7
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
4. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
5. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan struktur kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah.
1. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk dapat mengambangkan ilmu pengetahuan
tentang bidang akuntansi yang khususnya berhubungan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan sebagai masukan bagi perusahaan
mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan mendorong perusahaan untuk lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
perduli terhadap lingkungan sekitar perusahaan dan bersedia menyediakan laporan tentang CSR dinyatakan dalam laporan tahunannya.
3. Bagi pihak lain Dapat dijadikan sumber informasi bagi peenelit-peneliti selanjutnya, dengan
judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dan juga dapat menjadi sebagai bahan perbandingan yang berguna dalam menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan corporate social
responsibility
Perusahaan berkembang atau perusahaan besar memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan yang
dinyatakan dalam laporan tahunan perusahaan. Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum Darwin dalam Saputri, 2011.
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham, tapi juga
memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan
dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari CSR adalah Saputri, 2011:
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental
adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak
sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan CSR perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung
jawab sosial kepada masyarakat. 2.1.2
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
Pengungkapan didefenisikan sebagai suatu usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok dan individual
dalam lingkungan perusahaan Ebert dan Griffin dalam Saputri, 2011. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bukan menjadi hal yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
bersifat sukarela tetapi sudah menjadi kegiatan yang wajib dinyatakan dalam laporan tahunan. Semakin besar perusahaan maka semakin diwajibkan
perusahaan tersebut untuk mengungkapkan kegiatan sosialmya. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam
laporan tahunan untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan tahunan dan kegiatan sosial yang dilakukan untuk mengurangi
dampak negatif yang dialami perusahaan seperti kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan.
Ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional.
Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan
cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini
telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan
sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Saputri, 2011.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Pengungkapan sosial dan lingkungan adalah sebagai berikut: voluntary disclosures of information, both qualitative and quantitative made
by organizations to inform or influence a range of audiences. the quantitative disclosures may be in financial on no-financial terms. Berdasarkan definisi
tersebut maka pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan pengungkapan informasi sukarela, baik secara kuantitatif yang dibuat oleh
organisasi untuk menginformasikan aktivitasnya, dimana pengungkapan kuantitatif berupa informasi keuangan maupun non keuangan Mathews
dalam Anavianti, 2011. Pengungkapan sosial perusahaan secara rinci meliputi lingkungan fisik, energi, sumberdaya manusia, dan keterlibatan
masyarakat. Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, pengungkapan
kinerja seringkali dilakukan secara sukarela voluntary disclosure oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial
secara sukarela antara lain. 1.
Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam
mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik
daripada tidak sama sekali.
2. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Hal ini mendorong perusahaan yng peduli
sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.
3. Enlightened Self Interest : Perusahaan melakukan pengungkapan
untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham
perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya masyarakat, maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan
kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat
keputusan atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan terhadap perusahaan stakeholder needs.
2.1.3 Faktor-faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial
Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah
ungkapan wajib mandatory disclosure, yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu
negara. Kedua adalah ungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan
oleh standar yang ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan
informasi yang sifatnya sukarela. Perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara
pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan
keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Namun ada juga perusahaan yang tidak mengungkapkan secara lebih luas laporan keuangannya karena menganggap pengungkapan lengkap hanya
akan menyesatkan dan berakibat pada kegagalan pasar. Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham. Selain itu,
pengungkapan yang luas akan menimbulkan lebih banyak biaya dibandingkan dengan manfaat yang diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu, hanya
sebagian perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela. Standar pelaporan pengungkapan sosial masih belum memiliki standar
yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini
mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.
Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang
berkaitan dengan pelaporan perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1. Lingkungan.
Bidang ini meliputi tentang pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian, pencegahan, atau perbaikan
terhadap kerusakan yang berkaitan dengan lingkungan. 2. Energi.
Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan
efisiensi terhadap produk perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
3. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan
masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya,
maka perlu keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja.
4. Lain-lain tentang tenaga kerja Tanggung jawab sosial pada bidang ini adalah mengungkapkan
jumlah tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah
staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain.
2.1.4 Karakteristik perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan
Pengungkapan laporan keuangan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Karakteristik
perusahaan secara umum didefenisikan sebagai ciri-ciri khusus yang dimiliki perusahaan dan melekat pada citra perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini,
karakteristik yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diproksikan ke dalam tingkat leverage, ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan saham manajerial, struktur kepemilikan saham institusional, dan struktur kepemilikan saham asing.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2.1.4.1 Tingkat leverage
Menurut Stice dan Skousen 2005 “rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan
dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Tingkat leverage merupakan proporsi hutang total terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.
Leverage ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat
tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi
memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.
Rumus untuk menghitung tingkat leverage adalah sebagai
berikut.
���� �� ����� ����� ��� = Total Kewajiban
����� ����� 2.1.4.2
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan
perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapan informasi lebih banyak dari
pada perusahaan kecil, disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil.
Pada umumnya perusahaan besar tidak terlepas dari tekanan yang mengharuskan perusahaan tersebut melakukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
pertanggungjawaban sosial. Tetapi, perusahaan yang kecil tidak terlalu mengalami tekanan yang mengharuskan untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang diukur dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menjelaskan pengungkapan
tanggung jawab sosial. Dihitung dengan.
Size = Total Aktiva
2.1.4.3 Struktur kepemilikan saham manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan Rustiarini dalam Tamba, 2011. Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di
dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan mempunyai latar belakang yang berbeda,
antara lain: pertama, mereka mewakili pemegang saham institusi; kedua, mereka adalah tenaga- tenaga professional yang diangkat oleh
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham; ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut memiliki
saham. Berdasarkan teori keagenan, hubungan antara manajemen
dengan pemegang saham, rawan untuk terjadinya masalah keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa salah satu mekanisme untuk
memperkecil adanya konflik agensi dalam perusahaan adalah dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
memkasimalkan jumlah kepemilikan manajerial. Dengan menambah jumlah kepemilikan manajerial, maka manjemen akan merasakan
dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka menjadi pemilik perusahaan Jensen dan Meckling dalam
Tamba 2011. Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat
kekayaan manajemen secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi resiko
kehilangan kekayaanya. Kepemilikan manajerial yang tinggi berakibat pada rendahnya dividen yang dibayarkan kepada
shareholder. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang
bersumber dari biaya internal. Struktur kepemilikan manajerial dapat diukur sesuai dengan
proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajerial, dapat dirumuskan
sebagai berikut.
����������� ���������� =
Jumlah Kepemilikan Saham Manajerial Total Saham yang Beredar
2.1.4.4 Struktur kepemilikan saham institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank,
perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan PT, dan institusi lainnya. Institusi biasanya
dapat menguasai mayoritas saham karena mereka sumber daya yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat
melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham lain.
Perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitori manajemen.
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan dapat diharapkan juga dapat
bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Struktur kepemilikan institusional dapat diukur yang
dirumuskan sebagai berikut.
����������� ������������� = Jumlah Kepemilikan Saham Institusional
Total Saham yang Beredar
2.1.4.5 Struktur kepemilikan saham asing
Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap
concern terhadap
corporate social responsibility disclousure.
Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi
dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong
untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas Xiao et al. dalam Tamba 2011.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan
sebagai berikut. ����������� ����� =
Jumlah Kepemilikan Saham Asing Total Saham yang Beredar
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah dilakukan oleh Marpaung 2010 yang melakukan pengujian untuk mengetahui
pengaruh kepemilikan saham, tingakat leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada
perusahaan manufaktur selama periode 2006 sampai 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan,
umur perusahaan berpengaruh negative sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan
tahunan. Penelitian lain dilakukan oleh Saputri 2011 yang menguji pengaruh
profitabilitas, leverage, size, dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur
selama periode 2008 sampai 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik secara
simultan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Secara persial profitabilitas, ukuran perusahan, kepemilikan saham
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
publik yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan CSR dan hanya leverage yang tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sandra 2011 merupakan peneliti yang melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris,
kepemilikan manajemen, tingkat leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, leverage secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial
perusahaan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
dapat dilihat di bawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Penelitian Variabel Peneliti
Hasil Penelitian
1. Marpaung
2010 Variabel
Independen: Kepemilikan saham,
tingkat leverage, profitabilitas, ukuran
perusahaan Variabel dependen:
Pengungkapan sosial Variabel struktur
kepemilikan, profitabilitas,ukuran
perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negative
sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam
laporan tahunan
2. Ririn Saputri
2011
Variabel independen:
Profitabilitas, leverage, size,
kepemilikan saham publik
Variabel dependen: Pengungkapan
tanggung jawab sosial
Menunjukkan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan
dan kepemilikan saham publik secara simultan
berpengaruh terhadap pengungkapan sosial
perusahaan pada perusahaan manufaktur.
Secara parsial profitabilitas, ukuran perusahaan dan
kepemilikan saham publik yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sosial
perusahaan
3. Tengku Siti
Sandra 2011
Variabel independen
: Ukuran perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris,
kepemilikan manajemen, tingkat
leverage Variabel dependen
: Pengungkapan sosial
Menunjukkan ukuran perusahaan, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen,
leverage secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan sosial
perusahaan. Secara parsial hanya dewan komisari yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sosial perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian