Epidemiologi Mekanisme Infeksi HIV

2.1.2. Epidemiologi

Menurut data dari World Health Organization WHO dan Joint United Nations Programme on HIVAIDS UNAIDS, sebanyak 33.2 juta orang yang hidup dengan HIV yang terdiri daripada 30.8 juta orang dewasa, 15.4 juta orang wanita dan 2.1 juta orang anak – anak di bawah usia 15 tahun. Lebih kurang 6800 infeksi HIV baru dalam sehari dalam tahun 2007 yang terdiri dari 5800 dewasa di mana hampir 50 adalah wanita, dan 40 terdiri dari golongan muda yang berumur antara 15–24 tahun. Jumlah penderita lebih kurang 1200 orang anak–anak berumur di bawah 15 tahun dan lebih 96 dari negara golongan pendapatan rendah dan sederhana WHO dan UNAIDS, 2007. Pada anak–anak yang didiagnosa AIDS ketika berumur kurang dari 13 tahun, 90 dari mereka mendapat infeksi melalui ibu mereka yang terinfeksi HIV ke fetus atau anak yang baru lahir Kumar et al., 2007. Di Indonesia, jumlah kasus kumulatif menurut faktor resiko yang terbanyak adalah transmisi melalui heteroseksual ke heteroseksual yaitu sebanyak 9166 kasus dan menurut golongan umur pula menunjukkan umur di antara 20 hingga 29 tahun yang terbanyak yaitu 9142 kasus dari data sehingga 2009 Ditjen PP PL Depkes RI, 2009. AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya kerana mempunyai Case Fatality Rate 100 dalam 5 tahun, dimana pengertiannya dalam waktu 5 tahun setelah sesorang ditegakkan diagnosa AIDS, maka dia akan meninggal dunia Rasmaliah, 2001.

2.1.3. Mekanisme Infeksi HIV

Infeksi HIV menyerang dua komponen utama dalam badan manusia yaitu sistem imun dan sistem saraf pusat. Apabila masuk ke dalam tubuh, HIV akan mengikat pada beberapa jenis sel darah putih terutama limfosit T helper. Limfosit T helper akan diaktifkan dan mengkordinasi sel lain dalam sistem imun. Terdapat reseptor CD4 pada permukaan limfosit yang membolehkan HIV untuk mengikat pada reseptor itu. HIV menyimpan informasi genetiknya sebagai asam ribonukleat RNA. Universitas Sumatera Utara Apabila telah berada di dalam limfosit CD4+, sejenis enzim yang dipanggil reverse transcriptase digunakan oleh virus tersebut untuk membuat salinan RNA nya ke dalam bentuk asam deoksiribonukleat DNA. HIV mudah bermutasi pada waktu ini karena reverse transcriptase mudah melakukan kesilapan semasa perubahan dari RNA ke DNA. DNA virus tadi memasuki nukleus dan dengan bantuan integrase, DNA virus berintegrasi dengan sel DNA. Genetik limfosit akan mereplikasi virus HIV tersebut yang akhirnya akan memusnahkan limfosit. Setiap sel yang terinfeksi akan menghasilkan beribu virus baru dan dalam beberapa hari, di dalam darah dan cairan genital akan mengandungi banyak virus dan CD4+ limfosit akan menurun. Disebabkan jumlah virus yang banyak, orang yang baru terinfeksi dengan virus HIV boleh menyebarkannya pada orang lain Kumar et al, 2007. Di antara tanda dan simptom yang ditonjolkan semasa infeksi primer HIV-1 hilang sendiri walaupun sebagian simptom seperti lemah badan akan menetap sehingga beberapa bulan. Simptomnya secara general dan dimulai pada waktu yang singkat, seperti demam, yang disertai atau tidak dengan keringat malam dan limfadenopati yang biasanya muncul pada minggu kedua terutama di aksila, osipital dan nodus servikal. Eritema klasik, nonpruritus, dan ruam makulopopular biasanya simetri, berukuran 5 hingga 10 mm yang biasanya terdapat pada muka dan ekstrimitas. Selain itu terdapat juga ulserasi pada orofaring, nyeri akibat pergerakan mata, kandidiasis, dan fotofobia. Penyakit yang berlanjutan lebih lama dari 14 hari mempunyai prognosis yang jelek Schuitemaker and Miedema, 2000. Universitas Sumatera Utara 2.2. Diare Kronik 2.2.1. Definisi Diare Kronik