16
2.1.4.1 Tingkat leverage
Menurut Stice dan Skousen 2005 “rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan
dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Tingkat leverage merupakan proporsi hutang total terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.
Leverage ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat
tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi
memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.
Rumus untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai
berikut.
���� �� ����� ����� ��� = Total Kewajiban
����� ����� 2.1.4.2
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan
perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapan informasi lebih banyak dari
pada perusahaan kecil, disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil.
Pada umumnya perusahaan besar tidak terlepas dari tekanan yang mengharuskan perusahaan tersebut melakukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
pertanggungjawaban sosial. Tetapi, perusahaan yang kecil tidak terlalu mengalami tekanan yang mengharuskan untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang diukur dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjelaskan pengungkapan
tanggung jawab sosial. Dihitung dengan.
Size = Total Aktiva
2.1.4.3 Struktur kepemilikan saham manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan Rustiarini dalam Tamba, 2011. Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di
dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan mempunyai latar belakang yang berbeda,
antara lain: pertama, mereka mewakili pemegang saham institusi; kedua, mereka adalah tenaga- tenaga professional yang diangkat oleh
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham; ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut memiliki
saham. Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen
dengan pemegang saham, rawan untuk terjadinya masalah keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa salah satu mekanisme untuk
memperkecil adanya konflik agensi dalam perusahaan adalah dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
memkasimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen akan merasakan
dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan Jensen dan Meckling dalam
Tamba 2011. Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat
kekayaan manajemen secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko
kehilangan kekayaanya. Kepemilikan manajerial yang tinggi berakibat pada rendahnya dividen yang dibayarkan kepada
shareholder. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang
bersumber dari biaya internal. Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan
proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan
sebagai berikut.
����������� ���������� =
Jumlah Kepemilikan Saham Manajerial Total Saham yang Beredar
2.1.4.4 Struktur kepemilikan saham institusional