PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pad

(1)

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

(Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi S1 pada jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

SHINTA MAHARDIKKA B 200 130 043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

1

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

(Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris mengenai pengaruh kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit dan menganalisis secara empiris mengenai pengaruh kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit yang di moderasi oleh etika auditor khususnya pada auditor dan P2UPD yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor dan P2UPD yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis Regresi Linear Berganda dan Moderated Regession Analysis (MRA).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi, pengalaman kerja dan etika auditor mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan interaksi kompetensi dan etika auditor, interaksi independensi dan etika auditor dan interaksi pengalaman kerja dan etika auditor mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Kata kunci: kompetensi, independensi, pengalaman kerja, etika auditor dan kualitas audit

Abstract

The objectives of this research to empirically analyze the influence of competency, independency and work experience on audit quality and to the influence of competency, independency and work experience to audit quality is moderated by auditor ethics, especially in the auditor and P2UPD working in Inspectorate district/city of Surakarta, Karanganyar and Boyolali.The population in this research are all auditors an P2UPD who worked on the inspectorate district/city of Surakarta, Karanganyar and Boyolali. Sample collection method by using the technique of sampling purposive. The samples used in the study totalled 45 respondents. Primary data collection method used is questionnaire method. The data are analyzed by using Moderate Regression Analyze (MRA).The result showed that the effect on the competency, independency and work experience positive effect on audit quality, but after being moderated by the ethics of auditors variable competency, independency and work experience negative effect on audit quality.

Keywords: competency, independency, work experience, auditors ethic and quality of audit


(6)

2 1.PENDAHULUAN

Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan bersifat membantu agar sasaran yang ditetapkan organisasi dapat tercapai, dan secara dini menghindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan dan kebocoran. Audit yang merupakan salah satu bagian dari pengawasan, pada praktisnya terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan (Samsi, 2013).

Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi.

Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur organisasi dan proses pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab


(7)

3

serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik saat ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan dimana tuntutan semakin tinggi diajukan terhadap pertanggung jawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Transparansi dan akuntabilitas merupakan syarat adanya efektivitas tata kelola (effective governance) pemerintahan.

Kualitas hasil pemeriksaan merupakan indikator penilaian terhadap pengawasan yang telah dilakukan oleh aparat pemeriksa. Hasil pemeriksaan yang mempunyai kualitas baik diharapkan mampu memberikan jaminan terhadap tata kelola pemerintahan yang transparansi dan bertanggung jawab. Fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pemeriksa untuk memberikan rekomendasi sebagai bahan perbaikan akuntabilitas untuk dapat ditindaklanjuti. Inspektorat sebagai auditor internal pemerintah daerah memiliki peranan yang sangat penting sebagai fungsi pengawasan dalam menciptakan tata kelola pemeritahan yang baik, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) (Astrawan, 2016).

Lemahnya pengendalian internal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan salah satu penyebab terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan tentunya berdampak pada pemborosan anggaran dan keuangan daerah. Disamping itu, akibat lemahnya pengendalian internal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, ada sebagian oknum di lingkungan pemerintahan daerah yang tidak atau belum siap dengan berlakunya otonomi daerah, terutama berkaitan dengan masalah etika dan moral dari oknum pejabat pemerintahan daerah tersebut yang rendah (Febriansyah, 2014).


(8)

4

Inspektorat merupakan suatu lembaga pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah, baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, memainkan peran yang sangat penting dan signifikan untuk kemajuan dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah di lingkungan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah dan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus di sikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governance dan clean government.

Terkait banyaknya topik yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, yaitu Queena dan Rohma (2012). Penelitian ini mereplikasi dari penelitian diatas. Penelitian ini terdapat beberapa perbedaan,diataranya bahwa penelitian ini menambahkan variabel etika auditor sebagai variabel moderating. Penelitian ini juga berbeda dalam survey penelitiannya. Penelitian sebelumnya berada pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, sedangkan penelitian ini berada pada Inspektorat kabupaten/kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali.

2. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Kuantitatif merupakan data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan. Data kuantitatif ini didapatkan dari jawaban responden yang berupa pengisian angket.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor dan P2UPD yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah auditor dan P2UPD yang


(9)

5

sudah mengikuti diklat dan bekerja minimal 1 tahun. Pemilihan sampel dilakukan pada Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali. Jumlah kuesioner yang disebar kepada auditor dan P2UPD tersebut berdasarkan jumlah auditor dan P2UPD yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Surakarta, Karanganyar dan Boyolali.

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) dengan diantar langsung kepada masing-masing responden. Dengan cara ini diharapkan tingkat pengembalian kuesioner tinggi. Petunjuk pengisian kuesioner dan daftar pertanyaan dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk memudahkan pengisian jawaban sesungguhnya dengan lengkap. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang kompetensi, independensi, pengalaman kerja, etika auditor dan kualitas audit.

DefinisiOperasional Variabel danPengukuranVariabel 1. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan kualitas kerja seorang auditor yang ditujikan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah diterapkan. Kualitas audit juga merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah yang berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan. Cara penilaiannya ialah dengan pertanyaan yang masing-masing diukur menggunakan skala Likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel kualitas audit dapat diukur dengan 10 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Sukriah (2009). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan (2) kualitas laporan hasil pemeriksaan.


(10)

6 2. Etika Auditor

Etika Auditor merupakan sikap atau nilai-nilai yang mencerminkan salah atau benar dari perilaku seorang auditor sesuai dengan kode etik yang berlaku. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, dan menjadi warga yang bertanggungjawab (Firdaus, 2005) dalam Kharismatuti, (2012). Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim (2007) mengembangkan beberapa faktor dari penelitian sebelumnya yang memungkinkan berpengaruh terhadap perilaku etis akuntan. Cara penilaiannya ialah dengan pertanyaan yang masing-masing diukur menggunakan skala Likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel etika auditor diukur dengan 4 instrumen pertanyaan yang dikrmbangkan oleh Maryani dan Ludigno (2001) dalam Alim (2007). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) imbalan yang diterima, (2) organisasional, (3) lingkungan keluarga dan (4) Emotional Quotient (EQ). 3. Kompetensi

Bedard (1986) dalam Febriansyah (2014) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kompetensi berhubungan dengan keahlian professional yang dimiliki oleh seorang auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian professional maupun keikutsertaan dalam pelatihan. Kompetensi juga merupakan kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus (Sukriah, 2009). Cara penilaiannya ialah dengan pertanyaan yang masing-masing diukur menggunakan skala Likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju


(11)

7

(STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel kompetensi auditor dalam penelitian ini diukur dengan 10 instrumenpertanyaan yang diadopsi dari (Sukriah, 2009). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) mutu personal, (2) pengetahuan umum dan (3) keahlian khusus .

4. Independensi

Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari campur tangan dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Auditor yang independen dalam melaksanakan pemeriksaan akan bebas dari usaha manajerial dalam menentukan kegiatan, mampu bekerjasama dan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Pelaporan yang independen berarti pelaporan yang tidak terpengaruh pihak lain, tidak menimbulkan multitafsir dan mengungkapkan sesuai dengan fakta (Sukriah, 2009). Cara penilaiannya ialah dengan pertanyaan yang masing-masing diukur menggunakan skala Likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel independensi auditor penelitian ini diukur dengan 9 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Sukriah (2009). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) independensi penyusunan program, (2) independensi pelaksanaan pekerjaan dan (3) independensi pelaporan.

5. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama menjadi auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan membuat auditor lebih teliti, dapat belajar dari kesalahan yang lalu dan cepat dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah (2009) dalam Queena (2012). Cara penilaiannya ialah dengan pertanyaan yang masing-masing diukur menggunakan skala Likert dengan 5


(12)

8

skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel pengalaman kerja auditor penelitian ini diukur dengan 8 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Sukriah (2009). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) lamanya bekerja sebagai auditor dan (2) banyaknya tugas pemeriksaan.

MetodeAnalisis Data

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan untuk mengetahui sejauh mana interaksi variabel etika auditor dapat mempengaruhi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Sehinggaanalisisregresilinear bergandayang digunakandapat dirumuskan sebagai berikut:

KUA = a + β1KOMP + β2INDP + β3PGLM + β4ETKA + β5KOMP*ETKA +

β6INDP*ETKA + β7PGLM*ETKA + e

Keterangan:

a : Konstanta

β : Koefisien Regresi KUA : Kualitas Audit KOMP : Kompetensi Auditor INDP : Independensi Auditor PGLM : Pengalaman Kerja Auditor ETKA : Etika Auditor

e : error

3. HASILDAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa signifikansinya adalah sebesar 0,328 yang berarti signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data dalam penelitian ini dinyatakan data berdistribusi


(13)

9

normal. Hasil uji multikolenieritas menunjukkan bahwa dapat diketahui tidak terjadi masalah multikolinearitas dari persamaan penelitian ini. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Tolerance Value > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa besarnya nilai thitung untuk masing-masing nilai signifikansi lebih besar dari 0,05(α). Dengan demikian dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.

Pembahasan

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,036 < 0,05, menandakan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit diterima.

2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa independensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh independensi terhadap kualitas audit diterima.

3. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,001 < 0,05, menandakan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit diterima.

4. Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa etika auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4


(14)

10

diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit diterima.

5. Pengaruh Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,045 < 0,05,menandakan bahwa variabel kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H5 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

6. Pengaruh Interaksi Independensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalahα= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa variabel independensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H6 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi independensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

7. Pengaruh Interaksi Pengalaman kerja dan etika auditor terhadap kualitas audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H6 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi pengalaman kerja dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

4. PENUTUP Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi, pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan variabel interaksi kompetensi dan etika auditor, independensi dan etika auditor, dan pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.


(15)

11 Implikasi

Berdasarkan penelitian ini implikasi yang diharapkan oleh peneliti yaitu:

1. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel lain seperti objektivitas, waktu audit dan kompensasi sebagai variabel independen, karena sangat memungkinkan variabel lain tersebut yang tidak dimasukan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kualitas audit. Riset mendatang lebih baik menambah jumlah sampel penelitian.

2. Bagi pimpinan APIP Inspektorat Jenderal Kemnaker RI agar memberikan reward atau punishment yang jelas bagi auditor yang berprestasi maupun yang terbukti membuat kesalahan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah:

1. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan hanya di wilayah kota surakarta, kabupaten karanganyar dan kabupaten boyolali, sehingga untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum perlu dilakukan penelitian yang luas.

2. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakakn metode purposive sampling, sehingga responden yang tidak sesuai kriteria akan dikeluarkan dari sampel yang menyebabkan jumlah responden berkurang.

3. Data yang dikumpulkan berupa data kuesioner, jadi belum bisa menggambarkan secara nyata dan langsung mengenai keadaan yang sesungguhnya.

4. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah etika auditor, padahal masih banyak variabel perilaku lain maupun faktor kondisional yang dapat mempengaruhi baik buruknya kualitas audit.

5. Masih banyak terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi kualitas audit yang belum termuat dalam penelitian ini.


(16)

12 Saran-Saran

1. Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambah lokasi penelitian tidak hanya inspektorat kota surakarta, kabupaten karanganyar dan kabupaten boyolali.

2. Untuk peneliti selanjutnya peneliti menyarankan dalam pengambilan sampel menggunakan metode lainnya, yang dapat menghasilkan sampel lebih banyak, sehingga hasil penelitian bisa lebih mewakili secara keseluruhan.

3. Metode yang digunakan sebaiknya juga dilakukan wawancara secara langsung dengan pihak yang bersangkutan, sehingga hal tersebut akan memberikan hasil yang berdasarkan keadaan sesungguhnya.

4. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah dan mencari variabel moderasi yang lebih meningkatkan kualitas audit.

5. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menambah variabel-variabel yang belum termuat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, K. G., & Badera, I. D. (2015). Pengaruh Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan dan Kompetensi pada Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, X (01), 182-198. Astrawan, I. K., Mimba, N. P., & Dwirandra, A. (2016). Etika Memoderasi

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman dan Independensi Pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Inspektorat.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, V (06), 1841-1862.

Ayuningtyas, H. Y., & Pamudji, S. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Diponegoro Journal of Accounting, I (02), 1-10.

Deli, L., Fatma, A., & Syarif, F. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Moderating Variabel. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, XV(01), 1-17.

Febriansyah, E., & Hardi, M. R. (2014). Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional, dengan Etika Sebagai Variabel Moderasi Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Bengkulu.Jurnal SOROT, VIII (1), 1-14.


(17)

13

Kadhafi, M., Nadirsyah, & Abdullah, S. (2014). Pengaruh Independensi, Etika dan Standar Audit terhadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi, III (01), 93-103.

Kharismatuti, N., & Hadiprajitno, P. B. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada internal auditor BPKP DKI Jakarta).Diponegoro Journal of Accounting, I (1), 1-10.

Lestari, P. D., Werastuti, D. M., & Sujana, E. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, III (01).

Parasayu, A., & Rohman, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali). Diponegoro Journal of Accounting, III (02), 1-10.

Prihartini, A. K., Sulindawati, L. G., & Darmawan, N. A. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, III (01).

Queena, P. P., & Rohman, A. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.Diponegoro Journal of Accounting, I (02), 1-12.

Samsi, N., Riduwan, A., & Suryono, B. (2013). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, I (02), 207-226.

Susilawati, & Atmawinata, M. R. (2014). Pengaruh Profesionalisme dan IndependensiAuditor Internal terhadap Kualitas Audit:Studi padaInspektorat Provinsi Jawa Barat.Jurnal Ekonomi, XIII (02), 190-210.


(1)

8

skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Netral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Variabel pengalaman kerja auditor penelitian ini diukur dengan 8 instrumen pertanyaan yang diadopsi dari Sukriah (2009). Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut: (1) lamanya bekerja sebagai auditor dan (2) banyaknya tugas pemeriksaan.

MetodeAnalisis Data

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan untuk mengetahui sejauh mana interaksi variabel etika auditor dapat mempengaruhi kompetensi, independensi dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Sehinggaanalisisregresilinear bergandayang digunakandapat dirumuskan sebagai berikut:

KUA = a + β1KOMP + β2INDP + β3PGLM + β4ETKA + β5KOMP*ETKA + β6INDP*ETKA + β7PGLM*ETKA + e

Keterangan:

a : Konstanta

β : Koefisien Regresi KUA : Kualitas Audit KOMP : Kompetensi Auditor INDP : Independensi Auditor PGLM : Pengalaman Kerja Auditor ETKA : Etika Auditor

e : error

3. HASILDAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa signifikansinya adalah sebesar 0,328 yang berarti signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data dalam penelitian ini dinyatakan data berdistribusi


(2)

9

normal. Hasil uji multikolenieritas menunjukkan bahwa dapat diketahui tidak terjadi masalah multikolinearitas dari persamaan penelitian ini. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Tolerance Value > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa besarnya nilai thitung untuk masing-masing nilai signifikansi lebih besar dari 0,05(α). Dengan demikian dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.

Pembahasan

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,036 < 0,05, menandakan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit diterima.

2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa independensi mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh independensi terhadap kualitas audit diterima.

3. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,001 < 0,05, menandakan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit diterima.

4. Pengaruh Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa etika auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4


(3)

10

diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit diterima.

5. Pengaruh Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,045 < 0,05,menandakan bahwa variabel kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H5 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

6. Pengaruh Interaksi Independensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalahα= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa variabel independensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H6 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi independensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

7. Pengaruh Interaksi Pengalaman kerja dan etika auditor terhadap kualitas audit Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikasi untuk kompetensi adalah α= 0,000 < 0,05, menandakan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H6 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh Interaksi pengalaman kerja dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit diterima.

4. PENUTUP Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi, pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan variabel interaksi kompetensi dan etika auditor, independensi dan etika auditor, dan pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.


(4)

11 Implikasi

Berdasarkan penelitian ini implikasi yang diharapkan oleh peneliti yaitu:

1. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel lain seperti objektivitas, waktu audit dan kompensasi sebagai variabel independen, karena sangat memungkinkan variabel lain tersebut yang tidak dimasukan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kualitas audit. Riset mendatang lebih baik menambah jumlah sampel penelitian.

2. Bagi pimpinan APIP Inspektorat Jenderal Kemnaker RI agar memberikan reward atau punishment yang jelas bagi auditor yang berprestasi maupun yang terbukti membuat kesalahan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah:

1. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan hanya di wilayah kota surakarta, kabupaten karanganyar dan kabupaten boyolali, sehingga untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum perlu dilakukan penelitian yang luas.

2. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakakn metode purposive sampling, sehingga responden yang tidak sesuai kriteria akan dikeluarkan dari sampel yang menyebabkan jumlah responden berkurang.

3. Data yang dikumpulkan berupa data kuesioner, jadi belum bisa menggambarkan secara nyata dan langsung mengenai keadaan yang sesungguhnya.

4. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah etika auditor, padahal masih banyak variabel perilaku lain maupun faktor kondisional yang dapat mempengaruhi baik buruknya kualitas audit.

5. Masih banyak terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi kualitas audit yang belum termuat dalam penelitian ini.


(5)

12 Saran-Saran

1. Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambah lokasi penelitian tidak hanya inspektorat kota surakarta, kabupaten karanganyar dan kabupaten boyolali.

2. Untuk peneliti selanjutnya peneliti menyarankan dalam pengambilan sampel menggunakan metode lainnya, yang dapat menghasilkan sampel lebih banyak, sehingga hasil penelitian bisa lebih mewakili secara keseluruhan.

3. Metode yang digunakan sebaiknya juga dilakukan wawancara secara langsung dengan pihak yang bersangkutan, sehingga hal tersebut akan memberikan hasil yang berdasarkan keadaan sesungguhnya.

4. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah dan mencari variabel moderasi yang lebih meningkatkan kualitas audit.

5. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menambah variabel-variabel yang belum termuat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, K. G., & Badera, I. D. (2015). Pengaruh Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan dan Kompetensi pada Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, X (01), 182-198. Astrawan, I. K., Mimba, N. P., & Dwirandra, A. (2016). Etika Memoderasi

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman dan Independensi Pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Inspektorat.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, V (06), 1841-1862.

Ayuningtyas, H. Y., & Pamudji, S. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Diponegoro Journal of Accounting, I (02), 1-10.

Deli, L., Fatma, A., & Syarif, F. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Moderating Variabel. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, XV(01), 1-17.

Febriansyah, E., & Hardi, M. R. (2014). Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional, dengan Etika Sebagai Variabel Moderasi Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Bengkulu.Jurnal SOROT, VIII (1), 1-14.


(6)

13

Kadhafi, M., Nadirsyah, & Abdullah, S. (2014). Pengaruh Independensi, Etika dan Standar Audit terhadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Akuntansi, III (01), 93-103.

Kharismatuti, N., & Hadiprajitno, P. B. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada internal auditor BPKP DKI Jakarta).Diponegoro Journal of Accounting, I (1), 1-10.

Lestari, P. D., Werastuti, D. M., & Sujana, E. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, III (01).

Parasayu, A., & Rohman, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah

Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali). Diponegoro Journal of

Accounting, III (02), 1-10.

Prihartini, A. K., Sulindawati, L. G., & Darmawan, N. A. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, III (01).

Queena, P. P., & Rohman, A. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa

Tengah.Diponegoro Journal of Accounting, I (02), 1-12.

Samsi, N., Riduwan, A., & Suryono, B. (2013). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, I (02), 207-226.

Susilawati, & Atmawinata, M. R. (2014). Pengaruh Profesionalisme dan

IndependensiAuditor Internal terhadap Kualitas Audit:Studi


Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

11 58 15

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DANDUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Kota Malang)

0 5 21

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR EKSTERNAL

1 21 18

PENGARUH TIME PRESSURE, GENDER, PROFESIONALISME AUDITOR DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU PENGURANGAN KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Surabaya

0 17 21

Pengaruh Independensi Auditor,Pengalaman Auditor Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

1 15 134

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)

15 46 30

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Kasus pada Inspektorat Provinsi Lampung.) Herry Goenawan Soedarsa, Friskha Friscillya Riswan Abstract - Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Kompetensi Auditor Terhadap K

0 0 16

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 0 8

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 1 16

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 0 16