PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MENGETAHUI PROFIL STUDY APPROACHES FISIKA SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MENGETAHUI PROFIL STUDY APPROACHES FISIKA SISWA SMP

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

oleh

Nida Uddini Amatulloh NIM. 1002388

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Mengetahui Profil

Study

Approach

Fisika Siswa SMP

Oleh

Nida Uddini Amatulloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nida Uddini Amatulloh 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

NIDA UDDINI AMATULLOH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN

MENGETAHUI PROFIL STUDY APPROACH FISIKA SISWA SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Drs. Unang Purwana, M.Pd. NIP. 195711301981011001

Pembimbing II

Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. NIP. 197009081997021001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032001


(5)

(6)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN

MENGETAHUI PROFIL STUDY APPROACH FISIKA SISWA SMP

Nida Uddini Amatulloh, NIM. 1002388, Pembimbing I: Drs. Unang Purwana, M.Pd; Pembimbing II: Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI Tahun 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif, perubahan study approach siswa dan hubungan kemampuan berpikir kreatif dengan study approach sebagai dampak dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan one

group pretest-posttest dan paradigma ganda dengan dua variabel terikat. Subjek

penelitian adalah 31 orang siswa kelas VIII di salah satu SMP negeri di Kota Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran, tes kemampuan berpikir kreatif jenis uraian terbuka terkait konsep pesawat sederhana dan 32 butir angket Approach and Study Skills Inventory for Students (ASSIST). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan rata-rata skor gain yang dinormalisai <g> sebesar 0,48 dengan kategori sedang, perubahan study approach fisika siswa dengan rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> 0,27 untuk deep approach dan 0,48 untuk surface approach dengan kategori sedang, dan korelasi yang searah dan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan deep approach dengan koefisien korelasi sebesar 0,5 serta korelasi yang negatif antara kemampuan berpikir kreatif dengan surface approach dengan koefisien korelasi sebesar -0,4. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif, terjadi perubahan profil study approach fisika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah, terdapat hubungan yang searah dan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dan deep approach, dan terdapat hubungan yang tidak searah antara kemampuan berpikir kreatif dengan surface approach.

Kata kunci : model pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir kreatif, study approach.


(7)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

The Application Of Problem Based Learning Model to Enhance Student’s

Creative Thinking Skills and Study Approach Profile of Physics Students at Junior High School

This research conducted to gain a general overview of the enhancement of the creative

thinking skills, changes of the student’s study approach, and relationship between the

creative thinking skills and that study approach as the impact of problem based learning model application. The method used in research is pre-experiment with one group pretest-posttest and double paradigm with two dependent variables. The subject in this research is 31 8th grade students of a junior high school in Bandung. The instruments used in research are observation sheet of learning model enforceability, examination sheets of the creative thinking skills with opened type description related to simple machine concept, and 32 points of Approach and Study Skills Inventory for Students (ASSIST) questionnaire. The result of this research showed that the student’s creative thinking skills enhanced with normalized average gain score is 0.48 for moderate

category, the changes of student’s physic study approach with normalized average gain

score is 0.27 for deep approach and 0.48 for surface approach with moderate category, and the correlation between the creative thinking skills with deep approach and the coefficient of correlation is 0.5, and the correlation between the creative thinking skills with surface approach and the coefficient of correlation is -0,4. The conclusion of this

research is that there is an enhancement of the creative thinking skills, student’s physic

study approach changed after problem based learning model was applied, the correlation between creative thinking skills with deep approach is direct and significant, and the correlation between creative thinking skills with surface approach is not unidirectional.


(8)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Variabel Penelitian... 7

G. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Study Approach... 9

B. Kemampuan Berpikir Kreatif... 14

C. Pembelajaran Berbasis Masalah... 19

D. Hubungan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Kemampuan Berpikir Kreatif... 22

E. Hubungan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Study Approach... 24

F. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Study Approach... 25

G. Beberapa Studi yang Relevan dengan Penelitian ini... 25 BAB III METODE PENELITIAN


(9)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian... 28

B. Paradigma Penelitian... 29

C. Subjek Penelitian... 29

D. Definisi Operasional... 30

E. Prosedur Penelitian... 31

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Teknik Pengumpulan Data... 42

H. Teknik Pengolahan Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 46

1. Profil Study Approach... 46

2. Kemampuan Berpikir Kreatif... 47

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 50

4. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Study Approach... 50

B. Pembahasan Hasil Analisis Data... 52

1. Profil Study Approach... 52

2. Kemampuan Berpikir Kreatif... 56

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 64

4. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Study Approach... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 69

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN... 75


(10)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Study Approach... 12

Tabel 2.2 Perilaku dan Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif... 16

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah... 21

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 35

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Validitas... 37

Tabel 3.4 Klasifikasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 37

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Relibilitas... 38

Tabel 3.6 Klasifikasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 39

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda... 40

Tabel 3.8 Klasifikasi Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 40

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Deep Approach... 41

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Surface Approach... 41

Tabel 3.11 Interpretasi Nilai N-gain... 42

Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran... 44

Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Korelasi ... 45

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rata-rata Skor Pre-test dan Post-test pada Tes Study Approach... 46

Tabel 4.2 Persentase dan Perubahan Skor Pada Tes Study Approach... 47 Tabel 4.3 Rekapitulasi Rata-rata Skor, Gain, dan Gain yang dinormalisasi pada Tes 47


(11)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Study Approach...

Tabel 4.4 Rekapitulasi Rata-rata Skor Pre-test, Post-test, Gain, dan Gain yang

dinormalisasi pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 48 Tabel 4.5 Rekapitulasi Rata-rata Skor Pre-test, Post-test, Gain, dan Gain yang

dinormalisasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif... 48 Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Jawaban Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa... 49 Tabel 4.7 Perubahan Skor Kemampuan Berpikir Kreatif... 50 Tabel 4.8 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model

Pembelajaran Berbasis Masalah... 50 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Skor Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif dan Study Approach... 51 Tabel 4.10 Hasil Uji Kelinieran Regresi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif dan Skor

Deep Approach... 51 Tabel 4.11 Hasil Uji Kelinieran Regresi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif dan Skor

Surface Approach... 51 Tabel 4.12 Koefisien Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif dan Study


(12)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Pola Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Terikat... 29 Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian... 33 Gambar 4.1 Diagram Batang Rata-rata Pre-test, Post-test, dan Gain dari Aspek

Kemampuan Berpikir Kreatif... 48 Gambar 4.2 Diagram Batang Gain yang dinormalisasi dari Aspek Kemampuan

Berpikir Kreatif... 49


(13)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 75

Lampiran A.2 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 76

Lampiran A.3 Rubrik Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 79

Lampiran A.4 Judgment Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 81

Lampiran A.5.a Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 97 Lampiran A.5.b Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 98

Lampiran A.5.c Signifikasi dan Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 100

Lampiran A.5.d Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 104

Lampiran A.5.e Rekapitulasi Hasil Uji Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 106

Lampiran A.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Study Approach... 107

Lampiran A.7 Instrumen Tes Study Approach... 108

Lampiran A.8 Rubrik Penilaian Instrumen Tes Study Approach... 110

Lampiran A.9 Judgment Instrumen Study Approaches... 111

Lampiran A.10.a Data Uji Coba Instrumen Study Approaches... 120

Lampiran A.10.b Validitas dan Reliabilitas Instrumen Study Approaches... 121

Lampiran B.1.a Bahan Ajar Pesawat Sederhana... 124

Lampiran B.1.b Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Pertemuan ke Satu... 129


(14)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran B.1.d Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan ke Tiga... 146

Lampiran B.2.a Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke Satu... 153

Lampiran B.2.b Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke Dua... 157

Lampiran B.2.c Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan ke Tiga... 161

Lampiran C.1.a Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif... 166

Lampiran C.1.b Rubrik Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 167

Lampiran C.1.c Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 169

Lampiran C.2.a Kisi-kisi Instrumen Study Approaches... 174

Lampiran C.2.b Rubrik Penilaian Study Approaches... 175

Lampiran C.2.c Instrumen Study Approaches... 176

Lampiran C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 178

Lampiran D.1.a Data Hasil Pre-test Kemampuan Berpikir Kreatif... 180

Lampiran D.1.b Validitas dan Reliabilitas Pre-test Kemampuan Berpikir Kreatif... 181

Lampiran D.1.c Data Hasil Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif... 182

Lampiran D.1.d Validitas dan Reliabilitas Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif 183 Lampiran D.1.e Pengolahan Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Aspek Kelancaran, Keluwesan, Keaslian, dan Elaborasi... 184

Lampiran D.1.f Rekapitulasi Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif... 188

Lampiran D.1.g Contoh Lembar Jawaban Siswa pada Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif... 189

Lampiran D.2.a Data Hasil Pre-test Instrumen Study Approaches... 193

Lampiran D.2.b Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pre-test Study Approach... 194

Lampiran D.2.c Data Hasil Post-test Instrumen Study Approaches... 197

Lampiran D.2.d Validitas dan Reliabilitas Instrumen Post-test Study Approach... 198

Lampiran D.2.e Rekapitulasi Hasil Pre-test dan Post-tes Study Approaches... 201

Lampiran D.3 Pengolahan Data Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 202

Lampiran D.4 Contoh Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 204


(15)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran D.6 Pengolahan Data Korelasi... 223

Lampiran E.1 Dokumentasi Penelitian... 230

Lampiran E.2.a Lembar Perbaikan Proposal Skripsi... 233

Lampiran E.2.b Surat Tugas Membimbing... 234

Lampiran E.2.c Lembar Kesediaan Menjadi Penilai Instrumen Skripsi... 235

Lampiran E.2.d Surat Izin Penelitian... 237

Lampiran E.2.e Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 238


(16)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap siswa memiliki potensi yang sama untuk dapat berkembang dan berprestasi. Maka dari itu dalam suatu proses pembelajaran faktor guru memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting. Sebagai pengelola pembelajaran, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bermacam-macam kepada peserta didiknya, hal ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat itu. Seperti yang dipaparkan Biggs (dalam Lublin, 2003, hlm. 3), bahwa “pembelajaran yang baik dapat mempengaruhi siswa untuk mengambil deep approach, sedangkan pembelajaran yang buruk akan menekan siswa untuk mengambil surface

approach”.

Deep approach (pendekatan mendalam) dan surface approach

(pendekatan permukaan) merupakan dua jenis pendekatan belajar (study

approach). Study approach adalah suatu penelitian tentang tingkah laku yang

menandakan keterlibatan siswa dengan belajar (Mukhopadhyay dan Sen, 2012, hlm. 24). Menurut Lublin (2003, hlm. 3), “study approach menentukan

cara dimana peserta didik berinteraksi dengan situasi belajar dengan

menerima berbagai informasi dari sekitarnya dan mengolahnya”.

Study approach memiliki hubungan dengan hasil belajar. Hubungan

antara study approach dan hasil belajar ini sebelumnya telah diteliti oleh beberapa peneliti. Khrisnakumar dan Patricia (2013) meneliti pengaruh pendekatan belajar pada prestasi belajar siswa SMA dan menyimpulkan bahwa terdapat perubahan yang bertahap dari surface approach ke deep


(17)

2

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

prestasi belajar siswa, karena mengadopsi deep approach membantu siswa untuk memahami materi, berinteraksi dengan konten, mengaitkan konsep pada pengalaman sehari-hari dan dapat menyambungkan pengetahuan dari konten.

Salah satu tujuan dari implementasi Kurikulum 2013 untuk mempersiapkan masa depan SDM di Indonesia yaitu mendidik siswa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara kreatif, hal ini berarti bahwa kreativitas dapat ditingkatkan melalui proses pendidikan. Kreativitas dapat dipandang sebagai produk dari berpikir kreatif (Novitasari dan Siswono, hlm. 1). Hubungan antara belajar dan kreativitas diperkenalkan oleh Guilford pada tahun 1950. Hasil penelitian yang dilakukan Mukhopadhyay dan Sen (2012) menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara deep approach dan kreativitas dalam fisika, dan dimensi deep

approach dapat dijadikan katakteristik kreativitas dalam fisika. Menurut

Kaufman dan Baer (dalam Mukhopadhyay & Sen, 2012, hlm. 24) kreativitas juga secara signifikan tergantung pada cara dimana peserta didik berinteraksi dengan situasi belajar saat menerima berbagai informasi dari sekitarnya dan mengolahnya.

Perlu disadari bahwa fungsi dan tujuan dari proses pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga harus mampu meningkatkan kemampuan lain dalam diri seseorang seperti kemampuan berpikir kreatif serta harus mampu membuat siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk terus belajar, karena selain pengetahuan, kedua hal tersebut dapat menjadi bekal bagi siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan. Pada kenyataanya realisasi fungsi dan tujuan pendidikan tersebut masih memiliki banyak kendala. Hal tersebut diantaranya ditunjukkan oleh hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pemberian masalah belum menjadi


(18)

3

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mereka pelajari dan kegiatan praktikum yang dilakukan siswa bukan merupakan kegiatan pemecahan masalah. Soal-soal evaluasi yang diberikan pada siswa didominasi oleh soal bentuk objektif, sehingga kemampuan berpikir kratif siswa ketika menyelesaikan soal kurang terlatih. Kurangnya kemampuan berpikir kratif siswa dibuktikan dengan ketidakmampuan siswa dalam menjawab tipe soal yang sama meskipun soal tersebut telah dilatihkan berkali-kali. Siswa cenderung belajar dengan cara menghafal tanpa memahami apa yang sebenarnya sedang mereka pelajari, dan ketika ujian mereka sangat bergantung pada kisi-kisi ujian yang diberikan oleh guru,. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang ada belum melatihkan siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif dan mengadopsi deep approach dalam kegiatan pembelajarannya.

Apabila masalah tersebut terus dibiarkan bisa memungkinkan siswa tidak berkembang selama terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan terhadap faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan. Meskipun keempat faktor tersebut saling melengkapi, namun hal paling mendasar yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membenahi komunikasi dengan siswa dan mengubah model pembelajarannya.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan. Menurut Rusman (2012, hlm. 245) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari. Dalam pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran dipusatkan pada siswa, siswa dibimbing untuk bekerja secara berkelompok, siswa diarahkan untuk mengamati peristiwa, menemukan masalah,dan memecahkan masalah sendiri sehingga diharapkan dapat mempengaruhi siswa untuk turut aktif dalam


(19)

4

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setiap kegiatan pembelajaran, belajar secara mendalam dan memiliki kemampuan berpikir kreatif, sehingga diharapkan mampu menghadapi tantangan dan masalah yang mungkin muncul di masa depan.

Hubungan antara pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar ini sebelumnya telah diteliti oleh beberapa peneliti. Mariyam (2014) menyimpulkan bahwa prestasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif meningkat setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian lain menunjukan hasil belajar siswa menunjukan peningkatan setelah diterapkan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL (Fauziah, 2013).

Pemilihan pembelajaran berbasis masalah dinilai sesuai dengan prinsip pembelajaran di dalam implementasi Kurikulum 2013, sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum dan Pedoman Umum Pembelajaran bahwa kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang : berpusat pada peserta didik; mengembangkan kreativitas peserta didik; menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Dari uraian tersebut, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian yang berfokus pada hubungan antara model pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru, respon siswa terhadap proses pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Mengetahui Profil Study Approach Fisika Siswa SMP ”.


(20)

5

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi, yaitu :

1. Pembelajaran fisika belum melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah;

2. Pembelajaran fisika belum mengarahkan siswa untuk mengambil deep

approach dalam belajar; dan

3. Pembelajaran fisika belum melatihkan siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif.

Mengacu pada identifikasi masalah tersebut di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana profil study

approach dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif fisika siswa SMP setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah?”.

Rumusan masalah tersebut dikembangkan lagi kedalam bentuk pertanyaan penelitian seperti berikut ini :

1. Bagaimana profil study approach fisika siswa SMP sebelum dan setelah pembelajaran berbasis masalah?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah?

3. Bagaimana hubungan study approach dan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP?

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini, peneliti memberikan beberapa batasan masalah agar masalah yang diteliti tidak menyimpang. Batasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur terbatas pada empat aspek, yaitu: keaslian (originality), keluwesan (flexibility), kelancaran (fluency), dan penguraian (elaboration).


(21)

6

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Profil Study Approach yang diukur terbatas pada surface approach dan

deep approach, dengan empat kriteria surface approach (lack of purpose ; unrelated memorising; syllabus-boundness; fear of failure) dan empat

kriteria deep approach (seeking meaning,relating ideas, use of evidence, dan interest in ideas).

3. Desain pembelajaran berbasis masalah dengan alur proses pembelajaran yang dimulai dengan orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing pengalaman individual/kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perubahan

study approach dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif setelah

diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendapatkan informasi tentang profil study approach fisika siswa SMP; 2. Menganalisis perubahan study approach siswa SMP setelah diterapkan

model pembelajaran berbasis masalah;

3. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah; dan

4. Mengidentifikasi hubungan antara study approach dengan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP;

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah :

1. Memberikan pemahaman bahwa tujuan dari pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga harus mampu meningkatkan


(22)

7

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemampuan lain dalam diri seseorang seperti kemampuan berpikir kreatif serta harus mampu membuat siswa memiliki minat yang tinggi terhadap belajar.

2. Memperkaya hasil penelitian terkait penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan minat belajar dan kemampuan berpikir kreatif.

3. Memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi pembelajaran fisika.

4. Memberikan bukti tentang potensi bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran khususnya di SMP dalam rangka mengubah study approach dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

F. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah profil study approach dan kemampuan berpikir kreatif.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini disusun dalam lima bab, yaitu bab I (Pendahuluan), bab II ( Kajian Teori), bab III (Metode Penelitian), bab IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan), dan bab V (Simpulan dan Saran). Agar pembahasan dalam setiap bab lebih sistematis dan mudah dipahami, maka setiap bab tersusun dari beberapa sub bab dengan deskripsi sebagai berikut.

Bab I. Pendahuluan; berisi uraian mengenai latar belakang mengapa

study approach dan kemampuan berpikir kreatif dianggap sebagai masalah

yang penting untuk diteliti dan alasan pemilihan model pembelajaran berbasis masalah dipilih untuk menyelesaikan masalah tersebut. Masalah tersebut


(23)

8

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian diidentifikasi dan dipaparkan melalui perumusan masalah. Ruang lingkup masalah tersebut kemudian diuraikan dalam batasan masalah agar lebih terfokus. Tujuan penelitian diuraikan bersesuaian dengan rumusan masalah, sedangkan dalam manfaat penelitian diuraikan kegunaan dari penelitian ini jika penelitian telah selesai dilaksanakan. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang kemudian dikelompokkan ke dalam variabel bebas dan variabel terikat, dan pada akhir bab ini diuraikan struktur organisasi skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab yang ada di dalam skripsi.

Bab II. Kajian Pustaka; berisi uraian tentang teori-teori yang berkaitan dengan variabel bebas (model pembelajaran berbasis masalah) dan variabel terikat (profil study approach dan kemampuan berpikir kreatif), pemaparan tentang hubungan antara model pembelajaran berbasis masalah dengan kemampuan berpikir kreatif, pemaparan tentang hubungan antara model pembelajaran berbasis masalah dan study approach, dan pemaparan tentang hubungan antara study approach dan kemampuan berpikir kreatif. Pada akhir bab ini diuraikan beberapa penelitian yang sejalan dengan penelitian ini beserta hasil penelitiannya dan ditutup dengan pemaparan tentang posisi penelitian ini terhadap penelitian-penelitian tersebut.

Bab III. Metode Penelitain; berisi uraian tentang metode penelitian dan desain penelitian yang digunakan dan alasan yang mendasari penggunaan metode dan desain tersebut, subjek dan lokasi pelaksanaan penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir, definisi operasional dari ketiga variabel yang berisi tentang penjelasan singkat indikator-indikator variabel, dan instrumen yang akan digunakan. Kisi-kisi instrumen dipaparkan dalam bentuk tabel disertai dengan indikator-indikatornya, yang kemudian diolah dengan statistik untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Pada akhir bab ini dijelaskan tentang teknik yang digunakan dalam pengolahan


(24)

9

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

data dimana data dinormalisasi, dihitung nilai N-gain nya dan kemudian dihitung korelasinya.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan; berisi uraian tentang pengolahan data hasil penelitian dan pembahasan yang dianalisis untuk menjawab rumusan-rumusan masalah yang telah ditentukan pada bab sebelumnya yang kemudian dibahas satu persatu beserta temuan-temuan lain selama proses penelitian.

Bab V. Simpulan dan Saran; berisi uraian tentang kesimpulan penelitian yang mengacu pada hasil penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa saran dipaparkan dalam bab ini yang berguna sebagai masukan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya.


(25)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode pre-eksperimen digunakan untuk melihat pengaruh penerapan pembelajaran berbasis masalah terhadap profil study approach fisika dan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen karena metode ini dianggap sesuai untuk mengumpulkan informasi atau data yang dipakai guna menentukan pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja dalam penelitian. Metode ini dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2009, hlm. 109).

Secara khusus penelitian ini menggunakan metode korelasi. Menurut

Rahmat (2013, hlm. 34) “penelitian korelasi menentukan apakah terdapat

hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti”. Metode korelasi ini digunakan untuk menentukan hubungan antara study approach dan kemampuan berpikir kreatif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

one-group pretest-posttest, dimana dilakukan dua kali pengambilan data, yaitu

sebelum (pre-test) dan setelah sampel mendapatkan perlakuan (post-test). Desain ini digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desain Penelitian


(26)

29

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

O1 X O2

( Sugiyono, 2009) Keterangan :

O1 = Tes awal (pre-test) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah.

O2 = Tes akhir (post-test) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah

X = Perlakuan (treatment) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

B. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Rahmat, 2013, hlm. 63). Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma ganda dengan dua variabel terikat. Pola hubungan antara ketiga variable dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Pola Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Terikat Keterangan :

Y = Pembelajaran Berbasis Masalah X1 = Profil Study Approach

X2 = Kemampuan Berpikir Kreatif rxy = Koefisien korelasi


(27)

30

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannnya (Sugiyono, 2009. hlm. 117). Pada penelitian ini, populasi target adalah seluruh siswa di suatu SMP Negeri di Kota Bandung, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII di suatu SMP Negeri di Kota Bandung.

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa salah satu kelas VIII suatu SMP Negeri di Kota Bandung dengan jumlah 31 orang siswa yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Menurut Rahmat (2013, hlm. 114), sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari. Teknik penarikan sampel yang dilakukan adalah purposive

sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sampel

dari suatu populasi berdasarkan informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan (Rahmat, 2013. hlm. 128).

D. Definisi Operasional

1. Study Approach

Study approach atau pendekatan belajar adalah cara yang

dilakukan oleh siswa untuk merespon pembelajaran dan belajar, baik selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Pada penelitian ini ada dua macam study approach yang diteliti, yaitu deep

approach dan surface approach, dengan empat kriteria surface approach

(lack of purpose, unrelated memorising, syllabus-boundness, fear of

failure) dan empat kriteria deep approach (seeking meaning, relating ideas, use of evidence, dan interest in ideas). Study approach ini diukur dengan

menggunakan 32 butir instrumen yang diambil dari instrumen yang bernama Approach to Study Skills Inventory for Students (ASSIST). Instrumen tersebut berbentuk kalimat pernyataan, nomor ganjil merupakan


(28)

31

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pernyataan untuk deep approach dan nomor genap untuk surface

approach. Profil study approach dapat diketahui dengan cara

membandingkan dan menganalisis hasil skor pre-test dengan hasil skor

post-test dari deep approach dan surface approach.

2. Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan jawaban ketika merespon permasalahan yang diberikan. Berpikir kreatif ini memiliki beberapa indikator, diantaranya adalah keaslian (originality), keluwesan (flexibility), kelancaran (fluency), dan penguraian (elaboration). Kemampuan berpikir kreatif diukur dengan menggunakan instrumen tes uraian terbuka yang berjumlah 12 soal yang aktivitasnya mengacu pada tes The Torrance Test

of Creative Thinking (TTCT) yang terdiri atas 5 kegiatan verbal, yaitu : (1)

membuat pertanyaan (asking); (2) menebak sebab akibat; (3) menebak akibat dari peristiwa; (4) mengembangkan manfaat suatu benda;dan (5) membuat tebakan.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa memahami konsep dan materi melalui proses pemecahan masalah, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada masalah; (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (3) Membimbing pengalaman individual/kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah diukur dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa yang mengacu pada langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah.


(29)

32

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di suatu SMP Negeri di Kota Bandung. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2014/2015 dengan tiga tahapan pelaksanaan, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Studi literatur untuk memperoleh konsep dan teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji.

b. Studi pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal tentang proses pembelajaran di kelas, respon siswa terhadap pembelajaran fisika,cara siswa belajar, prestasi siswa dan minat siswa terhadap mata pelajaran fisika.

c. Telaah Kurikulum 2013 untuk menentukan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan Pembelajaran Berbasis Masalah.

e. Menyusun instrumen penelitian.

f. Melakukan uji coba instrumen dengan membagikan instrumen tes berpikir kreatif dan Approach and Study Skills Inventory for Students kepada siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan dalam penelitian.

g. Melakukan analisis uji coba instrumen dan revisi instrumen penelitian yang belum atau kurang sesuai.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui profil study

approach dan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum diberi

perlakuan (treatment).


(30)

33

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Menerapkan pembelajaran berbasis masalah pada proses belajar mengajar di kelas dalam jangka waktu tiga kali pertemuan (8x40 menit).

d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui profil study

approach dan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberi

perlakuan.

e. Mengolah data hasil post-test.

f. Melakukan analisis terhadap hasil pre-test dan post-tes, kemudian membandingkan keduanya untuk mendapatkan gambaran tentang ada atau tidaknya perubahan study approach dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap persiapan, pelaksanaan , dan hasil penelitian.

b. Melakukan penulisan laporan penelitian dalam bentuk skripsi. Secara garis besar, alur penelitian dapat digambarkan seperti berikut.


(31)

34

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua macam instrumen utama yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir


(32)

35

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kreatif sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur study

approach dan keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah.

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Arifin, 2009, hlm 118). Tes tertulis atau sering disebut paper and pencil test adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian yang digunakan :

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan adalah tes uraian terbuka yang aktivitasnya mengacu pada The Torrance Test of Creative

Thinking (TTCT) yang disusun oleh Paul Torrance. TTCT terdiri atas dua

jenis tes, yaitu tes verbal dan tes gambar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes verbal yang berjumlah 12 soal uraian terbuka dengan skor maskimum tiga untuk setiap soal, dan skor maksimum 36 untuk semua soal. Tes verbal terdiri atas 7 jenis kegiatan, yaitu:

(1). Membuat pertanyaan (asking) (2). Menebak sebab akibat

(3). Menebak akibat dari peristiwa

(4). Mengembangkan manfaat suatu benda

(5). Menggunakan sesuatu dengan cara-cara yang luar biasa (6). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa (7). Membuat tebakan

Dari ketujuh jenis kegiatan tersebut, hanya lima jenis kegiatan yang digunakan dalam penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini adalah fluency, originality, flexibility, dan elaboration dengan kisi-kisi soal tes yang terdapat pada tabel 3.2 berikut.


(33)

36

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No Aspek Jenis Kegiatan Indikator No

Soal

1 Fluency

Menebak sebab-sebab

Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara lancar

3A

Membuat pertanyaan

Siswa mampu membuat pertanyaan sebanyak mungkin mengenai permasalahan yang diberikan secara lancar

6

Menebak sebab-sebab

Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara lancar

9

2 Flexibility

Menebak akibat dari peristiwa

Siswa mampu mengemukakan akibat yang muncul dari permasalahan yang diberikan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda

3B

Membuat pertanyaan

Siswa mampu membuat pertanyaan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah

7

Menebak sebab-sebab

Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda

10

3 Originality

Mengembangkan manfaat suatu benda

Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain

4 Mengembangkan

manfaat suatu benda

Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain

5 Mengembangkan

manfaat suatu benda

Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain


(34)

37

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 Elaboration

Membuat tebakan Siswa mampu membuat tebakan

secara terperinci 1

Menebak akibat dari peristiwa

Siswa mampu mengemukakan penyebab dari timbulnya permasalahan yang diberikan secara terperinci

2

Menebak sebab-sebab

Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara terperinci

8

Untuk mengetahui kelayakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif, dilakukan pengujian instrumen sebagai berikut :

a) Penilaian Ahli

Penilaian ahli dilakukan sebelum pelaksanaan uji coba instrumen. Hasil penilaian instrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran A. 4.

b) Validitas Butir Soal

Pengujian validitas instrument tes berpikir kreatif dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, Arifin (2009) yaitu:

∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = banyaknya data

∑X = jumlah variabel X

∑Y = jumlah variabel Y

∑X2

= jumlah variabel X kuadrat

∑Y2


(35)

38

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir tes instrument dianggap memenuhi syarat kesahihan, jika mempunyai koefisien korelasi rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf nyata α = 0,05.

Berikut adalah tabel interpretasi nilai validitas yang digunakan untuk menentukan kriteria validitas soal yang diujikan.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Validitas Nilai Validitas Kriteria Validitas

0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Cukup

0,200 - 0,400 Rendah

0,000 - 0,200 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010) Pada penelitian ini, dilakukan uji coba terhadap 20 butir soal dengan hasil validitas ditunjukan pada tabel 3.4. Butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-test dan post-test adalah butir soal dengan kriteria validitas cukup dan tinggi.

Tabel 3.4. Klasifikasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Kriteria Validitas Nomor Butir Soal

Tinggi 12, 13, 15

Cukup 1A, 3, 4, 5, 7, 8A, 9, 10A, 10B, 11, 14

Rendah 1B, 2, 6, 8B, 10C

Sangat Rendah 16


(36)

39

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes kemampuan berpikir kreatif merupakan soal dengan bentuk uraian, karenanya untuk mengukur realiabilitas instrumen ini digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas intrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal

Untuk memperoleh jumlah varians butir, terlebih dahulu dicari varians setiap butir, kemudian dijumlahkan.

Keterangan:

Berikut adalah tabel interpretasi nilai reliabilitas yang digunakan untuk menentukan kriteria reliabilitas soal yang diujikan.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Reliabilitas Nilai Reliabilitas Kriteria Reliabilitas


(37)

40

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup 0,21 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010) Dari hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kreatif yang terdapat pada lampiran A.5, didapatkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,736 dengan kriteria reliabilitas tinggi.

d) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal (Arifin, 2009, hlm 273). Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk sedang.

3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar. Tabel 3.6 di bawah ini merupakan klasifikasi data hasil uji coba tingkat kesukaran butir soal instrumen tes kemampuan berpikir kreatif.

Tabel 3.6. Klasifikasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Klasifikasi Tingkat

Kesukaran Butir Soal Nomor Butir Soal

Mudah 1A

Sedang 1B, 2, 3, 4, 6, 7, 8B


(38)

41

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu e) Daya Pembeda

Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata (mean), yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap soal dengan menggunakan persamaan berikut (Arifin, 2009, hlm 277).

̅ ̅

√( )

Keterangan:

̅ = rata-rata dari kelompok atas ̅ = rata-rata dari kelompok bawah

= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

= 27% x N (baik untuk kelopok atas maupun kelompok bawah) Berikut adalah tabel interpretasi nilai daya pembeda yang digunakan untuk menentukan kriteria daya pembeda soal yang diujikan.

Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,40 - 1,00 Sangat Baik

0,30 - 0,39 Baik

0,20 - 0,29 Cukup

0,00 - 0,19 Buruk

(Arifin, 2009) Tabel 3.8 di bawah ini menunjukkan klasifikasi data hasil uji coba daya pembeda butir soal instrumen tes kemampuan berpikir kreatif. Butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-test dan


(39)

post-42

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

test adalah butir soal dengan kriteria daya pembeda cukup, baik, dan

sangat baik.

Tabel 3.8. Klasifikasi Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Klasifikasi Daya Pembeda Nomor Butir Soal

Sangat Baik 1A, 7, 8A, 13

Baik 3, 4, 8B

Cukup 6, 9, 10A, 10B, 10C, 11, 12, 14, 15

Buruk 1B, 2, 5, 16

Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis, dari 20 butir soal yang diujikan hanya 12 butir soal yang selanjutnya digunakan pada

pre-test dan post-pre-test kemampuan berpikir kreatif. Hasil rekapitulasi uji

instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran A.5.

2. Study Approach

Untuk mengukur study approach digunakan instrument non tes jenis angket yang bernama Approach and Study Skills Inventory for Students (ASSIST) yang dikembangkan oleh Entwistle dan Ramsed,

dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

Tabel 3.9. Kisi-kisi Instrumen Deep Approach No Aspek Deep Approach Nomor Butir Soal

1 Seeking Meaning 1, 3, 5, 7

2 Relating ideas 9, 11, 13, 15

3 Use of Evidence 17, 19, 21, 23

4 Interest in Idea 25, 27, 29, 31

Tabel 3.10. Kisi-kisi Instrumen Surface Approach No Aspek Surface Approach Nomor Butir Soal


(40)

43

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 Unrelated memorising 10, 12, 14, 16 3 Syllabus-boundness 18, 20, 22, 24

4 Fear of failure 26, 28, 30, 32

Instrumen study approach merupakan instrumen berbahasa Inggris, dan berbentuk kalimat pernyataan dengan lima pilihan respon, yaitu: Setuju; Sedikit Setuju; Tidak Yakin; Sedikit Tidak Setuju; dan Tidak Setuju. Agar dapat digunakan dalam penelitian ini, instrumen tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta dilakukan penyesuaian konten agar sesuai dengan tujuan penelitian, dan penyesuaian bahasa agar kalimat dalam angket mudah dipahami oleh subjek penelitian.

3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Selain kedua instrumen tersebut, digunakan pula lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam model pembelajaran berbasis masalah, untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah (dapat dilihat pada lampiran C.3).

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument tes dan non tes. Dalam penelitian ini terdapat dua instrument pokok yang digunakan yaitu :

a. Variabel profil study Approach (X1) dengan mengambil data penilaian hasil Approach and Study Skills Inventory for Students

b. Variabel kemampuan berpikir kreatif (X2) melalui tes berpikir kreatif yang mengacu pada empat sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan penguaraian (elaboration).

H. Teknik Pengolahan Data


(41)

44

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah dilakukan uji coba instrumen terhadap 20 butir soal, diambilah 12 soal dari 20 soal tersebut yang dinilai sesuai dan dapat dijadikan sebagai alat ukur kemampuan berpikir kreatif. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) perlakuan. Ada atau tidaknya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditentukan dari besar Gainnya ( selisih antara skor post test dan pre test). N-gain adalah gain yang dinormalisasi, N-gain dihitung sebagai berikut :

| |

Hasil perhitungan N-gain tersebut kemudian dikategorikan ke dalam tiga kategori, yakni :

Tabel 3.11. Interpretasi Nilai N-gain Nilai N-gain Kriteria

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

(Hake, 1998) dalam Chaerunisa (2013) Selain mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan, dilakukan pula pengukuran peningkatan untuk setiap aspek kemampuan berpikir kreatif (kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi) untuk mengetahui aspek mana yang paling tinggi peningkatannya.

2. Study Approach

Sama halnya dengan tes kemampuan berpikir kreatif, instrumen

study approach yang berbentuk angketpun diberikan sebelum dan setelah

perlakuan, hal tersebut bertujuan untuk melihat profil study approach siswa sebelum dan setelah perlakuan.


(42)

45

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Angket study approach terdiri dari 32 pernyataan yang merupakan gabungan dari aspek deep approach dan aspek surface approach. Pada aspek deep approach skor masing-masing pernyataan dikelompokan sesuai aspeknya dan kemudian di jumlahkan (skor aspek Seeking Meaning = skor P1 + skor P3+ skor P5 + skor P7) , untuk mendapatkan skor deep

approach, dilakukan penjumlahan masing-masing skor dari aspek deep approach (DA = SM+RI+UE+II) penskoran untuk aspek surface Approach dilakukan sama seperti penskoran pada aspek depp approach.

Setelah mendapatkan skor rata-rata aspek deep approach dan aspek

surface approach pada pre-test dan post-test, langkah selanjutnya adalah

membandingkan kedua skor pre-test dan post-test test tersebut. Jika skor

post-test untuk aspek deep approach lebih besar dari skor pre-testnya dan

skor post-test lebih kecil dari skor pre-testnya, maka study approach siswa setelah perlakuan mengarah ke deep approach. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka setelah perlakuan study approach siswa mengarah ke

surface approach.

3. Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Data yang diolah merupakan data yang diambil dari lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi tersebut terdiri dari dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Format observasi ini berbentuk checklist dengan pilihan

“ya” dan “tidak” pada kolom keterlaksanaan. Data dari ketiga observer

kemudian digabungkan dalam satu tabel (dapat dilihat pada lampiran D.3). Jika dua observer menyatakan kegiatan terlaksana, dan satu observer menyatakan tidak terlaksana, maka kegiatan tersebut disimpulkan terlaksana, dan jika dua observer menyatakan kegiatan tidak terlaksana, dan satu observer menyatakan terlaksana, maka kegiatan tersebut disimpulkan tidak terlaksana. Setelah mengambil kesimpulan dari tiga


(43)

46

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penilaian observer tersebut, data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase dengan menggunakan persamaan :

Berikut adalah tabel 3.12 yang menunjukan persentase keterlaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk menentukan kategori keterlaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.12. Interpretasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Kategori

0 - 33 Kurang

34 - 67 Cukup

68 - 100 Baik

(Mundilarto, 2012) dalam Sonia (2014) 4. Korelasi antara Study Approach dengan Kemampuan Berpikir Kreatif

Korelasi berfungsi untuk menguji hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya. Korelasi positif menunjukan bahwa perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lainnya dengan arah perubahan yang sama, sebaliknya korelasi negatif menunjukan bahwa perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lain dengan arah yang berlawanan (Suliyanto, 2012, hlm. 160).

Koefisien korelasi antara dua variabel dihitung dengan terlebih dahulu melalukan uji normalitas data. Uji normalitas data yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov, pengujian data tersebut dipilih karena data yang diuji merupakan data yang tidak terdistribusi atau tidak bergolong. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal (Hidayat, 2012).


(44)

47

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika kedua data terdistribusi normal maka dilanjutkna dengan melakukan uji Kelinieran Regresi, dan kemudian setelah dilakukan uji Kelinier Regresi menunjukan persamaan garis linier, maka teknik korelasi

Product Moment dengan angka simpangan dapat digunakan untuk

menghitung koefisien korelasinya.

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi Σxy = jumlah produk x dan y Σx2 = jumlah produk x kuadrat Σy2 = jumlah produk y kuadrat

Untuk menentukan kriteria dari korelasi tersebut, maka dapat diinterpretasikan kedalam tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Korelasi

Nilai r Kriteria

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah


(45)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di salah satu SMP negeri di kota Bandung mengenai penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study

approach fisika siswa SMP pada materi Pesawat Sederhana dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan perubahan profil study approach fisika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah. Adapun kesimpulan lain dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profil study approach fisika siswa SMP sebelum pembelajaran berbasis masalah menunjukan bahwa siswa memiliki study approach yang mengarah ke surface approach, dan profil study approach fisika siswa SMP setelah pembelajaran berbasis masalah menunjukan bahwa siswa memiliki study approach yang mengarah ke deep approach.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan gain yang dinormalisasi dengan kriteria sedang.

3. Hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dengan deep approach memilki koefisien korelasi yang signifikan dan bernilai positif dengan kriteria cukup, sedangkan hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dengan surface approach memilki koefisien korelasi yang bernilai negatif dengan kriteria rendah.


(46)

70

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Pada pelaksanaannya penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi instrumen, perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran yang perlu diperhatikan apabila peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan variabel yang sama, yaitu:

1. Setiap aspek yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif sebaiknya dilatihkan pada setiap tahapan pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran berbasis masalah agar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa semakin tinggi.

2. Perlu dilaksanakan uji coba terkait pemahaman siswa terhadap setiap item pernyataan yang ada dalam instrumen ASSIST, agar ketika digunakan pada penelitian selanjutnya semua objek penelitian dapat memahami setiap item pernyataan yang terdapat pada instrumen tersebut.


(47)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Chaerunisa, Dera Karina. (2013). Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Sikap Terhadap Sains Siswa SMP Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA-Fisika. Bandung : Repository UPI.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dolmans, Diana H. J. M. dkk. (2010). Measuring Approaches to Learning in a Problem Based Learning Context. International Journal of Medical

Education. 55-60. Didapat dari

http://www.ijme.net/archive/1/measuring-approaches-to-learning-in-pbl.pdf

Eldy, Elnetthra Folly dan Sulaiman, Fauziah. (2013). The Role of PBL in Improving Physics Students Creative Thinking and Its Imprint on Gender.

International Journal of Education and Research, 1(6), 1-10. Didapat dari

http://www.ijern.com.

Fauziah, Resti. (2013). Pendekatan Saintifik Pembelajaran Elektronika Dasar

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung : Repository

UPI.

Gadelrab, Hesham F. (2011). Factorial Structure and Predictive Validity of Approaches and Study Skills Inventory fot Students (ASISST) in Egypt :


(48)

72

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A Confirmatory Factor Analysis Approach. Electronic Journal of

Research in Educational Psychology, 9(3), 1197-1218. Didapat dari

http://www.investigacion-psicopedagogica.org

Hidayat, Anwar. (2012). Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov. [Online]. Tersedia di: http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html. Diakses 3 November 2014.

Hmelo, Cindy E dan Silver. (2004). Problem Based Leraning : What and How Do Students Leran?. Educational Psychology Review, 16(3), 235-266. Didapat dari http://kanagawa.lti.cs.cmu.edu

Jurgens, Stefanie. dkk. (2009). Relationship between Learning Approach and Motivation to Learn Among Medical Students at Universitas Gadjah Mada. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan

Indonesia, 4(1), 26-31.

Kemendikbud. (2014). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2014). Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krishnakumar, R dan S, Patricia. (2013). Impact of Learning Approaches on High School Student’s Achievement. International Journal of Teacher Educational Research, 2(11), 10-19. Didapat dari http://www.ijter.com.

Lublin, Jackie . (2003). Deep, Surface and Strategic approaches to learning.

Center of Teaching and Learning. Irlandia : UCD Dublin. Didapat dari


(49)

73

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mariyam. (2014). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP. Repository UPI.

Mukhopadhyay, R dan Sen, M. K. (2012). Investigation of Creativity in Physics in the Context of Learning in Association with Deep Approach to Study. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 4(2), 24-30. Didapat dari http://www.iosrjournals.org/iosr-jhss/papers/Vol4-issue2/E0422430. pdf.

Muljatiningrum, A. (2008). Pembelajaran Inkuiri untuk Mengembangkan

Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI) dan Berpikir Kreatif pada Konsep Bioteknologi. Repository UPI.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Murniati, Endyah. (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Yogyakarta: Pedagogia.

Novitasari, Whidia dan Siswono, Tatag Yuli Eko. (2007). Meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pemecahan masalah tipe

“what’s another way” Tidak dipublikasikan, Universitas Negeri

Surabaya. Surabaya. Didapat dari http://tatagyes.files. wordpress.com /2009/11/paper07_jurnalpgriyogya.pdf.

Nurachmandani, Setya dan Samsulhadi, Samson. (2010). Alam Sekitar IPA

Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan


(50)

74

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Puspita, Diana dan Rohima, Iip. (2009). Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP

dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Rahmat. (2013). Statistika Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Richardson, John T. E. (2005). Student Approaches to Learning and Teachers Approach to Teaching in Higher Education. Eduacational Psychology, 25(6), 673-680. Didapar dari http://www.science.smith.edu.

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Savery, R. John. (2006). Overview of Problem-based Learning : Definition and Distinctions. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 1(1), 8-20. Didapat dari http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.

Siswono, Tatag Yuli Eko. (2004). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah (Problem Posing). Dalam: Konferensi Nasional

Matematika XII Universitas Udayana. Bali, hlm. 74-87. Didapat dari

https://www.academia.edu/3750455/Mendorong_Berpikir_Kreatif_Siswa _Melalui_Pengajuan_Masalah.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sonia, Gina. (2014). Penerapan Scientific Approach pada Pembelajaran Fisika

di SMP. Bandung : Repository UPI.


(51)

75

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudrajat, Akhmad. (2011). Pembelajaran Berdasarkan Masalah - Problem Based

Learning. [Online]. Tersedia di: https://akhmadsudrajat.wordpress.com

/2011/09/28/pembelajaran- berdasarkan-masalah/. Diakses 3 Juli 2014. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman, Fauziah. (2013) .The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah. International Journal of Education and Research, 1(3), 1-18. Didapat dari http://www.ijern.com/images/March-2013/14.pdf.


(1)

70

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran

Pada pelaksanaannya penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi instrumen, perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran yang perlu diperhatikan apabila peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan variabel yang sama, yaitu:

1. Setiap aspek yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif sebaiknya dilatihkan pada setiap tahapan pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran berbasis masalah agar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa semakin tinggi.

2. Perlu dilaksanakan uji coba terkait pemahaman siswa terhadap setiap item pernyataan yang ada dalam instrumen ASSIST, agar ketika digunakan pada penelitian selanjutnya semua objek penelitian dapat memahami setiap item pernyataan yang terdapat pada instrumen tersebut.


(2)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Chaerunisa, Dera Karina. (2013). Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Sikap Terhadap Sains Siswa SMP Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA-Fisika. Bandung : Repository UPI.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dolmans, Diana H. J. M. dkk. (2010). Measuring Approaches to Learning in a Problem Based Learning Context. International Journal of Medical

Education. 55-60. Didapat dari

http://www.ijme.net/archive/1/measuring-approaches-to-learning-in-pbl.pdf

Eldy, Elnetthra Folly dan Sulaiman, Fauziah. (2013). The Role of PBL in Improving Physics Students Creative Thinking and Its Imprint on Gender.

International Journal of Education and Research, 1(6), 1-10. Didapat dari

http://www.ijern.com.

Fauziah, Resti. (2013). Pendekatan Saintifik Pembelajaran Elektronika Dasar

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung : Repository

UPI.

Gadelrab, Hesham F. (2011). Factorial Structure and Predictive Validity of Approaches and Study Skills Inventory fot Students (ASISST) in Egypt :


(3)

72

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A Confirmatory Factor Analysis Approach. Electronic Journal of

Research in Educational Psychology, 9(3), 1197-1218. Didapat dari

http://www.investigacion-psicopedagogica.org

Hidayat, Anwar. (2012). Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov. [Online]. Tersedia di: http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html. Diakses 3 November 2014.

Hmelo, Cindy E dan Silver. (2004). Problem Based Leraning : What and How Do Students Leran?. Educational Psychology Review, 16(3), 235-266. Didapat dari http://kanagawa.lti.cs.cmu.edu

Jurgens, Stefanie. dkk. (2009). Relationship between Learning Approach and Motivation to Learn Among Medical Students at Universitas Gadjah Mada. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan

Indonesia, 4(1), 26-31.

Kemendikbud. (2014). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2014). Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krishnakumar, R dan S, Patricia. (2013). Impact of Learning Approaches on High School Student’s Achievement. International Journal of Teacher Educational Research, 2(11), 10-19. Didapat dari http://www.ijter.com.

Lublin, Jackie . (2003). Deep, Surface and Strategic approaches to learning.

Center of Teaching and Learning. Irlandia : UCD Dublin. Didapat dari


(4)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mariyam. (2014). Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP. Repository UPI.

Mukhopadhyay, R dan Sen, M. K. (2012). Investigation of Creativity in Physics in the Context of Learning in Association with Deep Approach to Study. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 4(2), 24-30. Didapat dari http://www.iosrjournals.org/iosr-jhss/papers/Vol4-issue2/E0422430. pdf.

Muljatiningrum, A. (2008). Pembelajaran Inkuiri untuk Mengembangkan

Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI) dan Berpikir Kreatif pada Konsep Bioteknologi. Repository UPI.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Murniati, Endyah. (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Yogyakarta: Pedagogia.

Novitasari, Whidia dan Siswono, Tatag Yuli Eko. (2007). Meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pemecahan masalah tipe

“what’s another way” Tidak dipublikasikan, Universitas Negeri

Surabaya. Surabaya. Didapat dari http://tatagyes.files. wordpress.com /2009/11/paper07_jurnalpgriyogya.pdf.

Nurachmandani, Setya dan Samsulhadi, Samson. (2010). Alam Sekitar IPA

Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan


(5)

74

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Puspita, Diana dan Rohima, Iip. (2009). Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP

dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Rahmat. (2013). Statistika Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Richardson, John T. E. (2005). Student Approaches to Learning and Teachers Approach to Teaching in Higher Education. Eduacational Psychology, 25(6), 673-680. Didapar dari http://www.science.smith.edu.

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Savery, R. John. (2006). Overview of Problem-based Learning : Definition and Distinctions. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 1(1), 8-20. Didapat dari http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.

Siswono, Tatag Yuli Eko. (2004). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah (Problem Posing). Dalam: Konferensi Nasional

Matematika XII Universitas Udayana. Bali, hlm. 74-87. Didapat dari

https://www.academia.edu/3750455/Mendorong_Berpikir_Kreatif_Siswa _Melalui_Pengajuan_Masalah.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sonia, Gina. (2014). Penerapan Scientific Approach pada Pembelajaran Fisika

di SMP. Bandung : Repository UPI.


(6)

Nida Uddini Amatulloh,2014

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudrajat, Akhmad. (2011). Pembelajaran Berdasarkan Masalah - Problem Based

Learning. [Online]. Tersedia di: https://akhmadsudrajat.wordpress.com

/2011/09/28/pembelajaran- berdasarkan-masalah/. Diakses 3 Juli 2014. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman, Fauziah. (2013) .The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah. International Journal of Education and Research, 1(3), 1-18. Didapat dari http://www.ijern.com/images/March-2013/14.pdf.