapkan berbagai model dan metode baik yang bersifat individu maupun kelompok. Namun dikarenakan beberapa masih menggunakan model pembelajaran langsung seperti ceramah, mencatat, dan menghafal.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan Timur menyatakan hal yang senada dengan pernyataan diatas. Ibu Linda Syahputri, S.Pd. selaku wali kelas V-C mengatakan bahwa sebenarnya guru telah menyampaikan pengetahuan dan menugaskan siswa untuk beraktivitas, namun kurang dari 50% siswa yang mau mengerjakannya dengan baik dan benar. Adapun jika pembelajaran diadakan melalui model active learning, siswa juga belum giat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Guru juga telah mencoba untuk menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif seperti diskusi dan bermain peran, namun dikarenakan siswa hanya selalu diberikan perlakuan demikian, menyebabkan rasa jenuh pada siswa itu sendiri. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam proses
(19)
pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran IPA yang dilakukan di SD. Muhammadiyah 02 Medan, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa ini dapat bersumber dari pelaksanaan pembelajaran yang bersifat langsung di sekolah, dimana kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Pada pembelajaran konvensional, hasil belajar siswa terbatas, peluang siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya sangat rendah dikarenakan model pembelajaran langsung dalam pelajaran IPA hanya bersifat transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya. Siswa cenderung menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui bagaimana fakta dan konsep itu terbentuk yang pada akhirnya membuat kemampuan berpikir siswa hanya terbatas pada kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diabaikan karena tidak diaktifkan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Selain masalah model direct instruction (langsung) yang masih terus digunakan, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum secara maksimal menggunakan media pembelajaran, padahal pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang mengutamakan alam dan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Namun jarang sekali terlihat guru yang menggunakan fasilitas sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Kurangnya pengembangan dan referensi soal terkait materi menjadi masalah rendahnya hasil belajar siswa, ketika siswa diberikan soal yang bermakna sama dengan dengan kata-kata yang sedikit
(20)
berbeda, siswa merasa soal tersebut sulit. Kurangnya kegiatan berorientasi siswa ini, ternyata juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada hasil nilai ujian semester II IPA siswa kelas V pada bulan Juni 2015 di SD. Muhammadiyah 02 Medan, yaitu :
Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II IPA Kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan T.A 2014/2015
No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan
1 V-A 30 - 100%
2 V-B 17 23 57,5%
3 V-C 19 20 51,3%
4 V-D 27 10 73%
5 V-E 27 12 69,2%
Jumlah 120 65 64,9%
(sumber : Tata Usaha SD. Muhammadiyah 02 Medan)
Berdasarkan tabel 1.1. diatas, syarat ketuntasan adalah 80% siswa harus mampu mencapai nilai 70. Namun, terlihat bahwa di kelas V-A sebanyak 30 orang (100%) siswa yang tuntas, B sebanyak 17 siswa (57,5%) yang tuntas, V-C sebanyak 19 siswa (51,3%) yang tuntas, V-D sebanyak 27 siswa (73%) siswa yang tuntas dan V-E sebanyak 27 siswa (69,2%) yang tuntas. Jika diakumulasikan siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 64,9%. Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah KKM.
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa secara optimal dan baik pada aspek kognitif, maka diperlukan perubahan serta inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model pembelajaran yang bersifat ilmiah. Model ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman
(21)
belajar kepada siswa agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuannya sehingga pengetahuan tersebut bertahan lama dalam pikiran siswa. Salah satu model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut adalah model discovery learning.
Model discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam model ini, guru bukan hanya manager di dalam kelasnya, namun terlebih lagi guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan. Pemecahan masalah bukan hanya dilakukan secara kelompok dan diskusi semata namun terlebih lagi menekankan pada kegiatan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dari model pembelajaran ini, siswa akan mengembangkan pengalaman belajar dengan mengkontruksi sendiri pengetahuannya dan mengembangkan sikap kritis siswa (Saefuddin, 2014).
Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model discovery learning karena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran yang sangat direkomendasikan dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan model discovery learning merupakan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah ilmiah sehingga terbukti menuntut adanya pembelajaran aktif (active learning). Fraus dan Paulson (1998:4-5) dalam (Ramadhani, 2015:8) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, siswa terlibat secara langsung secara aktif dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi pendengar ceramah pasif. Dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman,
(22)
melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran.
Beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model discovery learning antara lain: (1) penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2014), menyimpulkan bahwa penerapan discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN Tanggung Wetan 2 Jember. (2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin, dkk (2013), menyimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Se-Gugus RA Kartini Kemusu Boyolali yang diajarkan dengan model discovery learning berbasis media realita lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung berbasis media gambar. (3) Hasil penelitian Hasugian, dkk (2013), menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN.02 Sejaruk Param mengalami peningkatan sebanyak 20,7% ketika diterapkan model discovery learning. (4) hasil Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi, dkk (2012) menyimpulkan bahwa penerapan model discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 03 Sungai Ambaeang Kubu Raya sebanyak 19,04%. Dari beberapa penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bawan model discovery learning berpengaruh positif dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa. Walaupun sudah ada beberapa penelitian mengenai pengaruh model discovery learning dan hasil belajar, namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan hasil belajar yang baik bukan hanya terkait dengan model pembelajaran yang digunakan, namun juga berhubungan dengan faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang aktif. Dalam penelitian ini, faktor internal
(23)
yang diperhatikan adalah faktor kecerdasan interpersonal. Hal demikian dikarenakan model discovery learning merupakan pembelajaran yang sangat erat dengan kegiatan aktif secara berkelompok. Maka dapat dikatakan model discovery learning akan berjalan dengan baik jika siswa memiliki kecerdasan interpersonal yang baik pula.
Pernyataan diatas berkatian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imanita (2014) yang menyimpulkan bahwa selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, ternyata ada faktor lain yang juga berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa yaitu kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Menurut Armstrong (2013:39), Ciri-ciri dari siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah suka bersosialisasi dengan teman seusianya, berbakat menjadi pemimpin, menjadi anggota klub, panitia, atau kelompok informal di antara teman seusianya, mudah bergaul, senang mengajari anak-anak lain secara informal, suka bermain dengan teman seusianya, mempunyai dua atau lebih teman dekat, memiliki empati yang baik atau memberi perhatian lebih kepada orang lain, banyak disukai teman dan dapat memahami maksud orang lain walaupun tersembunyi. Pengembangan kecerdasan interpesonal sangat penting bagi anak sebab akan menjadi dasar saat anak bergaul dengan teman serta lingkungan. Itulah sebabnya mengapa kecerdasan interpersonal berkaitan erat dengan proses belajar. Proses belajar menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral lainnya yang berlaku di masyarakat.
(24)
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar IPA siswa di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan Timur Tahun Ajaran 2015/2016 melalui model discovery learning ditinjau dari kecerdasaran interpersonal siswa. Kecerdasan interpesonal diambil sebagai variabel dalam penelitian ini dikarenakan bahwa model pembelajaran aktif akan berlangsung dengan baik apabila dilakukan melalui kegiatan interaksi sosial (kecerdasan interpersonal)
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran IPA di kelas V SD.Muhammadiyah 02 Medan, yaitu :
1. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar.
2. Model pembelajaran teacher centerred dan cooperative learning yang tidak pernah berubah dari waktu ke waktu menimbulkan rasa jenuh dan bosan di diri siswa.
3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran baik secara langsung berasal
dari lingkungan maupun media yang dibuat guru menimbulkan rasa jenuh dalam diri siswa.
4. Kurangnya referensi dan pengembangan soal tes materi pembelajaran yang
membuat siswa bingung dalam mengerjakan soal yang bermakna sama sehingga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar.
(25)
5. Penggunaan model pembelajaran yang bersifat individu menyebabkan rendahnya kecerdasan interpersonal siswa yang merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan terarah perlu adanya pembatasan masalah. Masalah yang diteliti dalam penelitian di ini dibatasi pada :
1. Model pembelajaran yang diterapkan di SD. Muhammadiyah 02 kelas V adalah model discovery learning pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda.
2. Penelitian memfokuskan pada peningkatan hasil belajar IPA siswa pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan.
3. Kecerdasan interpersonal siswa dibatasi pada kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah pada mata pelajaran IPA di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan permbatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar IPA siswa yang menggunakan model discovery learning lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung (direct instruction) di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda ?
(26)
2. Apakah hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpesonal tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah di SD Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda?
3. Apakah ada interaksi model discovery learning dan kecerdasan
interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda?
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model discovery learning dengan model pembelajaran pembelajaran langsung (direct instruction) di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan
interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa di SD. Muhammadiyah 02 Medan pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap perubahan gerak dan bentuk benda.
(27)
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah munculnya pengetahuan baru dalam bidang pendidikan berkisar pada variabel yang menjadi objek penelitian ini yaitu efek model discovery learning dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa khususnya pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda. Selanjutnya penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan landasan empiris atau kerangka acuan bagi peneliti pendidikan berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : a. Bagi peserta didik
1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA melalui model discovery learning.
2) Mengidentifikasi tingkat kecerdasan interpersonal siswa sehingga dapat diambil tindaklanjut masalahnya.
3) Melatih siswa untuk berpikir ilmiah, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPA.
(28)
b. Bagi sekolah
1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya
meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya di SD
Muhammadiyah 02 Medan.
2) Sebagai tambahan informasi bagi guru guru di sekolah dasar
khususnya di SD Muhammadiyah 02 Medan mengenai pembelajaran melalui model discovery learning dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA siswa.
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Menjadi bahan masukan model pembelajaran baru dalam
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
2) Menjadi sumber penambahan wawasan dalam meningkatkan
kecerdasan interpersonal siswa agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran aktif.
3) Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada
tenaga edukatif untuk dapat menerapkan model discovery leaning dalam kegiatan belajar mengajar di berbagai disiplin ilmu di sekolah.
(29)
1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model discovery learning tinggi daripada model direct instruction pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model discovery learning dengan direct instruction.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal tinggi lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal rendah di kelas V SD Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan yang menunjukkan perbedaan hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasaan interpersonal tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan. Kecerdasan interpersonal ini lebih berperan pada siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi yang diajarkan dengan
(30)
2
model discovery learning dibandingkan pada kelas yang dibelajarkan dengan model direct instruction.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model discovery learning sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya menerapkan model discovery learning pada materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda serta memperhatikan kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan yang diperlukan dalam
mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah pembelajaran
discovery learning yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan penarikan kesimpulan
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model discovery
learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui berbagai variabel moderator lain, bisa berupa kecerdasan naturalistik, motivasi belajar, minat belajar, atau pun variabel moderator lainnya.
3. Model discovery learning terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai alternatif model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal baik yang tinggi maupun rendah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
(31)
1
DAFTAR PUSTAKA
A.Castronova, Joyce. 2004. Discovery Learning for The 21st Century : What is it and how does it compare to traditional learning in Effectiveness in the 21st Century. Educational Journal, 2-6.
Apriana. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P.2014/2015. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Arifin, Zainal dkk. 2013. Pengaruh Pengggunaan Metode Discovery Learning
Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Arfiliani. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik dan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan. Arinawati, dkk. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Jurnal PGSD UNS, 8.
Armstrong, Thomas. 2002. 7 Kinds of Smart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi
Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.
Baharuddin, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Balim, Ali Gunay. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students’ Success
and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, Issue 35, Spring, 2.
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: Indeks.
(32)
2
Fathur, dkk. 2012. Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2.
Imanita, Myristica. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol.3 No.1, 47.
Indarti, dkk. 2013. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Kelas X SMAN 8. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang Universitas Negeri Malang.
Jihad, Asep dkk. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Joyce. 2002. Discovery LEarning for the 21st Century : What is it and how does it
compare to traditional learning in effectiveness in the 21stCentury.Journal of Technology and Teacher Education. 14-15.
Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.
Maisaroh, dkk. 2010. Peningkatakan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembeljaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran
Ketrampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan, Vol.8 No.2, 162.
May, Lwin. dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence.
Yogyakarta.Indeks.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Murlasih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Makara,
Sosial, Humaniora, Vol. 14,66.
Mursid, R. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar Sosiologi. Jurnal Teknologi Pendidikan, 86.
Pardede, Dahlia megawati. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Medan.Universitas Negeri Medan.
(33)
3
Perwita, Sari. 2014. Hubungan Verbal Bullying terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa di SDN.104206 Sei Rotan T.A. 2013/2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Medan.
Pratiwi, Fitri Apriani. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning
dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura. Ramadhani, Irham. 2015.Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Bandung. Raja Grafindo Persada.
Saefuddin, Asis. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013: Jakarta. Bumi Aksara.
Sari, Elok Puspita.2009. Efektivitas Permainan Aktif dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak di SDN Merjosari Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sujiono dan Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta.:Indeks.
Supriyadi, Agus. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Metode Pembelajaran IPA Kelas IV SDN. 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura.
Supriyanto, Bambang. 2014. Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran di SDN. Tanggul Wetan 02
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, Vol. 3, No. 2,
(34)
4
(1)
1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model discovery learning tinggi daripada model direct instruction pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model discovery learning dengan direct instruction.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal tinggi lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal rendah di kelas V SD Muhammadiyah 02 Medan. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan yang menunjukkan perbedaan hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasaan interpersonal tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa di kelas V SD. Muhammadiyah 02 Medan. Kecerdasan interpersonal ini lebih berperan pada siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi yang diajarkan dengan
(2)
model discovery learning dibandingkan pada kelas yang dibelajarkan dengan model direct instruction.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model discovery learning sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya menerapkan model discovery learning pada materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda serta memperhatikan kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan yang diperlukan dalam mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah pembelajaran discovery learning yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan penarikan kesimpulan
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui berbagai variabel moderator lain, bisa berupa kecerdasan naturalistik, motivasi belajar, minat belajar, atau pun variabel moderator lainnya.
3. Model discovery learning terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai alternatif model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal baik yang tinggi maupun rendah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
(3)
1
DAFTAR PUSTAKA
A.Castronova, Joyce. 2004. Discovery Learning for The 21st Century : What is it and how does it compare to traditional learning in Effectiveness in the 21st
Century. Educational Journal, 2-6.
Apriana. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P.2014/2015. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Arifin, Zainal dkk. 2013. Pengaruh Pengggunaan Metode Discovery Learning
Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Arfiliani. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik dan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan. Arinawati, dkk. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar. Jurnal PGSD
UNS, 8.
Armstrong, Thomas. 2002. 7 Kinds of Smart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi
Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Prenada Media Group.
Baharuddin, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Balim, Ali Gunay. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students’ Success
and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research,
Issue 35, Spring, 2.
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: Indeks.
(4)
Fathur, dkk. 2012. Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.
Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2.
Imanita, Myristica. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan
Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol.3 No.1, 47.
Indarti, dkk. 2013. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Kelas X SMAN 8. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang Universitas Negeri Malang.
Jihad, Asep dkk. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Joyce. 2002. Discovery LEarning for the 21st Century : What is it and how does it
compare to traditional learning in effectiveness in the 21stCentury.Journal
of Technology and Teacher Education. 14-15.
Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.
Maisaroh, dkk. 2010. Peningkatakan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Metode Pembeljaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran
Ketrampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan, Vol.8 No.2, 162.
May, Lwin. dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence.
Yogyakarta.Indeks.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Murlasih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Makara,
Sosial, Humaniora, Vol. 14,66.
Mursid, R. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal
terhadap Hasil Belajar Sosiologi. Jurnal Teknologi Pendidikan, 86.
Pardede, Dahlia megawati. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Medan.Universitas Negeri Medan.
(5)
3
Perwita, Sari. 2014. Hubungan Verbal Bullying terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa di SDN.104206 Sei Rotan T.A. 2013/2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Medan.
Pratiwi, Fitri Apriani. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning
dengan Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura. Ramadhani, Irham. 2015.Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Medan. PascaSarjana Universitas Negeri Medan.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Bandung. Raja Grafindo Persada.
Saefuddin, Asis. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013: Jakarta. Bumi Aksara.
Sari, Elok Puspita.2009. Efektivitas Permainan Aktif dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak di SDN Merjosari Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sujiono dan Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta.:Indeks.
Supriyadi, Agus. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Metode Pembelajaran IPA Kelas IV SDN. 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura.
Supriyanto, Bambang. 2014. Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran di SDN. Tanggul Wetan 02
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, Vol. 3, No. 2,
(6)