Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Mencegah Robekan Jalan Lahir Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN UNTUK MENCEGAH ROBEKAN JALAN LAHIR PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI

TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

RINA MAKHFIRA 085102031

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Rina Makhfira

NIM : 085102031

Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Mencegah Robekan Jalan Lahir Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008

ABSTRAK

v + halaman + 3 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan. Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI), AKI yang terjadi di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu tersebut adalah: perdarahan 28%, eklampsia 13%, aborsi yang tidak aman 11%, serta sepsis 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang memiliki praktek swasta dan berada Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 33 orang, dimana seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalianan normal, berdasarkan umur responden rata-rata berkisar antara 33-45 tahun yang berjumlah 18 orang (54,5%), berdasarkan pendidikan terakhir diketahui bahwa rata-rata berpendidikan terakhir bidan yaitu D3 yang berjumlah 17 orang (51,1%), berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa rata-rata lama bekerja bidan yaitu antara 12-22 tahun yang berjumlah 16 orang (48,5%), dan diketahui bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang (63,6%). Dengan hasil tersebut diharapkan agar bidan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan sesuai dengan evidence base sehingga bidan dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini yang berjudul tingkat pengetahuan bidandalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku Ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rina Armelia selaku dosen pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga proposal karya tulis ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda dan Ibunda serta adinda yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(4)

7. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2009 Peneliti,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL... DAFTAR SKEMA... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian ... 5

1.Pengetahuan ... 5

2. Bidan ... 6

3. Persalinan... 7

4. Robekan Jalan Lahir...10

B. Faktor Penyebab Robekan Jalan pada Perineum...11

1. Janin Besar ... 11

2. Letak Sungsang ... 12

3. Pimpinan Persalinan Yang Salah ... 12

C. Cara Menghindari Robekan Jalan Lahir... 13

1. Menentukan Umur Kehamilan ... 14

2. Melakukan Palpasi Abdomen ... 14

3. Pimpinan Persalinan ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP ... 16

A. Kerangka Konsep ... 16

B. Definisi Operasional ... 16

BAB IV METODE PENELITIAN ... 18

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi ... 18

2. Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 18

D. Pertimbangan Etik ... 19

E. Instrumen Penelitian... 19

F. Validitas Dan Reabilitas ... 19


(6)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 24

C. Keterbatasan penelitian ... 28

D. Implikasi untuk asuhan kebidanan ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

A. Simpulan ... 30

B. Saran... 30 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi bidan yang berada di Puskesmas Tanjung Rejo ………

Tabel 5.2 Distribusi Hasil Tingkat pengetahuan bidan dalam Pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir……….. Tabel 5.3 Kategori Tingkat pengetahuan bidan dalam Pertolongan persalinan untuk

mencegah robekan jalan lahir di Puskesmas Tanjung


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Rina Makhfira

NIM : 085102031

Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Mencegah Robekan Jalan Lahir Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008

ABSTRAK

v + halaman + 3 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan. Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI), AKI yang terjadi di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu tersebut adalah: perdarahan 28%, eklampsia 13%, aborsi yang tidak aman 11%, serta sepsis 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang memiliki praktek swasta dan berada Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 33 orang, dimana seluruh populasi dijadikan sampel (total sampling). Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalianan normal, berdasarkan umur responden rata-rata berkisar antara 33-45 tahun yang berjumlah 18 orang (54,5%), berdasarkan pendidikan terakhir diketahui bahwa rata-rata berpendidikan terakhir bidan yaitu D3 yang berjumlah 17 orang (51,1%), berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa rata-rata lama bekerja bidan yaitu antara 12-22 tahun yang berjumlah 16 orang (48,5%), dan diketahui bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang (63,6%). Dengan hasil tersebut diharapkan agar bidan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan sesuai dengan evidence base sehingga bidan dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan, tetapi dapat juga menjadi saat kegelisahan dan memprihatinkan. Kematian ibu dalam proses persalinan atau oleh akibat lain yang berhubungan dengan kehamilan merupakan suatu pengalaman yang menyedihkan bagi keluarga dan anak yang ditinggalkannya (Prawirohardjo, 2004.hlm.U-5 dan U-4).

Di negara maju angka kematian ibu pertahun hanya 27/100.000 kelahiran hidup, Sedangkan di negara berkembang Angka Kematian Ibu(AKI) rata-rata mencapai 18 kali lebih tinggi yaitu 480/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu yang masih tinggi menunjukan bahwa kesehatan reproduksi ibu masih memprihatinkan. Peristiwa ini sebagian besar (95%) terjadi di Negara berkembang termasuk indonesia. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran. Departemen Kesehatan menargetkan pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu menjadi 226/100.000 kelahiran hidup. (Tobing, 2006)

Menurut WHO kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam empat puluh dua hari sesudah berakhirnya kehamilan. Yang menjadi sebab-sebab penting dalam kematian maternal adalah; sepsis puerperalis, perdarahan, dan gestosis/PE (Prawirohardjo, 2002.hlm.7).


(11)

Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah: perdarahan 28%, eklampsia 13%, aborsi yang tidak aman 11%, serta sepsis 10%. Dengan persentase tersebut, dapat kita ketahui bahwa penyebab kematian ibu yang paling tinggi adalah karena perdarahan (BPS Demografi Penduduk, 2005).

Menurut Mochtar, perdarahan postpartum merupakan perdarahan yang melebihi 500cc-600cc dalam 24 jam pertama setelah anak pertama lahir yang diakibatkan karena atonia uteri (50%-60%), retensio plasenta (16%-17%), sisa plasenta (23%-24%), laserasi/robekan jalan lahir (4%-5%), kelainan darah (0,5%-0,8%). Persentase robekan jalan lahir memiliki angka yang kecil tetapi masalah ini bisa menjadi masalah yang serius dalam kematian maternal (Moctar, 1998.hlm.298).

Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan uterus. Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akibat persalinan ialah perineum. Umumnya perlukaan perineum terjadi pada tempat dimana muka janin menghadap dan tingkat perlukaan perineum dapat dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu; a) tingkat 1: perlukaan pada mukosa vagina dan perineum, b) tingkat 2: perlukaan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan melukai fasia serta otot-otot diafragma urogenitale, c) tingkat 3: perlukaan yang lebih luas dan dalam yang menyebabkan musculus sfingter ani ekternus terputus didepan (Prawirohardjo, 2002.hlm.410).

Untuk mencegah luka yang jelek dan pinggir luka yang tidak rata dan kurang bersih, pada beberapa keadaan dilakukan episiotomi, dan pada keadaan lain dengan pimpinan persalinan yang baik. Dalam pelayanan bidan memiliki wewenang, menurut keputusan


(12)

episiotomi, dan penjahitan luka episiotomi juga luka jalan lahir sampai tingkat dua (PerMenkes, 2002.hlm.7, Mochtar, 1998.hlm.112).

Salah satu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan terdapat paradigma pencegahan yaitu episiotomi tidak merupakan tindakan rutin karena dengan perasat khusus dan pimpinan persalinan yang benar penolong persalinan dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu dan seluruh tubuh bayi tanpa laserasi/robekan atau hanya terjadi robekan minimal pada perineum (Depkes, 2002.hlm.viii).

Berdasarkan uraian diatas dan survei awal yang dilakukan penelitian di Puskesmas Bandar Setia, Puskesmas Bandar Khalifah, Puskesmas Tanjung Rejo ditemukan masih ada bidan yang belum tahu benar bagaimana pencegahan robekan jalan lahir maka penulis tertarik meneliti tentang Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Menghindari Robekan Jalan Lahir Pada Persalinan Normal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumukan masalah sebagai berikut Bagaimana TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN UNTUK MENCEGAH ROBEKAN JALAN LAHIR PADA PERSALINAN NORMAL?


(13)

C.Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal yang meliputi pengertian dan tingkatan robekan jalan lahir, faktor penyebab robekan jalan lahir, cara untuk menghindari robekan jalan lahir.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai masukan bagi peneliti pada peningkatan pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum untuk menurunkan angka kematian ibu karena perdarahan.

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam peningkatan pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum.


(14)

3. Bagi Mahsiswa D IV

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya tentang tingkat pengetahuan bidan mencegah robekan jalan lahir pada perineum.


(15)

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian 1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

c. Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi


(16)

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Untuk mengukur tingkatan pengetahuan seseorang secara terperinci (yang tercakup dalam domain kognitif) terdiri dari 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau Recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

c) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


(17)

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain (Notoatmodjo, 2003.hlm.121-123).

2. Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan/ atau memiliki izin formal untuk praktik bidan (Soepardan, 2007.hlm.2).

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (KepMenKes, 2002.hlm.1).

3. Persalinan (partus)

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Moctar, 1998.hlm.91).

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina (Prawirohardjo, 2002.hlm.180).

Partus normal atau partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak


(18)

melukai ibu dan janin yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Mochtar, 1998.hlm.91).

a. Sebab-sebab mulainya persalinan

1) (a) Teori hormon turun: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun (Mochtar, 1998.hlm.92).

(b) Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus di mulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga a term meningkat lebih-lebih sewaktu partus (Prawirohardjo, 2002.hlm.181). 2) (a) Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim (Mochtar, 1998.hlm.92).


(19)

(b) Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun (Prawirohardjo, 2002.181).

(c) Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter (Mochtar, 1998.hlm.92).

(d) Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hipocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Prawirohardjo, 2002.hlm.181).

(e) Teori iritasi mekanik, dibelakang servik terletak ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbil kontraksi uterus (Mochtar, 1998.hlm92).

(f) Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser (Prawirohardjo, 2002.hlm.181).


(20)

1) Kala 1 (kala pembukaan), In partu (partus) dimulai ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Kala pembukaan dibagi 2 fase yaitu:

a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 sub fase: (1). Periode akselerasi, berlangsung dalam 7 jam

(2). Periode dilatasi maksimal (steady), selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

(3). Periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Mochtar,

1998.hlm.94).

2) Kala 2 (kala pengeluaran janin), pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di


(21)

bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota tubuh bayi (Prawirohardjo, 2002.hlm.184).

3) Kala 3 (kala pengeluaran uri), setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah (Prawirohardjo, 2002.hlm.185).

4) Kala 4 (kala pengawasan), pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah. Maka pada kala 4 ini diperlukan pengawasan terhadap perdarahan postpartum (Prawirohardjo, 2002.hlm.186).

4. Robekan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir adalah perlukaan pada jalan lahir yang diakibatkan karena persalinan. Dapat terjadi pada :

a. Perlukaan vulva yaitu timbul luka pada vulva disekitar introitus vagina. b. Robekan perineum yaitu robekan yang terjadi digaris tengah dan bisa

menjadi luas :

1) Tingkat satu yaitu robekan yang terjadi pada kulit perineum dan mukosa vagina.


(22)

2) Tingkat dua yaitu robekan yang terjadi pada dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka.

3) Tingkat tiga yaitu robekan total muskulus sfingter ani eksternum ikut terputus

c. Perlukaan vagina yaitu robekan yang terdapat pada dinding lateral

d. Robekan serviks yaitu robekan yang terjadi pada serviks dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus.

e. Ruptura uteri yaitu robekan pada uterus yang dapat ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus (Prawirohardjo, 2002.hlm.664).

B. Faktor penyebab robekan jalan lahir pada perineum

Banyak faktor yang dapat menyebabkan robekan jalan lahir pada perineum. Beberapa faktor tersebut yaitu :

1. Janin besar

Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Yang dinamakan bayi besar adalah bila berat badan lebih dari 4000 gram. Pada janin besar faktor keturunan memegang peranan penting. Selain itu janin besar dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, pada post maturitas dan pada grand multipara. Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui


(23)

rongga panggul dan bahu yang lebar dapat dijumpai pada janin besar (Prawirohardjo, 2002.hlm.628).

2. Letak sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentase kepala atau letak sungsang (Prawirohardjo, 2002.hlm.606).

3. Pimpinan persalinan yang salah

Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu obstetri yang harus di ketahui penolong. Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir dengan kuat dan cepat. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan. His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong janin. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Di samping his, ibu yang bersalin harus dipimpin meneran pada waktu ada his dan penolong harus melindungi perineum dengan satu tangan juga mengeluarkan kepala bayi dengan hati-hati. Dengan adanya his dan rasa


(24)

cepat, tidak adanya perlindungan pada perineum dengan menahan perineum, maka pengeluaran kepala bayi yang cepat dapat terjadi robekan pada perineum (Depkes, 2002.hlm.3-13, Prawihardjo, 2002.hlm.194,195, Mochtar, 1998.hlm.101,104).

Robekan/laserasi spontan pada perineum dapat terjadi pada saat bayi di lahirkan, terutama pada saat kelahiran kepala. Kejadian robekan akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali (Depkes, 2002).

C. Cara menghindari robekan jalan lahir pada perineum

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari robekan jalan lahir pada perineum yaitu :

1. Menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan, menurut Spiegelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri (TFU) dari simpisis maka akan diperoleh

22 minggu-28 minggu 24-25 cm diatas simpisis

28 minggu 26,7 cm diatas simpisis

30 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis

32 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis

34 minggu 31 cm diatas simpisis


(25)

38 minggu 33 cm diatas simpisis

40 minggu 37,7 cm diatas simpisis

Menentukan BBJ dapat dilakukan dengan cara :

Rumus Johnson-Tausak = (TFU-12) x 155

(Mochtar,1998.hlm.33).

2. Melakukan palpasi abdomen

Menurut Leopold cara pemeriksaan abdomen ada 4 yaitu

(1) Leopold I; Menentukan tinggi fundus uteri untuk mengetahui usia kehamilan. Selain itu dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala, akan teraba benda bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak.

(2) Leopold II; Dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dan kepala.

(3) Leopold III; Dengan leopold ini, dapat di tentukan bagian tubuh janin apa yang terletak di sebelah bawah.

(4) Leopold IV; Selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari kepala telah


(26)

(Prawirohardjo, 2002.hlm.156).

3. Pimpinan persalinan

Jalin kerjasama dengan ibu selama persalinan dan gunakan manuver tangan yang tepat untuk mengendalikan kelahiran bayi serta membantu mencegah terjadinya robekan. Kerjasama ini dibutuhkan terutama saat kepala bayi dengan diameter 5-6 cm tengah membuka vulva. Kelahiran kepala yang terkendali dan perlahan memberikan waktu pada jaringan perineum untuk melakukan penyesuaian dan akan mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Saat kepala mendorong vulva dengan diameter 5-6 cm, bimbing ibu untuk meneran dan berhenti untuk beristirahat atau bernafas dengan cepat.

Bila kepala janin sampai di dasar panggul vulva mulai terbuka. Tiap his kepala lebih maju, perineum meregang. Lindungi perineum dengan satu tangan yaitu dengan meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut di lipatan paha pada ke dua sisi perineum (Depkes, 2002.hlm.3-13).

Untuk menghindarkan robekan perineum, dapat dilakukan perasat menurut Ritgen. Bila perineum meregang dan menipis, tangan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepala janin ke arah anus tangan kanan pada perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan tersebut melalui kulit perineum dicoba menggait dagu janin dan di tekan ke arah simfisis dengan hati-hati. Dengan demikian kepala janin dilahirkan perlahan-lahan keluar (Prawirohardjo, 2002.hlm.195).


(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian tentang tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk menghindari robekan jalan lahir pada persalinan normal Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Kabupaten Deli Serdang Medan yaitu :

B. Defenisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep diatas variabel yang dinilai adalah :

Variabe l Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala

Pengetahuan bidan tentang cara mencegah Segala sesuatu yang diketahui oleh bidan mengenai

Kuesioner Teknik angket a.Baik, bila subjek mampu menjawab Ordinal Mencegah Robekan Jalan

Lahir Pengetahuan Bidan


(28)

robekan jalan lahir robekan jalan lahir dalam persalinan normal yang meliputi

pengertian dan tingkatan-tingkatan robekan jalan lahir, faktor-faktor penyebab robekan jalan lahir, cara mencegah

robekan jalan lahir.

dengan benar 76-100% dari seluruh pertanyaan. b.Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar

56-75% dari seluruh pertanyaan. c.Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari


(29)

seluruh pertanyaan.


(30)

BAB IV

Metodologi Penelitian

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalianan normal Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang berada Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel

Pada penelitian ini seluruh populasi menjadi subjek penelitian karena seluruh populasi dapat dijangkau dalam penelitian sehingga seluruh populasi menjadi keseluruhan subjek penelitian. Sampel di ambil dari semua bidan yang berada Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 33 orang.


(31)

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan Di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti mengambil tempat ini karena belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal Dalam penelitian ini waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember.

D. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program diploma IV bidan pendidik fakultas kedokteran universitas sumatra utara, kemudian kuesioner disebarkan kepada responden dengan lebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data responden dan boleh tidak mencantumkan namanya dan juga menjelaskan bahwa angket ini hanya untuk mengetahui pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan normal untuk mencegah robekan jalan lahir dalam hal ini pada jalan lahir perineum dalam persalinan normal.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada responden tentang tingkat pengetahuan bidan dalam


(32)

pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal.

F. Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

2. Reliabilitas yaitu suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen akan telah dilakukan kepada dr. Obgyn yang lebih menguasai tentang robekan pada jalan lahir.

G. Pengumpulan Data

Menggunakan data primer yaitu yang diperoleh dari menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan dalam pertanyaan tertutup dimana sebelumnya telah memberikan penjelasan pada responden tentang tujuan penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dengan mengisi kuesioner yang telah tersedia.

H. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan menganalisis hasil penelitian dengan menggunakan teori dari kepustakaan yang ada.


(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tanjung Rejo didapat hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir dengan responden 33 orang. Responden menjawab semua pertanyaan yang berjumlah 20 soal dalam kuesioner yang berbentuk multiple choice Adapun hasil yang didapat akan dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi. Kesimpulan dari data yang didapat, diperoleh karakteristik responden dengan data demografi meliputi: umur, pendidikan, lama bekerja.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Bidan Yang Berada Di Puskesmas Tanjung Rejo

Karakteristik responden Jumlah Persentase (%)

Usia 20-32 tahun 33-45 tahun 46-58 tahun 11 18 4 33,3% 54,5% 12,1%

Jumlah 33 100%

Pendidikan D1 D3 16 17 48,5% 51,5%

Jumlah 33 100%

Lama bekerja 1-11 tahun 12-22 tahun 23-33 tahun 15 16 2 45,5% 48,5% 6,1%


(34)

Dari tabel diatas menunjukkan dari 33 responden, diketahui bahwa berdasarkan usia responden rata-rata berkisar antara 33-45 tahun yang berjumlah 18 orang (54,5%) dan hanya 4 orang (12,1%) yang berusia 46-58 tahun.

Dari 33 responden berdasarkan pendidikan terakhir diketahui bahwa rata-rata memiliki pendidikan terakhir bidan yaitu D3 yang berjumlah 17 orang (51,1%) dan hanya 16 orang (48,5%)yang berpendidikan terakhir D1.

Dari 33 responden berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa rata-rata lama bekerja bidan yaitu antara 12-22 tahun yang berjumlah 16 orang (48,5%) dan hanya 2 orang (6,1%)yang lama bekerja 23-33 tahun.

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Mencegah Robekan Jalan Lahir

No Tkt Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Persentase (%) 1. Pengertian Robekan

Baik Cukup Kurang 14 6 13 42,42% 18,18% 39,4%

Jumlah 33 100%

2. Faktor Penyebab Robekan Baik Cukup Kurang 16 12 5 48,48% 36,36% 6,06%

Jumlah 33 100%

3. Cara Mencegah Robekan Baik Cukup Kurang 4 21 8 12,12% 63,64% 24,24%


(35)

Dari table diatas diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dalam pengertian robekan jalan lahir rata-rata 14 orang berpengetahuan baik, 13 orang yang berpengetahuan kurang, dan hanya 6 orang yang berpengetahun cukup. Pada faktor robekan jalan lahir diketahui tingkat pengetahuan responden rata-rata 16 orang berpengetahuan cukup dan hanya 15 orang responden berpengetahuan kurang. Sedangkan pada cara pencegahan robekan jalan lahir responden yang berpengetahuan cukup 21 orang, yang berpengetahuan kurang 8 orang dan hanya 4 orang responden yang berpengetahuan baik.

Tabel 5.3

Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Untuk Mencegah Robekan Jalan Lahir Di Puskesmas Tanjung Rejo

No. Tingkat pengetahuan Jumlah %

1 Baik 21 63,6

2 Cukup 10 30,3

3 Kurang 2 6,1

Jumlah 33 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 21 orang (63,6%).


(36)

B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa umur dari 33 responden rata-rata berkisar antara 33-45 tahun yang berjumlah 18 orang (54,5%) dan hanya 4 orang (12,1%) yang berusia 46-58 tahun.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya bidan yang berpengetahuan baik berada pada usia 33– 45 tahun. Abu Ahmadi (1997) mengatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi memori atau daya ingat seseorang. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan, maka umur yang lebih dewasa akan lebih banyak mendapat pelajaran dan umur yang lebih dewasa atau lebih matang dalam berfikir mudah untuk menerima perubahan-perubahan yang mengarah kepeningkatan kualitas, tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lamtiur Bakara mahasiswi D IV Bidan Pendidik tahun 2007 yang menyatakan bahwa diusia 33-45 tahun seseorang memiliki keinginan untuk maju dan berkembang sangat tinggi karena pada usia ini biasanya seseorang memiliki kreatifitas yang baik.

Berdasarkan Tabel 5.1 dari 33 responden berdasarkan pendidikan terakhir diketahui bahwa rata-rata berpendidikan terakhir bidan yaitu D3 yang berjumlah 17 orang (51,1%) dan hanya 16 orang (48,5%)yang berpendidikan terakhir D1.

Hal ini sesuai dengan standar kompetensi/syarat dari pendidikan bidan yaitu D3 yang merupakan ketetapan dari Pemerintah. Data ini didukung dengan penelitian


(37)

Lamtiur Bakara mahasiswi D IV Bidan Pendidik tahun 2007 yang menyatakan bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia semakin berkualitas dan dengan meningkatnya pendidikan bidan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Tingkat pendidikan juga merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang karena akan dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide.

Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, tingkat pendidikan dasar (Terdiri dari SD/Sederajat ), tingkat pendidikan menengah (terdiri dari SMP dan SMA), dan tingkat pendidikan atas (terdiri dari Diploma dan Sarjana). Berdasarkan UU.RI no 20 tahun 2003 tingkat pendidikan merupakan suatu tahap dalam pendidikan yang merupakan tingkat perkembangan manusia.

Berdasarkan Tabel 5.1 dari 33 responden berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa rata-rata lama bekerja bidan yaitu antara 12-22 tahun yang berjumlah 16 orang (48,5%) dan hanya 2 orang (6,1%)yang lama bekerja 23-33 tahun. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bidan yang telah lama bekerja/melakukan praktek kebidanan akan memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga dengan pengalaman ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya didalam menolong persalinan. Hal ini


(38)

yang menyatakan bahwa biasanya orang yang telah lama bekerja akan memiliki pengalaman yang lebih banyak dan lebih mengetahui hal-hal yang positif.

Hal ini sesuai dengan teori Cholimah, semakin banyak pengalaman seseorang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Notoatmoja (2005) bahwa pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu.

2. Kategori tingkat pengetahuan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir.

Dari table 5.2 diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dalam pengertian robekan jalan lahir rata-rata 14 orang berpengetahuan baik, 13 orang yang berpengetahuan kurang, dan hanya 6 orang yang berpengetahun cukup. Pada faktor robekan jalan lahir diketahui tingkat pengetahuan responden rata-rata 16 orang berpengetahuan cukup dan hanya 15 orang responden berpengetahuan kurang. Sedangkan pada cara pencegahan robekan jalan lahir responden yang berpengetahuan cukup 21 orang, yang berpengetahuan kurang 8 orang dan hanya 4 orang responden yang berpengetahuan baik.


(39)

Hal ini sesuai dengan upaya yang harus dilakukan bidan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI). Yang dalam menjalankan tugasnya tersebut seyogianya bidan tidak melupakan konsep safe motherhood salah satunya dengan memberikan asuhan sayang ibu sesuai dengan paradigma pencegahan.

Menurut Varney penatalaksanaan keputusan kala II ada 15 penatalaksanaan. Salah satunya mencakup :

a. Apakah perlu menyokong perineum, dan jika perlu bagaimana pelaksanaannya b. Apakah akan menggunakan perasat ritgen.

Menurut Departemen Kesehatan, perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia mengindikasikan adanya kesenjangan kinerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Berdasarkan temuan tersebut terdapat suatu rancangan dimana diharapkan mampu memperbaiki kinerja para penolong persalinan, yaitu dengan melakukan asuhan persalinan normal. Dasar dari asuhan persalinan normal ini adalah asuhan yang bersih, aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi perdarahan yang sering terjadi. Dengan penatalaksanaan ini diharapkan insiden terjadinya robekan jalan lahir dapat dicegah.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang (63,6%), yang berpengetahuan cukup 10 orang (30,3%), dan yang berpengetahuan kurang adalah 2 orang (6,1%).

Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.


(40)

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal (mendapatkan pengakuan secara umum). Sedangkan menurut Poedjawijatna (2004) Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Ada dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus. Baik pengetahuan umum maupun khusus, keduanya menjadi milik manusia berdasarkan pengalamannya sendiri ataupun pengalaman orang lain.

Menurut Locke pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya. Pengetahuan mencakup praktek atau kemampuan tekhnis dalam memcehkan berbagai persoalan hidup yang belum dibakukan secara sistematis dan metodis. Pengetahuan sangat berperan dalam kehidupan manusia.

C. KETERBATASAN PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskritif yang hanya menggambarkan tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal. Sebaiknya pada penelitian lanjutan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengaruh tingkat pengetahuan bidan terhadap robekan jalan lahir yang terjadi pada persalinan normal.

D. IMPLIKASI UNTUK ASUHAN KEBIDANAN


(41)

pencegahan. Salah satunya yaitu dengan mencegah terjadinya robekan jalan lahir, sehingga bidan dapat menjalankan tugasnya dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.


(42)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Tingkat pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal berdasarkan umur, jumlah bidan banyak terdapat pada kelompok umur 33-45 tahun yaitu 18 orang (54,5%).

2. Tingkat pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal berdasarkan pendidikan, sebagian besar bidan berpendidikan D3 yaitu 17 orang (51,1%).

3. Tingkat pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir pada persalinan normal berdasarkan lama bekerja rata-rata yaitu 12-22 tahun. 4. Tingkat pengetahuan bidan dalam mencegah robekan jalan lahir pada

persalinan normal berdasarkan kategori tingkat pengetahuan, yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (63,3%).

B. Saran

1. Diharapkan agar bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan pelayanan kebidanan dengan mengikuti jenjang pendidikan yang lebih baik lagi.

2. Diharapkan agar bidan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dengan mengikuti pelatihan dan seminar agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan sesuai dengan Evidence Base yang akan diaplikasikan pada masyarakat.


(43)

3. Diharapkan agar dilakukan evaluasi dan pengawasan terhadap jalannya pelayanan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku dan evidence base yang ada.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Bakara, L. (2007). Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Episiotomy pada ibu bersalin.

Depkes RI, (2002). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

_________, (2005). Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, Halaman 1, http//www.DEPKES.com

Notoatmodjo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta. . Diperoleh tanggal 27-9-2008

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Manik, M, Sitohang, N.A, dan Asiah,N. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidak dipublikasikan

Menkes RI. (2002). Kepmenkes RI. Jakarta : Depkes RI

Moctar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

_____________, (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


(45)

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

_____________, (2004). Buku Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Tobing, L.B, (2006). Luaran Ibu Dan Anak Pada Persalinan Terdaftar Dan Tidak Terdaftar di RSUP H.Adam Malik Dan RS Dr Pirngadi, Halaman 1, http//www.DEPKES.com. Diperoleh Tanggal27-9-2008.


(46)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rina Makhfira / 085102031 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyrlesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kersukarelaan ibu.

Partisipasi ibu bidan dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu bidan dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan , Desember 2008


(47)

(48)

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN UNTUK

MENCEGAH ROBEKAN JALAN LAHIR I. Data Demografi :

1. No Responden :

2. Umur :

3. Pendidikan Terakhir : 4. Lama bekerja : Petunjuk pengisian:

Pilihlah salah satu jawaban a,b,c yang benar dengan tanda (X) pada jawaban tersebut, yang menurut Anda paling benar !

II. Pengertian Dan Pembagian Robekan Jalan Lahir 1. Apa yang di maksud dengan robekan jalan lahir ?

a. Perlukaan yang terjadi akibat kecelakaan pada jalan lahir b. Perlukaan pada jalan lahir ketika melahirkan

c. Perlukaan yang di rencanakan pada jalan lahir

2. Di bawah ini yang bukan tempat terjadinya robekan jalan lahir adalah ? a. Perineum

b. Vagina c. Bartholin

3. Robekan jalan lahir yang paling sering terjadi dalam proses persalinan adalah ? a. Bartholin

b. Spingter ani c. Perineum

4. Robekan perineum yaitu kecuali ?

a. Robekan yang terjadi di garis tengah perineum b. Robekan yang terjadi di sekitar perineum c. Robekan servik

5. Robekan perineum dapat di bagi menjadi ? a. 5.tingkat robekan

b. 3 tingkat robekan c.


(49)

6. Robekan yang terjadi pada kulit perineum, termasuk robekan perineum ? a. Tingkat 1

b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

7. Robekan yang terjadi pada dinding belakang vagina di ikuti dengan jaringan ikat yang menghubungkanotot-otot diafragma urogenitalis, termasuk robekan pada perineum ? a. Tingkat 1

b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

8. Robekan total muskulus spingter ani eksternum ikut terputus, termasuk robekan perineum?

a. Tingkat 1 b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

9. Robekan perinem tingkat berapakah yang menjadi wewenang bidan dalam menangani robekan perineum ?

a. Tingkat 1,2,3 b. Tingkat 1 dan 2 c. Tingkat 3

III. Faktor penyebab Terjadinya Robekan Jalan Lahir 10. Beberapa faktor penyebab robekan jalan lahir yaitu, kecuali ?

a. Janin besar b. Letak sungsang c. Letak belakang kepala

11. Yang dapat menyebabkan robekan jalan lahir adalah ? a. BBJ > 4000 gram

b. BBJ < 1500 gram c. BBJ = 1000 gram

12. Gerakan defleksi kepala bayi yang cepat dapat menyebabkan ? a. Memperlambat proses pengeluaran

b. Perlukaan perineum c. Memperlambat kelahiran

13. Terjadinya tekanan pada otot-otot dasar panggul secara reflektoris menimbulkan rasa ? a. Ingin mengeran

b. Ingin istirahat c. Merubah posisi


(50)

b. Pengeluaran kepala yang cepat

c. Pengeluaran kepala yang cepat dan tidak terkendali

IV. Cara mencegah robekan Jalan Lahir

15. Bagaimana rumus yang dapat menyatakan taksiran BBJ ? a. (TFU-12) x 155

b. (TFU-18) x 155 c. (TFU-19) x 155

16. Untuk menghindarkan robekan jalan lahir dapat di gunakan perasat menurut ? a. Ritgen

b. Leopold c. Budin

17. Bagaimana tangan kanan dapat melindungi perineum ? a. Meletakkan tangan di simfisis

b. Meletakkan semua jari tangan di perineun

c. Meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan di kedua sisi perineum

18. Di bawah ini yang bukan manuver tangan yang tepat dalam pimpinan persalinan adalah ? a. Tangan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepalajanin

b. Tangan kanan menahan perineum c. Tangan kanan menarik perineum

19. Apa salah satu yang harus diketahui dalam memprediksi robekan jalan lahir ? a. BBJ, Letak janin

b. Posisi, Jenis kelamin c. Sudah masuk PAP

20. Kapan tangan kiri menahan perineum ? a. Pada saat kepala seperti kepala kura-kura b. Pada saat perineum menegang dan menipis c. Pada saat kepala mundur


(51)

Kunci jawaban

1. B 11. A

2. C 12. B

3. C 13. A

4. A 14. C

5. B 15. A

6. A 16. A

7. B 17. C

8. C 18. C

9. B 19. A


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rina Makhfira / 085102031 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan untuk mencegah robekan jalan lahir. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyrlesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kersukarelaan ibu.

Partisipasi ibu bidan dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu bidan dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan , Desember 2008


(2)

(3)

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN UNTUK

MENCEGAH ROBEKAN JALAN LAHIR I. Data Demografi :

1. No Responden : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Lama bekerja : Petunjuk pengisian:

Pilihlah salah satu jawaban a,b,c yang benar dengan tanda (X) pada jawaban tersebut, yang menurut Anda paling benar !

II. Pengertian Dan Pembagian Robekan Jalan Lahir 1. Apa yang di maksud dengan robekan jalan lahir ?

a. Perlukaan yang terjadi akibat kecelakaan pada jalan lahir b. Perlukaan pada jalan lahir ketika melahirkan

c. Perlukaan yang di rencanakan pada jalan lahir

2. Di bawah ini yang bukan tempat terjadinya robekan jalan lahir adalah ? a. Perineum

b. Vagina c. Bartholin

3. Robekan jalan lahir yang paling sering terjadi dalam proses persalinan adalah ? a. Bartholin

b. Spingter ani c. Perineum

4. Robekan perineum yaitu kecuali ?

a. Robekan yang terjadi di garis tengah perineum b. Robekan yang terjadi di sekitar perineum c. Robekan servik

5. Robekan perineum dapat di bagi menjadi ? a. 5.tingkat robekan

b. 3 tingkat robekan c. 2 tingkat robekan


(4)

6. Robekan yang terjadi pada kulit perineum, termasuk robekan perineum ? a. Tingkat 1

b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

7. Robekan yang terjadi pada dinding belakang vagina di ikuti dengan jaringan ikat yang menghubungkanotot-otot diafragma urogenitalis, termasuk robekan pada perineum ? a. Tingkat 1

b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

8. Robekan total muskulus spingter ani eksternum ikut terputus, termasuk robekan perineum?

a. Tingkat 1 b. Tingkat 2 c. Tingkat 3

9. Robekan perinem tingkat berapakah yang menjadi wewenang bidan dalam menangani robekan perineum ?

a. Tingkat 1,2,3 b. Tingkat 1 dan 2 c. Tingkat 3

III. Faktor penyebab Terjadinya Robekan Jalan Lahir 10. Beberapa faktor penyebab robekan jalan lahir yaitu, kecuali ?

a. Janin besar b. Letak sungsang c. Letak belakang kepala

11. Yang dapat menyebabkan robekan jalan lahir adalah ? a. BBJ > 4000 gram

b. BBJ < 1500 gram c. BBJ = 1000 gram

12. Gerakan defleksi kepala bayi yang cepat dapat menyebabkan ? a. Memperlambat proses pengeluaran

b. Perlukaan perineum c. Memperlambat kelahiran

13. Terjadinya tekanan pada otot-otot dasar panggul secara reflektoris menimbulkan rasa ? a. Ingin mengeran

b. Ingin istirahat c. Merubah posisi

14. Apa yang dapat menyebabkan robekan perineum pada pengeluaran kepala ? a. Pengeluaran kepala yang dapat terkendali


(5)

b. Pengeluaran kepala yang cepat

c. Pengeluaran kepala yang cepat dan tidak terkendali

IV. Cara mencegah robekan Jalan Lahir

15. Bagaimana rumus yang dapat menyatakan taksiran BBJ ? a. (TFU-12) x 155

b. (TFU-18) x 155 c. (TFU-19) x 155

16. Untuk menghindarkan robekan jalan lahir dapat di gunakan perasat menurut ? a. Ritgen

b. Leopold c. Budin

17. Bagaimana tangan kanan dapat melindungi perineum ? a. Meletakkan tangan di simfisis

b. Meletakkan semua jari tangan di perineun

c. Meletakkan ibu jari dan 4 jari tangan di kedua sisi perineum

18. Di bawah ini yang bukan manuver tangan yang tepat dalam pimpinan persalinan adalah ? a. Tangan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepalajanin

b. Tangan kanan menahan perineum c. Tangan kanan menarik perineum

19. Apa salah satu yang harus diketahui dalam memprediksi robekan jalan lahir ? a. BBJ, Letak janin

b. Posisi, Jenis kelamin c. Sudah masuk PAP

20. Kapan tangan kiri menahan perineum ? a. Pada saat kepala seperti kepala kura-kura b. Pada saat perineum menegang dan menipis c. Pada saat kepala mundur


(6)

Kunci jawaban

1. B 11. A

2. C 12. B

3. C 13. A

4. A 14. C

5. B 15. A

6. A 16. A

7. B 17. C

8. C 18. C

9. B 19. A


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil dan Kinerja Bidan terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 78 150

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

5 130 96

Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi Dalam Pertolongan Persalinan Oleh Masyarakat Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (Studi Kualitatif di Desa Bandar Setia Tahun 2004)

0 41 92

Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi Dalam Pertolongan Persalinan Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1 46 91

ANALISIS MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

4 26 26

KAJIAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

1 13 22

ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

1 7 23

KOMPETENSI BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN SETELAH PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI SURAKARTA.

0 1 1

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa Percut, Desa Tanjung Rejo, Desa Tanjung Set Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

1 2 10

Skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITATERHADAP KUNJUNGAN KE POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

0 2 13