Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Abu Terbang terhadap

31 kondisi basa kuat dimana molekul Al 2 O 3 dalam kondisi stabil sehingga tidak mudah terserap oleh tanaman. Namun ion Al 3+ akan mudah terhidrolisis pada saat terjadi proses oksidasi berantai dan melepaskan H + sehingga pH tanah menjadi masam. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa penambahan bahan humat dapat meningkatkan nilai KTK dan kandungan C-org tanah sedangkan penambahan abu terbang dapat meningkatkan ketersediaan hara C-org, P-tersedia, K dd , Na dd , Ca dd dan Mg dd dalam tanah.

4.2. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Abu Terbang terhadap

Pertumbuhan Tanaman Pengaruh pemberian amelioran terhadap pertumbuhan tanaman dievaluasi dalam hal tinggi tanaman, banyaknya percabangan akar, bobot kering daun. Pada tanaman sengon diukur bintil akar sedangkan pada tanaman meranti diukur panjang akar. Perubahan beda tinggi tanaman merupakan beda tinggi tanaman bulan ke-3 setelah perlakuan dengan tinggi tanaman awal. Jumlah bintil dan percabangan dihitung secara kualitatif naik, tetap dan turun karena sulit dihitung dengan kuantitatif. Dalam analisis lanjutan, data jumlah percabangan dan bintil akar diubah menjadi parameter kuantitatif untuk mempermudah perhitungan. Jumlah perkembangan naik diberi nilai 3, jumlah tetap diberi nilai 2, dan jumlah turun diberi nilai 1. Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap perubahan beda tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bintil akar dan bobot kering daun pada percobaan I tanaman sengon disajikan pada Tabel 12 dan 13. Tabel 12 Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap beda tinggi tanaman, perkembangan cabang perakaran dan bobot kering daun pada percobaan I tanaman sengon Amelioran Beda tinggi tanaman cm Percabangan akar Bobot kering daun gtanaman Bahan Humat H0 28,0a 2a tetap 5,274 H1 40,1b 2a tetap 5,706 H2 40,27b 3b naik 6,653 Abu Terbang F0 29,2a 2a tetap 5,592 F1 33,4a 2b tetap 5,918 F2 45,7b 3b naik 6,122 Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT taraf α=5 32 Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa bahan humat atau abu terbang berpengaruh nyata terhadap peningkatan beda tinggi dan cabang tanaman sengon pada percobaan I. Tabel 13 Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap perkembangan bintil perakaran pada percobaan I tanaman sengon Bahan humat Abu Terbang F0 F1 F2 H0 1a turun 1a turun 2ab tetap H1 1a turun 3cd naik 2bc tetap H2 2ab tetap 3d naik 3d naik Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT taraf α=5 Bahan humat dan abu terbang berpengaruh nyata terhadap peningkatan perkembangan jumlah bintil akar serta ada interaksi antara kedua amelioran tersebut Tabel 13. Perlakuan H 2 F 2 dan H 2 F 1 memberikan hasil pertumbuhan bintil akar yang paling baik dibanding kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis bahan humat maksimal, baik dosis abu terbang F1 maupun F2 tetap memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah bintil akar tanaman sengon. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah nilai pH tanah, ketersediaan hara dan faktor penghambat tumbuh Leiwakabessy 1988. Korelasi antara pH, ketersediaan hara, dan Al dd dengan beda tinggi tanaman dan perakaran disajikan dalam Tabel 14. Tabel 14 Korelasi antara pH, ketersediaan hara, dan Al dd terhadap beda tinggi tanaman dan perakaran Korelasi antara Beda tinggi tanaman Jumlah bintil akar Jumlah cabang akar P tersedia 0,279 0,604 0,567 K dd 0,494 0,159 0,316 Ca dd 0,474 0,589 0,542 Mg dd 0,642 0,683 0,747 pH 0,775 0,617 0,778 Al dd -0,766 -0,836 -0,912 C-Org 0,644 0,760 0,872 Keterangan : = korelasi signifikan pada taraf 99 = korelasi signifikan pada taraf 95 33 Tabel 14 diatas menunjukkan bahwa pH dan ketersediaan hara berkorelasi positif terhadap perubahan beda tinggi dan perakaran tanaman. Nilai pH dan ketersediaan C-org berpengaruh signifikan pada taraf 99 dan 95. Menurut Lakitan 2007 perkembangan sistem percabangan akar akan lebih terangsang pada tempat-tempat dimana air dan unsur hara lebih tersedia. Perkembangan percabangan akar sampai pada bagian bulu-bulu akar diikuti dengan pertumbuhan bintil-bintil akar. Semakin bertambahnya Al dd dalam tanah menyebabkan pertumbuhan tinggi dan perakaran tanaman menurun, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi negatif dan signifikan pada taraf 99 untuk perakaran tanaman dan 95 untuk beda tinggi tanaman. Reaksi tanah pH berkorelasi positif dan nyata dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi dan perakaran tanaman jumlah bintil dan cabang, terutama yang berkaitan dengan pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur-unsur hara tertentu. Adanya Al dd dalam tanah dapat menyebabkan kerusakan fungsi tanaman terutama pada sistem perakaran. Tabel 14 menunjukkan bahwa sistem perakaran baik jumlah cabang dan bintil menurun dengan adanya penambahan Al dd dalam tanah. Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap perubahan beda tinggi, perkembangan akar dan bobot kering daun tanaman meranti disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap beda tinggi tanaman, jumlah cabang perakaran, panjang akar dan bobot kering daun pada percobaan I tanaman meranti Amelioran Beda tinggi tanaman cm Percabangan akar Panjang akar cm Bobot kering daun gtanaman Bahan Humat H0 21,61b 2 tetap 5,83 1,35 H1 17,45ab 3 naik 6,73 1,40 H2 14,40a 2 tetap 7,80 1,42 Abu Terbang F0 11,93a 2 tetap 6,20 1,34 F1 23,82c 2 tetap 6,33 1,37 F2 17,71b 2 tetap 7,83 1,45 Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT taraf α=5 34 Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa bahan humat atau abu terbang berpengaruh nyata terhadap peningkatan beda tinggi tanaman meranti. Pada peningkatan dosis abu terbang dari kontrol F0 ke F1 terjadi kenaikan tinggi tanaman kemudian turun pada F2 walau masih lebih tinggi dibandingkan kontrol sedangkan penambahan bahan humat menyebabkan penurunan tinggi tanaman. Kedua amelioran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan percabangan perakaran, panjang dan bobot kering daun Tabel 15. Tanaman meranti mempunyai karakteristik fisiologis yang berbeda dengan jenis sengon. Tanaman meranti muda biasanya mempunyai sifat intoleran terhadap sinar matahari sehingga memiliki pertumbuhan vertikal yang lambat. Pada masa muda, meranti lebih banyak melakukan pertumbuhan akar dan daun. Tabel 15 menunjukkan bahwa penambahan bahan humat dan abu terbang dapat meningkatkan bobot kering daun. Pertumbuhan akar lebih banyak memanjang ke bawah untuk menunjang berdirinya pohon karena pohon meranti jika dewasa cenderung besar dan tinggi sehingga diperlukan penahan akar yang kuat. Pengaruh pemberian amelioran terhadap pertumbuhan tanaman sengon pada percobaan II disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16 Pengaruh pemberian bahan humat dan abu terbang terhadap beda tinggi tanaman, perkembangan jumlah bintil dan cabang perakaran serta bobot kering daun pada percobaan II dengan tanaman sengon Amelioran Beda tinggi tanaman cm Jumlah bintil akar Percabangan akar Bobot kering daun gtanaman Bahan Humat H0 2,57 2 tetap 2 tetap 0,729a H1 3,54 2 tetap 2 tetap 0,857a H2 3,76 2 tetap 2 tetap 1,638b Abu Terbang F0 1,77 2 tetap 2 tetap 0,708 F1 4,24 2 tetap 2 tetap 0,883 F2 3,86 2 tetap 2 tetap 1,632 Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata menurut uji DMRT taraf α=5 Tabel 16 menunjukkan bahwa kedua amelioran tidak berpengaruh nyata terhadap beda tinggi dan perkembangan perakaran jumlah bintil dan cabang. Perkembangan bintil dan percabangan akar menunjukkan nilai tetap untuk semua 35 perlakuan. Bahan humat berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering daun Tabel 16.

4.3. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dan Abu Terbang Terhadap