cepat, tidak adanya perlindungan pada perineum dengan menahan perineum, maka pengeluaran kepala bayi yang cepat dapat terjadi robekan pada
perineum Depkes, 2002.hlm.3-13, Prawihardjo, 2002.hlm.194,195, Mochtar,
1998.hlm.101,104.
Robekanlaserasi spontan pada perineum dapat terjadi pada saat bayi di lahirkan, terutama pada saat kelahiran kepala. Kejadian robekan akan
meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali Depkes, 2002.
C. Cara menghindari robekan jalan lahir pada perineum
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari robekan jalan lahir pada perineum yaitu :
1. Menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan, menurut Spiegelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri TFU
dari simpisis maka akan diperoleh 22 minggu-28 minggu
24-25 cm diatas simpisis 28 minggu
26,7 cm diatas simpisis 30 minggu
29,5-30 cm diatas simpisis 32 minggu
29,5-30 cm diatas simpisis 34 minggu
31 cm diatas simpisis 36 minggu
32 cm diatas simpisis
Universitas Sumatera Utara
38 minggu 33 cm diatas simpisis
40 minggu 37,7 cm diatas simpisis
Menentukan BBJ dapat dilakukan dengan cara : Rumus Johnson-Tausak = TFU-12 x 155
Mochtar,1998.hlm.33. 2. Melakukan palpasi abdomen
Menurut Leopold cara pemeriksaan abdomen ada 4 yaitu 1
Leopold I; Menentukan tinggi fundus uteri untuk mengetahui usia kehamilan. Selain itu dapat pula ditentukan bagian janin mana yang
terletak pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak.
2 Leopold II; Dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula
ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dan kepala.
3 Leopold III; Dengan leopold ini, dapat di tentukan bagian tubuh janin
apa yang terletak di sebelah bawah. 4
Leopold IV; Selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah
masuk ke dalam pintu atas panggul.
Universitas Sumatera Utara
Prawirohardjo, 2002.hlm.156. 3.
Pimpinan persalinan Jalin kerjasama dengan ibu selama persalinan dan gunakan manuver
tangan yang tepat untuk mengendalikan kelahiran bayi serta membantu mencegah terjadinya robekan. Kerjasama ini dibutuhkan terutama saat kepala
bayi dengan diameter 5-6 cm tengah membuka vulva. Kelahiran kepala yang terkendali dan perlahan memberikan waktu pada jaringan perineum untuk
melakukan penyesuaian dan akan mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Saat kepala mendorong vulva dengan diameter 5-6 cm, bimbing ibu
untuk meneran dan berhenti untuk beristirahat atau bernafas dengan cepat. Bila kepala janin sampai di dasar panggul vulva mulai terbuka. Tiap his
kepala lebih maju, perineum meregang. Lindungi perineum dengan satu tangan yaitu dengan meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut di lipatan
paha pada ke dua sisi perineum Depkes, 2002.hlm.3-13. Untuk menghindarkan robekan perineum, dapat dilakukan perasat
menurut Ritgen. Bila perineum meregang dan menipis, tangan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepala janin ke arah anus tangan kanan pada
perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan tersebut melalui kulit perineum dicoba menggait dagu janin dan di tekan ke arah simfisis dengan
hati-hati. Dengan demikian kepala janin dilahirkan perlahan-lahan keluar Prawirohardjo, 2002.hlm.195.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep