Pengaruh Aktor Kim Jong Il Terhadap Terhambatnya Perdamaian Korea Utara - Selatan

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Aktor Kim Jong Il Terhadap Terhambatnya

Perdamaian Korea Utara - Selatan

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata- 1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh :

RATRI SURACHMANINGTYAS NIM : 07260095

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ratri Surachmaningtyas NIM : 07260095

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGARUH AKTOR KIM JONG IL TERHADAP TERHAMBATNYA PERDAMAIAN KOREA UTARA - SELATAN

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Tonny Dian Effendi, M.Si. Nurudin, M.Si.

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Ketua Jurusan Hubungan Internasional


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Ratri Surachmaningtyas

NIM : 07260095

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGARUH AKTOR KIM JONG IL TERHADAP TERHAMBATNYA PERDAMAIAN KOREA UTARA - SELATAN

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari: Rabu Tanggal: 24 April 2013

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional UMM Mengesahkan,

Dekan FISIP- UMM

DR. Wahyudi, M.Si.

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. ( ) 2. M. Syaprin Zahidi, M. A. ( ) 3. Tonny Dian Effendi, M.Si. ( )


(4)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Ratri Surachmaningtyas

2. NIM : 07260095

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Pengaruh Aktor Kim Jong Il terhadap Terhambatnya Perdamaian Korea Utara Selatan.

6. Pembimbing : 1. Tonny Dian Effendi, M.Si. 2. Nurudin, M.Si.

Kronologi Bimbingan : Tanggal Paraf

Pembimbing 1

Keterangan Tanggal Paraf Pembimbing II Keterangan 12 Oktober 2011 Pengajuan Judul Skripsi 12 Oktober 2011 Pengajuan Judul Skripsi 6 Juli 2011 ACC Ujian Proposal Skripsi 12 Juli 2012 ACC Ujian Proposal Skripsi

27 Juli 2012 Seminar

Proposal

27 Juli 2012 Seminar

Proposal September 2012 Revisi Seminar September 2012 Revisi Seminar Desember 2012

ACC Bab II Desember 2012

ACC Bab II Januari 2013 ACC Bab III Januari 2013 ACC Bab III

Februari 2013

ACC Bab IV Februari 2013

ACC Bab IV


(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ratri Surachmaningtyas Tempat, tanggal lahir : Malang, 5 Agustus 1989

NIM : 07260095

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

PENGARUH AKTOR KIM JONG IL TERHADAP TERHAMBATNYA PERDAMAIAN KOREA UTARA - SELATAN

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 April 2013. Yang menyatakan

Ratri Surachmaningtyas


(6)

UNGKAPAN PRIBADI

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang senantiasa memberikanku kesehatan dan kesabaran yang luar biasa.

2. Kedua orang tua penyemangat terbesar saya: Tampa Slamet dan Suhartatik, serta kedua saudara laki-laki saya: Pitra Yuniartanto dan Fajar Arif Nugraha tak lupa kakak ipar saya Ika Wahyu Nurlita. Keluarga besar dari Madura yang juga selalu member support dan perhatiannya terhadap skripsi saya. Doa dan harapan serta keberadaan kalian semua sungguh memberi saya kekuatan untuk menghadapi keadaan sulit saat mengerjakan skripsi ini.

3. Spesial buat ayahq, yang udah amat sangat sabar menunggu saya lulus dan semangat yang tak ada habisnya hingga skripsi ini benar-benar terselesaikan. Makasih ayah….

4. Kedua pembimbing saya yang terhormat: Bapak Tonny Dian Effendi, S.Sos., M.S, dan Bapak Nurudin.,M.Si., atas arahan dan kesabarannya dalam membimbing dan mendidik saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik selama proses pengerjaan skripsi ini. Allah yang senantiasa membalas segala kebaikan kalian.

5. Terima kasih juga tak lupa saya haturkan kepada segenap staf di Jurusan Hubungan Internasional UMM, terutama kepada Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan M. Syaprin Zahidi,M. A. selaku penguji saya.

6. Teman-teman seperjuangan saya di Jurusan Hubungan Internasional UMM. Buat Yusli dan Fitri yang udah lulus duluan tapi tetep mau saya repotin ma


(7)

tetek bengek skripsi hingga kata ini tertulis, buat Sasti yang selalu nemenin saya di setiap langkah saya bimbingan hingga sekarang. Buat Amin, Obama dan April yang selalu kasih support dan info-info terbaru. Dan buat temen-temen lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih banyak.


(8)

ABSTRAKSI

Ratri Surachmaningtyas, 2013, (07260095), Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, PENGARUH AKTOR KIM JONG IL TERHADAP TERHAMBATNYA PERDAMAIAN KOREA UTARA - SELATAN, Dosen Pembimbing : I. Tonny Dian Effendi, S.sos., M.si dan Dosen Pembimbing II. Nurudin, M.Si.

Perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan yang dimulai dari 1950 hingga sekarang belum usai. Banyak upaya reunifikasi yang dilakukan untuk mendamaikan semenanjung Korea demi keamanan kawasan dan juga internasional. Namun upaya-upaya tersebut menemui kegagalan akibat dari arogansi Korea Utara yang kerap membatalkan perjanjian perdamaian secara sepihak. Perbedaan ideologi antara dua negara tersebut yang saling bertolak belakang dan dipegang teguh oleh masing-masing pemimpin negara membuat perjanjian perdamaian yang diupayakan dengan susah payah tidak dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan berhasil menciptakan perdamaian. Provokasi militer yang kerap dilancarkan Kim Jong Il untuk mengguncang keamanan semenanjung Korea dianggap sebagai penghambat yang berperan penting dan aktif dalam upaya perdamaian.

Oleh karena itu, penulis menggunakan teori psikoanalisis untuk menganalisa latar belakang Kim Jong Il yang membentuk kepribadiannya dan mempengaruhi kehidupan dewasanya sebagai pemimpin Korea Utara yang kerap melakukan tindakan kontroversial dan tidak bersahabat dengan dunia internasional. Selain itu, penulis juga menggunakan konsep kepribadian otoriter untuk mendapatkan penjelasan mengenai keteguhan Kim Jong Il dalam menjalankan pemerintahan sesuai dengan ajaran dan paham ayahanya, Kim Il Sung. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa upaya reunifikasi yang kerap gagal banyak mendapat hambatan dari pemerintah Korea Utara dimana Kim Jong Il merupakan penguasa tunggal yang memiliki wewenang penuh atas setiap kebijakan.

Kegagalan reunifikasi kerap diawali dengan tidak dilaksanakannya poin-poin kesepakatan yang telah dibuat antara kedua Negara oleh Korea Utara. Ikut campurnya pihak luar dalam perundingan terutama Amerika Serikat menjadi poin utama gagalnya reunifikasi. Hal ini dikarenakan keteguhan Kim Jong Il mempertahankan ideologi yang diajarkan padanya dari kecil dan kebencian terhadap imperialisme Amerika Serikat terhadap Negara komunis yang kerap mengancam keberlangsungan Negara Korea Utara yang akan berdampak pada hilangnya kekuasaan. Selain itu, trauma masa kecil Kim Jong Il saat kematian mendadak ibunya dan kehadiran ibu tiri yang takut akan ehilangan kekuasaan berdampak pada kebijakannya. Kim Jong Il tidak menginginkan adanya campur tangan asing dalam proses perundingan reunifikasi. Sedangkan pihak selatan tidak bisa lepas dari control Amerika Serikat dalam kebijakan luar negerinya. Hingga pada akhirnya, perdamaian Korea Utara-Selatan tidak terwujud hingga kematian Kim Jong Il.

Kata Kunci : Perdamaian, Korea Utara-Selatan, Terhambat, Kim Jong Il.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(9)

ABSTRACT

Ratri Surachmaningtyas, 2013, 07260095, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Sciences, Kim Jong Il Influence toward North-South Korea Peace Obstrucion, Major-Supervisor : Tonny Dian Effendi, S.Sos. M.Si and Co-Supervisor: Nurudin, M.Si

Civil war between North and South Korea that was happened in 1950 didn’t finish yet until now. There are several efforts to realize peace in Korean peninsula through reunification to stabilize regional and international security. But that efforts always faced failure because of the North Korea arrogance that keep disobeying the declaration that has made. Ideology differences between two countries that kept strong by the leader was the basic problem that reunification couldn’t realize. Military provocation that frequently did by North Korea leader, Kim Jong Il, to shake Korean peninsula security considered as obstruction to realize the reunification.

That’s why the writer try to analyze Kim Jong Il personality toward Korean peninsula peace obstruction through psychoanalysis theory. Also authoritarian personality concept to describe Kim Jong Il firmness about his father lessons and ideology to run the government. The result of this research is about the failure of reunification efforts caused by Kim Jong Il who has the highest authority to run all the policy in North Korea. Reunification failure frequently started by disobeying points of joint declaration by South Korea to held independence reunification without another countries participation.

With the disobey from South Korea affect Kim Jong Il policy to abandon the declaration either. It’s because of Kim Jong Il Juche ideology and hatred to United States imperialism towards komunis country that may cause he lose the authority. So, Kim Jong Il won’t continue the reunification if South Korea still under controlled by United States. Beside that, Kim Jong Il childhood trauma through the sudden death of his biological mother and his new step mother appear made him afraid to lose his authority affect his future policy. Kim Jong Il won’t have third part to reunification proses. But, in another side, South Korea can’t get independence from United States control to decide their foreign policy for Korean peace. Finally, North-South Korea peace never success until the death of Kim Jong Il.

Keywords : Peace, Korean Peninsula, Obstruction, Kim Jong Il.

Advisor I Advisor II


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Telah banyak referensi di Indonesia yang membahas masalah perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan dari masa ke masa. Namun tidak banyak yang membahas mengenai latar belakang Kim Jong Il sebagai aktor penting untuk mewujudkan perdamaian dua Negara yang terletak di wilayah semenanjung Korea tersebut. Penulis menyadari bahwa didalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Oleh karena itu masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk menyelesaikan kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, walaupun kecil yang tidak hanya bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional di Lingkungan Universitas Muhammadiyah Malangsaja akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum. Amien. Wassalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, April 2013 Penulis, Ratri Surachmaningtyas


(11)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam... i

Lembar Persetujuan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan... iii

Lembar Originalitas... iv

Berita Acara Bimbingan... v

Ungkapan Pribadi ... vi

Abstraksi... viii

Kata Pengantar... x

Daftar Isi... xi

Daftar Skema dan Tabel... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Tinjauan Pustaka ... 6

1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 6

1.5 Landasan Teoritis ... 12

1.5.1 Teori Psikoanalisis ... 12

1.5.2 Kepribadian Otoriter ... 16

1.6 Metode Penelitian... 18

1.6.1 Peringkat Analisa ... 18

1.6.2 Tipe Penelitian ... 19

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 19

1.6.4 Teknik Analisa Data ... 19

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 19

1.6.5.1 Batasan Materi ... 20

1.6.5.2 Batasan Waktu ... 20

1.7 Hipotesis ... 20

1.8 Sistematika Penulisan... 21

BAB II KOREA UTARA dan KIM JONG IL 2.1 Perkembangan Korea Utara ... 22

2.1.1 Awal Pemerintaan Korea Utara ... 22

2.1.2 Penanaman Paham Ideologi dan Paham Juche ... 28

2.1.3 Pengkultusan Pemimpin Tunggal ... 30

2.1.4 Pewarisan Tahta ... 33

2.2 Kim Jong Il ... 35

2.2.1 Masa Kecil Kim Jong Il ... 36


(12)

2.2.3 Masa Pengkaderan ... 41

2.2.4 Kim Jong Il sebagai Penerus Tahta ... 42

2.2.5 Pemerintahan Kim Jong Il ... 45

BAB III SEMENANJUNG KOREA DAN UPAYA REUNIFIKASI 3.1 Sejarah Korea ... 51

3.1.1 Masa Penjajahan Jepang ... 52

3.1.2 Masa Perwalian ... 53

3.1.3. Perang Korea ... 57

3.2 Reunifikasi Korea... 65

3.2.1 Reunifikasi Pasca Kemerdekaan ... 66

3.2.2.Deklarasi Bersama 1972 ... 66

3.2.3 KTT 15 Juni 2000 ... 68

3.2.4 KTT Perdamaian Korea 2007 ... 70

3.3 Pengaruh Aktor Kim Jong Il terhadap Kegagalan Reunifikasi ... 72

3.3.1 Kim Jong Il sebagai Penerus Tahta ... 72

3.3.1 Kim Jong Il sebagai Pemimpin Korea Utara... 77

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 82

4.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR SKEMA DAN TABEL

Tabel 1. Posisi Penelitian ... 9 Skema 1. Alur Penelitian... 17 Tabel 2. Kronologis konflik Korea Selatan Korea Utara 1958-2010……. 60


(14)

Daftar Pustaka Buku :

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah.

Cottam, Martha, dkk. (2004). Introduction to Political Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Hall, Calvin S (et.all), 1993. Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.

Koeswara, E.1991. Teori- Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Hastuti, Maya. 2011. Opsi Jalan Tengah Dalai Lama Dalam Penyelesaian Konflik China Tibet, Jurusan Hubungan Internasional Universitaas Muhammadiyah Malang.

Mardiasih, Riska. 2011. zRespon Negara-Negara Asia Timur Terhadap Pengembangan Nuklir Korea Utara, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional :Disiplin dan Metodologi.

Jakarta :LP3ES.

_______. 1989. Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisa dan Teorisasi. Yogyakarta.

_______. Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi, : Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogya: Pusat Antar Universitas- Studi Sosial Universitas Gajah Mada.

_______. Seung-Yoon, Yang. 2005. Memahami Politik Korea. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Nurazizah. 2011. Latarbelakang Penyerangan Artileri Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong Korea Selatan 2010. FISIP. Hubungan Internasional. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Seung-Yoon.Yang. Mas’oed, Mohtar. 2003. Politik Ekonomi Masyarakat Korea

“Pokok-pokok Kepentingan dan Permasalahan”. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Seung-Yoon.Yang.Mas’oed.Mohtar. 2003. Masyarakat,Politik dan Pemerintahan


(15)

Silalahi, Ulber. 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama, hal 30-41.

Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Syuhada, Fikri. 2009. Faktor-faktor Korea Utara Membatalkan Perjanjian Reunifikasi Korea, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Achman Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Internet :

_______, Faktor Impian Satu Korea Terhalang dalam <http://www.aljazeera.com/news/asia-pacific/2011/12/201112191141317331> diakses tanggal 15 Februari 2013

_______, Kematian Kim Il Sung dan pewarisan kekuasaan Negara dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_02d.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

_______, Kim Jong Il <http://rki.kbs.co.krindonesiannewsnews_issue_detail.htm. No=5672&id=issue.mht> (diakses tgl 4 April 2012)

_______, Kim Jong Il Biography dalam <http://www.biography.com/people/kim-jong-il-201050> diakses tanggal 15 Februari 2013.

_______, Kim Jong Il Biography dalam <http://www.biography.com/people/kim-jong-il.2-201050> diakses tanggal 15 Februari 2013.

_______, Kim Jong Il Si Eksentrik yang Kejam dalam <http://internasional.kompas.com/read/2010/09/29/07254696/Kim.Jong.Il..Si.Eks entrik.yang.Kejam.htm> di akses pada 26 Desember 2010

_______, Kim Il Sung & Kim Jong Il, Kim Il Sung dalam Pembentukan dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_04a.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

_______, Kim Il Sung & Kim Jong Il, Pemegangan Kekuasaan Kim Jong Il dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_04d.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

________, Korea Utara dalam <www.bbc.co.uk/indonesia/laporan-khusus/korea_utara.shtml> diakses tanggal 9 Januari 2013.

_______, Krisis di Semenanjung Korea, AKANKAH MEMANTIK PERANG DUNIA III dalam <www.Blog-Sejarah Perang Dunia.htm> diakses tanggal 12 April 2012.


(16)

_______, Pembentukan dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_04b.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

Planning Department of The DailyNK, Analysis of Personality and Psychology of Kim Jong Il by His Relationships with Women dalam <http://www.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk02300&num=900> diakses pada 15 Februari 2013.

_______, Ringkasan Sejarah Korut 1940-an dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_02a.htm> diakses tanggal 12 Desember 2012.

_______, Ringkasan Sejarah Korut 1950an - 1960an dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_02b.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

_______, Ringkasan sejarah Korut, 1970an 1980an dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_02c.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

Sulistyo, Iwan, dalam

<www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13770:krisis -semenanjung-korea-dan-jaln-berliku-reunifikasi&catid=12:refleksi&Itemid=82> diakses tanggal 9 Januari 2013

_______, Ringkasan sejarah Korut, 2000an dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_02e.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.

Teguh Santosa, North Korea dalam <http://teguhtimur.com/category/from-the-cornernorth-korea.htm.> (diakses tgl 12 April 2012).

Teguh Santosa, Krisis Korea Dipicu Batas Wilayah yang Tidak Adil dalam <http://teguhtimur.com/20100206/kim-jong-il.mht> diakses tanggal 12 April 2012 _______, Tentang Korea dalam <http://world.kbs.co.kr/indonesian/korea/korea _abouthistory.htm (diakses tanggal 5 Januari 2011).

_______, The Korean War dalam <http://asianinfo.org/asianinfo/ korea/history/korean_war.htm> (diakses tanggal 5 Januari 2011).

Williamson, Lucy. 2011. Delving into North Korea’s Mystical Cult of Personality dalam <http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-166336991> diakses tanggal 9 Januari 2013.

<www.csis.or.id/Publications_OpinionsDetail.php?id=9> diakses tanggal 15 Februari 2013.


(17)

www.dailynk.com/english/db_info?phpdb_name=October4Inter-<www.kaskus.com/showthread.php.htm> diakses tanggal 9 Januari 2013

< www.rakyatmerdeka.co.id/internasional/2010/04/01/7393/Berkat-Kim-Jong-Il,-Tentara-Rakyat-Korea-Terbaik-di-Dunia> diakses tanggal 15 Februari 2013.

PDF

Kwan Jin.Kim. 2011. 2010 Defense White Paper. Ministery of National Defense Republik Korea. PDF

Kim Jong Il Brief History dalam< http://www.korea-dpr-comlib-03.pdf > diakses tanggal 12 Desember 2012

Kong Dan Oh, 1988. Leadership Change in North Korean Politics : The Succession to Kim Il Sung. pdf.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Semenanjung korea merupakan wilayah di Asia timur dimana terdapat dua wilayah Negara. Dua Negara tersebut yakni Korea Utara dan Korea Selatan yang mana banyak memiliki kesamaan dalam budaya, karakteristik masyarakat dan geografi karena berada pada wilayah dan rumpun yang sama. Hal ini disebabkan juga karena pada jaman dahulu kedua Korea merupakan satu kesatuan dalam naungan kerajaan yang tumbuh dan berkembang membentuk suatu peradaban yang sama.

Namun pada masa penjajahan Jepang tepatnya pada 22 Agustus 1910 dengan berdasar pada perjanjian pendudukan Jepang-Korea, Jepang membentuk pemerintahan baru di Korea dan memaksakan kebudayaan Jepang pada masyarakat Korea1. Hal ini memantik reaksi keras dari masyarakat sehingga melakukan perlawanan. Jepang baru benar-benar meninggalkan Korea setelah mereka mengalami kekalahan pada perang dunia kedua. Dalam masa kekosongan kekuasaan tersebut muncullah tokoh-tokoh kemerdekaan Korea seperti Kim Il Sung dan Rhee Syngman yang telah mendirikan pemerintahan sementara di luar Korea pada masa penjajahan.

1


(19)

Pasca kekalahan jepang masuklah dua Negara adidaya yang berperan dalam kemenangan perang dunia II saat itu di Korea yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan perbedaan ideologi yang sangat mencolok keduanya menempatkan diri masing-masing di wilayah utara dan selatan. Amerika serikat memilih Rhee Syngman untuk menjadi pemimpin di wilayah selatan dengan ideologi liberal yang dianut sedangkan Uni Soviet lebih memilih Kim Il Sung untuk dijadikan pemimpin di wilayah utara dengan ideologi komunisnya, karena selama masa penjajahan Kim Il Sung melarikan diri ke Uni Soviet dan membentuk Negara sementara di sana. Hal inilah yang menjadi awal perpisahan kedua saudara yang terletak di semenanjung Korea tersebut.

Di bawah kepemimpinan masing–masing pemimpin, Kim Il Sung di utara dan Rhee Syngman di selatan, kedua calon Negara tersebut mendapatkan kemerdekaannya masing–masing. Setelah resmi menjadi dua Negara yang masing– masing berdaulat, kedua Negara tersebut masih berada dalam kekuasaan Negara perwaliannya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun untuk Uni Soviet, tahun 1948 mereka meninggalkan wilayah utara Korea karena ideologi yang mereka tanamkan di wilayah itu berhasil dengan sempurna di bawah kepemimpinan Kim Il Sung sehingga Korea Utara menjadi bagian dari sekutu Uni Soviet yang juga diteruskan oleh penerusnya yaitu Kim Jong Il.

Wilayah selatan Korea masih belum mampu untuk menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa bantuan Amerika Serikat sehingga Korea Selatan lebih


(20)

dikenal sebagai Negara boneka Amerika. Perpisahan antara keduanya merupakan masalah yang menyangkut kepentingan dunia karena letak yang strategis dari Negara yang terpecah ini. Semenanjung Korea adalah jembatan atau koridor yang strategis antara China daratan dan Jepang.

Perpisahan itu juga memunculkan peperangan pertama yang terjadi selama tahun 1950-1953 yang diakhiri dengan gencatan senjata2. Karena gencatan senjata merupakan penyelesaian militer dan bukan penyelesaian politik, maka perimbangan militer antara kedua korea menjadi salah satu perimbangan militer yang paling kritis hingga saat ini dan masih sering memunculkan ketegangan – ketegangan antara kedua Negara.

Gencatan senjata yang telah terjadi lebih dari 50 tahun ini menjadikan wilayah semenanjung Korea rawan akan aksi-aksi militer yang banyak dilakukan pemerintah Korea Utara. Reunifikasi semenanjung Korea dimunculkan sebagai wacana agar perang saudara ini dapat terselesaikan dengan jalan damai. Upaya reunifikasi sudah ada saat kedua Negara masih berada dibawah kendali Negara-Negara perwalian. Pada tahun 1948 PBB mengupayakan pemilihan umum untuk menentukan pemimpin di wilayah semenanjung Korea yang dilakukan di Korea bagian selatan, namun Kim Il Sung menolak dengan dalih tidak ingin mengikuti ideologi liberal yang disebarkan di Korea bagian selatan oleh Amerika Serikat dan tetap berpegang teguh pada ideologi komunis dan menganut sistem Juche yang menjadi akar pemerintahan Korea Utara.

2


(21)

<http://teguhtimur.com/category/from-the-cornernorth-Setelah periode itu reunifikasi seakan tidak pernah didengung-dengungkan lagi antar kedua Negara bahkan lebih banyak ancaman yang menggoyang keamanan semenanjung Korea3.

Reunifikasi mulai dimunculkan lagi ketika Korea Utara mengalami krisis pangan di awal 1990an yang disebabkan runtuhnya rezim komunisme di Eropa Timur pada tahun 1989 dan jatuhnya Uni Soviet pada 1991 membuat bantuan pangan yang selama ini banyak didapat dari Uni Soviet dan China berkurang. Selain itu, kematian Kim Il Sung yang digantikan putra tertuanya yakni Kim Jong Il memberikan harapan pada perdamaian semenanjung Korea.

Kim Jong Il menggantikan posisi Kim Il Sung sebagai pemimpin Korea Utara di saat usianya telah mencapai 52 tahun. Usia yang sangat matang bagi seseorang untuk memimpin Negara, selain itu Kim Jong Il merupakan penerus yang sudah dipersiapkan dari kecil untuk menjadi penerus Kim Il Sung sebagai penguasa Korea Utara dan untuk mempertahankan ideologi komunis serta paham Juche yang dicetuskan oleh Kim Il Sung. Pada masa pemerintahan Kim Jong Il pertemuan-pertemuan kenegaraan untuk membicarakan masalah reunifikasi lebih bisa terjalin antara Korea Utara dan Selatan saat berada di bawah pemerintahan Kim Jong Il. Seperti penandatanganan deklarasi gabungan utara-selatan pada 15 Juni 2000 dan

3

Pembentukan dalam <www.world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_04b.htm> diakses tanggal 15 Februari 2013.


(22)

juga upaya perdamaian pada 4 Oktober 2007. Namun upaya-upaya itu gagal dikarenakan pembelotan dari Korea Utara4.

Namun dengan kematiannya membuka peluang kembali kran perdamaian antara kedua Negara tersebut. Kim Jong Il yang menggantikan Kim Il Sung, Kim Il Sung yang meninggal dunia pada tahun 1994, harus menunggu tiga tahun sebelum resmi diangkat menjadi pucuk pimpinan di Korea Utara pada tahun 19975. Hal ini dikarenakan Kim Jong Il harus membuktikan bahwa dirinya memiliki pandangan yang sama dengan pemimpin terdahulunya. Kebijakan Kepemimpinan Revolusioner Songun yang diterapkan oleh Kim Jong Il mampu membuatnya dipercaya sebagai pemimpin Korut berikutnya. Inti dari kebijakan itu adalah menempatkan kekuatan militer sebagai prioritas utama Negara. Fasilitas Negara ditujukan pada pembangunan dan pengembangan kekuatan militer demi mempertahankan kedaulatan Negara dari kaum penjajah, yang sampai kini tak henti menekan Korut6.

Meskipun dengan sedikit terbukanya kran negosiasi untuk perdamaian Korsel dan Korut tidak menjamin persatuan bisa tercapai karena Kim Jong Il terkenal dengan tingkah lakunya yang sangat jelas menunjukkan keengganannya berdamai dengan Korsel dan menjunjung tinggi keyakinan terhadap ideologinya. Hingga saat kematiaannya kedua Negara di semenanjung Korea ini belum sepakat untuk bersatu.

4

Fikri, Syuhada. 2009. Faktor-faktor Korea Utara Membatalkan Perjanjian Reunifikasi Korea,

Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hal: 7

5

Kim Jong Il dalam <http://rki.kbs.co.krindonesiannewsnews_issue_detail .htmNo=5672&id=issue.mht> (diakses tgl 4 April 2012)

6


(23)

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, ada hal yang menarik untuk diteliti yakni, mengapa aktor Kim Jong Il menghambat proses perdamaian di wilayah Korea Utara dan Selatan?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mampu mendeskrisikan mengapa Kim Jong Il selaku pemimpin Korea Utara menghambat proses perdamaian di Korea Utara dan Selatan.

1.4Tinjauan Pustaka 1.4.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai sosok Kim Jong Il sebagai pemimpin Korea Utara yang memiliki pengaruh terhadap perdamaian di semenanjung Korea. Tidak hanya upaya-upaya perdamaian namun juga hambatan terhadap upaya perdamaian itu sendiri.

Sebelum penulis melakukan penelitian ini sudah ada penelitian yang menjadi pedoman penulis dalam menulis penelitian ini. Penelitian terdahulu tersebut berjudul

Opsi Jalan Tengah Dalai Lama Dalam Penyelesaian Konflik China Tibet7. Dalam penelitian tersebut penelitinya menjelaskan mengenai sosok Dalai Lama 14 sebagai

7

Maya Hastuti, Opsi Jalan Tengah Dalai Lama Dalam Penyelesaian Konflik China Tibet, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang,2011.


(24)

pimpinan Tibet yang berusaha untuk menyelamatkan Tibet dalam konflik dengan China yang berkepanjangan melalui upaya-upaya perdamaian tanpa kekerasan. Opsi jalan tengah yang dikeluarkan oleh Dalai Lama untuk konflik tersebut muncul dikarenakan kepribadian Dalai Lama sebagai sosok spiritual yang tidak menyukai kekerasan. Sifat dasar itu telah dimiliki Dalai Lama semenjak kecil dan dipupuk dengan pelajaran-pelajaran yang dia dapat untuk bisa menjadi Dalai Lama yang arif dan bijaksana. Dalam proses pengajaran untuk menjadi Dalai Lama, Dalai Lama kecil mendapatkan pengajaran-pengajaran spiritual yang selalu mengedepankan perdamaian tanpa kekerasan sehingga secara alam bawah sadarnya itu terbawa hingga ia dewasa dan mempengaruhi pemikirannya dalam mengambil keputusan untuk penyelesaian konflik dengan China. Berdasar itulah muncul opsi jalan tengah dari Dalai Lama yakni berupa otonomi khusus untuk Tibet untuk melestarikan agama dan budaya serta menjalankan pemerintahan sesuai ajaran agama Budha yang dia dapat semenjak kecil.

Penulis mengambil penelitian ini sebagai pedoman dikarenakan penelitian yang sedang penulis kerjakan memiliki kesamaan alur dan tingkat analisa individu namun berbeda pada objek penelitiannya. Objek yang penulis ambil adalah sosok Kim Jong Il sebagai presiden Korea Utara dalam menyikapi konflik semenanjung Korea yang telah berlangsung lebih dari setengah abad. Penulis meyakini bahwa Kim Jong Il sangat berpengaruh pada tidak tercapainya kesepakatan antara Korea Utara dan Selatan untuk reunifikasi. Hal-hal yang melatar belakangi keputusan penolakan


(25)

dari sang ayah dan lingkungannya semasa kecil sehingga mempengaruhi pemikiran dewasanya pula untuk mengambil keputusan dalam konflik semenanjung Korea, sama seperti proses Dalai Lama.

Penulis juga mendapat penelitian yang berjudul Faktor-faktor Korea Utara Membatalkan Perjanjian Reunifikasi Korea sebagai penelitian terdahulu8. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bagaimana perpecahan Korea terjadi dan upaya-upaya reunifikasi dengan kegagalan dari pihak Korea Utara. Penelitinya menggunakan decision making theory untuk menganalisa kegagalan reunifikasi Korea selama ini.

Penelitian ini menghasilkan beberapa faktor yang menjadikan Korea Utara membatalkan perjanjian reunifikasi Korea yakni :

1. Faktor Internal

a. Adanya kekhawatiran para elit politik termasuk Kim Jong Il akan kehilangan kekuasaan

b. Kerjasama ekonomi membuat perekonomian Korea Utara menjadi subordinatif

2. Faktor Eksternal

a. Reunifikasi menjadi instrumen yang dapat menekan militer Korea Utara b. Pemerintahan Korea Selatan meninjau kembali perjanjian yang dicapai

pada tahun 2000 dan 2007.

8

Fikri Syuhada, Faktor-faktor Korea Utara Membatalkan Perjanjian Reunifikasi Korea, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2009.


(26)

Selain penelitian di atas penulis juga menemukan penelitian mengenai biografi mengenai Kim Jong Il yang berjudul Analysis of Personality and Psychology of Kim Jong Il by His Relationships with Women9. Dalam penelitian tersebut diungkapkan mengenai kepribadian Kim Jong Il dilihat dari kehidupan sexualnya.

Sebagai penguasa Kim Jong Il diketahui memiliki tiga orang istri resmi yakni Sung Hye Lim, Kim Young Suk, dan Koh Young Hee. Namun selain mereka bertiga Kim Jong Il memiliki banyak wanita lain seperti wanita dari Mansudae Art Group, istri seorang ambassador dan siapapun yang diinginkannya. Peilaku kehidupan sexual Kim Jong Il disebut sebagai perversion sexual atau memiliki perilaku seksual yang menyimpang dikarenakan dia menyuruh wanitanya menari tanpa pakaian di depannya. Selain itu, istrinya Sung Hye Lim, adalah kakak ipar dari teman Kim Jong Il, namun ia membuat Hye Lim bercerai dengan suaminya dan menjadikannya istri.

Perilaku Kim Jong Il yang di luar batas norma mengenai wanita ditengarai menurun dari Kim Il Sung. Kim Il Sung juga dikatakan pemimpin yang gemar akan wanita bahkan dia telah memiliki seorang anak dengan seorang pengasuh saat dia masih berusia tujuh belas tahun.

Namun yang lebih berpengaruh pada perilaku menyimpang Kim Jong Il ditengarai karena kematian ibu biologisnya, Kim Jung Suk, secara tiba-tiba di saat usianya yang masih tujuh tahun. Tak lama dari kematian sang ibu hadirlah ibu tirinya

9

Planning Department of The DailyNK, Analysis of Personality and Psychology of Kim Jong Il by His Relationships with Women dalam


(27)

yakni Kim Sung Ae. Dengan kedatangan Sung Ae, Kim Jong Il takut akan kehilangan ayah dan juga kekuasaan yang kelak dimilikinya dan ini menjadi faktor penting pembentukan karakter dari seorang Kim Jong Il.

TABEL 1.1 POSISI PENELITIAN

NO JUDUL DAN NAMA

PENELITI JENIS PENELITIAN DAN ALAT ANALISA HASIL

1 Skripsi: Opsi Jalan Tengah Dalai Lama Dalam Penyelesaian Konflik China – Tibet.

Oleh: Maya Hastuti

Eksplanatif reduksionis Pendekatan: Teori Psikoanalisis, teori Peran.

Opsi jalan tengah yang dikeluarkan Dalai Lama dalam konflik China – Tibet adalah tidak meminta kemerdekaan atas China melainkan hanya meminta otonom khusus bagi Tibet yang ditawarkan kepada China. Opsi ini muncul karena kepribadian Dalai Lama yang tidak menginginkan lagi adanya kekerasan dalam konflik yang terjadi. Kepribadian Dalai Lama yang cinta damai ia dapatkan saat ia kecil dari pengajaran-pengajaran menjadi Dalai Lama dan juga agama Budha yang ia anut selalu mengajarkan tentang perdamaian.

2 Skripsi: Faktor-faktor Korea Utara Membatalkan Perjanjian Reunifikasi Korea.

Oleh: Fikri Syuhada

Deskriptif Pendekatan:

Deccision making theory.

Penelitian ini menjelaskan gagalnya reunifikasi korea dengan menggunakan decision making theory dengan tiga komponen yakni politik dalam negeri, kondisi ekonomi dan militer, serta konteks internsional. Perpecahan Korea yang terjadi lebih dari lima dekade dan hubungan antar


(28)

kedua Negara yang bersaudara kurang harmonis memunculkan keinginan untuk reunifikasi terjadi di wilayah semenanjung Korea. Upaya-upaya reunifikasi Korea pun dilakukan oleh kedua belah pihak dari masing-masing Negara. Upaya reunifikasi terlihat semakin nyata dengan adanya kerja sama dan penandatanganan KTT 2000 dan 2007. Namun upaya itu mengalami kegagalan yang bersumber dari Korea Utara. Melalui decision making teori penulis menjelaskan bahwa kegagalan tersebut karena beberapa daktor internal dan juga eksternal. Adapun factor internal itu adalah adanya kekhawatiran para elit politik termasuk Kim Jung Il akan kehilangan kekuasaan dan kerjasama ekonomi membuat perekonomian Korea Utara menjadi subordinatif

Sedangkan factor eksternal yang di dapat adalah Reunifikasi menjadi instrumen yang dapat menekan militer Korea Utara dan pemerintahan Korea Selatan meninjau kembali perjanjian yang dicapai pada tahun 2000 dan 2007.

3 Analysis of Personality and Psychology of Kim Jong Il by His Relationships with Women

Oleh : Planning department of The DailyNK

Eksplanatif Pendekatan :

Teori Psikoanalisis

Dalam penelitian ini menjelaskan kepribadian Kim Jong Il dari hubungannya dengan wanita menggunakan teori psikoanalisis. Kim Jong Il memiliki kepribadian yang tidak wajar mengenai wanita. Ia akan


(29)

melakukan berbagai cara menyangkut keinginannya akan wanita, namun tidak hanya pada wanita dalam kehidupannya dia memang menggunakan segala kekuatan dan kekuasaan yang ia miliki untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kepribadian ini terbentuk karena factor keturunan dari Kim Il Sung Kim Il Sung yang juga gemar akan wanita bahkan di saat usianya masih sangat muda. Selain itu, kematian ibunya yang tiba-tiba saat Kim Jong Il masih berusia tujuh tahun juga sangat mempengaruhi kepribadian Kim Jong Il menjadi orang yang tidak percaya dengan orang lain dan melakukan apapun untuk mengamankan status dan kekuasaannya sebagai putra pertama dari pemimpin Kim Il Sung.

4 Pengaruh Aktor Kim Jong Il terhadap Terhambatnya Perdamaian Semenanjung Korea.

Oleh : Ratri Surachmaningtyas.

Eksplanatif Pendekatan: Teori Psikoanalisis, konsep kepribadian otoriter.

Penulis mengkaji kepribadian Kim Jong Il menggunakan teori psikoanalisis dan kepribadian otoriter mengenai hubungannya dengan perdamaian semenanjung Korea. Upaya-upaya perdamaian di semenanjung Korea kerap gagal dengan adanya tindakan sepihak dari Korea Utara yang kembali mengguncang semenanjung dengan militernya. Hal ini merujuk pada kebijakan Kim Jong Il dalam pemerintahannya yang menggunakan kebijakan Songun yakni mengutamakan militer di atas kepentingan apapun Negara. Kim Jong Il juga mengatakan


(30)

bahwa kekuatan militer akan dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan ekonomi dan keamanan rezim. Hal ini banyak disebabakan pengalaman masa kecil Kim Jong Il yang juga merasakan masa-masa penjajahan Jepang yang sangat kejam, dengan menggunakan militernya Jepang mampu menguasai banyak Negara termasuk Korea. Selain itu, sebagian keluarganya yang revolusioner juga memberikan pengaruh yang kuat dalam perkembangan karakternya sebagai individu yang tertutup dan taat akan ajaran komunisme dan juga Juche yang dicetuskan oleh Kim Il Sung.

1.5 Landasan Teoritis 1.5.1 Teori Psikoanalisis

Banyak terdapat pendekatan dan teori yang mengulas mengenai kepribadian, namun hanya beberapa yang digunakan untuk mempelajari kepribadian dari aktor politik salah satunya teori kepribadian psikoanalisis dari Sigmund Freud. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: 1) suatu metoda penelitian dari pikiran; 2) suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan 3) suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional10. Teori psikoanalisis menyoroti peran alam bawah sadar seseorang sehingga mendasari perilaku manusia. Menurut Freud :


(31)

Freud introduced the idea that the mind is like an iceberg, in that only a small part of the iceberg is visible floating above water, and around 90% is under water and unobservable. Similarly, people are conscious of only a small part of the mind. The majority of the mind’s operation is like the portion of the iceberg under water. It is unconscious11.

Freud mengatakan kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious)12.

a. Kesadaran (conscious) merupakan bagian kehidupaan mental atau lapisan jiwa individu. Kehidupan mental ini tidak memiliki kesadaran penuh (fully aware). Melalui kesadarannya, individu mengetahui tentang : siapa dia, sedang apa dia, sedang di mana dia, apa yang terjadi di sekitarnya, dan bagaiman dia memperoleh yang diinginkannya. Freud meyakini bahwa kesadaran individu merupakan bagian terkecil (permukaan gunung es) dari kehidupan mentalnya.

b. Ambang sadar (preconscious) merupakan lapisan jiwa di bawah kesadaran, sebagai tempat penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara cepat, namun dengan usaha tertentu sesuatu itu dapat diingat kembali. Contohnya: pada suatu saat kita lupa tentang apa yang telah dipelajari, tetapi dengan sedikit konsentrasi dan asosiasi tertentu kita bisa mengingat kembali pelajaran tersebut.

c. Ketidaksadaran (unconscious) merupakan lapisan terbesar dari kehidupan mental individu. Area ini merupakan gudang dari instink-instink atau

11

Cottam, Martha, dkk. (2004). Introduction to Political Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers. Hal 15.

12


(32)

pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (emotional pain) yang direpres. Walaupun individu secara penuh tidak menyadari keberadaan instink-instink itu aktif bekerja untuk memperoleh kepuasan (pleasure principle). Instink-instink ini merupakan penentu utama tingkah laku individu.13

Untuk mendapatkan informasi mengenai karakter individu ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yang pertama, studi psikologik atau psiko historic yaitu mempelajari sejarah hidup si tokoh. Kedua, analisis isi terhadap bahan-bahan tertulis seperti surat-surat, naskah pidato, berita koran tentang si tokoh, dsb. Ketiga, eksperimen dalam laboratorium seperti simulasi14.

Dalam teori psikoanalisis yang dipakai Freud, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur dan sistem, yakni Id (Das Es), Ego (Das Ich), dan Superego (Das Uber Ich)15. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Id adalah komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, sedangkan superego merupakan komponen sosial.

Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem original dalam kepribadian dan dari aspek ini kedua aspek lain tumbuh. Id hanya memburu hawa nafsunya saja tanpa menilai hal tersebut baik atau buruk. Ia merupakan bagian ketidaksadaran yang

13

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Achman Juntika. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 46-47

14Mohtar Mas’oed.1989.

Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisa dan Teorisasi.. Yogyakarta. Hal:3-4.


(33)

primitif di dalam pikiran, yang terlahir bersama individu. Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan yang dicurahkan dalam jasadnya oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ia bertugas menerjemahkan kebutuhan individu menjadi daya-daya motivasional, yang dengan kata lain disebut dengan insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Penerjemahan dari kebutuhan menjadi keinginan ini disebut dengan proses primer16.

Ego berbeda dengan Id. Ego ialah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego bertindak sebagai penyeimbang dari Id. Ego timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan individu memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan. Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam dunia batin dan sesuatu yang ada di dunia luar. Peran utama ego adalah menjadi jembatan antara kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan. Ego menghubungkan individu dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek untuk

16

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Achman Juntika. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal: 36.


(34)

memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan individu. Proses penyelesaian ini disebut dengan proses sekunder17.

Superego adalah zat yang paling tinggi pada diri manusia, yang memberikan garis-garis pengarahan dan norma-norma yang harus dianut. Superego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu dapat dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsi utama dari superego antara lain (1) sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat; (2) mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan; dan (3) mendorong individu kepada kesempurnaan. Superego senantiasa memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang berbeda ke alam bawah sadar. Superego, bersama dengan id, berada di alam bawah sadar18.

1.5.2 Kepribadian Otoriter

Kepribadian otoriter didasarkan pada teori psikoanalisis. Kepribadian otoriter merupakan hasil dari pola asuh anak yang berdasar pada pola otoriter. Orang tua dengan pola pengasuhan otoriter kurang peka terhadap kesulitan anak pada masa pertumbuhan sehingga mempola anak untuk merepres keinginan-keinginan pemenuhan id-nya. Dalam pola asuh otoriter, orang tua tidak membantu anak untuk

17


(35)

proses pemenuhan id-nya namun yang terjadi orang tua menuntut, mengontrol dan menjalankan disiplin yang sangat ketat terhadap anak. 19

Tipe kepribadian otoriter dari sudut pandang psikoanalisis dimana sifat otoriter seseorang terjadi akibat dari pengasuhan yang sangat terkendali dan konvensional. Individu dengan tipe kepribadian otoriter telah terhambat dalam mengembangkan kemampuan untuk mengontrol impuls id seksual dan agresif. Hal ini memunculkan perasaan takut terhadap mereka dan dengan demikian pengembangan mekanisme pertahanan untuk menghindari menghadapi dunia luar. Sindrom ini berteori untuk mencakup sembilan karakteristik; konvensionalisme, penyerahan otoriter, agresi otoriter, anti-Intraception, takhayul dan stereotype, kekuatan dan ketangguhan, sifat merusak dan sinisme, obsesi seks, dan projektivitas. Sementara itu tipe kepribadian otoriter membentuk seseorang menjadi: etnosentris, ego defensif, mental kaku, conforming dan konvensional, dan memiliki pandangan politik konservatif.

Teori ini digunakan penulis untuk menganalisis perilaku Kim Jong Il sebagai aktor yang sangat berpengaruh terhadap proses perdamaian di semenanjung Korea yang tidak kunjung usai. Dengan kepribadian otoriter diharapkan mampu mengupas alasan dan pertimbangan-pertimbangan perilaku Kim Jong Il yang kerap mementahkan kembali upaya-upaya reunifikasi di semenanjung korea. Sedangkan teori psikoanalisis lebih ditekankan pada sosok pribadi Kim Jong Il sebagai individu

19

Cottam, Martha, dkk. (2004). Introduction to Political Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers. Hal 23.


(36)

dengan berbagai aspek seperti masa lalu dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan pemikirannya yang berimbas pada keputusan-keputusan yang diambil sebagai pemimpin sebuah Negara yakni Korea Utara

Alur Pemikiran

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Peringkat Analisa

Penelitian ini menggunakan level analisis induksionis20. Dimana unit analisa atau variabel dependennya dalam penelitian ini adalah sosok Kim Jong Il selaku pemimpin Korea Utara. Kim Jong Il berada pada level individu pelaksana Negara. Sedangkan unit eksplanasi atau variabel independennya adalah terhambatnya proses perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan. Unit eksplanasi ini berada pada level Negara bangsa.

20

Level analisis induksionis memiliki pengertian bahwa unit analisa lebih rendah daripada unit eksplanasinya. Mohtar Mas’oed,1990, Ilmu Hubungan Internasional :Disiplin dan Metodologi. Jakarta

Sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya

reunifikasi

Profil dan ideologi Kim Jong Il dianalisis menggunakan teori psikoanalisis dan kepribadian

otoriter.

Asumsi dasar / keinginan dari Kim Jong Il berharap reunifikasi tanpa

campur tangan asing tidak terpenuhi dan ketegasan Kim Jong

Il dalam memegang ideologinya. Terhambatnya proses reunifikasi semenanjung korea disebabkan


(37)

Alasan penggunaan level analisis induksionis adalah dalam hubungan internasional semua aspek atau aktor internasional dalam berbagai level memiliki keterikatan satu sama lain21. Karena pada dasarnya fenomena hubungan internasional terjadi akibat dari perilaku individu, dalam hal ini sikap dan perilaku Kim Jong Il dalam perdamaian antara Korea Utara dan Selatan. Selain itu, penggunaan level individu sebagai unit analisa juga dapat membantu penulis untuk dapat mengetahui lebih jelas dan detail.

1.6.2 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksplanatif22. Penulis berusaha menjelaskan perilaku Kim Jong Il melalui kegagalan–kegagalan reunifikasi Korea selama masa pemerintahannya menggunakan teori psikoanalisis dan kepribadian otoriter.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penulis menggunakan data sekunder sebagai sumber informasi dan bahan penelitian. Data diperoleh dengan metode yang bersifat studi pustaka, yaitu dengan mencari sumber data yang berkaitan dengan topik permasalahan dari perpustakaan pusat UMM dan laboratorium Hubungan Internasional, dan observasi tidak langsung seperti dari buku, koran, artikel, jurnal,

21Mohtar Mas’oed,

Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi, : Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogya: Pusat Antar Universitas- Studi Sosial Universitas Gajah Mada. Hal 85-95.

22

Penelitian eksplanatif ialah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara 2 variabel atau lebih melalui penggunaan teori dan konsep-konsep dalam menjelaskan suatu fenomena. Penelitian eksplanatif juga mengharuskan peneliti menentukan hipotesis dalam penelitiannya. Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama, hal 30-41.


(38)

situs-situs internet, materi perkuliahan serta berbagai data dan informasi baik cetak maupun elektronik yang memberikan kontribusi pada penelitian ini.

1.6.4 Teknik Analisa Data

Penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif23. Teknik analisa data kualitatif dilakukan melalui analisa data yang tidak berdasar pada akurasi statistik, dimana data berbentuk kata-kata atau gambar, sekalipun jika ada data yang berbentuk angka akan diuraikan ke dalam bentuk kata-kata. Teknik ini melalui beberapa tahapan yakni klasifikasi data, mereduksi dan memberi interpretasi pada data yang telah diseleksi dengan menggunakan teori dan konsep yang telah ditentukan.

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menggunakan ruang lingkup penelitian agar apa yang dikerjakan dalam penelitian ini tidak melebar dari konteks yang ingin penulis teliti. Sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai rumusan masalah yang telah ditentukan.

1.6.5.1 Batasan Materi

Batasan materi dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi aktor Kim Jong Il sebagai penghambat perdamaian dua Korea melalui proses reunifikasi yang terjadi antar Korea Utara dan Korea Selatan.

1.6.5.2 Batasan Waktu

Pada penulisan ini penulis lebih menitik beratkan pada profil Kim Jong Il sehingga penulis melakukan tinjauan historis yakni sejarah kehidupan Kim Jong Il dan konflik semenanjung Korea. Dengan tinjauan historis maka dapat diketahui latar


(39)

belakang Kim Jong Il dan historis konflik semenanjung Korea yakni berkisar antara tahun 1942 hingga 2011.

1.7 Hipotesis

Salah satu penghambat upaya reunfikasi di wilayah semenanjung Korea adalah aktor Kim Jong Il, hal ini dikarenakan :

1. Kim Jong Il hidup dalam lingkungan ideologi komunis dan patuh pada sistem Juche yang diciptakan oleh Kim Il Sung yakni memajukan Korea Utara dengan usaha sendiri dan menciptakan perdamaian tanpa campur tangan AS sedangkan Korea Selatan merupakan Negara boneka AS.

2. Kim Jong Il dalam masa pertumbuhannya mengalami kehilangan teramat mendadak dengan kematian sang ibu dan kehadiran seorang ibu tiri secara alam bawah sadarnya mempengaruhi perilaku politik dewasanya yang tidak menginginkan adanya campur tangan asing dalam proses reunifikasi antara Korea Utara dan Selatan unuk tercapainya perdamaian.

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan ini akan dijabarkan dalam empat bab, pembagian bab sebagai berikut :

Bab. I Pendahuluan : terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hipotesa dan Sistematika Penulisan. Sub-bab Tinjauan Pustaka berisi Penelitian


(40)

Terdahulu dan Landasan Teoritis. Dalam Landasan Teoritis terdapat sub sub-bab yaitu Konsep dan Teori. Metode Penelitian terdapat sub-bab Tingkat Analisa, Tipe Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, dan Ruang Lingkup Penelitian yang terdapat sub sub-bab Batasan Materi dan Batasan Waktu.

Bab. II : bab ini akan menguraikan tentang sejarah semenanjung Korea. Sehingga pada bab ini penulis memberi judul Korea Utara dan Kim Jong Il, yang akan dijabarkan dalam dua sub-bab yakni sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya reunifikasi yang dilakukan kedua belah pihak.

Bab. III : dalam bab ini penulis akan menjabarkan tentang sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya yang dilakukan untuk reunifikasi beserta kegagalannya. Selain itu, penulis juga akan menganalisis kaitan Kim Jong Il sebagai penghambat perdamaian di semenanjung Korea. Oleh karena itu penulis memberi judul Semenanjung Korea dan Upaya Reunifikasi

Bab. IV : Berisi kesimpulan dari hasil analisa Bab II, dan III serta pembuktian kebenaran hipotesis penelitian yang ditawarkan oleh penulis serta saran.


(1)

proses pemenuhan id-nya namun yang terjadi orang tua menuntut, mengontrol dan menjalankan disiplin yang sangat ketat terhadap anak. 19

Tipe kepribadian otoriter dari sudut pandang psikoanalisis dimana sifat otoriter seseorang terjadi akibat dari pengasuhan yang sangat terkendali dan konvensional. Individu dengan tipe kepribadian otoriter telah terhambat dalam mengembangkan kemampuan untuk mengontrol impuls id seksual dan agresif. Hal ini memunculkan perasaan takut terhadap mereka dan dengan demikian pengembangan mekanisme pertahanan untuk menghindari menghadapi dunia luar. Sindrom ini berteori untuk mencakup sembilan karakteristik; konvensionalisme, penyerahan otoriter, agresi otoriter, anti-Intraception, takhayul dan stereotype, kekuatan dan ketangguhan, sifat merusak dan sinisme, obsesi seks, dan projektivitas. Sementara itu tipe kepribadian otoriter membentuk seseorang menjadi: etnosentris, ego defensif, mental kaku, conforming dan konvensional, dan memiliki pandangan politik konservatif.

Teori ini digunakan penulis untuk menganalisis perilaku Kim Jong Il sebagai aktor yang sangat berpengaruh terhadap proses perdamaian di semenanjung Korea yang tidak kunjung usai. Dengan kepribadian otoriter diharapkan mampu mengupas alasan dan pertimbangan-pertimbangan perilaku Kim Jong Il yang kerap mementahkan kembali upaya-upaya reunifikasi di semenanjung korea. Sedangkan teori psikoanalisis lebih ditekankan pada sosok pribadi Kim Jong Il sebagai individu

19

Cottam, Martha, dkk. (2004). Introduction to Political Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers. Hal 23.


(2)

dengan berbagai aspek seperti masa lalu dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan pemikirannya yang berimbas pada keputusan-keputusan yang diambil sebagai pemimpin sebuah Negara yakni Korea Utara

Alur Pemikiran

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Peringkat Analisa

Penelitian ini menggunakan level analisis induksionis20. Dimana unit analisa atau variabel dependennya dalam penelitian ini adalah sosok Kim Jong Il selaku pemimpin Korea Utara. Kim Jong Il berada pada level individu pelaksana Negara. Sedangkan unit eksplanasi atau variabel independennya adalah terhambatnya proses perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan. Unit eksplanasi ini berada pada level Negara bangsa.

20

Level analisis induksionis memiliki pengertian bahwa unit analisa lebih rendah daripada unit

eksplanasinya. Mohtar Mas’oed,1990, Ilmu Hubungan Internasional :Disiplin dan Metodologi. Jakarta :LP3ES.

Sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya

reunifikasi

Profil dan ideologi Kim Jong Il dianalisis menggunakan teori psikoanalisis dan kepribadian

otoriter.

Asumsi dasar / keinginan dari Kim Jong Il berharap reunifikasi tanpa

campur tangan asing tidak terpenuhi dan ketegasan Kim Jong

Il dalam memegang ideologinya. Terhambatnya proses reunifikasi semenanjung korea disebabkan


(3)

Alasan penggunaan level analisis induksionis adalah dalam hubungan internasional semua aspek atau aktor internasional dalam berbagai level memiliki keterikatan satu sama lain21. Karena pada dasarnya fenomena hubungan internasional terjadi akibat dari perilaku individu, dalam hal ini sikap dan perilaku Kim Jong Il dalam perdamaian antara Korea Utara dan Selatan. Selain itu, penggunaan level individu sebagai unit analisa juga dapat membantu penulis untuk dapat mengetahui lebih jelas dan detail.

1.6.2 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksplanatif22. Penulis berusaha menjelaskan perilaku Kim Jong Il melalui kegagalan–kegagalan reunifikasi Korea selama masa pemerintahannya menggunakan teori psikoanalisis dan kepribadian otoriter.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penulis menggunakan data sekunder sebagai sumber informasi dan bahan penelitian. Data diperoleh dengan metode yang bersifat studi pustaka, yaitu dengan mencari sumber data yang berkaitan dengan topik permasalahan dari perpustakaan pusat UMM dan laboratorium Hubungan Internasional, dan observasi tidak langsung seperti dari buku, koran, artikel, jurnal,

21Mohtar Mas’oed,

Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi, : Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogya: Pusat Antar Universitas- Studi Sosial Universitas Gajah Mada. Hal 85-95. 22

Penelitian eksplanatif ialah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara 2 variabel atau lebih melalui penggunaan teori dan konsep-konsep dalam menjelaskan suatu fenomena. Penelitian eksplanatif juga mengharuskan peneliti menentukan hipotesis dalam penelitiannya. Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama, hal 30-41.


(4)

situs-situs internet, materi perkuliahan serta berbagai data dan informasi baik cetak maupun elektronik yang memberikan kontribusi pada penelitian ini.

1.6.4 Teknik Analisa Data

Penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif23. Teknik analisa data kualitatif dilakukan melalui analisa data yang tidak berdasar pada akurasi statistik, dimana data berbentuk kata-kata atau gambar, sekalipun jika ada data yang berbentuk angka akan diuraikan ke dalam bentuk kata-kata. Teknik ini melalui beberapa tahapan yakni klasifikasi data, mereduksi dan memberi interpretasi pada data yang telah diseleksi dengan menggunakan teori dan konsep yang telah ditentukan.

1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menggunakan ruang lingkup penelitian agar apa yang dikerjakan dalam penelitian ini tidak melebar dari konteks yang ingin penulis teliti. Sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai rumusan masalah yang telah ditentukan.

1.6.5.1 Batasan Materi

Batasan materi dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi aktor Kim Jong Il sebagai penghambat perdamaian dua Korea melalui proses reunifikasi yang terjadi antar Korea Utara dan Korea Selatan.

1.6.5.2 Batasan Waktu

Pada penulisan ini penulis lebih menitik beratkan pada profil Kim Jong Il sehingga penulis melakukan tinjauan historis yakni sejarah kehidupan Kim Jong Il dan konflik semenanjung Korea. Dengan tinjauan historis maka dapat diketahui latar

23


(5)

belakang Kim Jong Il dan historis konflik semenanjung Korea yakni berkisar antara tahun 1942 hingga 2011.

1.7 Hipotesis

Salah satu penghambat upaya reunfikasi di wilayah semenanjung Korea adalah aktor Kim Jong Il, hal ini dikarenakan :

1. Kim Jong Il hidup dalam lingkungan ideologi komunis dan patuh pada sistem Juche yang diciptakan oleh Kim Il Sung yakni memajukan Korea Utara dengan usaha sendiri dan menciptakan perdamaian tanpa campur tangan AS sedangkan Korea Selatan merupakan Negara boneka AS.

2. Kim Jong Il dalam masa pertumbuhannya mengalami kehilangan teramat mendadak dengan kematian sang ibu dan kehadiran seorang ibu tiri secara alam bawah sadarnya mempengaruhi perilaku politik dewasanya yang tidak menginginkan adanya campur tangan asing dalam proses reunifikasi antara Korea Utara dan Selatan unuk tercapainya perdamaian.

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan ini akan dijabarkan dalam empat bab, pembagian bab sebagai berikut :

Bab. I Pendahuluan : terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hipotesa dan Sistematika Penulisan. Sub-bab Tinjauan Pustaka berisi Penelitian


(6)

Terdahulu dan Landasan Teoritis. Dalam Landasan Teoritis terdapat sub sub-bab yaitu Konsep dan Teori. Metode Penelitian terdapat sub-bab Tingkat Analisa, Tipe Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, dan Ruang Lingkup Penelitian yang terdapat sub sub-bab Batasan Materi dan Batasan Waktu.

Bab. II : bab ini akan menguraikan tentang sejarah semenanjung Korea. Sehingga pada bab ini penulis memberi judul Korea Utara dan Kim Jong Il, yang akan dijabarkan dalam dua sub-bab yakni sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya reunifikasi yang dilakukan kedua belah pihak.

Bab. III : dalam bab ini penulis akan menjabarkan tentang sejarah perpecahan semenanjung Korea dan upaya-upaya yang dilakukan untuk reunifikasi beserta kegagalannya. Selain itu, penulis juga akan menganalisis kaitan Kim Jong Il sebagai penghambat perdamaian di semenanjung Korea. Oleh karena itu penulis memberi judul Semenanjung Korea dan Upaya Reunifikasi

Bab. IV : Berisi kesimpulan dari hasil analisa Bab II, dan III serta pembuktian kebenaran hipotesis penelitian yang ditawarkan oleh penulis serta saran.