PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA MATERI ALKOHOL DAN ETER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH
PADA MATERI ALKOHOL DAN ETER DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh :
Sri Hartini Br Bangun
NIM 4121131025
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Sri Hartini Br Bangun dilahirkan di Selandi, Sumatera Utara, pada tanggal
12 Januari 1994. Ibu bernama Tarminah Br Ginting dan ayah bernama Arman
Bangun, dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 2000,
penulis masuk SD Negeri 040503 Perbaji/Selandi, dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 1 Tiganderket dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 1 Tiganderket, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA
MATERI ALKOHOL DAN ETER DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS

Sri Hartini Br Bangun (NIM 4121131025)


ABSTRAK
Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis masalah pada materi alkohol
dan eter di sekolah menengah atas bertujuan untuk

memperoleh bahan ajar

berbasis masalah pada materi Alkohol dan Eter yang telah memenuhi kriteria
kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan (R & D) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu (1) Analisis materi; (2) Pembuatan
draft bahan ajar; (3) Standarisasi bahan ajar dengan penilaian responden (Dosen
Kimia UNIMED dan Guru Kimia) berdasarkan BSNP; (4) Revisi/ Perbaikan.
Penelitian ini melibatkan 2 dosen dan 5 guru. Instrument yang digunakan adalah
angket penilaian BSNP. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket adalah
analisis terhadap buku kimia yang digunakan di sekolah memiliki nilai rata-rata
2,64 dan penilaian kelayakan bahan ajar berdasarkan BSNP valid dan tidak perlu
revisi dengan nilai rata-rata 3,69.

Kata kunci: Bahan Ajar Pembelajaran, BSNP


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada
Materi Alkohol dan Eter di Sekolah Menengah Atas”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Ibu Dra.
Ratu Evina Dibyantini, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, Ibu Dra. Ani
Sutiani, M.Si dan Bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd, M.Pd, yang telah
memberikan masukkan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
yang sangat luar biasa Bapak Arman Bangun dan Mama Tarminah Br Ginting,
terima kasih untuk doa-doa, jerih payah dan perjuangan selama ini dalam
menyekolahkan penulis dan yang selalu memberi dukungan dalam penulisan
skripsi ini. Teristimewa juga kepada adik penulis Perdinanta Bangun yang
memberi semangat dan dukungan demi terselesainya studi penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat saya yang terkasih
Liya Lestari, Irma Sariani dan Dingin Harianti yang telah banyak membantu
penulis. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan saya

v

Suri Hartati, Rahmadani Lubis, Muhammad Adil, Widya Astuti, dan Handika
Prawira.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Mariana Sinaga, dan
Ramazona Nababan serta seluruh teman-teman seperjuangan Kimia Reguler A

2012 yang selalu bersama selama proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Juni 2016

Sri Hartini Br Bangun
NIM. 4121131025

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

i

RIWAYAT HIDUP

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

vi


DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR LAMPIRAN

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1


1.2. Ruang Lingkup

4

1.3. Identifikasi Masalah

4

1.4. Batasan Masalah

4

1.5. Rumusan Masalah

5

1.6. Tujuan Penelitian

5


1.7. Manfaat Penelitian

5

1.8. Definisi Operasional

5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

7

2.1. Bahan Ajar

7

2.1.1. Jenis Bahan Ajar

7


2.1.2. Fungsi Bahan Ajar

7

2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran

8

2.2.1. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahan Ajar

10

2.2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahan Ajar

11

2.2.3. Penyususnan Bahan Ajar

12


2.2.4. Keuntungan Dan Kelemahan Bahan Ajar Pembelajaran

13

vii

2.3. Pembelajaran dengan Menggunakan Bahan Ajar

15

2.4. Pengembangan Bahan Ajar Kreatif dan Inovatif

16

2.5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

17

2.5.1. Kelebihan PBL

18

2.5.2. Kekurangan PBL

18

2.6. Metode R&D

19

2.6.1. Pengertian R&D

19

2.6.2. Tahap-Tahap Research and Development

19

2.7. Standar Buku Ajar Berdasarkan BSNP

21

2.7.1. Komponen Kelayakan Isi Buku Teks

21

2.7.2. Komponen Kelayakan Bahasa Buku Teks

21

2.7.3. Komponen Kelayakan Penyajian Buku Teks

22

2.7.4. Komponen Kelayakan Kegrafikaan Buku Teks

22

2.8. Kerangka Konseptual

22

2.9. Hipotesis Penelitian

23

BAB III METODE PENELITIAN

24

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

24

3.2. Populasi dan Sampel

24

3.3. Variabel Penelitian

24

3.4. Instrumen Penelitian

25

3.5. Rancangan Penelitian

25

3.6. Prosedur Penelitian

25

3.6.1. Analisis Materi

25

3.6.2. Pembuatan Draft Bahan Ajar

26

3.6.3. Standarisasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan

26

3.7. Teknik Pengumpulan Data

28

3.8. Teknik Analisis Data

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

30

4.1. Hasil penelitian

30

viii

4.1.1. Analisis Buku Kimia

30

4.1.1.1. Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti

30

4.1.1.2. Analisis Buku Oleh Guru Kimia

30

4.1.2. Pembuatan Draft Bahan Ajar

32

4.1.3. Pengembangan dan Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Masalah

33

4.1.3.1. Komponen Yang Diintegrasikan Dalam Bahan Ajar

33

4.1.4. Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru

34

4.1.5. Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen

34

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

37

4.2.1. Analisis Lima Buku Kimia

37

4.2.1.1. Analisis Buku Kode A

37

4.2.1.2. Analisis Buku Kode B

38

4.2.1.3. Analisis Buku Kode C

39

4.2.1.4. Analisis Buku Kode D

39

4.2.1.5. Analisis Buku Kode E

40

4.2.2. Standarisasi Modul

41

4.2.2.1. Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru

41

4.2.2.2. Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen

41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

45

5.1. Kesimpulan

45

5.2. Saran

45

DAFTAR PUSTAKA

46

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

27

Berbasis Masalah
Gambar 4.1. Grafik Hasil Analisis Guru Kimia Terhadap Lima

32

Buku Kimia
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Hasil Penilaian Buku dengan Bahan
Ajar Berbasis Masalah

43

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Lima Jenis Buku Kimia SMA Yang Digunakan Dalam

26

Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pengarang dan
Penerbit Yang Berbeda
Tabel 3.2. Kriteria Validitas Analisis Hasil Perhitungan Rata-rata

29

Skor Yang Diperoleh Dari Angket Validator Ahli
(Guru dan Dosen)
Tabel 4.1. Hasil Analisis Lima Buku Kimia Oleh Responden

31

Guru Kimia
Tabel 4.2. Usulan Komponen Materi Alkohol dan Eter

32

Tabel 4.3. Hasil Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru

34

Tabel 4.4. Hasil Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen

35

Tabel 4.5. Rata-rata Hasil Penilaian Standarisasi Bahan Ajar Berbasis

36

Masalah Pada Pengajaran Alkohol dan Eter Oleh Dosen dan
Guru

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus

48

Lampiran 2. Analisis Buku Oleh Peneliti

52

Lampiran 3. Instrumen Analisis Buku Oleh Dosen dan Guru

53

Lampiran 4. Instrumen Analisis Bahan Ajar Oleh Dosen dan Guru

79

Lampiran 5. Analisis Buku Kimia Oleh Dosen dan Guru

95

Lampiran 6. Draft Bahan Ajar

115

Lampiran 7. Analisis Bahan Ajar Oleh Guru

116

Lampiran 8. Analisis Bahan Ajar Oleh Dosen

120

Lampiran 9. DokumentasiPenelitian

124

Lampiran 10. Modul

127

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan

pendidikan di negara lain. Rendahnya mutu pendidikan memerlukan penanganan
secara menyeluruh, karena pendidikan memegang peran yang sangat penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa (Nuryanto., 2015). Demi
mencapai tujuan pendidikan nasional, Indonesia sudah banyak melakukan upaya
perubahan melalui berbagai kegiatan seperti penyempurnaan kurikulum,
(Situmorang., 2013). Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Marhaeni., 2007).
Menurut Hanafiah dalam Gangga (2013), materi ataupun bahan ajar
sangat memiliki peranan penting dan utama dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia terkhusus dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Kebutuhan akan bahan pelajaran semakin terasa ketika jumlah dan mutu
guru yang tersedia belum memadai. Di tempat-tempat tertentu, masih banyak guru
yang hanya mengandalkan buku/bahan pelajaran sehingga memicu semakin bosan
dan kurangnya minat belajar siswa.
Menurut Faika dan Side, (2011) adanya perkembangan anggapan pada
sebagian siswa bahwa kimia itu sulit, sehingga menyebabkan minat dan
kegairahan belajar semakin rendah dalam belajar kimia. Anggapan ini disebabkan
karena pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan. Beberapa
faktor lain penyebab kurangnya penguasaan materi kimia bagi siswa salah satunya
adalah sistematika dan urutan pelajaran yang belum mampu memotivasi siswa
belajar karena mengajarkan materi pelajaran yang tergolong sulit tanpa
memberikan pengertian dasar yang diperlukan. Bahan ajar merupakan salah satu
akses penelitian yang penting dalam menyelenggarakan pendidikan nasional
(Situmorang., 2013). Dengan demikian penggunaan sumber belajar secara

2

maksimal akan dapat menggali ilmu pengetahuan secara lengkap dan sesuai
dengan tingkat perkembangan pelajaran (Jippes dan Bently., 2010).
Bahan ajar yang baik harus selalu mengikuti perkembangan teknologi,
seni dan realitas kehidupan di dalam masyarakat yang semakin mengglobal
(Corrigan., 2009). Jika tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar
yang bervariasi, pengajar akan terjebak pada situasi pembelajaran yang menonton
dan cenderung membosankan (Hamdani., 2011). Ketersediaan bahan ajar yang
lengkap dan layak untuk dipergunakan siswa adalah salah satu yang perlu
diperhitungkan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai
(Addin., 2014). Dalam pengembangannya, bahan ajar harus disesuaikan dengan
model pembelajaran. Pada kesempatan ini model pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL
memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar yakni pada penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi, dkk., (2014) pembelajaran berbasis masalah juga
efektif diterapkan pada materi rearsi redoks, hal ini dilihat dari ketercapaian target
pembelajaran yaitu 76,25 % peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi, 81,25
% peserta didik mencapai KKM pada pokok bahasan reaksi redoks. Susilo, dkk.,
(2012) menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran IPA berbasis
masalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan berpikir kritis siswa SMP
menyatakan hasil belajar kemampuan berpikir kritis kelas uji coba mengalami
peningkatan dari 61,53 menjadi 80,24. Uji signifikansi hasil belajar kognitif kelas
uji coba diperoleh nilai thitung = 11,76 dan harga ttabel = 1,69; dapat dikatakan hasil
belajar tes kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan yang signifikan.
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari pre-test ke
post-test
Lebih lanjut penelitian dengan menggunakan bahan ajar kimia berbasis
masalah telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, antara lain penelitian Khotim,
dkk., (2015) yang menunjukkan bahwa bahan ajar kimia berbasis masalah pada
materi asam basa layak dan efektif digunakan sebagai sumber belajar siswa
dengan penilaian pakar diperoleh kriteria sangat layak yaitu pakar materi sebesar

3

3,82, pakar bahasa sebesar 3,69, dan pakar penyajian sebesar 3,9, itu berarti
bahwa bahan ajar pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu direvisi.
Wahyudi, dkk., (2014) menunjukkan bahwa siswa mudah memahami materi
dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis model Problem Based
Learning pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dengan persentase rata-rata
hasil belajar seluruh siswa dari 66,50 menjadi 85,60. Standarisasi bahan ajar
berbasis model Problem Based Learning telah dinilai oleh dosen dan guru
(85,63%) dengan kategori valid dan tidak perlu direvisi.
Menurut Silaban, dkk., (2014) menunjukan bahwa pengembangan bahan
ajar inovatif berbasis model pembelajaran problem based learning (PBL) pada
materi rumus kimia dan persamaan reaksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan ketercapaian target pembelajaran yaitu : rata-rata 70,5 dan efektifitas
sebesar 11,76%. Hasil standarisasi kelayakan bahan ajar berdasarkan penilaian
guru-guru kimia SMA kelas X yaitu 3,3 dengan kategori valid dan tidak perlu
direvisi. Data ini membuktikan bahwa bahan ajar yang diintegrasikan dengan
model pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Nugraha,dkk.,
(2013) menunjukan bahwa pengembangan bahan ajar reaksi redoks bervisi sets,
berorientasi konstruktivistik bahwa analisis data menunjukkan bahwa thitung > ttabel
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid,
efektif, praktis, dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta bahan
ajar dapat direkomendasikan untuk diperbanyak dan digunakan. Parmin,dkk.,
(2012) menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar mata kuliah strategi belajar
mengajar IPA berbasis hasil penelitian pembelajaran mengatakan bahwa bahan
ajar dinyatakan layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada
Materi Alkohol dan Eter di Sekolah Menengah Atas”.

4

1.2.

Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
ajar berbasis masalah pada materi alkohol dan eter di Sekolah Menengah Atas.
1.3.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :
1. Banyaknya guru yang hanya mengandalkan buku/bahan pelajaran
sehingga memicu semakin bosan dan kurangnya minat belajar siswa.
2. Siswa beranggapan bahwa kimia itu sulit, menyebabkan minat dan
kegairahan belajar semakin rendah dalam belajar kimia
3. Penyajian urutan materi yakni sub-sub pokok pembahasan yang belum
baik dan standar sehingga siswa sulit untuk memahaminya

1.4.

Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka

masalah dibatasi sebagai berikut:
1.

Materi yang dikembangkan adalah Alkohol dan Eter

2.

Materi yang akan diintegrasikan adalah pembelajaran berbasis masalah
yang sesuai dengan materi Alkohol dan Eter

3.

Menyusun dan mengembangkan bahan ajar kimia yang pada materi
alkohol dan eter dari buku yang digunakan di tempat penelitian yang
mengacu bahan ajar standar mengikuti kriteria BSNP.

4.

Bahan ajar akan dikaji dan direvisi oleh dosen kimia, guru kimia, dan
siswa sampai diperoleh bahan ajar standar

5.

Penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan dan penyususnan
bahan ajar standar

5

1.5.

Rumusan Masalah
Untuk memberikan arah penelitian yang lebih spesifik maka dibuat

rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah bahan ajar
yang telah disusun pada materi alkohol dan eter telah memenuhi kriteria
kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan standar BSNP?

1.6.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk memperoleh bahan ajar

berbasis masalah pada materi alkohol dan eter yang telah memenuhi kriteria
kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan standar BSNP.

1.7.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat nyata kepada

tenaga pendidik (guru) dan siswa yaitu:
1.

Mendapatkan bahan ajar kimia standar untuk siswa yang jauh lebih mudah
dipahami yang sesuai dengan kurikulum

2.

Sebagai masukan bagi pendidik dalam bidang kimia bagaimana
mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kurikulum untuk
meningkatkan minat dan memicu peserta didik untuk dapat belajar mandiri

3.

Sebagai referensi bagi siswa untuk semakin terinspirasi dan tertantang
untuk mengembangkan bahan ajar pada materi lain

4.

Bagi peneliti merupakan masukan untuk memperhatikan perkembangan
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran

1.8.
1.

Defenisi Operasional
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral dalam mencapai suatu hasil yang
lebih bermutu dari sebelumnya yang ada.

2.

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang memberikan
kesempatan

cukup

besar

dalam

upaya

memperluas

kesempatan

6

memperoleh pendidikan yang meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran
3.

Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu pembelajaran yang
didesain untuk persoalan yang kompleks yang mana peserta didik
ditekankan melakukan investigasi yang berorientasi menghasilkan suatu
produk terkait pembelajaran.

45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah Bahan
ajar yang telah disusun pada materi alkohol dan eter telah memenuhi kriteria
kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan standar BSNP.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan :
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
siswa.
2. Bahan ajar berbasis masalah pada pengajaran alkohol dan eter

perlu

direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia
agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan disarankan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis masalah pada materi kimia yang lain
agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas
pendidikan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Addin, I., Redjeki, T., dan Ariani, Sri, R.D, (2014), Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok Larutan
Asam dan Basa di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun
Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3(4) : 125-129
Amri, S., dan Ahmadi, (2013), Kontruksi Pengembangan Pembelajaran, Prestasi
Pustaka, Jakarta
Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta.
Corrigan, M.J., Bill, M.L., dan Slater, J.R., (2009), The Development Of A
Subtance Abuse Curriculu In A Master’s Of Social Wrk Education,
45(3):513-521
Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Panduan Mengembangkan Bahan ajar,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Faika, S., dan Side, S., (2011), Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Perkuliahan
dan Praktikum Kimia Dasar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Makassar, jurnal Chemical, 12(2) : 15-20
Gangga, Almes., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
Dalam Peningkatan Motivasi Dab Hasil Belajar, Skripsi, FMIPA,
Universitas Negeri Padang (UNP), Padang
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan
Haryati, S., (2012), Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, 37(1) : 11-26
Iskandar., (2009), Psikologi Pendidikan, Agung Persada, Jakarta
Jippes, E., Engelen, J.M.L., Brand, P.L.P., dan Oudkerk, M., (20010),
Competency-based (canMEDS) Residensy Training Programme in
Radiology; Systematic desaign Procedure, Curriculum and Success
Factor, Eur Radiol 20(4):267:977
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015), Pengembangan Bahan
ajar Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam dan Basa, Chemistry in
Education 4(2) : 64-69
Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengmbangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mardapi, D., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta
Marhaeni, A.A.Istri N., (2007), Pembelajaran Inovatif Dan Asesmen Otentik
Dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif Dan Produktif,
Makalah Lokakarya Pengunusan Kurikulum dan Pembelajaran Inovatif
Universitas Udayana
Nasution, S., (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta
Nugraha, D.A., Binadja, A., dan Supartono, (2013), Pengembangan Bahan Ajar
Reaksi Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik, Journal of
Innovative Science Education 2 (1) : 27-34

47

Nuryanto., Utami, B., dan S, A.N.C., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Presentasi Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia
(JKP) 4(4) : 87-94
Parmin, dan Peniati, E., (2012), Pengembangan Bahan ajar Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar IPA Berbasis Penelitian Pembelajaran, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia 1 (1) : 8-15
Prastowo, A., (2011), Pengembangan Bahan ajar Tematik, Kencana, Jakarta
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Maykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia (JKP) 3(3) : 40-48
Sani, M., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Mata Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro 4 (1) : 259-267
Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),
Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia dan Persamaan
Reaksi Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL),
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Intregrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prosiding seminar Hasil Lembaga Penelitian
Unimed, Medan
Sudjana, N., (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT.Remaja
Rosdakarya, Bandung
Susilo, A.B., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP,
Journal of Primary Educational 1 (1) : 58-63
Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
X SMA Negeri Grujugan Bondowoso, Jurnal Pengajaran MIPA 3 (3) :
83-92