Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

7 perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial. 4. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial. 5. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah. 1. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk dapat mengambangkan ilmu pengetahuan tentang bidang akuntansi yang khususnya berhubungan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan sebagai masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan mendorong perusahaan untuk lebih UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8 perduli terhadap lingkungan sekitar perusahaan dan bersedia menyediakan laporan tentang CSR dinyatakan dalam laporan tahunannya. 3. Bagi pihak lain Dapat dijadikan sumber informasi bagi peenelit-peneliti selanjutnya, dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan juga dapat menjadi sebagai bahan perbandingan yang berguna dalam menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan corporate social

responsibility Perusahaan berkembang atau perusahaan besar memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan perusahaan. Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum Darwin dalam Saputri, 2011. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10 konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham, tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari CSR adalah Saputri, 2011: 1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik. 2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial. 3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan CSR perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. 2.1.2 Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Pengungkapan didefenisikan sebagai suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok dan individual dalam lingkungan perusahaan Ebert dan Griffin dalam Saputri, 2011. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bukan menjadi hal yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11 bersifat sukarela tetapi sudah menjadi kegiatan yang wajib dinyatakan dalam laporan tahunan. Semakin besar perusahaan maka semakin diwajibkan perusahaan tersebut untuk mengungkapkan kegiatan sosialmya. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan tahunan dan kegiatan sosial yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang dialami perusahaan seperti kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan. Ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Saputri, 2011. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12 Pengungkapan sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut: voluntary disclosures of information, both qualitative and quantitative made by organizations to inform or influence a range of audiences. the quantitative disclosures may be in financial on no-financial terms. Berdasarkan definisi tersebut maka pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan pengungkapan informasi sukarela, baik secara kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, dimana pengungkapan kuantitatif berupa informasi keuangan maupun non keuangan Mathews dalam Anavianti, 2011. Pengungkapan sosial perusahaan secara rinci meliputi lingkungan fisik, energi, sumberdaya manusia, dan keterlibatan masyarakat. Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja seringkali dilakukan secara sukarela voluntary disclosure oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain. 1. Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali. 2. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Hal ini mendorong perusahaan yng peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain. 3. Enlightened Self Interest : Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13 Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya masyarakat, maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan terhadap perusahaan stakeholder needs.

2.1.3 Faktor-faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial

Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah ungkapan wajib mandatory disclosure, yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Kedua adalah ungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14 Namun ada juga perusahaan yang tidak mengungkapkan secara lebih luas laporan keuangannya karena menganggap pengungkapan lengkap hanya akan menyesatkan dan berakibat pada kegagalan pasar. Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham. Selain itu, pengungkapan yang luas akan menimbulkan lebih banyak biaya dibandingkan dengan manfaat yang diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu, hanya sebagian perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela. Standar pelaporan pengungkapan sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan. Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1. Lingkungan. Bidang ini meliputi tentang pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian, pencegahan, atau perbaikan terhadap kerusakan yang berkaitan dengan lingkungan. 2. Energi. Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15 3. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka perlu keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja. 4. Lain-lain tentang tenaga kerja Tanggung jawab sosial pada bidang ini adalah mengungkapkan jumlah tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain.

2.1.4 Karakteristik perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan Pengungkapan laporan keuangan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Karakteristik perusahaan secara umum didefenisikan sebagai ciri-ciri khusus yang dimiliki perusahaan dan melekat pada citra perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, karakteristik yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diproksikan ke dalam tingkat leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16

2.1.4.1 Tingkat leverage

Menurut Stice dan Skousen 2005 “rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Tingkat leverage merupakan proporsi hutang total terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Leverage ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah. Rumus untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai berikut. ���� �� ����� ����� ��� = Total Kewajiban ����� ����� 2.1.4.2 Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil, disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Pada umumnya perusahaan besar tidak terlepas dari tekanan yang mengharuskan perusahaan tersebut melakukan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17 pertanggungjawaban sosial. Tetapi, perusahaan yang kecil tidak terlalu mengalami tekanan yang mengharuskan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dihitung dengan. Size = Total Aktiva

2.1.4.3 Struktur kepemilikan saham manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan Rustiarini dalam Tamba, 2011. Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan mempunyai latar belakang yang berbeda, antara lain: pertama, mereka mewakili pemegang saham institusi; kedua, mereka adalah tenaga- tenaga professional yang diangkat oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham; ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut memiliki saham. Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen dengan pemegang saham, rawan untuk terjadinya masalah keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa salah satu mekanisme untuk memperkecil adanya konflik agensi dalam perusahaan adalah dengan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18 memkasimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen akan merasakan dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan Jensen dan Meckling dalam Tamba 2011. Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat kekayaan manajemen secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko kehilangan kekayaanya. Kepemilikan manajerial yang tinggi berakibat pada rendahnya dividen yang dibayarkan kepada shareholder. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang bersumber dari biaya internal. Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan sebagai berikut. ����������� ���������� = Jumlah Kepemilikan Saham Manajerial Total Saham yang Beredar

2.1.4.4 Struktur kepemilikan saham institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan PT, dan institusi lainnya. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka sumber daya yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19 lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham lain. Perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitori manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan dapat diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Struktur kepemilikan institusional dapat diukur yang dirumuskan sebagai berikut. ����������� ������������� = Jumlah Kepemilikan Saham Institusional Total Saham yang Beredar

2.1.4.5 Struktur kepemilikan saham asing

Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap corporate social responsibility disclousure. Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas Xiao et al. dalam Tamba 2011. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20 Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan sebagai berikut. ����������� ����� = Jumlah Kepemilikan Saham Asing Total Saham yang Beredar

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah dilakukan oleh Marpaung 2010 yang melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham, tingakat leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur selama periode 2006 sampai 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Penelitian lain dilakukan oleh Saputri 2011 yang menguji pengaruh profitabilitas, leverage, size, dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur selama periode 2008 sampai 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Secara persial profitabilitas, ukuran perusahan, kepemilikan saham UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21 publik yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan CSR dan hanya leverage yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sandra 2011 merupakan peneliti yang melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, tingkat leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, leverage secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat di bawah ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Variabel Peneliti Hasil Penelitian 1. Marpaung 2010 Variabel Independen: Kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan Variabel dependen: Pengungkapan sosial Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas,ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan 2. Ririn Saputri 2011 Variabel independen: Profitabilitas, leverage, size, kepemilikan saham publik Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial Menunjukkan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Secara parsial profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan 3. Tengku Siti Sandra 2011 Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, tingkat leverage Variabel dependen : Pengungkapan sosial Menunjukkan ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, leverage secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisari yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 9

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAH TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 10

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 2 16

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11