Dimensi Tubuh PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengangkat paving block dari cetakan 1255,82 Aman Menyusun paving block 1968,74 Aman

5.5. Dimensi Tubuh

Berdasarkan penilaian SNQ, menunjukkan bahwa bagian tubuh yang mengalami keluhan terdapat pada bagian lengan atas dan bawah, tangan, dan punggung. Dari penilaian postur kerja, diperoleh bahwa elemen kegiatan pada saat proses pencetakan membutuhkan tindakan dalam waktu dekat dengan level risiko sedang. Demikian juga dengan besar gaya yang dibutuhkan oleh tangan untuk proses pencetakan cukup besar yaitu 4170,51 N. Permasalahan tersebut terjadi karena fasilitas kerja yang tidak ergonomis. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, penambahan atau perancangan fasilitas kerja yang ergonomis untuk meminimalisasi permasalahan di atas yaitu: - Fasilitas Mesin Pencetak Paving Block Sistem Hidrolik Perancangan fasilitas mesin pencetak paving block sistem hidrolik ditujukan untuk mengurangi keluhan pada bagian lengan dan punggung, yang mempertimbangkan keergonomisan dalam menggunakannya, sehingga dapat mengurangi risiko cidera musculoskeletal disorders. Dimensi yang dibutuhkan dalam perancangan fasilitas ini adalah: a. Jangkauan Tangan JT untuk jarak operator ke meja pencetakan. b. Tinggi Popliteal TPo dan Tebal Paha TP untuk menentukan tinggi meja pencetakan. Universitas Sumatera Utara c. Lebar Jari LJ mulai dari jari telunjuk sampai dengan jari kelingking untuk menentukan diameter tuas untuk manaikkan dan menurunkan tiap tabung untuk memasukkan campuran pasir dan semen. Dimensi tubuh yang dibutuhkan dalam perancangan fasilitas kerja dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Data Dimensi Tubuh Operator No. Tpo cm JKT cm LJ cm TP cm 1 37,9 70,2 5,8 15 Sumber : Hasil Pengukuran Sedangkan, data dimensi tubuh tambahan dari Laboratorium E dan APK dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Data Dimensi Tubuh Tambahan dari Laboratorium E dan APK No. Tpo cm JKT cm LJ cm TP cm 1 37,5 69 5,5 14 2 41,4 73,2 5,4 12,4 3 41,3 73 6 14,3 4 41,5 73,4 5 13,4 5 42,3 71,3 5,6 14,6 6 41,2 71,5 5,7 13,5 7 41,3 73,6 5,4 12,5 8 42,2 73,3 5 15 9 39,5 71,6 5,6 14 10 40,2 73,2 5,5 14 11 41,6 75,5 5,2 14,3 12 41,5 76,2 5,6 13,5 13 38,5 76 5,5 14 14 41,5 73,7 4,9 15 15 41,5 70,8 5 15 16 41,4 73,5 5,7 15 17 42,2 70 5,7 14 18 40,9 69 5,8 13 19 42,1 69 6 14,5 20 38,2 70,5 5 14 Universitas Sumatera Utara 21 41,4 71,5 5,4 15 22 42,3 75 5,8 13,4 23 41,3 73,2 5,7 13,5 24 42,7 73 5,7 12,3 25 41,7 73,4 6 12,5 26 43 71,3 6 13,2 27 42,2 71,5 6 13,3 28 41,7 73,6 6,2 13,5 29 40,6 73,3 5,5 13,3 30 42 71,6 6 14 31 41,4 73,2 6 14,8 Sumber : Data Base Laboratorium E dan APK Keterangan : Tpo = Tinggi popliteal JKT = Jangkauan tangan LJ = Lebar jari dari jari telunjuk sampai jari Kelingking TP = Tebal Paha Data dimensi tubuh yang telah ada selanjutnya akan diolah dengan melakukan pengujian keseragamaan data, kecukupan dan normalitas data dengan tahapan sebagai berikut:

1. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh telah berada dalam keadaan terkendali atau belum. Suatu data yang berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan yaitu BKA Batas Kendali Atas dan BKB Batas Kendali Bawah dapat dikatakan berada dalam keadaan terkendali, sebaliknya jika data berada di luar BKA dan BKB, maka data tersebut berada dalam keadaan tidak terkendali. Suatu data yang berada dalam keadaan tidak terkendali Universitas Sumatera Utara harus dibuang untuk kemudian dilakukan uji keseragaman kembali sehingga tidak tidak ada lagi data yang berada di luar BKA dan BKB. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data adalah σ 2 + = X BKA σ 2 − = X BKB Jika X min BKB dan X max BKA maka data seragam. Jika X min BKB dan X max BKA maka data tidak seragam. Contoh perhitungan untuk tinggi popliteal : n X n X X X n n ∑ = + + + = Χ .... 2 1 Dimana: n = Banyaknya pengamatan n X Σ = Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 32 X = Nilai rata-rata cm X 394 , 41 32 4 , 41 ... 5 , 37 9 , 37 = + + + = 1 1 2 − − = = ∑ = n X X SD n i i σ Nilai standar deviasi untuk data tinggi popliteal adalah : 1 32 394 , 41 4 , 41 ... 394 , 41 5 , 37 394 , 41 9 , 37 2 2 2 − − + + − + − = σ σ = 2,095 BKA = 41,394 + 2 x 2,095 Universitas Sumatera Utara = 45,584 cm BKB = 41,394 – 2 x 2,095 = 37,204 cm Hasil dari uji keseragaman data untuk dimensi tinggi popliteal dapat dilihat pada Gambar 5. 10. Gambar 5.10. Peta Kontrol Dimensi Tinggi Popliteal Gambar 5. 10. menunjukkan bahwa data tinggi popliteal sudah seragam, semua data sudah berada pada batas in control. Hasil uji keseragaman data dapat dilihat pada Tabel 5. 20. Tabel 5.20. Uji Keseragaman Data Antropometri No Dimensi X σ BKA BKB Keterangan 1 Tpo cm 41,39 2,09 45,58 37,20 S 2 JKT cm 74,88 2,55 76,87 68,75 S 3 LJ cm 5,68 1,31 6,58 4,75 S 4 TP cm 13,77 1,52 16,73 11,83 S Sumber : Hasil pengolahan data Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, semua dimensi sudah berada pada batas in control artinya bahwa semua data sudah seragam.

2. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh telah memenuhi jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam pengukuran sesuai dengan tingkat ketelitian yang diinginkan. Uji kecukupan data diuji dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95 digunakan persamaan : 3. 2 1 2 1 1 2 40                     −       = ∑ ∑ ∑ = = = n i i n i i n i i X X X N N Keterangan: N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan dari hasil perhitungan N = Pengamatan pendahuluan Jika N I N, maka data pengamatan cukup Jika N I N, maka data pengamatan kurang dan perlu tambahan data. Contoh perhitungan untuk dimensi tinggi popliteal : cm Xi 6 , 1324 4 , 41 ... 3 , 41 5 , 37 9 , 37 = + + + + = ∑ Universitas Sumatera Utara 2 2 2 2 2 2 54966,34cm 4 , 41 ... 5 , 38 5 , 37 9 , 37 = + + + + = ∑ Xi 2 2 2 cm 16 , 1754565 6 , 1324 = = ∑ X 97 , 3 6 , 1324 16 , 1754565 34 , 54966 32 40 2 =         − = N Hasil pengolahan data yang dilakukan didapat N’ N 3,97 32, maka dapat disimpulkan data yang diperoleh sudah cukup. Uji kecukupan data pada dimensi antropometri lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Uji Kecukupan Data Antropometri No Dimensi N Keterangan 1 TPo cm 32 1324,6 54966,34 1754565,16 3,97 Cukup 2 JKT cm 32 2396,4 254325,45 5742732,96 9,54 Cukup 3 LJ cm 32 182 1076,48 33124 1,80 Cukup 4 TP cm 32 440,7 6094,08 194216,49 6,03 Cukup Sumber : Hasil pengolahan data

3. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square

Penelitian ini pengujian kenormalan datanya dilakukan dengan metode Chi- Square menggunakan software SPSS 13.0 for windows. Metode Chi-Square digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah data parametrik yang dapat diketahui nilai parameterstatistik data rata-rata, standar deviasi, dan sebagainya, merupakan data kontiniu hasil pengukuran, dan ukuran sampel memenuhi 32 sampel sehingga metode Chi-Square dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Hasil seluruh pengujian dinyatakan normal karena chi kuadrat X 2 hitung chi kuadrat X 2 tabel. Pengujian kenormalan data dapat dilihat pada Tabel 5.22. dan pengujian kenormalan data dengan metode Chi-Square menggunakan software SPSS dapat dilihat pada Lampiran V. 2 Xi ∑ Xi ∑ 2 Xi ∑ N Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square No Dimensi Chi kuadrat X 2 hitung Chi kuadrat X 2 tabel Keterangan 1 TPo cm 10,032 32,671 Normal 2 JKT cm 6,935 31.410 Normal 3 LJ cm 17,387 30,507 Normal 4 TP cm 13,871 38.885 Normal Sumber : Hasil pengolahan data Pengolahan data antropometri menunjukkan bahwa data seragam, cukup dan tersebar secara normal. Hal ini menunjukkan bahwa data antropometri yang telah ada dapat dijadikan sebagai data rancangan fasilitas usulan

5.6. Perancangan Produk