Prevalensi Kejadian Diare Kronis pada Pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di RSUP Hj.Adam Malik pada Tahun 2009

(1)

PREVALENSI KEJADIAN DIARE KRONIS PADA PASIEN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/

ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY VIRUS (AIDS)

DI RSUP HJ ADAM MALIK TAHUN 2009

Oleh :

FAROZANAH OTHMAN

070100403

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PREVALENSI KEJADIAN DIARE KRONIS PADA PASIEN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/

ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY VIRUS (AIDS)

DI RSUP HJ ADAM MALIK TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

FAROZANAH OTHMAN

070100403

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Prevalensi Kejadian Diare Kronis pada Pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di RSUP Hj.Adam Malik pada Tahun 2009

Nama: Farozanah binti Othman NIM: 070100403

Pembimbing Penguji I

………. ………. (dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP&E, MPH) (dr. Sevi Nafiati, Sp. A) NIP: 19740730 2001 12 2 003 400048403

Penguji II

………. (dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes)

NIP:19690609 199903 2 001 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Diare kronis pada HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi opportunistik yang sering menyebabkan kematian pada penderita HIV/AIDS di seluruh dunia. Faktor terpenting yang menyebabkan diare kronis terjadi pada penderita HIV/AIDS adalah kerana menurunnya sistem imun tubuh yang boleh dinilai berdasarkan nilai CD4.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi diare kronis pada penderita HIV/AIDS di RSUP Hj Adam Malik, Medan pada tahun 2009.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan studi retrospektif dengan mengobservasi rekam medis penderita HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik. Populasi penelitian ini adalah penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis serta terdapat nilai CD4 dalam rekam medisnya. Sample yang digunakan adalah total sampling.

Seramai 26 orang (59.1%) dari 44 orang penderita diare kronis pada HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik serta mempunyai nilai CD4 di dalam rekam medisnya.

Prevalensi penderita diare kronis pada HIV/AIDS di RSUP Hj Adam Malik pada tahun 2009 adalah sebanyak 26 orang.


(5)

ABSTRACT

Chronic diarrhea in HIV/AIDS is the disease of opportunistic infection that always cause death in HIV/AIDS around the world. The important factor that cause chronic diarrhea in HIV/AIDS is the depletion of the immune system that can be monitor through CD4 count.

This study objective is to observed the prevalence of chronic diarrhea in HIV/AIDS at RSUP Hj Adam Malik, Medan in 2009.

This research is a descriptive research using retrospective study which observed medical record of HIV/AIDS patient that has been hospitalized in RSUP Hj Adam Malik. Population of the research is the patient of HIV/AIDS that had chronic diarrhea and had CD4 count in their medical record. The sample is total sampling.

There are 26 people (59.1%) from 44 patient of chronic diarrhea in HIV/AIDS that has been hospitalized in RSUP Hj Adam Malik and had CD4 count in their medical record.

Prevalence chronic diarrhea in HIV/AIDS at RSUP Hj Adam Malik in 2009 is 26 people.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahnya yaitu Prevalensi Kejadian Diare Kronis pada Pasien HIV/AIDS pada Tahun 2009. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang penelitian ini dijalankan, penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Dewi Masyithah Darlan, DAP & E, MPH selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahannya sehingga proposal ini dapat diselesaikan.

2. Dosen-dosen dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran USU yang turut memberikan bantuan kepada penulis.

3. Ayah dan Ibu tercinta, serta adik-adik terima kasih untuk kasih dan doanya. 4. Rakan-rakan para mahasiswa Fakultas Kedokteran USU, setambuk 2007 dan

semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, atas dukungan moril dan materil yang diberikan dalam penulisan proposal ini

Saya menyedari bahawa penyusunan KTI ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi isinya, sehingga saran dan masukan dari semua pihak amat diharapkan.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……….. i

ABSTRAK ……... ii

ABSTRACT .…………...……….. iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI …...………. v

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 3

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4 Manfaat Penelitian …………...………. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

2.1 HIV/AIDS ……….…..….….... 5

2.1.1 Defenisi HIV/AIDS ………....………. 5

2.1.2 Epidemiologi HIV/AIDS ………….………….………..……. 7

2.1.3 Mekanisme Infeksi HIV/AIDS ……… 7

2.2 Diare Kronik...……….……….……… 9

2.2.1 Defenisi Diare Kronik ….………. 9

2.3 Faktor yang Menyebabkan HIV mengalami diare kronik ……... 10

2.4 HIV/AIDS dan Diare Kronik ……….……… 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ……… 13

3.1 Kerangka Konsep Penelitian .………..……….. 13


(8)

BAB 4 METODE PENELITIAN …...………. 16

4.1 Jenis Penelitian ……...……….. 16

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….………... 16

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………..……….. 16

4.4 Teknik Pengumpulan Data …………..………. 17

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ………..………... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 18

5.1. Hasil Penelitian ……… 18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………... 18

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………... 18

5.1.3. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan Jenis Kelamin pada Tahun 2009 ….……… 19

5.1.4. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan Umur pada Tahun 2009 ……… 20

5.1.5. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan nilai CD4 pada Tahun 2009 ……… 20

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pembahasan berdasarkan jenis kelamin ……….. 21

5.2.2. Pembahasan berdasarkan peringkat umur ………... 22

5.2.3. Pembahasan berdasarkan nilai CD4 ……… 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………. 25

6.1. Kesimpulan ……… 25

6.2. Saran ……….. 25

DAFTAR PUSTAKA ………... 26


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Distribusi Diare Kronis pada HIV/AIDS Dengan dan Tanpa 19 Nilai CD4


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1. Kerangka konsep pasien HIV/AIDS yang mengalami

diare kronik ……….. 14 Gambar 5.1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin penderita diare kronis pada

HIV/AIDS tahun 2009 ………. 19 Gambar 5.2.. Distribusi berdasarkan peringkat umur penderita diare kronis

pada HIV/AIDS tahun 2009 ……… 20 Gambar 5.3. Distribusi berdasarkan nilai CD4 penderita diare kronis pada

HIV/AIDS pada 2009 ………. 21


(11)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS Acquired Immunodeficiency Sindrome

CDC Centers For Disease Control and Prevention

DNA Deoxyribonucleic acid

HAART Highly Active Antiretroviral Therapy

HIV Human Immunodeficiency Virus

NNRTIs Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors NRTIs Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors PCR Polymerase Chain Reaction

PIs Protease Inhibitors

RNA Ribonucleic Acid

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

SPSS Statistical Package for the Social Sciences

UNAIDS United Nations Programme on HIV/AIDS


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ………... 31 Lampiran 2 Data Induk ……….. 34 Lampiran 3 Data Mentah ……… 35


(13)

ABSTRAK

Diare kronis pada HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi opportunistik yang sering menyebabkan kematian pada penderita HIV/AIDS di seluruh dunia. Faktor terpenting yang menyebabkan diare kronis terjadi pada penderita HIV/AIDS adalah kerana menurunnya sistem imun tubuh yang boleh dinilai berdasarkan nilai CD4.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi diare kronis pada penderita HIV/AIDS di RSUP Hj Adam Malik, Medan pada tahun 2009.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan studi retrospektif dengan mengobservasi rekam medis penderita HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik. Populasi penelitian ini adalah penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis serta terdapat nilai CD4 dalam rekam medisnya. Sample yang digunakan adalah total sampling.

Seramai 26 orang (59.1%) dari 44 orang penderita diare kronis pada HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik serta mempunyai nilai CD4 di dalam rekam medisnya.

Prevalensi penderita diare kronis pada HIV/AIDS di RSUP Hj Adam Malik pada tahun 2009 adalah sebanyak 26 orang.


(14)

ABSTRACT

Chronic diarrhea in HIV/AIDS is the disease of opportunistic infection that always cause death in HIV/AIDS around the world. The important factor that cause chronic diarrhea in HIV/AIDS is the depletion of the immune system that can be monitor through CD4 count.

This study objective is to observed the prevalence of chronic diarrhea in HIV/AIDS at RSUP Hj Adam Malik, Medan in 2009.

This research is a descriptive research using retrospective study which observed medical record of HIV/AIDS patient that has been hospitalized in RSUP Hj Adam Malik. Population of the research is the patient of HIV/AIDS that had chronic diarrhea and had CD4 count in their medical record. The sample is total sampling.

There are 26 people (59.1%) from 44 patient of chronic diarrhea in HIV/AIDS that has been hospitalized in RSUP Hj Adam Malik and had CD4 count in their medical record.

Prevalence chronic diarrhea in HIV/AIDS at RSUP Hj Adam Malik in 2009 is 26 people.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981 di Amerika Serikat. AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili retroviridae yang menyebabkan kumpulan gejala atau penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh (Djoerban dkk, 2010). HIV-1 menyebabkan endemik di seluruh dunia, manakala HIV-2 lebih cenderung menginfeksi Afrika Barat. Simptom seperti demam, pembesaran kalenjar limpa, dan lemah akan muncul selama beberapa hari hingga beberapa minggu pada mereka yang pertama kali terinfeksi. Penderita akan kelihatan sehat lebih sedekad tetapi dalam 10 tahun, separuh dari mereka akan bertambah sakit dan menderita AIDS, akibat dari infeksi serius dan kanker (Kumar et al, 2007).

Sel darah putih yaitu CD4+ limfosit akan dimusnahkan secara progresif oleh HIV. Oleh kerana limfosit bertindak sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing, infeksi dan kanker, maka apabila HIV telah memusnahkan CD4+ limfosit,tubuh lebih rentan untuk terkena infeksi (WHO, 2008). HIV menyebabkan penurunan sistem imun hingga memudahkan infeksi penyakit penyerta yaitu infeksi opportunistik seperti pada sistem gastrointestinal yang mengakibatkan diare, salah satu masalah universal yang dialami hampir 90% penderita HIV di negara berkembang (Dwivedi et

al., 2006). Sistem imun dalam tubuh dapat ditentukan melalui jumlah CD4+ limfosit

yang terdapat di dalam darah dan ia juga dapat menentukan keparahan yang disebabkan oleh virus HIV. Jumlah CD4+ yang pada orang yang sehat lebih kurang 500 sehingga 1400 sel per mikroliter darah. Sistem imun menjadi kurang mampu untuk melawan sebahagian infeksi jika jumlah CD4+ limfosit < 200 sel per mikroliter darah, dan jika jumlah CD4+ limfosit < 50 sel per mikroliter darah adalah berbahaya


(16)

kerana infeksi opportunistik dapat menimbulkan masalah dalam waktu yang singkat (WHO, 2008).

Diare kronik diartikan sebagai buang air besar dalam konsistensi cair atau tidak berbentuk dengan frekwensi yang meningkat, lebih dari 3 kali sehari atau berat feces > 200 g/hari dengan durasi masa lebih dari 4 minggu (Wiryani dan Wibawa, 2007). Pada anak yang mengalami diare kronik terbanyak pada usia 1 – 5tahun yang biasanya pada anak yang terinfeksi HIV yaitu sebanyak 80%. Antara etiologi diare kronik pada pasien HIV terdiri daripada Entamoeba histolytica, Cryptosporidium

spp., Isospora, dan Candida albicans (Suresh et al, 2006). Di samping itu, diare

kronik juga disebabkan oleh infeksi poliparasit yang menunjukkan purata CD4+ lebih rendah daripada penderita diare akut (Dwivedi et al., 2006). Diare adalah perkara yang selalu berlaku dan mempunyai hubungan dengan pasien yang mempunyai jumlah CD4+ yang rendah, dan infeksi opportunistik protozoa dicurigai pada pasien HIV dengan diare (Sadraei et al.,2005).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) 2007 menunjukkan bahawa lebih kurang 33.2 juta orang terinfeksi dengan HIV, 2.5 juta mendapat infeksi itu per tahun dan 2.1 juta orang meninggal kerana AIDS per tahun. Indonesia merupakan negara di Asia yang mengalami jumlah pertambahan yang tercepat (Hanifah, 2010). Kasus AIDS secara kumulatif dari 1 Januari 1987 sehingga 30 September 2009 adalah 18442. Berdasarkan jenis kelamin, dari 18442 kasus, sebanyak 13654 terdiri dari pria, 4701 dari perempuan dan 87 tidak diketahui 18442. Infeksi opportunistik pada pasien HIV yaitu diare kronik di Indonesia adalah 3960 sehingga Juni 2008. Jumlah tertinggi kasus AIDS berdasarkan umur adalah 9142 yang berumur antara 20 sehingga 29 tahun. Dari 485 penderita AIDS di Sumatera Utara sudah 93 orang yang meninggal dunia sehingga September 2008 (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009).


(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimanakah gambaran kejadian diare pada pasien HIV/AIDS?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi diare kronis pada pasien HIV/AIDS di RSUP Haji Adam Malik.

Tujuan khusus

1. Mengetahui prevalensi diare kronis pada pasien HIV/AIDS berdasarkan umur di RSUP Hj. Adam Malik.

2. Mengetahui prevalensi diare kronis pada pasien HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin di RSUP Hj. Adam Malik.

3. Mengetahui prevalensi diare kronis pada pasien HIV/AIDS berdasarkan nilai CD4 di RSUP Hj. Adam Malik.

1.4 Manfaat Penelitian

Data dan informasi ini diharapkan dapat digunakan pada:

Individu: untuk mengetahui mengenai kejadian diare kronis pada HIV/AIDS. • Masyarakat: dapat mengetahui seberapa banyak kejadian diare kronis pada

HIV/AIDS dalam masyarakat sekeliling.

• Bidang pendidikan: membantu penelitian lanjut untuk mengetahui etiologi sebenar penyebab diare kronik pada pasien HIV/AIDS.


(18)

• Bidang Pelayanan Kesehatan: sebagai informasi tambahan kepada pihak rumah sakit untuk mengetahui pasien diare kronis supaya langkah awal pengobatan dapat diambil.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HIV / AIDS

2.1.1. Definisi HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang termasuk dalam

famili lentivirus. Dua jenis HIV yang secara genetiknya berbeda tetapi sama dari antigennya berhubungan yaitu 1 dan 2 diisolasi dari penderita AIDS. HIV-1 lebih banyak dijumpai pada penderita AIDS di Amerika Serikat, Eropah, dan Afrika Tengah, manakala HIV-2 lebih banyak dijumpai di Afrika Barat (Kumar et al., 2007). HIV-1 lebih mudah ditransmisi berbanding HIV-2. Periode antara infeksi pertama kali dengan timbul gejala penyakit dalah lebih lama dan penyakitnya lebih ringan pada infeksi HIV-2 (WHO, 2008).

Infeksi HIV berdasarkan gejala klinis terdiri dari 3 fase yaitu serokonversi akut, infeksi asimptomatik dan AIDS. Semasa serokonversi akut, akan berhasil sekumpulan proviral akibat dari infeksi. Kumpulan ini terdiri dari sel yang terinfeksi terutama makrofag, bersedia untuk melepaskan virus. Virus ini akan menambahkan lagi bilangan sel yang terinfeksi juga menghasilkan infeksi aktif yang baru. Kumpulan proviral ini dapat diukur melalui DNA polymerase chain reaction (PCR). Pada waktu ini, viral load sangat tinggi, dan CD4+ turun dengan sangat mendadak. Tetapi dengan respon sel T CD8 dan antibodi anti HIV, viral load akan menurun dan CD4+ akan meningkat semula walaupun sedikit lebih rendah berbanding sebelum infeksi. Antara simptom yang muncul selama fasa ini ialah demam, hidung berair, limfadenopati, dan ruam yang muncul pada sebahagian mereka yang terinfeksi HIV. Fasa seratokonversi ini berlaku selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Semasa fasa asimtomatik infeksi HIV, penderita tidak menunjukkan simptom atau tanda selama beberapa tahun hingga beberapa dekad. Replikasi virus tetap berterusan


(20)

dan respon imun sangat efektif semasa fasa ini. Belum adanya bukti yang dapat menunjukkan terapi pada masa awal fasa ini efektif walaupun keterlambatan pengobatan akan menghasilkan respon yang kurang efektif. AIDS merupakan fase terakhir yang menunjukkan sistem imun sudah sangat menurun di mana infeksi opportunistik akan mula terinfeksi. Pada salah satu penelitian di Amerika Serikat, jumlah sel T CD4+ apabila kurang dari 200/µ L, akan didiagnosa AIDS, walaupun terdapat infeksi opportunistik yang menginfeksi ketika CD4+ di atas 200/µL dan sesetengah orang masih sehat walaupun CD4+ sudah di bawah 200/µL (WHO, 2008)

Menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC), HIV ditransmisi melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, memakai jarum bekas (terutama untuk injeksi obat) dengan orang yang terinfeksi, melalui transfusi darah dengan darah yang terinfeksi atau faktor pembekuan darah walaupun kasus ini sangat jarang pada negara yang memeriksa darah untuk antibodi HIV. Wanita yang terinfeksi dengan HIV juga boleh menginfeksi bayi mereka sebelum atau semasa kelahiran dan juga semasa penyusuan selepas dilahirkan. Dalam bidang kesehatan, petugas paramedik akan terinfeksi dengan HIV jika tertusuk dengan jarum yang mengandung darah yang terinfeksi dengan HIV atau melalui luka pada petugas dan juga pada membran mukosa mereka (mata ataupun dalam hidung) (CDC, 2007).

Walaupun HIV dapat ditularkan melalui ahli keluarga dengan penggunaan alat di dalam rumah, ini adalah yang sangat jarang berlaku. Hal Ini terjadi bisa akibat daripada kontak kulit atau membran mukosa dengan darah yang terinfeksi (CDC, 2007). HIV boleh terdapat hampir pada semua cairan badan seperti air mata, urin dan saliva (walaupun konsentrasi HIV yang rendah, berlaku sangat jarang). Transmisi dapat terjadi melalui batuk, bersin, ataupun digigit nyamuk belum ada lagi kasus yang dilaporkan (WHO, 2008)


(21)

2.1.2. Epidemiologi

Menurut data dari World Health Organization (WHO) dan Joint United

Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), sebanyak 33.2 juta orang yang hidup

dengan HIV yang terdiri daripada 30.8 juta orang dewasa, 15.4 juta orang wanita dan 2.1 juta orang anak – anak di bawah usia 15 tahun. Lebih kurang 6800 infeksi HIV baru dalam sehari dalam tahun 2007 yang terdiri dari 5800 dewasa di mana hampir 50% adalah wanita, dan 40% terdiri dari golongan muda yang berumur antara 15–24 tahun. Jumlah penderita lebih kurang 1200 orang anak–anak berumur di bawah 15 tahun dan lebih 96% dari negara golongan pendapatan rendah dan sederhana (WHO dan UNAIDS, 2007).

Pada anak–anak yang didiagnosa AIDS ketika berumur kurang dari 13 tahun, 90% dari mereka mendapat infeksi melalui ibu mereka yang terinfeksi HIV ke fetus atau anak yang baru lahir (Kumar et al., 2007). Di Indonesia, jumlah kasus kumulatif menurut faktor resiko yang terbanyak adalah transmisi melalui heteroseksual ke heteroseksual yaitu sebanyak 9166 kasus dan menurut golongan umur pula menunjukkan umur di antara 20 hingga 29 tahun yang terbanyak yaitu 9142 kasus dari data sehingga 2009 ((Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009). AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya kerana mempunyai Case Fatality Rate 100% dalam 5 tahun, dimana pengertiannya dalam waktu 5 tahun setelah sesorang ditegakkan diagnosa AIDS, maka dia akan meninggal dunia (Rasmaliah, 2001).

2.1.3. Mekanisme Infeksi HIV

Infeksi HIV menyerang dua komponen utama dalam badan manusia yaitu sistem imun dan sistem saraf pusat. Apabila masuk ke dalam tubuh, HIV akan mengikat pada beberapa jenis sel darah putih terutama limfosit T helper. Limfosit T

helper akan diaktifkan dan mengkordinasi sel lain dalam sistem imun. Terdapat

reseptor CD4 pada permukaan limfosit yang membolehkan HIV untuk mengikat pada reseptor itu. HIV menyimpan informasi genetiknya sebagai asam ribonukleat (RNA).


(22)

Apabila telah berada di dalam limfosit CD4+, sejenis enzim yang dipanggil reverse

transcriptase digunakan oleh virus tersebut untuk membuat salinan RNA nya ke

dalam bentuk asam deoksiribonukleat (DNA). HIV mudah bermutasi pada waktu ini karena reverse transcriptase mudah melakukan kesilapan semasa perubahan dari RNA ke DNA.

DNA virus tadi memasuki nukleus dan dengan bantuan integrase, DNA virus berintegrasi dengan sel DNA. Genetik limfosit akan mereplikasi virus HIV tersebut yang akhirnya akan memusnahkan limfosit. Setiap sel yang terinfeksi akan menghasilkan beribu virus baru dan dalam beberapa hari, di dalam darah dan cairan genital akan mengandungi banyak virus dan CD4+ limfosit akan menurun. Disebabkan jumlah virus yang banyak, orang yang baru terinfeksi dengan virus HIV boleh menyebarkannya pada orang lain (Kumar et al, 2007).

Di antara tanda dan simptom yang ditonjolkan semasa infeksi primer HIV-1 hilang sendiri walaupun sebagian simptom seperti lemah badan akan menetap sehingga beberapa bulan. Simptomnya secara general dan dimulai pada waktu yang singkat, seperti demam, yang disertai atau tidak dengan keringat malam dan limfadenopati yang biasanya muncul pada minggu kedua terutama di aksila, osipital dan nodus servikal. Eritema klasik, nonpruritus, dan ruam makulopopular biasanya simetri, berukuran 5 hingga 10 mm yang biasanya terdapat pada muka dan ekstrimitas. Selain itu terdapat juga ulserasi pada orofaring, nyeri akibat pergerakan mata, kandidiasis, dan fotofobia. Penyakit yang berlanjutan lebih lama dari 14 hari mempunyai prognosis yang jelek (Schuitemaker and Miedema, 2000).


(23)

2.2. Diare Kronik

2.2.1. Definisi Diare Kronik

Diare kronik diartikan sebagai sebagai buang air besar dalam konsistensi cair atau tidak, dengan frekwensi yang meningkat, umumnya > 3kali per hari, atau dengan perkiraan berat tinja>200 gram per hari dengan durasi lebih dari 4 minggu. Berbanding dengan diare akut, diare kronik lebih kompleks untuk didiagnosa dan diterapi. Pengobatan untuk diare kronik bergantung kepada sebab spesifik dan boleh disembuhkan, disupresi, atau empirikal. Penyebab diare kronik jarang disebabkan oleh kelainan pada usus dan etiologinya mungkin beragam tetapi parasit dan infeksi masih tinggi di negara berkembang (Wiryani dan Wibawa, 2007).

Diare kronik juga mempunyai mekanisme patofisiologikal yang terdiri dari osmotik, sekretorik, dan imflamasi. Diare sekretorik ditandai dengan diare cair, volume feses yang banyak, tanpa disertai rasa sakit, dan menetap dengan puasa. Diare jenis ini terjadi kerana gangguan transportasi cairan dan elektrolit melewati mukosa elektrolik (Wiryani dan Wibawa, 2007).

Pada diare osmotik, kandungan air feses meningkat sebanding dengan jumlah solute, ditandai dengan keluhan yang berkurang saat puasa dan menghentikan agen penyebab. Diare osmotik terjadi bila terdapat asupan makanan, solute osmotik aktif dalam lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon (Wiryani dan Wibawa, 2007). Diare inflamasi pula biasanya disertai dengan tanda inflamasi sperti demam, nyeri, berdarah, dan sebagainya. Selain melalui eksudasi, mekanismenya bergantung kepada lokasi lesi, gangguan absorbsi lemak, gangguan absorbsi air dan elektrolit, hipersekresi dan hipermotilitas akibat pelapasan sitokin dan mediator inflamasi yang lainnya (Wiryani dan Wibawa, 2007).

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahawa diare adalah penyebab nombor dua kematian balita di seluruh dunia (HIP, 2009). Selain itu,

United States Agency International Development (USAID) menghitungkan bahawa


(24)

Di Indonesia, diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat baik dilihat dari angka kesakitan atau angkat kematian yang ditimbulkannya terutama pada bayi dan balita (Zulkifli, 2008). Setiap tahun, 100000 balita di Indonesia meninggal kerana diare (HIP, 2009).

2.3. Faktor yang menyebabkan HIV mengalami diare kronik

Infeksi HIV menyebabkan sistem imun menjadi lemah dan penderita menjadi lebih gampang untuk terkena infeksi yang secara normalnya boleh dilawan. Pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit dimusnahkan oleh HIV dengan cara memusnahkan CD4+ dan ini menghilangkan kebolehan tubuh untuk melawan infeksi. Masih belum ditemukan lagi obat untuk mengobati HIV. Semakin lama, penderita akan menderita pelbagai penyakit yang boleh membawa maut termasuk infeksi opportunistik dan beberapa tipe kanker (WHO, 2008).

Infeksi opportunistik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme sehingga menimbulkan penyakit, tidak pada orang yang sehat tetapi pada orang yang mempunyai sistem imun yang lemah. CD count adalah jumlah limfosit T CD4 dalam darah dan menunjukkan tahap kekebalan sistem imun kita. Pada dewasa sehat, jumlah

CD4 count adalah di antara 500–1400 sel/mm3. Resiko untuk mendapat infeksi opportunistik semakin tinggi apabila jumlah CD4 di bawah 200 sel/mm3. Viral load menunjukkan jumlah HIV di dalam darah dan jumlahnya yang tinggi memberi tanda perkembangan penyakit yang semakin buruk (WHO, 2008). Infeksi opportunistik mengakibatkan hampir 80% kematian pada pasien AIDS (Kumar et al., 2007).

Antara infeksi opportunistik yang menyebabkan infeksi gastrointestinal hingga menyebabkan diare kronik pada HIV adalah Cryptosporidiosis yaitu sejenis parasit. Antara symptom yang disebabkannya adalah keram lambung, nausea, lemah, berat badan menurun, hilang selera makan, muntah, dan dehidrasi. Tiada pengobatan efektif untuk infeksi ini menyebabkan sukar untuk diobati. Pengobatan HIV perlu


(25)

yang boleh menginfeksi seluruh tubuh tetapi ianya biasa menginfeksi lambung, menyebabkan demam, diare dan nyeri lambung. Infeksi virus ini biasanya terjadi apabila jumlah sel T CD4+ kurang dari 50 mm3 darah. Infeksi bakteri Mycobacterium

Avium Kompleks menyebabkan demam berlanjutan, keringat pada malam hari, berat

badan menurun, anemia, nyeri badan, pusing, diare, dan kelemahan. Bakteria yang menyebabkan infeksi ini biasanya ditemui dalam air, habuk, tanah, dan tinja burung. Infeksi ini biasanya terjadi apabila jumlah sel CD4+ kurang dari 50 mm3 darah.

Azithromycin biasanya diberikan sebagai pemgobatan pencegahan (Coffey, 2009).

HAART adalah kombinasi obat antiretroviral yang mengurangkan replikasi HIV. Kombinasi 3 kelas obat yang biasa digunakan adalah nucleoside reverse

transcriptase inhibitors (NRTIs), non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors

(NNRTIs) dan protease inhibitors (PIs). Efek samping dari penggunaan obat NRTI dan PIs adalah diare (WHO, 2008). Menurut Centers for Disease Control and

Prevention (CDC), diare kronik bertanggungjawab terhadap 17% kasus AIDS yang

baru didiagnosa di Amerika Serikat akibat penggunaan terapi antiretroviral yang sangat tinggi (HAART) (Wilcox, 2010).

World Health Organization (WHO) menjangkakan 85–90% penyakit diare

pada negara berkembang disebabkan air yang tidak selamat dan sanitasi sera higiene yang tidak adekuat. Walaupun tidak mungkin transmisi melalui feses–oral atau terpegang feses orang yang terinfeksi oleh HIV, ini akan meningkatkan resiko ahli keluarga untuk mendapat infeksi tersebut jika pembaikan higiene tidak diikuti (HIP, 2009).

2.4. HIV/AIDS dan Diare Kronis

Bagi penderita infeksi HIV, diare kronik merupakan komplikasi yang biasa terjadi di mana 60–90% di negara berkembang. Suatu studi di India menyatakan bahawa diare merupakan manifestasi klinikal ketiga paling banyak pada pasien AIDS (Sadraei et al., 2005). Walaupun begitu, sehingga 50% pasien tidak dapat


(26)

diidentifikasi patogen pada usus. Hal ini kerana infeksi intestinal pada HIV berkait dengan enteropati pada AIDS dan organismenya masih tidak dapat dideteksi seperti prevalensi infeksi mikrosporidia pada pasien HIV dijangkakan 15% (Surawicz, 2005).

Penelitian menunjukkan bahawa infeksi bersamaan antara diare kronis dan HIV/AIDS lebih berbahaya berbanding pada anak yang hanya mengidap HIV/AIDS sahaja. Suatu studi di Republik demokrasi Congo menjumpai bahawa risiko kematian disebabkan diare kronis pada anak yang mengidap HIV 11 kali lebih besar dari anak yang tidak mengidap HIV (HIP, 2009).


(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

+

Gambar 3.1. Kerangka konsep pasien HIV/AIDS yang mengalami diare kronis.

Kejadian diare kronis

Diperiksa:

- berdasarkan nilai CD4 - berdasarkan umur

- berdasarkan jenis kelamin

Pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) /


(28)

3.2 Definisi Operasional

Judul Penelitian: Prevalensi Diare Kronik pada Pasien HIV/AIDS di RSUP Hj. Adam Malik pada tahun 2009.

• Defenisi Operasional: Prevalensi adalah proporsi kasus yang sakit dalam suatu populasi pada suatu saat atau kurun waktu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mencakup angka kejadian penderita HIV/AIDS sebagai variabel independennya. Penderita HIV/AIDS adalah penderita yang mengalami infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem imun tubuh yang menyebabkan penurunan CD4+ dari kadar yang normal. Penurunan CD4+ ini akan menyebabkan tubuh lebih mudah diserang penyakit akibat infeksi. Infeksi organisma yang menyerang tubuh akibat penurunan sistem imun adalah infeksi opportunistik.

Variabel dependen adalah penderita diare kronis pada HIV/AIDS. Diare kronis diartikan sebagai sebagai buang air besar dalam konsistensi cair atau tidak berbentuk dengan frekwensi yang meningkat, umunya > 3kali per hari, atau dengan perkiraan berat tinja > 200 gram per hari dengan durasi masa lebih dari 4 minggu.. Penderita diare kronis pada HIV/AIDS adalah mereka yang didiagnosa menderitai HIV/AIDS yang mengalami diare kronik.

• Cara ukur : Mengobservasi rekam medis

• Alat ukur : Rekam medis penderita HIV/AIDS dari RSUP Hj Adam Malik yang mengalami diare kronis pada tahun 2009.


(29)

• Skala pengukuran :

- Berdasarkan nilai CD4+ : skala nominal yaitu 1. CD4+ < 200 sel/mm3

2. CD4+ > 200 sel/mm3

- Berdasarkan umur : skala ordinal yaitu 1. Anak – anak (0 –18 tahun)

2. Dewasa (19 – 60 tahun) 3. Lansia (61 tahun dan ke atas)

- Berdasarkan jenis kelamin : skala nominal yaitu 1. Pria


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengobservasi rekam medis pasien HIV/AIDS yang mengalami diare kronik. Pendekatan yang digunakan pada desain ini adalah retrospective, di mana data diambil dari rekam medis penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronik pada tahun 2009.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi rekam medis di RSUP Hj. Adam Malik di Kota Medan. Waktu penelitian dilakukan dari Mei 2010 sampai dengan Juni 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh penderita HIV/AIDS yang mengalami diare

kronik pada 2009 yang dirawat inap serta mempunyai nilai CD4 dalam rekam medisnya di RSUP Hj. Adam Malik.

Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu keseluruhan populasi adalah sampel kerana perlu didapatkan jumlah atau nombor sebenar penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronik yang dirawat inap serta mempunyai nilai CD4 dalam rekam medisnya secara keseluruhan untuk mengetahui dari jumlah tersebut prevalensi yang mengalami diare kronik menurut jenis kelamin, umur, dan nilai CD4.


(31)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data seorang penderita HIV/AIDS yang mengalami diare

kronik diperoleh dari rekam medis pada tahun 2009 dan dikumpulkan mengikut jenis kelamin, umur, dan nilai CD4.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data rekam medis yang didapat akan dikumpulkan dan dibahagikan mengikut jenis kelamin, umur, dan nilai CD4 dari setiap pasien HIV/AIDS yang mengalami diare kronik di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Data akan dimasukkan ke dalam komputer oleh programmer dan akan dianalisa secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada proses pemasukan data akan dilakukan penyemakan ganda oleh tenaga entry data dan analisa dilakukan dengan menggunakan SSPS 16.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini secara retrospektif dengan melihat rekam medis dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, lima spesialis penunjang medik, dua belas spesialis lain, dan tiga belas subspesialis. RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman yaitu berjarak +- 1 Km dari jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau selain sebagai Rumah Sakit Pendidikan. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini, karakteristik individu yang dipilih untuk menjadi sampel adalah penderita HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik mengalami diare kronis dan mempunyai nilai CD4 dalam rekam medis pasien tersebut. Pada tahun 2009 dicatatkan secara keseluruhan penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis serta dirawat inap di RSUP Hj Adam Malik adalah sebanyak 124 orang. Dari jumlah tersebut, seramai 44 orang yang mengalami diare kronis. Dari 44 orang yang


(33)

diperlukan untuk penelitian yaitu nilai CD4 dalam rekam medisnya, manakala 18 orang (40.9%) lagi tidak mempunyai nilai CD4 nya. Maka, hanya 26 orang yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 5.1. Distribusi Diare Kronis pada HIV/AIDS Dengan dan Tanpa Nilai CD4 Diare Kronis Jumlah (orang) Persentase(%) Dengan Nilai CD4 26 59.1

Tanpa Nilai CD4 18 40.9

Total 44 100

5.1.3. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin pada 2009

Dari Januari 2009 hingga Disember 2009, hanya 26 orang yang mempunyai nilai CD4 nya dan diambil sebagai sampel. 20 orang (77%) dari jumlah tersebut terdiri daripada laki – laki, manakala 6 orang (23%) adalah perempuan.

20 (77%) 6 (23%)

0 5 10 15 20

Jumlah (orang) laki - laki

perempuan Jenis kelamin

Gambar 5.1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin penderita diare kronis pada HIV/AIDS tahun 2009


(34)

5.1.4. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan umur pada 2009

Pada tahun 2009, dari 26 sampel yang diambil, 2 orang (8%) adalah anak – anak yaitu yang berumur dari 0 sehingga 18 tahun, 23 orang (88%) adalah dewasa yaitu yang berumur dari 19 tahun sehingga 60 tahun, dan 1 orang (4%) adalah lansia yaitu yang berumur 61 tahun ke atas.

Dewasa (23 orang, 88%) Lansia (1 orang,

4%) Anak - anak (2 orang, 8%)

Gambar 5.2. Distribusi berdasarkan peringkat umur penderita diare kronis pada HIV/AIDS tahun 2009

5.1.5. Penderita Diare Kronis pada HIV/AIDS berdasarkan nilai CD4 pada 2009

Pada tahun 2009, sebanyak 14 orang (54%) penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis mempunyai nilai CD4 di bawah 200 sel/mm3, manakala 12 orang (46%) mengalami diare kronis mempunyai nilai CD4 di atas 200 sel/mm3.


(35)

Gambar 5.3. Distribusi berdasarkan nilai CD4 penderita diare kronis pada HIV/AIDS pada 2009

5.2. Pembahasan

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui prevalensi pasien HIV/AIDS yang mengalami diare kronis dengan mengobservasi rekam medis yang terdapat di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan.

Di dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien HIV/AIDS yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik pada tahun 2009. Kriteria khusus yang digariskan untuk sampel penelitian adalah penderita diare kronis pada HIV/AIDS yang mempunyai nilai CD4 dalam rekam medisnya.

5.2.1. Pembahasan berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan data yang didapat, terdapat perbedaan jumlah persentase di antara laki – laki dan perempuan pada penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis. Laki – laki lebih tinggi berbanding perempuan dan teori ini tergantung kepada faktor lain seperti penularan HIV/AIDS yang lebih tinggi pada lelaki melalui hubungan

CD4 <200sel/mm3 CD4>200sel/mm3 14 orang(54%)

12 orang(46%)


(36)

seksual antara lelaki dan lelaki (Bachur dkk, 2008). Penetrasi anus yang terjadi semasa hubungan antara lelaki dan lelaki meningkatkan transmisi infeksi kerana permukaan rektum nipis dan mudah terkoyak. Kebanyakan lelaki muda tidak suka menggunakan kondom untuk mendapatkan kepuasan semasa melakukan hubungan seksual seterusnya meningkatnya terinfeksinya HIV yang akan meningkatkan kejadian diare kronis (WHO, 2003). Resiko penularan HIV lebih tinggi pada lelaki 20 kerana penggunaan narkoba seperti injeksi lebih banyak pada pria berbanding wanita (UNAIDS, 1998). Selain itu, pada wanita juga terdapat hormon estrogen yang membantu proteksi transmisi virus HIV menyebabkan kurang penderita wanita pada HIV/AIDS seterusnya mengurangkan jumlah penderita diare kronis (Cotton, 2002). Walaupun begitu menurut beberapa penelitian di Amerika Serikat, wanita yang lebih ramai menderitai HIV/AIDS berbanding lelaki kerana harga kondom untuk wanita yang lebih mahal serta permukaan mukosa membran yang lebih besar terpapar kepada cairan semen semasa melakukan hubungan seksual, transfusi darah akibat anemia dan komplikasi semasa mengandung dan melahirkan anak yang mana akan berlanjutan dengan meningkatnya terjadi infeksi opportunistik seperti diare kronis (WHO, 2003).

5.2.2. Pembahasan berdasarkan peringkat umur

Penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis lebih tinggi pada umur dewasa berbanding anak – anak dan lansia. Pada anak, perjalanan penyakit AIDS lebih cepat berbanding dewasa kerana sistem imun mereka kurang matur menyebabkan mereka lebih rentan untuk mendapat penyakit oportunistik yang boleh mengancam nyawa. Tambahan pula, pada anak berumur di bawah 5 tahun yang terinfeksi HIV, mereka mempunyai viral load yang lebih tinggi dan mudah terkena infeksi yang berulang berbanding anak – anak biasa (Thomas dan Bishop, 2007). Transmisi terhadap anak semasa dari kandungan menyebabkan anak – anak telah


(37)

infeksi opportunistik (CDC and WHO, 2008). Salah satu penelitian juga mengatakan bahawa peningkatan jumlah wanita mengandung yang terkena infeksi HIV/AIDS dan transmisi melalui hubungan heteroseksual juga menyebabkan anak – anak mendapat HIV/AIDS(Asnake dan Amsalu, 2005). Wanita mengandung yang terinfeksi HIV/AIDS mempunyai 15 – 40% resiko menularkan terhadap bayi tanpa kehadiran terapi antiretroviral (Rejabium, 2001). Selain itu, prevalensi infeksi parasit juga meningkat mengikut umur penderita HIV/AIDS (Aminuand dan Yakubu, 2008). Umur yang semakin meningkat merupakan salah satu faktor yang mengganggu respon imun lansia dan kelambatan dokter untuk mendiagnosis penyakit yang mereka hadapi sehingga terjadi infeksi opportunistik merupakan antara faktor terjadinya diare kronis pada pasien HIV/AIDS yang lansia (Prakash dan Gupta, 2005). Salah satu faktor yang menyebabkan data yang didapat tidak banyak pada lansia dan anak – anak, adalah kerana sebahagian dari mereka tidak termasuk dalam sampel penelitian. Kelompok dewasa yaitu yang berumur antara 20 hingga 60 tahun merupakan kelompok terbesar kerana transmisi melalui heteroseksual dan homoseksual merupakan transmisi utama penularan HIV yang meningkatkan lagi terjadinya infeksi opportunistik yang menyebabakan diare kronis (Rasmaliah D., 2001).

5.2.3. Pembahasan berdasarkan nilai CD4

Berdasarkan data yang didapat, terdapat perbedaan jumlah persentase di antara penderita diare kronis pada HIV/AIDS yang mempunyai nilai CD4 di bawah 200 sel/mm3dan yang di atas 200 sel/mm3. Walaupun perbedaan yang dicatatkan tidak menunjukkan nilai yang jauh atau nyata, perbedaan ini dapat dikaitkan dengan jumlah penderita yang lebih tinggi apabila nilai CD4 di bawah 200 sel /mm3 kerana apabila jumlah CD4 di bawah 200 sel/mm3 menunjukkan imunosupresi yang sangat teruk (Asnake dan Amsalu, 2005). Mengikut salah satu penelitian di India,respon imuniti pada sel mukosa yang rendah boleh menyebabkan diare pada penderita yang mempunyai nilai CD4 yang tinggi (Attili et al 2006). Megikut sumber di tempat


(38)

penelitian di RSUP Hj.Adam Malik, kebanyakan penderita tidak menjalani pemeriksaan CD4 kerana belum sampai di tahap yang memerlukan pemberian antiretroviral di mana nilai CD4 berperanan dalam menentukan pemberian terapi antiretroviral. Selain itu, sebahagian penderita HIV/AIDS yang mengalami diare kronis juga tidak dapat menjalani pemeriksaan CD4 juga kerana mereka telah meninggal dunia sebelum sempat melakukan pemeriksaan tersebut. Mengikut salah satu penelitian di India, CD4 membantu dalam meningkatkan populasi limfosit dan dan membentuk gamma interferon yang membantu dalam imuniti tubuh (Dwivedi, 2007).


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Prevalensi pasien diare kronis pada HIV/AIDS di RSUP Hj Adam Malik Medan pada tahun 2009 adalah sebanyak 26 orang (59.1%) daripada 44 orang. Penurunan sistem imun pada penderita HIV/AIDS memudahkan terjadinya infeksi opportunistik sehingga boleh menyebabkan terjadinya diare kronis. Pasien HIV/AIDS perlu diperiksa nilai CD4 nya sesegera mungkin setelah dirawat di rumah sakit agar tingkat keparahan dari HIV/AIDS boleh dinilai supaya pengobatan dan perawatan khusus dapat diberikan oleh petugas kesehatan kepada penderita HIV/AIDS sehingga dapat mengurangkan terjadinya diare kronis. Penderita HIV/AIDS sendiri perlu mengambil inisiatif sendiri dan pergi mendapatkan perawatan dengan segera supaya kualitas hidup dapat ditingkatkan. Gaya hidup yang sehat perlu diamalkan supaya dapat mengelakkan dari terjangkitnya infeksi HIV.

6.2 Saran

Antara saran untuk penelitian selanjutnya adalah :

a. Mengkaji etiologi diare kronis pada HIV/AIDS seperti infeksi dari virus, jamur, parasit dan banyak lagi supaya pengobatan yang spesifik dapat diberikan.

b. Mengkaji faktor pekerjaan pasien dan riwayat penyakit keluarga yang boleh mempengaruhi kejadian HIV/AIDS yang seterusnya akan mempengaruhi terjadinya diare kronis.

c. Mengkaji infeksi opportunistik lain yang boleh terjadi pada penderita HIV/AIDS.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuand, M., Yakubu, Y.E., 2008. Prevalence of Asymptomatic Intestinal

Coccidian Parasite Infections among Non Diarrhea HIV- positive Children in Zaria, Nigeria.Department of Microbiology, Faculty of Science, Ahmadu Bello University, Zaria, Nigeria. Available from

Asnake, S., Amsalu, S., 2005. Clinical Manifestations of HIV/AIDS in Children Northwest Ethiopia. Ethiop.J.Health Dev;19(1)

Attili, VS.S., Gulati, AK., Singh, VP., Varma, DV., Rai, M., Sundar, S., 2006.

Diarrhea, CD4 counts and enteric infections in a hospital – based cohort of HIV-infected patients around Varanasi, India. BMC Infectious Disease.

Available from 14 October 2010]

Bachur, TPR., Vale, JM., Coelho, ICB., 2008. Enteric parasitic infections in HIV/AIDS patients before and after the highly active antiretroviral therapy. Brazilian J Infection 12(2)

Centers for Disease Control and Prevention, 2007. HIV and Its Transmission. Division of HIV/AIDS Prevention. Available from

March 2010]


(41)

[Accessed 3 April 2010]

Cotton, J.D., 2002. Journal Watch HIV/AIDS Clinical Care. Massachusets Medical Society. Available from 20 October 2010]

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehat Linkungan-Departmen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. DirGen. Communicable Diseases & Environmental Health, Department of Health, RI : 1-3.

Djoerban, Z., Djauzi, S., Unihastuti, E., Nenden, R., dan Okki, R., 2010. HIV dan

AIDS di Indonesia, Pokdisus AIDS. Available from :

Dwivedi, K.K., Prasad, G., Saini, S., Mahajan, S., Lal, S., dan Baveja, U.K., 2006. Enteric Opportunistic Parasit among HIV Infected Individuals: Associated Risk Factors and Immune Status. Jpn. J. Infect. 60: 76 – 81.

Hanifah, Y., 2010. Kardiomiopati pada Infeksi HIV. Departmen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Available from :

2010].

Hygiene Improvement Project (HIP) and the Academy for EducationalDevelopment, 2009. Integrating Hygiene Improvement Into HIV/AIDS Programming to Reduce Diarrhea Morbidity. United States Agency for International


(42)

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., Mitchell, R.N., 2007. Diseases of the Immune System. In: Robbins Basic Pathology. 8th ed. : 155 – 157

Prakash, P., Gupta, P., 2005. HIV at Door Step of Geriatrics. Journal of The Indian

Academy of Geriatrics 1(2) : 2 – 3

Rasmaliah, 2001. Epidemiologi HIV/AIDS dan Penanggulangannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, USU Digitalized

Library : 1 – 7. Available from :

March 2010]

Sadraei, J., Mosyahidi, A.R., and Baveja, U.K., 2005. Diarrhea, CD4+ Cell Count and Opportunistic Protozoain Indian HIV-infected patients.

Springer-Verlag : 270.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Uji Diagnostik. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 192 – 215

Schuitemaker, H., Miedema, F., 2000. AIDS Pathogenesis In Immunology

And Medicine : 20 – 21.

Surawicz, C.M., Ochoa, B., 2005. Diarrheal Diseases. Department of Medicine University of Washington School of Medicine. Available from :

Suresh, V. S. A., Gulati, A.K., Singh, V.P., Varma, D.F., Rai, M., Sundar, S., 2006.

Diarrhea, CD4 counts and enteric infections in a hospital – based cohort of HIV-infected patients around Varanasi, India. BMC Infectious Diseases.


(43)

Available at March 2010]

The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), 1998. Gender and

HIV/AIDS. UNAIDS : 1 – 4

Thomas, B., Bishop, J., 2007. Manual of Dietetic Practise. British Dietetic

Association. Available from :

[Accessed 20 October 2010)

United States Agency International Development (USAID) and Environmental Services Program, 2008. Diare. USAID and ESP: 1-2

Wilcox, C. M., and Wanke, C. A., 2010. Evaluation of the HIV patient with diarrhea. UpToDate. Available from:

March 2010]

Wiryani, C., dan Wibawa, D.N., 2007. Pendekatan Diagnostik dan Terapi Diare Kronik. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar. 8 (1): 66-78.

World Health Organization (WHO), 2003. Gender and HIV/AIDS. Department of

Gender and Women’s Health.: 1 – 4

World Health Organization (WHO), 2008. Prevention of Mother-to-Child


(44)

World Health Organization (WHO) and the United States Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention (HHS-CDC), Global AIDS Program (GAP): 23-24.

World Health Organization (WHO) dan Joint United Nations Programme On HIV/AIDS (UNAID), 2008. Global Summary of the HIV/AIDS epidemic,

December 2008. WHO dan UNAIDS. Available from :

Zulkifli, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare

Untuk Menentukan Kebijakan Penanggulangan Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2003. Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara. Available from:

March 2010].


(45)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Farozanah binti Othman

Tempat / Tanggal Lahir : Melaka, Malaysia / 2 Mac 1988 Agama : Islam

Alamat : Km 18, Kg Serkam Darat, 77300 Merlimau, Melaka.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Serkam (SKS)

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Sharifah Rodziah, Melaka (SMKASR)

3. Kolej Matrikulasi Melaka (KMM)

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru 2007 FK USU, Medan

2. Peserta Minggu Suai Kenal Pelajar Malaysia 2007. Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia se-

Indonesia (PKPMI).


(46)

LAMPIRAN 2

DATA INDUK

Nama Umur

Jenis

Kelamin CD4

Diare

kronis Nilai CD4

A 42 1 3 Ada 42

B 38 1 32 Ada 448

C 29 1 17 Ada 238

D 44 1 1 Ada 14

E 32 1 7 Ada 98

F 48 2 17 Ada 238

G 29 1 31 Ada 434

H 2 1 21 Ada 294

I 29 1 16 Ada 224

J 49 2 5 Ada 70

K 27 1 28 Ada 392

L 30 1 1 Ada 14

M 40 1 15 Ada 210

N 30 1 24 Ada 336

O 40 1 6 Ada 84

P 35 1 13 Ada 182

Q 33 2 21 Ada 294

R 28 2 28 Ada 392

S 62 1 4 Ada 56

T 6 1 2 Ada 28

U 31 1 12 Ada 168

V 47 1 4 Ada 56

W 39 2 8 Ada 112

X 21 2 4 Ada 56

Y 30 1 3 Ada 42


(47)

LAMPIRAN 5

DATA MENTAH

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 3.8 3.8 3.8

6 1 3.8 3.8 7.7

21 1 3.8 3.8 11.5

27 2 7.7 7.7 19.2

28 1 3.8 3.8 23.1

29 3 11.5 11.5 34.6

30 3 11.5 11.5 46.2

31 1 3.8 3.8 50.0

32 1 3.8 3.8 53.8

33 1 3.8 3.8 57.7

35 1 3.8 3.8 61.5

38 1 3.8 3.8 65.4

39 1 3.8 3.8 69.2

40 2 7.7 7.7 76.9

42 1 3.8 3.8 80.8

44 1 3.8 3.8 84.6

47 1 3.8 3.8 88.5

48 1 3.8 3.8 92.3

49 1 3.8 3.8 96.2

62 1 3.8 3.8 100.0


(48)

Statistics

Usia Jenis Kelamin Nilai CD4 Diare kronis

N Valid 26 26 26 26

Missing 0 0 0 0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 3.8 3.8 3.8

6 1 3.8 3.8 7.7

21 1 3.8 3.8 11.5

27 2 7.7 7.7 19.2

28 1 3.8 3.8 23.1

29 3 11.5 11.5 34.6

30 3 11.5 11.5 46.2

31 1 3.8 3.8 50.0

32 1 3.8 3.8 53.8

33 1 3.8 3.8 57.7

35 1 3.8 3.8 61.5

38 1 3.8 3.8 65.4

39 1 3.8 3.8 69.2

40 2 7.7 7.7 76.9

42 1 3.8 3.8 80.8

44 1 3.8 3.8 84.6

47 1 3.8 3.8 88.5

48 1 3.8 3.8 92.3

49 1 3.8 3.8 96.2


(49)

Nilai CD4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 14 2 7.7 7.7 7.7

28 1 3.8 3.8 11.5

42 2 7.7 7.7 19.2

56 3 11.5 11.5 30.8

70 1 3.8 3.8 34.6

84 1 3.8 3.8 38.5

98 1 3.8 3.8 42.3

112 2 7.7 7.7 50.0

168 1 3.8 3.8 53.8

182 1 3.8 3.8 57.7

210 1 3.8 3.8 61.5

224 1 3.8 3.8 65.4

238 2 7.7 7.7 73.1

294 2 7.7 7.7 80.8

336 1 3.8 3.8 84.6

392 2 7.7 7.7 92.3

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 20 76.9 76.9 76.9

perempuan 6 23.1 23.1 100.0


(50)

434 1 3.8 3.8 96.2

448 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

Diare kronis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(1)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Farozanah binti Othman

Tempat / Tanggal Lahir : Melaka, Malaysia / 2 Mac 1988

Agama : Islam

Alamat : Km 18, Kg Serkam Darat, 77300 Merlimau, Melaka.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Serkam (SKS)

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Sharifah Rodziah,

Melaka (SMKASR)

3. Kolej Matrikulasi Melaka (KMM)

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru 2007 FK USU,

Medan

2. Peserta Minggu Suai Kenal Pelajar Malaysia 2007.

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia se-

Indonesia (PKPMI).


(2)

LAMPIRAN 2

DATA INDUK

Nama

Umur

Jenis

Kelamin

CD4

Diare

kronis

Nilai CD4

A

42

1

3

Ada

42

B

38

1

32

Ada

448

C

29

1

17

Ada

238

D

44

1

1

Ada

14

E

32

1

7

Ada

98

F

48

2

17

Ada

238

G

29

1

31

Ada

434

H

2

1

21

Ada

294

I

29

1

16

Ada

224

J

49

2

5

Ada

70

K

27

1

28

Ada

392

L

30

1

1

Ada

14

M

40

1

15

Ada

210

N

30

1

24

Ada

336

O

40

1

6

Ada

84

P

35

1

13

Ada

182

Q

33

2

21

Ada

294

R

28

2

28

Ada

392

S

62

1

4

Ada

56

T

6

1

2

Ada

28

U

31

1

12

Ada

168

V

47

1

4

Ada

56

W

39

2

8

Ada

112

X

21

2

4

Ada

56

Y

30

1

3

Ada

42


(3)

LAMPIRAN 5

DATA MENTAH

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 3.8 3.8 3.8

6 1 3.8 3.8 7.7

21 1 3.8 3.8 11.5

27 2 7.7 7.7 19.2

28 1 3.8 3.8 23.1

29 3 11.5 11.5 34.6

30 3 11.5 11.5 46.2

31 1 3.8 3.8 50.0

32 1 3.8 3.8 53.8

33 1 3.8 3.8 57.7

35 1 3.8 3.8 61.5

38 1 3.8 3.8 65.4

39 1 3.8 3.8 69.2

40 2 7.7 7.7 76.9

42 1 3.8 3.8 80.8

44 1 3.8 3.8 84.6

47 1 3.8 3.8 88.5

48 1 3.8 3.8 92.3

49 1 3.8 3.8 96.2

62 1 3.8 3.8 100.0


(4)

Statistics

Usia Jenis Kelamin Nilai CD4 Diare kronis

N Valid 26 26 26 26

Missing 0 0 0 0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 1 3.8 3.8 3.8

6 1 3.8 3.8 7.7

21 1 3.8 3.8 11.5

27 2 7.7 7.7 19.2

28 1 3.8 3.8 23.1

29 3 11.5 11.5 34.6

30 3 11.5 11.5 46.2

31 1 3.8 3.8 50.0

32 1 3.8 3.8 53.8

33 1 3.8 3.8 57.7

35 1 3.8 3.8 61.5

38 1 3.8 3.8 65.4

39 1 3.8 3.8 69.2

40 2 7.7 7.7 76.9

42 1 3.8 3.8 80.8

44 1 3.8 3.8 84.6

47 1 3.8 3.8 88.5

48 1 3.8 3.8 92.3

49 1 3.8 3.8 96.2

62 1 3.8 3.8 100.0


(5)

Nilai CD4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 14 2 7.7 7.7 7.7

28 1 3.8 3.8 11.5

42 2 7.7 7.7 19.2

56 3 11.5 11.5 30.8

70 1 3.8 3.8 34.6

84 1 3.8 3.8 38.5

98 1 3.8 3.8 42.3

112 2 7.7 7.7 50.0

168 1 3.8 3.8 53.8

182 1 3.8 3.8 57.7

210 1 3.8 3.8 61.5

224 1 3.8 3.8 65.4

238 2 7.7 7.7 73.1

294 2 7.7 7.7 80.8

336 1 3.8 3.8 84.6

392 2 7.7 7.7 92.3

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 20 76.9 76.9 76.9

perempuan 6 23.1 23.1 100.0 Total 26 100.0 100.0


(6)

434 1 3.8 3.8 96.2

448 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

Diare kronis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent