C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum
Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir
pada persalinan normal.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal yang meliputi
pengertian dan tingkatan robekan jalan lahir, faktor penyebab robekan jalan lahir, cara untuk menghindari robekan jalan lahir.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Sebagai masukan bagi peneliti pada peningkatan pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum untuk menurunkan angka kematian ibu karena
perdarahan. 2. Bagi Bidan
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam peningkatan pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Mahsiswa D IV Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya
tentang tingkat pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum.
Universitas Sumatera Utara
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Pengertian 1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus c. Evalution menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi d. Trial, orang telah mencoba perilaku baru
Universitas Sumatera Utara
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Untuk mengukur tingkatan pengetahuan seseorang secara terperinci yang tercakup dalam domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
a Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali atau Recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima
b Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya. c
Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Universitas Sumatera Utara
d Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain Notoatmodjo, 2003.hlm.121-123.
2. Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan
studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan Soepardan, 2007.hlm.2.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku KepMenKes,
2002.hlm.1.
3. Persalinan partus
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri, yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain Moctar, 1998.hlm.91. Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina Prawirohardjo, 2002.hlm.180. Partus normal atau partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
Universitas Sumatera Utara
melukai ibu dan janin yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam Mochtar, 1998.hlm.91.
a. Sebab-sebab mulainya persalinan
1 a Teori hormon turun: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun Mochtar, 1998.hlm.92.
b Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua
hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus di mulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga a term
meningkat lebih-lebih sewaktu partus Prawirohardjo, 2002.hlm.181. 2
a Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim Mochtar, 1998.hlm.92.
Universitas Sumatera Utara
b Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales
mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun Prawirohardjo, 2002.181.
c Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter Mochtar, 1998.hlm.92.
d Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hipocrates
untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan Prawirohardjo,
2002.hlm.181. e
Teori iritasi mekanik, dibelakang servik terletak ganglion servikale fleksus Frankenhauser. Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbil kontraksi uterus Mochtar, 1998.hlm92.
f Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion
servikale dari pleksus Frankenhauser Prawirohardjo, 2002.hlm.181.
b. Mekanisme persalinan
Universitas Sumatera Utara
1 Kala 1 kala pembukaan, In partu partus dimulai ditandai dengan
keluarnya lendir bercampur darah bloody show, karena serviks mulai membuka dilatasi dan mendatar effacement. Kala
pembukaan dibagi 2 fase yaitu: a
Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 sub fase:
1. Periode akselerasi, berlangsung dalam 7 jam 2. Periode dilatasi maksimal steady, selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm 3. Periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap Mochtar, 1998.hlm.94.
2 Kala 2 kala pengeluaran janin, pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala
janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di
Universitas Sumatera Utara
bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan
anggota tubuh bayi Prawirohardjo, 2002.hlm.184. 3 Kala 3 kala pengeluaran uri, setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah Prawirohardjo, 2002.hlm.185.
4 Kala 4 kala pengawasan, pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah. Maka pada kala 4 ini diperlukan pengawasan terhadap
perdarahan postpartum Prawirohardjo, 2002.hlm.186.
4. Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir adalah perlukaan pada jalan lahir yang diakibatkan karena persalinan. Dapat terjadi pada :
a. Perlukaan vulva yaitu timbul luka pada vulva disekitar introitus vagina.
b. Robekan perineum yaitu robekan yang terjadi digaris tengah dan bisa
menjadi luas : 1
Tingkat satu yaitu robekan yang terjadi pada kulit perineum dan mukosa vagina.
Universitas Sumatera Utara
2 Tingkat dua yaitu robekan yang terjadi pada dinding belakang vagina
dan jaringan ikat yang menghubungkan otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka.
3 Tingkat tiga yaitu robekan total muskulus sfingter ani eksternum ikut
terputus c.
Perlukaan vagina yaitu robekan yang terdapat pada dinding lateral d.
Robekan serviks yaitu robekan yang terjadi pada serviks dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus.
e. Ruptura uteri yaitu robekan pada uterus yang dapat ditemukan sebagian
besar pada bagian bawah uterus Prawirohardjo, 2002.hlm.664.
B. Faktor penyebab robekan jalan lahir pada perineum
Banyak faktor yang dapat menyebabkan robekan jalan lahir pada perineum. Beberapa faktor tersebut yaitu :
1. Janin besar
Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Yang dinamakan bayi besar adalah bila berat badan
lebih dari 4000 gram. Pada janin besar faktor keturunan memegang peranan penting. Selain itu janin besar dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes
mellitus, pada post maturitas dan pada grand multipara. Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya
tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang keras pada post maturitas tidak dapat
memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui
Universitas Sumatera Utara
rongga panggul dan bahu yang lebar dapat dijumpai pada janin besar
Prawirohardjo, 2002.hlm.628.
2. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentase kepala atau letak sungsang Prawirohardjo, 2002.hlm.606.
3. Pimpinan persalinan yang salah
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu obstetri yang harus di ketahui penolong. Pada kala
pengeluaran janin, his terkoordinir dengan kuat dan cepat. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan. His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong janin. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Di samping his, ibu yang bersalin harus dipimpin meneran pada waktu ada his
dan penolong harus melindungi perineum dengan satu tangan juga mengeluarkan kepala bayi dengan hati-hati. Dengan adanya his dan rasa
ingin mengedan yang tidak terpimpin, gerakan defleksi kepala janin yang
Universitas Sumatera Utara
cepat, tidak adanya perlindungan pada perineum dengan menahan perineum, maka pengeluaran kepala bayi yang cepat dapat terjadi robekan pada
perineum Depkes, 2002.hlm.3-13, Prawihardjo, 2002.hlm.194,195, Mochtar,
1998.hlm.101,104.
Robekanlaserasi spontan pada perineum dapat terjadi pada saat bayi di lahirkan, terutama pada saat kelahiran kepala. Kejadian robekan akan
meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali Depkes, 2002.
C. Cara menghindari robekan jalan lahir pada perineum