Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fifit Resa Pitriyati

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 22 Maret 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Padasuka Kp.Cijaringao Rt/Rw 01/20

Data Pendidikan Formal

No Tingkat Nama Sekolah/Universitas Tahun Keterangan

1 SD SDN Padasuka III 1999-2005 Berijazah

2 SMP SMPN 22 Bandung 2005-2008 Berijazah

3 SMA SMAN 10 Bandung 2008-2011 Berijazah

4 Sarjana

UNIKOM tercatat sebagai mahasiswa sarjana (S1) Prodi

Akuntansi Fakultas Ekonomi (terakreditasi)

- -

Data Pendidikan Non Formal

No Nama Pendidikan Tahun Keterangan

1 Brevet A dan B Terpadu 2013 Bersertifikat

Data Pengalaman Organisasi/Prestasi Yang Telah diperoleh

No Tahun Kegiatan Sebagai

1. 2010-2011 PMR C-001 SMAN 10 Bandung

Kepengurusan Bendahara 2. 2010 Galaxy UPI Lomba Se-Jabar

dan Banten

Juara 3 3. 2011-2012 Karang Taruna 17 Agustus Ketua Pelaksana 4. 2012-2014 CV.Lapang Merah Anggota Div.Humas 5. 2012-2013 CV.Bastian Fahreza Karyawan Div.Marketing 6. 2013-2014 HMAk UNIKOM Kepengurusan Div. Humas 7. 2014-2015 HMAk UNIKOM Kepengurusan Wakil Ketua 8. 2015-2016 HMAk UNIKOM Badan Perwakilan

Mahasiswa


(5)

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN

INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP AUDIT

JUDGMENT

(Study Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)

THE AUDITOR EXPERIENCE AND THE AUDITOR

INDEPENDENCE TOWARDS AUDIT JUDGMENT

(Case Studies On Bandung Area Public Accountant Firm)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Skripsi/TA Program Strata I Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

FIFIT RESA P 21112130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dimana judul yang diambil penulis yaitu “Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment” (Survei pada KAP Wilayah Bandung).”

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun bahasannya. Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vii

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Si., Ak.,M.Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Wati Aris Astuti SE., M.Si.,Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan saran.

6. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan waktu, dan saran.

7. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si., Ak selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan watu, dan saran.

8. Dr.Ony Widilestarinigtyas, SE.,Msi.,Ak.,CA selaku Dosen Wali 4 AK 4. 9. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah

memberikan informasi-informasi penting.

10.Terima kasih untuk kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya.

11.Terimakasih untuk Ibnu Abdul Ghofar yang telah memberikan motivasi dan medukung saya.

12.Semua teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Akuntansi UNIKOM And Big thanks untuk Dwi Shani Fathia yang sudah banyak membantu, memberikan dorongan, semangat, dan do’a untuk saya. Yang mempunyai andil cukup banyak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Bandung, Agustus 2016 Penulis

Fifit Resa P 21112130


(8)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian... 9

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.5.2 Kegunaan Teoritis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Pengalaman Auditor ... 11

2.1.1.1 Pengertian Pengalaman Auditor ... 11

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Auditor ... 12

2.1.2 Independensi Auditor ... 14

2.1.2.1 Pengertian Independensi Auditor ... 14

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor ... 15


(9)

ix

2.1.3 Audit Judgment... 18

2.1.3.1 Pengertian Audit Judgment ... 18

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 20

2.2.1 Hubungan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment ... 22

2.2.2 Hubungan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment ... 22

2.3 Hipotesis ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 25

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 27

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Sumber Data ... 31

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4 Populasi dan Sampel dan Tempat Serta Waktu Penelitian ... 33

3.4.1 Populasi ... 33

3.4.2 Sampel ... 35

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.5 Metode Pengujian Data ... 36

3.5.1 Uji Validitas ... 37

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.6 Metode Pengujian Data ... 41

3.6.1 Rancangan Analisis ... 41

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Tingkat Pengembalian Kuisioner (Respone Rate) ... 60

4.1.2 Profil Responden ... 61

4.1.3 Pengukuran Kualitas Alat Ukur Penelitian ... 63


(10)

x

4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... 64

4.1.4 Hasil Analisis Deskriptif ... 65

4.1.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Auditor ... 65

4.1.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Auditor ... 68

4.1.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Auditor ... 71

4.1.5 Hasil Analisis Verifikatif ... 74

4.1.5.1 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) ... 76

4.1.5.2 Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... 81

4.1.5.3 Pengujian Hipotesis ... 84

4.2 Pembahasan ... 87

4.2.1 Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment ... 87

4.2.2 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 91

5.2.1 Saran Operasional ... 92

5.2.2 Saran Akademis ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(11)

94

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Novriana Margaret, Surya Raharja. 2014. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Judgment Pada Auditor Bpk RI. E-Jurnal Universitas Diponegoro. ISS: 2337-3806 (Volume 3, Nomor 2)

Amin widjaja tunggal. 2010. Key Concepts In Auditing And Assurance Service. Jakarta: Harvarindo

Amrizal. 2013. Audit Forensik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Anugerah Suci Praditaningrum, Indira Januarti. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Audit Judgment.

Danang Sunyoto. 2014. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yogyakarta: CAPS

(Center of Academic Publishing Service)

Gary Pflugrath, Nonna Martinov-Bennie, Liang Chen. 2007. The impact of codes of ethics and experience on auditor Judgments. Emerald Managerial Auditing Journal, Vol. 22 Iss: 6 pp. 566 – 589

Gujarati. 2005. SPSS Versi 16 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gusnardi. 2003. Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Judgment Penetapan Resiko Audit oleh Auditor yang Berpengalaman dan Auditor yang Belum Berpengalaman. Tesis. Bandung. Universitas Padjajaran.

Imam ghozali. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPPS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Islahuzzaman. 2015. Istilah-istilah Akuntansi dan Auditing. Jakarta: Bumi Aksara. Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar.


(12)

95

Kadek Evi. Edy Sujana. 2014. Pengaruh Pengalaman Auditor,Tekanan Ketaatan Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 2,No.1 )

Lijan Poltak Sinambela. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Made Julia dan I Putu. 2015. Pengaruh Keahlian Auditor, Tekanan Ketaatan Dan Independensi Pada Audit Judgment. ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (Volume 12, No.3)

Maria Magdalena Oerip Liana Sofiani dan Elisa Tjondro. 2014. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Pengalaman Audit, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Judgement. Tax & Accounting Review (Volume. 4, No.1)

Mulyadi. 2008. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2010. Auditing, edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Rachmat Handani. 2014. Pengaruh tekanan ketaatan, independensi, dan etika Terhadap Audit judgment. Jom Fekon (Volume 1,No.2)

Rahmawati. 2012. Beberapa Faktor Yang Memperngaruhi Audit Judgment Auditor Pemerintah. ISSN 2085-4277. Jurnal Dinamika Akuntansi (Volume 4, No.2)

Rida. 2014. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap audit judgment (studi empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI perwakilan provinsi Riau). Jom Fekom (Volume 1, No.2)

Rizal Djalil. 2014. Pertimbanagn Kualitatif. Jakarta: RMBOOKS

Robin,S.P. dan Judge,T.A. 2008. Organizational Behavior, Pearson Educations,14th ed Jakarta salemba empat

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatifdan R&D Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan. Bandung . CV Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta


(13)

96

Sukrisno Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jilid I. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

Tantra, Victorio. 2013. Ananlisis pengaruh gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman audit, dan keahlian auditor pada audit judgment.

Undergraduate thesis Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Widya Mandala Catholic University, Surabaya.

Theodorus M.Tuanakotta. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standard On Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Uce Indahyanti. 2013. PPS-PLS. Diakses pada tanggal 5 April 2016

Umi Narimawati. 2008. Analisis Multifariat untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Umi, Narimawati. 2010. Penelitian Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis Wiley, John. 2015. Internal Control Audit and Compliance (Documentation and

Testing Under the New COSO Framework). Canada. Lynford Graham Wiliam C. Boynton, Raymond N. Johnson. 2015. Modern Auditing. Jakarta:


(14)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan sebagai kerangka atau landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literature-literatur yang membahas konsep penelitian.

2.1.1 Pengalaman Auditor

2.1.1.1Pengertian Pengalaman Auditor

Mulyadi (2010:24) menyatakan bahwa:

“Pengalaman auditor merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi”.

Menurut Rahmawati (2012) menyatakan bahwa:

“Pengalaman auditor adalah seseorang yang lama menekuni profesinya sebagai auditor dan dapat juga ditentukan oleh banyaknya tugas pemeriksaan yang pernah dilakukan atau banyaknya jenis perusahaan yang telah diaudit”.

Sedangkan menurut (Knoers & Haditono, 1999 dalam Dianti, 2014)

“Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa pengalaman auditor adalah seorang auditor yang menekuni profesinya dengan akumulasi gabungan


(15)

12

yang diperolehnya melalui interaksi dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan oleh seorang auditor.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Auditor

Ada tiga faktor pengalaman auditor menurut Mulyadi (2010:25) diantaranya adalah:

1. Pelatihan Profesi 2. Pendidikan 3. Lama kerja

Dari pernyataan diatas uraiannya sebagai berikut: 1. Pelatihan profesi

Proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur dan terorganisir yang merupakan pengetahuan khusus seorang akuntan yang diselenggarakan secara formal maupun informal dan memperoleh sertifikat dari lembaga akuntan itu sendiri.

Pelatihan ditekankan pada pemahaman konsep dasar & lanjutan akuntansi dan penerapan akuntansi sesuai perkembangan terbaru Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pelatihan dilengkapi dengan soal latihan dan contoh kasus aktual untuk setiap topik. Pelatihan diakhiri dengan ujian sebagai penentuan pemberian sertifikasi kelulusan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. 2. Pendidikan

Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut


(16)

13

berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.

3. Lama Kerja

Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang tugasnya.

Sedangkan menurut Gusnardi (2012:3)

1. Jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja 2. Lama kerja

3. Keahlianyang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit 4. Pelatihan-pelatihan audit

Dari pernyatan diatas berikut uraiannya:

1. Jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor kerja

Jenjang jabatan adalah jabatan auditor dalam struktur tempat auditor itu bekerja. 2. Lama kerja

Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang tugasnya.

3. Keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit

Keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit yang diperoleh melalui berbagai pelatihan atau pendidikan.


(17)

14

4. Pelatihan-pelatihan audit

Pelatihan ditekankan pada pemahaman konsep dasar & lanjutan akuntansi dan penerapan akuntansi sesuai perkembangan terbaru Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pelatihan dilengkapi dengan soal latihan dan contoh kasus aktual untuk setiap topik. Pelatihan diakhiri dengan ujian sebagai penentuan pemberian sertifikasi kelulusan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman auditor adalah pelatihan profesi, pendidikan, lama kerja, jenjang jabatan dalam struktur tempat kerja auditor, dan juga keahlian yang dimiliki auditor.

2.1.2 Independensi

2.1.2.1 Pengertian Independensi

Menurut Amrizal Sutan (2013:39):

“Sikap independen ini lebih ke mendekati ketidakmemihakan yudisial yang mengakui suatu kewajiban kewajaran tidak saja kepada manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga pada para kreditor dan pihak lainnya yang mungkin mengandalkan atas laporan akuntan publik”.

Menurut Sukrisno Agoes (2012:45):

“Independensi dalam menjalankan tugasnya anggota kantor akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (In fact) maupun dalam penampilan (in appearance)”.

Sedangkan menurut Islahuzzaman (2015:178):

“Independensi auditor adalah auditor yang tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam audit. Independensi lebih banyak ditentukan oleh faktor luar diri auditor”.


(18)

15

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa independensi adalah sikap yang tidak memihak atau kemampuan untuk bertindak berdasarkan integritas dan objektivitas, bebas dari pengaruh siapa pun.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor

Faktor independensi terbagi menjadi dua menurut teori yang dikemukakan oleh Sukrisno Agoes (2012: 46), yaitu:

1. Lama hubungan dengan klien 2. Tekanan dari klien

Dari pernyataan diatas uraiannya sebagai berikut: 1. Lama hubungan dengan klien

Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun.

2. Tekanan dari Klien

Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam menjalankan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010:139-142) independensi dapat dicapai dengan :

1. Obyektivitas 2. Status Organisasi


(19)

16

Dari pernyataan diatas uraiannya sebagai berikut:

1. Obyektivitas adalah kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan oleh pemeriksa intern dalam melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan intern tidak boleh membiarkan pertimbangan, pemeriksannya dipengaruhi oleh orang lain. Obyektivitas mengharuskan pemeriksa intern melakukan pemeriksaan sedemikian rupa sehingga kejujuran akan hasil pekerjaan mereka dapat diyakinkan dan bukan merupakan hasil kompromi. Pemeriksaan intern tidak boleh ditugaskan pada situasi yang memungkinkan mereka tidak dapat memberikan pertimbangan jabatan ang obyektif.

2. Status Organisasi departemen pemeriksaan intern harus cakap memadai untuk memungkinkan tercapainya tanggung jawab pemeriksaan yang diembannya. Artinya pemeriksa intern harus mendapat dukungan dari manajemen dan direksi sehingga mereka dapat memperoleh kerja sama yang baik dari bagian yang diperiksa dan bebas campur tangan pihak lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor yaitu lama hubungan kerja dengan klien, tekanan dari klien, obyektivitas, dan status organisasi.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Independensi

Jenis-jenis Independensi menurut Theodorus M. Tuanakotta (2013:16) sebagai berikut:

1. Independence of mind

2. Independence in appearance


(20)

17

1. Independence of mind- Hal hal yang ada dalam benak (the state of mind) auditor yang memungkinkannya memberikan pendapat (opinion) tanpa dipengaruhi hal-hal yang mengompromikan (compromise) kearifan profesional atau

professional judgment, dan dengan demikian orang dapat bertindak dengan integritas penuh, tidak berpihak, dan melaksanakan skeptisisme profesional (professional skepticism).

2. Independence in appearance- Penghindaran fakta dan keadaan yang begitu signifikan yang bagi pihak ketiga yang layak dan mempunyai cukup informasi (reasonable and informance third party) akan menyimpulkan bahwa integrity, objectivity dan professional skepticism dari anggota tim (assurance team) diragukan atau tercermat.

Sedangkan menurut Rizal Djalil (2014:40) yaitu: 1. Programming Independence

2. Investigative Independence

3. Reporting Independence

Dari pernyataan diatas berikut uraiannya:

1. Programming Independence adalah kebebasan (bebas dari pengaruh atau penegendalian orang lain, misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk memilih teknik dan prosedur audit dan beberapa dalamnya teknik dan prosedur audit itu di terapkan.

2. Investigative Independence adalah kebebasan untuk memilih area, kegiatan, hubungan pribadi, dan kebijakan manajerial yang akan diperiksa.


(21)

18

3. Reporting Independence adalah kebebasan untuk menyajikan fakta yang terungkap dari pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau opini sebagai hasil pemeriksaan.

2.1.3 Audit Judgment

2.1.3.1 Pengertian Audit Judgment Menurut Islahuzzaman (2015:202):

Judgment merupakan penggunaan pertimbangan profesional ke timbang metode statistik dalam memilih unsur-unsur sampel untuk pengujian audit”. Menurut Tantra (2013:4):

”Audit judgment merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri seorang auditor, sehingga menghasilkan suatu dasar penilaian dari auditor”.

Menurut Diana ( Robin and Judge 2008:87):

“Audit judgment adalah perilaku yang paling dipengaruhi oleh persepsi situasi dan menentukan hasil dari pelaksanaan audit”.

Berdasarkan perngertian diatas maka dapat dikatakan bahwa audit judgment

adalah pertimbangan profesional dalam menanggapi informasi yang dipengaruhi oleh persespsi situasi dalam memilih unsur-unsur sampel untuk pengujian audit.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Judgment Menurut Kadek (2014:4) terdapat dua faktor audit judgment :

1. Penentuan tingkat materialitas 2. Perekayasaan transaksi


(22)

19

Dari pernyataan diatas berikut uraiannya: 1. Penentuan tingkat materialitas

Penentuan tingkat materialitas ditentukan auditor sebelum proses audit di lapangan berjalan. Menentukan materialitas merupakan latihan dalam kearifan profesional. Materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan. Menentukan berbagai materialitas merupakan unsur kunci dalam proses perencanaan. Penentuan tingkat materialitas bukanlah suatu tahap yang berdiri sendiri atau terpisah dari tahap-tahap lain, melainkan proses yang berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya sampai akhir audit.

2. Perekayaan Transaksi

Adanya rekayasa atau pembuatan transaksi yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Menurut Wiley (2015:184), terdapat tiga faktor audit judgment:

1. Understanding the nature (memahami sifat)

2. Extent (lingkup)

3. Timing (waktu)

Berdasarkan pernyataan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi audit judgment yaitu penentuan matrealitas, perekayasaan transaksi, memahami sifat, lingkup, dan waktu.


(23)

20

2.2 Kerangka Pemikiran

Seorang auditor membutuhkan pelatihan teknis dan keahlian mengenai

auditing, tetapi tidak hanya mencakup pendidikan formal melainkan pengalaman auditor. Pengalaman membentuk seorang auditor menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Dengan pengalaman bekerja dapat memberikan keahlian dan keterampilan dalam kerja, ini biasanya terbukti dari kesalahan yang dilakukan dalam bekerja dan hasil kerja yang belum maksimal (Agnes:2014).

Selain pengalaman, auditor harus memiliki sikap mental yang independen selama penugasan. Meskipun seseorang mampu, namun tidak ada gunanya apabila dia bersikap belah sebelah dalam menghimpun informasi yang diperlukan karena yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan adalah informasi yang tidak memihak (Danang, 2014:3).

Dengan pengalaman dan independensi auditor, akan menghasilkan audit

judgment yang berkualitas. Audit judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya (Jamilah, dkk 2007).

Berdasarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan atau menggambarkan kerangka pemikiran dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:


(24)

21

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Auditor

Pengalaman Auditor (X1)

Independensi

Auditor (X2) Audit Judgment (Y)

1. Pelatihan profesi 2. Pendidikan 3. Lama Kerja

Mulyadi (2010:25)

1. Lama hubungan dengan klien 2. Tekanan dari klien

Sukrisno Agoes (2012:46)

1. Penentuan tingkat materialitas

2. Perekayasaan transaksi

Kadek (2014:4)

PengaruhPengalaman Auditor dan Independensi

Auditor Terhadap Audit

Judgment

Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung


(25)

22

2.2.1 Hubungan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment

Pelatihan dan pengalaman auditor memiliki pengaruh untuk mendorong konsistensi auditor dalam membuat audit judgment (Rizal Djalil, 2014:41)

Semakin berpengalaman seorang auditor dalam bidangnya, maka auditor dinilai mempunyai pengetahuan lebih dalam mengidentifikasi bukti atau informasi yang relevan dan tidak relevan untuk mendukung penugasan auditnya termasuk dalam pembuatan audit judgment-nya. (Rahmawati,2012).

Pengalaman auditor memberikan kontribusi signifikan terhadap judgment

yang dibuat oleh auditor. Pengalaman juga dapat mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor terhadao kecurangan sehingga dapat mempengaruhi

judgment yang diambil oleh auditor (Praditaningrum,2012).

Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor. Auditor yang berpengalaman biasanya lebih dapat meningat kesalahan atau kekeliruan yang tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Praditaningrum,2012).

Pengalaman dinilai memiliki manfaat atau pengaruh yang besar terhadap audit judgment yang dibuat auditor (Yustrianthe,2012)

2.2.3 Hubungan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment

Para pengguna jasa sangat mengandalkan independensi akuntan publik serta dapat menarik manfaat yang bernilai dari kenyataan bahwa akuntan publik bersifat tidak memihak dan objektif, karena dengan begitu telah meliputi pertimbangan audit auditor profesional (Wiliam C. Boynton, 2015:20)


(26)

23

Seorang Akuntan Publik harus bersikap independen dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan audit sehingga akan memberikan audit

judgment yang objektif (Wiliam C.Boynton, 2015:103)

Dalam melaksanakan tanggung jawab audit suatu entitas, pemeriksa mungkin menghadapi tekanan atau konflik dari manajemen entitas yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan independensi pemeriksa dalam audit judgment

(Putu,2015).

Menurut Rahmat (2014):

“Seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka kinerjanya akan lebih baik dan dapat memberikan judgment yang sesuai juga dapat menghasilkan ketepatan pemberian opini yang lebih baik pula”.

Sedangkan menurut Made Julia (2015):

“Auditor yang memiliki independensi yang tinggi akan cenderung menghasilkan audit judgment yang lebih akurat “.

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut :


(27)

24

(Rahmawati,2012). (Rizal Djalil, 2014:41)

(Wiliam C.Boynton, 2015:103) (Rahmat 2014) (Made Julia 2015)

Gambar 2.2 Skema Pemikiran 2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara namun dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisisnya. Menurut Sugiono (2013:64), menyatakan bahwa:

“Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.”

Berdasarkan uraian diatas hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment.

H2: Independensi auditor berpengaruh terhadap auditing judgment.

Pengalaman Auditor Mulyadi (2010:24)

Rahmawati (2012) Auditing Judgment

Islahuzzaman (2015:202) Tantra (2013) Independensi Auditor

Sukrisno Agoes (2012:45) Amrizal Sutan


(28)

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab I sampai dengan bab IV mengenai pengaruh pengalaman auditor dan independensi auditor terhadap audit

judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung, maka penulis menarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung. Dengan pengalaman auditor yang baik maka dapat menghasilkan audit judgment yang baik pula. Karena banyak pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka audit judgment

yang dihasilkan akan baik pula.

2. Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung. Dimana sikap independen merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang auditor, apabila seorang auditor memiliki independensi yang tinggi maka ia tidak dapat dipengaruhi oleh apapun atau siapapun, sehingga menghasilkan audit

judgment yang baik pula.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh pengalaman auditor dan independensi auditor terhadap audit judgment, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut:


(29)

92

5.2.1 Saran Operasional

1. Agar pengalaman auditor pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung semakin baik. Sebaiknya KAP dapat memberikan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) pemahaman mengenai pelaksanaan dan pedoman SPAP, agar auditor yang baru lebih paham dan dapat menjalankan tugas dengan baik. Kemudian memberikan kesempatan bagi auditor junior untuk banyak menerima klien. Karena dengan banyaknya pengalaman, seorang auditor akan banyak belajar dari berbagai kasus yang ia tangani sehingga dapat menghasilkan audit judgment dan hasil audit yang baik pula. Dengan pengalaman yang baik, maka banyak entitas yang menggunakan jasa akuntan publik tersebut.

2. Agar independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung menjadi baik, sebaiknya KAP melakukan rotasi auditor sesuai kebutuhan. Karena apabila mempunyai hubungan dengan klien yang lama dan dekat maka akan membuat seorang auditor tidak inpenden terlebih lagi mengalami tekanan dari klien yang semakin sering karena adanya hubungan tersebut. Jika seorang auditor tidak independen maka ia mudah dikendalikan dan dapat menghasilkan audit yang tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga entitas atau masyarakat kurang berminat menggunakan jasanya. Maka dari itu seorang auditor dibutuhkan sikap independensi dan tidak melanggar aturan SPAP.

3. Auditor dapat meningkatkan audit judgmentnya dengan memperbanyak pengalaman, meningkatkan independensi dan paham akan akun-akun


(30)

93

transaksi yang besar kemungkinan terjadi penggelembungan dana, agar menghasilkan audit judgment yang baik.

5.2.2 Saran Akademis

1. Bagi Perkembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman terkait Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment, serta sebagai masukan dan tambahan referensi bagi para pembaca.

2. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan masih terdapat banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh di luar model penelitian, diharapkan dapat meneliti dengan menggunakan variabel-variabel lain di luar variabel ini, serta dapat menambahkan variabel independen lainnya, disarankan menggunakan populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep yang diterima secara umum.


(1)

22

2.2.1 Hubungan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment

Pelatihan dan pengalaman auditor memiliki pengaruh untuk mendorong konsistensi auditor dalam membuat audit judgment (Rizal Djalil, 2014:41)

Semakin berpengalaman seorang auditor dalam bidangnya, maka auditor dinilai mempunyai pengetahuan lebih dalam mengidentifikasi bukti atau informasi yang relevan dan tidak relevan untuk mendukung penugasan auditnya termasuk dalam pembuatan audit judgment-nya. (Rahmawati,2012).

Pengalaman auditor memberikan kontribusi signifikan terhadap judgment yang dibuat oleh auditor. Pengalaman juga dapat mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor terhadao kecurangan sehingga dapat mempengaruhi judgment yang diambil oleh auditor (Praditaningrum,2012).

Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor. Auditor yang berpengalaman biasanya lebih dapat meningat kesalahan atau kekeliruan yang tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Praditaningrum,2012).

Pengalaman dinilai memiliki manfaat atau pengaruh yang besar terhadap audit judgment yang dibuat auditor (Yustrianthe,2012)

2.2.3 Hubungan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment

Para pengguna jasa sangat mengandalkan independensi akuntan publik serta dapat menarik manfaat yang bernilai dari kenyataan bahwa akuntan publik bersifat tidak memihak dan objektif, karena dengan begitu telah meliputi pertimbangan audit auditor profesional (Wiliam C. Boynton, 2015:20)


(2)

penampilan pada waktu melaksanakan audit sehingga akan memberikan audit judgment yang objektif (Wiliam C.Boynton, 2015:103)

Dalam melaksanakan tanggung jawab audit suatu entitas, pemeriksa mungkin menghadapi tekanan atau konflik dari manajemen entitas yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan independensi pemeriksa dalam audit judgment (Putu,2015).

Menurut Rahmat (2014):

“Seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka kinerjanya akan lebih baik dan dapat memberikan judgment yang sesuai juga dapat menghasilkan ketepatan pemberian opini yang lebih baik pula”.

Sedangkan menurut Made Julia (2015):

“Auditor yang memiliki independensi yang tinggi akan cenderung menghasilkan audit judgment yang lebih akurat “.

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut :


(3)

24

(Rahmawati,2012). (Rizal Djalil, 2014:41)

(Wiliam C.Boynton, 2015:103) (Rahmat 2014) (Made Julia 2015)

Gambar 2.2 Skema Pemikiran 2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara namun dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisisnya. Menurut Sugiono (2013:64), menyatakan bahwa:

“Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.”

Berdasarkan uraian diatas hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment.

H2: Independensi auditor berpengaruh terhadap auditing judgment.

Pengalaman Auditor Mulyadi (2010:24)

Rahmawati (2012) Auditing Judgment

Islahuzzaman (2015:202) Tantra (2013) Independensi Auditor

Sukrisno Agoes (2012:45) Amrizal Sutan


(4)

91

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab I sampai dengan bab IV mengenai pengaruh pengalaman auditor dan independensi auditor terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung, maka penulis menarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung. Dengan pengalaman auditor yang baik maka dapat menghasilkan audit judgment yang baik pula. Karena banyak pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka audit judgment yang dihasilkan akan baik pula.

2. Independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung. Dimana sikap independen merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh seorang auditor, apabila seorang auditor memiliki independensi yang tinggi maka ia tidak dapat dipengaruhi oleh apapun atau siapapun, sehingga menghasilkan audit judgment yang baik pula.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh pengalaman auditor dan independensi auditor terhadap audit judgment, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut:


(5)

92

5.2.1 Saran Operasional

1. Agar pengalaman auditor pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung semakin baik. Sebaiknya KAP dapat memberikan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) pemahaman mengenai pelaksanaan dan pedoman SPAP, agar auditor yang baru lebih paham dan dapat menjalankan tugas dengan baik. Kemudian memberikan kesempatan bagi auditor junior untuk banyak menerima klien. Karena dengan banyaknya pengalaman, seorang auditor akan banyak belajar dari berbagai kasus yang ia tangani sehingga dapat menghasilkan audit judgment dan hasil audit yang baik pula. Dengan pengalaman yang baik, maka banyak entitas yang menggunakan jasa akuntan publik tersebut.

2. Agar independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung menjadi baik, sebaiknya KAP melakukan rotasi auditor sesuai kebutuhan. Karena apabila mempunyai hubungan dengan klien yang lama dan dekat maka akan membuat seorang auditor tidak inpenden terlebih lagi mengalami tekanan dari klien yang semakin sering karena adanya hubungan tersebut. Jika seorang auditor tidak independen maka ia mudah dikendalikan dan dapat menghasilkan audit yang tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga entitas atau masyarakat kurang berminat menggunakan jasanya. Maka dari itu seorang auditor dibutuhkan sikap independensi dan tidak melanggar aturan SPAP.

3. Auditor dapat meningkatkan audit judgmentnya dengan memperbanyak pengalaman, meningkatkan independensi dan paham akan akun-akun


(6)

menghasilkan audit judgment yang baik.

5.2.2 Saran Akademis

1. Bagi Perkembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman terkait Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Audit Judgment, serta sebagai masukan dan tambahan referensi bagi para pembaca.

2. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan masih terdapat banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh di luar model penelitian, diharapkan dapat meneliti dengan menggunakan variabel-variabel lain di luar variabel ini, serta dapat menambahkan variabel independen lainnya, disarankan menggunakan populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep yang diterima secara umum.