PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(1)

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea)

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea)

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(5)

ii SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASI DUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

(Kim Jong-Un’s Disagreement to Reunification of Korea, by South Korea) Disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata I (SI)

Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Wiwiek Aulia Nugraha

(20120510402)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(6)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENOLAKAN KIM JONG-UN TERHADAP PROGRAM REUNIFIKASIDUA KOREA OLEH KOREA SELATAN

Disusun oleh:

WIWIEK AULIA NUGRAHA 20120510402

Telah di pertahankan, dinyatakan Lulus dan disahkan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, pada :

Hari/tanggal :Kamis, 12 Mei 2016

Pukul :08.00 WIB

Tempat :Ruang HI B

Dosen Pembimbing

Sugito, S.IP., M.Si. NIK.19770824200210 163 074

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

Bambang Wahyu Nugroho, S.IP., M.A Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si. NIK. 19660426199409 163 027 NIK. 19710221199603 163 035


(7)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjan baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lainnya.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 12 Mei 2016

Wiwiek Aulia Nugraha NIM : 20120510402


(8)

v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Belajarlah, karena tidak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan berilmu

“Lakukan bagianmu semampumu yang kamu bisa. Selanjutnya, biarkan Allah

melakukan bagian yang tak kamu bisa”

“Berterima kasihlah pada masalah yang datang pada air mata yang jatuh karena hadirnya menguatkan jiwa yang rapuh”

“Janji Allah itu pasti, biar rebah, jangan berubah

Biar terbuang, terus berjuang Ujian adalah terbiyah dari Allah Ta’ala

Semakin dekat kepadaNya, Semakin kuat taufan yang melanda

Usah resah bila diuji Pasti kebahagiaan bakal dimiliki

Karena janji Allah itu pasti...”

“To be rich, is not what you have in your bank account, but what you have in your heart”

“No mattewhat problems you’re going through, the solution for it lies with Allah, so turn towords Him. He will never let you down”

“Sabar itu pahit, jujur itu pahit, dan ikhlas itu sangatlah pahit. Namun, semua yang pahit menyembuhkan segala macam penyakit”


(9)

-Wiwiek-vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan:

Allah SWT

Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepadaku

Bapak dan Ibuku Tercinta Bapak Yunus dan Ibu Rusinah

Semoga atas segala cucuran keringat dan do’anya yang tanpa henti, Allah SWT selalu memuliakan kalian di dunia dan Akhirat. Dan yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan.

Untuk mbaku Roro Hindun serta Kakak iparku Izzul Fatchu reza yang telah banyak membantu, memberikan banyak nasehat serta mendukungku dan adik-adikku. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini bisa menjadi pacuan untuk

kita menjadi yang lebih baik lagi.

Keluarga Besar Al-Mujaddid UMY terima kasih karena telah memberikan pengalaman yang menyenangkan selama masa-masa kuliah ini, semoga kita tetap bisa menjadi saudara dan bisa menjadi remaja aktif yang positif serta dapat terus

mengabdikan diri menjadi orang yang berguna bagu nusa dan bangsa dengan karya-karya kita.

KeluargaBesarRainbow UMY dan teman-teman seperjuangan ITTC yang telahmenemanimasa-masaselamakuliah di jogja,

Sahabat –sahabat ku Sosgam’s Denis, Nadia, Angik, Bety, Nisa, Mutiara, Ayun, Mey, Epi teman seperjuangan selama kuliah di UMY. Partnerku Mahfud Khoirul

Amin dan Muhammad Yusuf Patria yang selalu memberikan pencerahan serta selalu mengajak dalam hal kebaikan. The Barbares Ocha, Icha, Firda, terima


(10)

vii

berikan selama aku kuliah, aku tidak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.

Dan semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian KTI ini. “Sesungguhnya Allah akanmenaikkanderajat orang-orang yang


(11)

viii

KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا ه مسب هتكربو ه ةمحرو مكي ع اسلا

Segala puji syukur kepada Allah SWT ang telah memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita sehingga sampai saat ini diberikan kemampuan untuk istiqamah dalam melaksanakan perintah-perintahNya serta menjauhi segala larangannya, yang mana menjadi kemaslahatan bagi makhluk semesta alam.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Rasulullah Muhammad SAW, serta para sahabat, keluarga hingga akhir zaman. Alhamdulillah, atas izin Allah, penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penolakan Kim Jong-Un Terhadap Program Reunifikasi Dua Korea Oleh Korea Selatan”dengan lancar dan tentunya bantuan dari berbagai macam pihak.

Skripsi ini pun disusun dengan tujuan sebagai wujud tanggung jawab dan pengamalan terhadapa ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama berkuliah di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis sangat berharap dengan skripsi ini dapat menjadi sumbangsih baik Ilmu hubungan Universitas Muhhammadiyah Yogyakarta.

Selajutnya penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kerabat-kerabat yang telah memberikan kontribusi dalam kelancaran pembuatan skripsi ini :


(12)

ix

1. Kepada orang tua tercinta Bapak Yunus dan Ibu Rusinah yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa yang begitu besar, sehingga penulis termotivasi dan dimudahkan oleh Allah SWT.

2. Kepada Mbaku Roro Hindun, Kakak Iparku Izzul Fatchul Reza, atas doa bantuan dan dukungannya, hingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. 3. Dosen Pembimbing Bapak Sugito., S.IP., M.Si yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga sampai pada kesempurnannya. Masukan dan saran-saran beliau merupakan pembelajaran yang sangat berarti bagi penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.

4. Dosen penguji pendadaran Bapak Bambang Wahyu Nugroho, S.IP., M.A. dan Bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos. M.Si yang telah memberikan masukan-masukan terbaiknya demi kesempurnaan skripsi ini, sehingga membawa kemanfaatan lebih untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam program studi Ilmu Hubungan Internasional. Bagi penulis, masukan-masukan beliau memberikan inspirasi yang membawa perubahan signifikan bagi skripsi ini.

5. Kepada dosen-dosen Ilmu Hubungan Internasional yang telah memberikan penulis ilmu yang tak ternilai dan telah membuka wawasan penulis untuk menjadi seorang akademisi dalam ilmu pengetahuan ini. ilmu yang mereka berikan, bagi penulis merupakan amanah untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kebaikan umat dan manusia seluruh alam, baik di dunia maupun akhirat.


(13)

x

6. Staff Tata Usaha Kantor Ilmu Hubungan Internasional yaitu Bapak Ayub, Bapak Waluyo, Bapak Jumari, Mba Dyah Sulung dan Mbak Lia yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan administrasi dalam merampungkan perkuliahan di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dari semester awal hingga tahap akhir penulis yakni wisuda.

7. Rekan – rekan seperjuangan penulis di Lembaga Kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang penulis pernah berkecimpung di dalamnya yaitu: UKM Bahasa Arab Al-Mujaddid, Rainbow, teman-teman Sosgam’s dari sinilah penulis banyak menimba ilmu dan pengalaman selain yang terdapat di dalam kelas perkuliahan.

8. Kolega – kolega Hubungan Internasional seluruhnya atas sokongan dan dorongan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik dan lancar.

Penulis berharap Allah juga membalas kerabat-kerabat penulis yang belum tersebutkan diatas, Semua yang terukir dalam tulisan ini tidak akan mungkin atau mustahil dapat terselesaikan tanpa adanya izin dan pertolongan dari Allah SWT Yang Maha Besar dan Maha Kuasa serta bantuan dari seluruh keluarga, sahabat, kolega akademisi, dan para rekan seperjuangan penulis. Terakhir, penulis merasa sangat bahagia dan sekaligus meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada penulisan skripsi ini karena tiada gading yang tak retak dan


(14)

xi

sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga ilmu dalam skripsi ini dapat menjadi Amal Jariyah baik bagi Penulis maupun Para Pembacanya sehingga Allah SWT meningkatkan derajat kita semua di dunia dan akhirat. Amin ya robbal’alamiin.

هتكربو ه ةمرو ميلع ماسلاو

Yogyakarta, 12 Mei 2016

Wiwiek Aulia Nugraha NIM : 20120510402


(15)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI………i

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN....………...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO….……….v

KATA PENGANTAR.………...viii

DAFTAR ISI………...xii

DAFTAR GAMBAR………..xiv

ABSTRAK.....xv

ABSTRAC………...xvi

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang………1

B. Rumusan Masalah………...6

C. Tujuan Penelitian………...6

D. Kerangka Pemikiran………...6

a. Teori Persepsi....………...6

E. Hipotesis………...11

F. Metode Penelitian……….12

G. Jangkauan Penelitian..………..………12

H. Rencana Sistematika Penulisan………13

BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN……….14

A. Sejarah Konflik Korea………..14

B. Sikap Korea Utara Terhadap Reunifikasi Semenanjung Korea…………...19

C. Transisi Pemerintahan Kim Jong-Il ke Masa Pemerintahan Kim Jong-Un………24

D. Penolakan Kim Jong – Un Terhadap Tuntutan Korea Selatan Untuk Reunifikasi………....28


(16)

xiii

BAB III BIOGRAFI KIM JONG-UN………...32

A. Kehidupan Kim Jong-Un………..32

B. Karakter Kepemimpinan Kim Jong–Un...………38

E. Pengaruh Nilai dan Karakter Kepemimpinan Kim Jong-Un Terhadap Politik

Luar Negeri Korea Utara………..50

BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN

AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL………54

A. Arogansi Korea Utara Dalam Program Nuklir……….54

B. Kekejaman Kim Jong-Un Terhadap Politik Luar Negerinya…...…………59

BAB V

PENUTUP………70


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR


(18)

1

Abstrak

Perayaan Ulang tahun Semenanjung Korea yang ke 70 yang disebut-sebut sebagai kesempatan bagi kedua Korea untuk merencanakan Reunifikasi gagal terwujud. Park Guen-hye selaku presiden Korea Selatan saat ini berencana akan menggelar dialog dengan Korea Utara untuk merencanakan Reunifikasi Semenanjung Korea. Kim Jong-Un Presiden Korea Utara menolak ajakan tersebut karena menurutnya Reunifikasi tersebut merupakan kemunafikan. Sebagai putra bungsu dari Kim Jong-Il, kehidupan awal dari Kim Jong-Un tidak diketahui kepastiannya. Hanya saja ketika remaja Kim Jong-Un diketahui telah mengenyam pendidikan di Swiss. Kim Jong-Il telah mempersiapkan bahwa Kim Jong-Un akan menggantikannya sebagai pemimpin Korea Utara.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi beberapa buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, artikel, kutipan hasil penelitian, media massa, media sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini. Bertujuan untuk mengetahui persepsi Presiden Korea Utara dalam pengambilan kebijakan mengenai reunifikasi dengan Korea Selatan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh nilai kehidupan remaja Kim Jong-Un di Swiss yang terkenal hebat dan berkuasa. Sehingga menjadikan Kim Jong-Un sebagai pemimpin muda yang agresif, dimana dia mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang untuk mencapai kepuasaanya. Diketahui bahwa Kim Jong-Un sengaja meniru gaya kepemimpinan kakeknya Kim Il-Sung yang dikenal sebagai Founding Father untuk dapat mengambil simpatik dari masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan yang diputuskan oleh Kim Jong-Un semata-mata ingin menunjukan arogansi Korea Utara didunia Internasional dan menunjukan bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.


(19)

2

Abstract

The celebration of the 70th Korea Peninsula, which supposed to be the second chance of Korean to reunify was failed. Park Guen-Hye, as present South Korea president planned to establish a dialogue with North Korea regarding Korea Peninsula reunification. Kim Jong Un, North Korea president, rejected the invitation of reunification because he thinks that reunification is a form of hipocrisy. This research employs a qualitative method by using secondary data, obtained through documentation in scientific books, journals, articles, quotes from research result, mass media, social media, and other documents needed in this research. This study is aimed to identify the perception of North Korea president in making decision regarding reunification with South Korea. The result of the study showed that there is an influence of youth values of Kim Jong-Un in Swiss, who was known as mighty and powerful, therefore it makes Kim Jong-Un as an agressive youth leader. Kim Jong-Un intentionally imitated his

grandfather’s leadership, Kim Il-Sung, known as the founding father to gain sympathy from the people. Hence, decison made by Kim Jong-Un was solely to show North Korea arogancy in international sphere and to show that he is a responsible and reliable leader figure.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reunifikasi merupakan proses penyatuan kembali yang dilakukan 2 Negara atau lebih yang sebelumnya terpisah karena peristiwa sejarah. Upaya reunifikasi ini dilakukan karna adanya upaya dari kedua atau lebih pihak Negara yang terpisah untuk menjadikan kedua Negara atau lebih menjadi satu Negara yang kuat dan ingin mewujudkan perdamaian dunia.(fatimatuzzahra, 2012). Sudah enam puluh lima tahun berlalu dan semenanjung Korea belum juga berhasil disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah pihak korea. Dan terjalinlah reunifikasi semenanjung Korea pada tahun 2000 melalui keberhasilan kebijakan sunshine policyyang di pelopori presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. Namun perdamaian tersebut hanya berjalan beberapa tahun di karnakan wafatnya presiden Korea Utara Kim Jong Il yang kemudian digantikan putra bungsunya Kim Jong Un sehingga terjadi pergantian Presiden di Korea Utara.

Sebelum memperoleh kemerdekaannya Semenanjung Korea dikuasai oleh jepang, namun karena kekalahan Jepang tanah dan bangsa Korea terbagi menjadi dua akibat pertentangan ideologi antara Amerika Srikat dan Uni Soviet sebagai pemenang perang saat itu. Setelah beberapa tahun kemudian karena adanya perbedaan ideologi di antara keduanya, maka terjadilah perang Korea dari tahun 1950-1953. Ketegangan antara kedua Negara tersebut semakin meningkat dimulai


(21)

2

ketika militer Korea Utara menyeberangi perbatasan dan melakukan invasi ke Korea Selatan.(Suryo, 2003)

Presiden pertama Korea Utara adalah Kim Il sung, kemudian beliau wafat pada tanggal 8 juli 1994, Kim Il Sung wafat di usianya yang ke 82 tahun, kemudian digantikan oleh putranya yaitu Kim Jong Il. Kim Jong Il adalah presiden Korea Utara setelah ayahandanya Kim II Sung meninggal karena serangan jantung. Pada masa pemerintahan Kim Jong Il Korea Utara lebih mementingkan Militer untuk memperkuat pertahanan dari Negara lain. Kim Jong Il terus mengembangkan pertahanan Korea Utara. Tujuan dari pengembangan Nuklir tersebut untuk meningkatkan keamanan Korea Utara dari Amerika Srikat yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan. Kebijakan militer yang dibuat oleh Kim Jong Il mengenai pengembangan senjata nuklir yang digunakan sebagai alat untuk mengimbangi kekuatan Amerika Srikat yang telah memberi terlebih dahulu kepada Korea Selatan. (Ferawati, 2012)

Masa pemerintahan Presiden Kim Jong Il, Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung mengajak Presiden Kim Jong Il untuk melakukan reunifikasi Korea. Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung merupakan sosok figur pemimpin yang memiliki hati keras dengan berupaya merealisasikan segala kebijakan yang dikeluarkannya seperti usahanya yang sangat antusias mereunifikasi Korea. Kim Dae Jung mengeluarkan keputusannya yaitu Sunshine Policy (Kebijakan Matahari) dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk berdamai dengan ketulusan hati, dan dengan kemauan keras untuk mencapai tujuan mengurangi kekhawatiran situasi yang ada. Kim Dae Jung mengeluarkan


(22)

3

segala caranya agar presiden Kim Jong-II menyetujui reunifikasi yang diajukan oleh presiden Kim Dae Jung.(Fatimatuzzahra, 2012)

Melalui kebijakan sinar matahari (sunshine policy), Kim Dae Jung mempelopori rekonsiliasi antara Korea Selatan dengan saudaranya, Kim Dae Jung tetap berusaha membujuk Kim Jong Il untuk menerima ajakan reunifikasi darinya. Kemudian Korea Selatan mengadakan kunjungan ke Pyongyang. Pertemuan puncak antara presiden Kim Dae Jung dengan Kim Jong-Il tahun 2000 di Pyongyang mengandung arti penting dalam upaya reunifikasi Korea. Melalui puncak pertemuan itu, kedua Korea memilih cara penyatuan dengan hidup bersama secara damai. Dan pertemuan puncak tersebut merupakan hasil kebijakan sinar matahari Kim Dae Jung. Hasil nyata dalam pertemuan puncak antar Korea adalah pertemuan Menteri Pertahanan kedua negara. Pertemuan kedua Menteri Pertahanan dalam menuju arah normalisasi hubungan Korea Selatan dan Korea Utara merupakan kemajuan yang sangat diharapkan oleh semua penduduk Korea dan masyarakat internasional. (Fatimatuzzahra, 2012)

Tanggal 17 Desember 2011 presiden Kim Jong-Il wafat disebabkan serangan jantung dan kelelahan fisik dan mental dalam mengemban tugas Negara, tanggal tersebut merupakan kenangan tersendiri bagi warga Korea Utara. Beberapa bulan sebelum wafatnya Kim Jong-Il telah menunjuk putra bungsunya Kim Jong-Un yang baru berusia 20an sebagai penerus rezim komunis Korea Utara. Kematiannnya meninggalkan duka mendalam bagi rakyatnya. (liputan.6, 2011)


(23)

4

Sejak wafatnya presiden Kim Jong-Il dan telah digantikan oleh putranya Kim Jong-Un. Kim Jong Un adalah putra bungsu dari presiden Kim jong Il dan dikenal sebagai presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat yaitu berusia 29 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong Un juga merupakan pemimpin yang sering muncul di media massa dibandiing ayah dan kakeknya. Kim Jong Un merupakan sosok presiden yang memiliki karakter jauh berbeda dari mendiang ayahandanya. Dalam kepemimpinanya Kim Jong Un lebih dikenal dengan kekejamannya, ketika Kim Jong-Il memenjarakan musuh-musuhnya namun Kim Jong Un lebih memilih untuk membunuhnya. Tingkat kekejamannya menjadikan orang disekitarnya kaget. Dalam tiga tahun pemerintahannya telah banyak ratusan anggota elite telah dieksekusi. Banyak pejabat tinggi Korea Utara tidak mengetahui arah pemerintahan Kim Jong Un. Di awal tahun pemerintahannya 2011 Kim Jong Un telah mengeluarkan kebijakannya melakukan uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timur. Aksi uji coba penembakan rudal ini sempat membuat Amerika Srikat merasa khawatir. (Septia, 2015)

Pada tanggal 1 Januari 2013, Kim Jong Un menyampaikan pesan tahun barunya melalui siaran telivisi, menyeruakan untuk membina hubungan lebih baik dengan Korea Selatan, tetapi pada tanggal 13 Januari 2012 Korea Utara kembali melakukan uji coba penembakan rudal jarak pendek sebanyak tiga kali ke laut Jepang dan Semenanjung Korea. Dan aksi tersebut membuat Korea Selatan yang merupakan tetangga langsung dari Korea Utara mengalami security dilemma.


(24)

5

Korea Selatan pun segera bertindak meminta bantuan kepada Amerika Srikat untuk menghentikan aksi uji coba rudal oleh Kim Jong Un. (Septia, 2015)

Kondisi di Semenanjung Korea semakin memanas beberapa dekade ini, hal itu terkait dengan program nuklir yang dilancarkan oleh Korea Utara. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye bersedia mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un tanpa persyaratan. Park Geun-hye ingin segera mengakhiri program nuklir Korea Utara dan mewujudkan reunifikasi yang damai. Sejak terpisahnya Korea menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu menunjukan ketidak akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu dua kali sejak perang dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin Korea Utara pada waktu Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. (VOAindonesia, 2015)

Sejak akhir Desember 2013 Majelis Nasional Korea Selatan telah menyerukan persiapan reunifikasi Negara Korea dan pembicaraan antara kedua belah pihak dalam usaha untuk meredakan ketegangan. Namun, pada tanggal 09 Januari 2014 Korea Utara menolak resolusi parlemen Korea Selatan yang menyerukan perlunya pembicaraan mengenai reunifikasi Korea. (VOAindonesia, 2015) Penolakan Korea Utara terus menerus dilakukannya, pidato Kim Jong Un pada tanggal 1 Januari 2013 yang menginginkan reunfikasi tidak membuahkan hasil. Korea Selatan terus menyeruakan penyesalannya terhadap Korea Utara atas penolakan kembali dari Korea Utara mengenai tawaran untuk melakukan pembicaraan diberbagai tingkatan saat kedua Negara itu bersiap untuk memperingati ulang tahun ke 70 pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan


(25)

6

Jepang. Ulang tahun ke 70 pembebasan dari kekusaan Jepang tahun ini, merupakan kesempatan bagi kedua Korea, yang secara teknis masih berperang dapat melakukan perundingan untuk reunifikasi. Namun rencana untuk menggelar perayaan bersama telah gagal terwujud dikarnakan penolakan dari Presiden Kim Jong Un. (Umar, 2015)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa Presiden Korea Utara (Kim Jong Un) menolak rencana reunifikasi yang diajukan oleh Park Guen-hye ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Presiden Korea Utara dalam pengambilan kebijakan mengenai reunifikasi dengan Korea Selatan. Untuk menjawab pertanyaan “ Mengapa Presiden Korea Utara (Kim Jong Un) menolak rencana reunifikasi oleh Korea selatan? Saya membutuhkan :

D. KERANGKA PEMIKIRAN a. TEORI PERSEPSI

Teori persepsi versi Ole R Holstikeputusan luar negeri dipengaruhi oleh persepsi dari aktor pengambil kebijakan tentang fakta yang dilihat dan dikaitkan dengan nilai yang dianut”. Didalam buku Mohtar Mas’ud yang berjudul “Study Hubungan Internasional” Naluri dan kepribadian adalah segi-segi individual yang statik, sedangkan persepsi atau citra yang dimiliki individu bersifat dinamik karena persepsi seringkali berubah.


(26)

7

Bruch Russett dan Harvey Starr menjelaskan tentang tahapan pertama dalam proses pembuatan keputusan luar negeri adalah timbulnya suatu situasi, yaitu timbulnya suatu masalah. Tetapi sebelum situasi itu muncul untuk ditanggapi oleh para pembuat keputusan, ada tiga hal yang terjadi. Pertama, adanya semacam stimulasi atau rancangan dari lingkungan, yang disebut “trigger

event”. Kedua, adanya upaya untuk mempersepsi stimulasi itu. Proses ini diterapkan oleh individu untuk menyeleksi, menata, dan menilai informasi yang masuk tentang dunia sekitarnya. Ketiga, harus ada upaya menafsirkan stimulus yang telah dipersepsi itu. Persepsi dan penafsiran itu sangat tergantung pada citra yang ada dalam benak si pembuat keputusan.

Seperti yang telah kita bahas dimuka, tanggapan seseorang terhadap suatu situasi, atau suatu stimulus, didasarkan pada persepsinya tentang situasi itu. Para pembuat keputusan, seperti halnya manusia lainnya, dipengarui oleh berbagai proses psikologik yang mempengaruhi persepsi dan proses psikologi lain yang membentuk kepribadiannya. Seperti diagram yang telah digambarkan oleh Ole R Holsti mengenai persepsi dan hubungannya dengan citra dan sistem keyakinan (belief system):.


(27)

8

GAMBAR 1.1

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN INPUT

OUTPUT

(Tak Langsung)

Informasi

(Langsung)

Bruch Russett dan Harvey Starr akan menjelaskan diagram yang telah digambarkan oleh Holsti diatas mengenai, bagaimana seseorang mempengaruhi persepsinya tentang dunia disekitarnya?. Mula-mula nilai dan keyakinan seseorang membantunya menetapkan arah perhatiannya, yaitu menentukan apa stimulusnya, apa yang dilihat dan apa yang diperhatikan. Kemudian, berdasarkan sikap dan citra yang telah dipegangnya selama ini, stimulus itu di interpretasikan. Dalam hal ini terdapat dua jenis citra, yaitu terbuka dan tertutup. Citra yang terbuka menerima semua informasi yang baru, walaupun mungkin bertentangan dengan citra yang dipegang selama ini, dan menggabungkannya dengan citra yang telah dipegang itu, bahkan jika perlu merubah citra yang sudah dianut itu agar cocok dengan kenyataan. Citra yang tertutup, karena alasan-alasan psikologi, menolak perubahan dan karenanya mengabaikan saja informasi yang bertentangan dengannya dan memilih bagian-bagian tertentu dari informasi yang

Sistem keyakinan

Citra tentang apa yang telah, sedang dan akan terjadi (FAKTA)

Citra tentang apa yang seharusnya terjadi (NILAI)

Persepsi ttg realitas


(28)

9

masuk yang bisa dipakai untuk mendukung citra yang telah ada. Tetapi, baik terbuka maupun tertutup, citra berfungsi sebagai saringan.

Persepsi, yang didasarkan pada citra yang sudah ada sebelumnya, adalah proses seleksi. Sistem keyakinan adalah sekumpulan keyakinan, citra, atau model tentang dunia yang dianut oleh seseorang. Menurut Holsti, ”sistem keyakinan terdiri dari serangkaian citra yang membentuk keseluruhan kerangka acuan atau sudut pandang (univers)seseorang. Citra-citra itu meliputi realitas masalalu, masakini, dan realitas yang diharapkan di masadepan, dan preferensi nilai

tentang apa yang seharusnya terjadi”.Sehingga, sistem keyakinan menjelaskan peran yang sangat penting bagi seseorang. Sistem keyakinan itu membantunya berorientasi terhadap lingkungan, mengorganisasikan persepsi sebagai penuntun tindakan, menentukan tujuan dan bertindak sebagai saringan dalam menyeleksi informasi dalam setiap situasi.

Menurut Robert Jervis dalam pengambilan keputusan dalam bidang politik luar negeri yang paling penting adalah kecenderungan para pembuat keputusan untung memandang negara-negara lain, terutama lawan atau pesaingnya, lebih bersikap bermusuhan daripada senyatanya. Persepinya menuntut si pembuat keputusan untuk memilih informasi yang menunjukan bahwa lawan itu bersikap bermusuhan atau menafsirkan perilaku lawan yang bermusuhan. Maka dari itu para pembuat keputusan akan cenderung mengembangkan persepsi yang berkaitan. Mereka memandang perilaku lawan sebagai tersentralisasi dan terkoordinasi, padahal mungkin saja tidak. (Mas'ud, 1998) Dengan mempunyai musuh, seseorang bisa memperoleh kepuasaan dan


(29)

10

kesadaran akan keunggulan moralnya sendiri. Kepuasaan karena memiliki suatu tujuan perjuangan dan karena kebutuhan oleh perjuangan itu untuk menentang dan mengalahkan musuh, dan kepuasaan karna mampu membenci dan membunuh tanpa dirisaukan oleh hati nuraninya. Dengan memiliki musuh, seseorang bisa memandang dunia dalam citra hitam putih, citra yang secara sederhana membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Ini adalah citra yang tidak menimbulkan kerisauan.

Teori ini dianggap relevan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Presiden Korea Utara Kim Jong Un merupakan sosok Presiden yang berbeda dari Ayah dan juga kakeknya, terutama dalam pengambilan keputusan. Semasa kecil presiden Kim Jong Un pernah bersekolah di Bern, Swiss. Sekolah internasional bahasa inggris swasta, dan ia digambarkan sebagai sosok siswa yang pemalu, baik, mudah bergaul dan menggemari basket. Tetapi, ketika Kim Jong Un melanjutkan sekolah diLiebefeld Steinholzli di Koniz dari tahun 1998 sampai 2000, Ia digambarkan sebagai seorang siswa yang ambisius, mudah bergaul, dan suka bermain basket. Sifatnya yang ambisius merupakan turunan dari ayahandanya Kim Jong II. Semasa remaja, Kim Jong Un terkenal sebagai peminum yang hebat dan tidak pernah mau mengakui kekalahannya. Nilai kehidupan mewah dan kehebatannya semasa remaja yang membuatnya hingga saat ini menjadi begitu agresif. Kim Jong Un adalah Presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat, yaitu berusia 28 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong-Un memiliki karakter sangat fasis, nasionalis, dan emosinya seringkali meletup-letup dalam memimpin Korea Utara.


(30)

11

Hingga saat ini Konflik semenanjung Korea selalu mengalami ketegangan, ditambah dengan adanya kebijakan baru Presiden Kim Jong Un mengenai uji tembak rudal jarak pendek dekat pantai timur. Presiden Kim Jong Un merupakansosokpresiden yang agresif, dimana mempertahankan sikap dan keputusannya tanpamemperduliakan orang lain, menginginkan hasil akhirnya sebagai pemenang. Hal ini dilakukan hanya untuk mencapai kepuasaanya sebagai pemimpin yang tergolongmuda.Disampingitu Kim Jong Uningin menunjukan kepada warga negaranya bahwa dia pemimpin yang dapat diandalkan dan pelindung baginya. Sebagai pemimpin yang dictator, Kim Jong Un selalu menuntut ketaatan penuh dari bawahannya dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya, sehingga segala keputusan dapatdi ambil cepat dan mudah.

E. HIPOTESIS

Dari rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang digunakan di atas dapat ditarik hipotesis bahwa Penolakan Reunifikasi Korea Selatan Oleh Korea Utara pada masa Pemerintahan Kim Jong Un adalah :

1. Kim Jong Un menolak reunifikasi karena adanya pengaruh nilai kehidupannya di Swiss semasa remaja yang terkenal hebat dan tidak mau mengakui kekalahannya menjadikan Kim Jong Un saat ini sebagai sosok pemimpin yang agresif, dimna dia mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang untuk mencapai kepuasaanya sebagai pemimpin yang tergolong muda. Dan memandang Korea Selatan sebagai musuh yang harus dikalahkan.


(31)

12

2. Kim jong un juga ingin menunjukan kepada warga negaranya bahwa dia merupakan sosok pemimpin yang dapat diandalkan tanpa bantuan dari pihak lain, serta kepemimpinannya yang dictator mempengaruhi segala keputusan yang diambil dengan cepat dan mudah.

F.METODE PENLETIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi beberapa buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, artikel, kutipan hasil penelitian, media massa, media sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan (Library Research) yang kemudian dianalisa untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

G. JANGKAUAN PENELITIAN

Untuk membatasi analisis dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan penetapan pembahasan topik penelitian. Pembatasan ini digunakan agar penelitian yang disusun dapat lebih fokus dan mengarah pada sasaran objek permasalahan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi analisis tentang masa lalu kehidupan Kim Jong-Un yang mempengaruhi penolakan program reunifikasi dua korea oleh Korea Selatan


(32)

13

H. RENCANA SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, Hipotesis atau jawaban teoristis mengenai rumusan masalah yang diajukan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah sejarah terjadinya konflik di Semenanjung Korea serta penolakan Korea Utara terhadap reunifikasi yang diajukan oleh Presiden Park Guen-Hye pada masa pemerintahan Kim Jong-Un.

BAB III. Pada bab ini akan menjelaskan nilai kehidupan sosok Kim Jong Un pada masa remajanya di Swiss yang terkenal hebat dan tidak mau mengakui kekalahannya hingga menjadikannya agresif yang mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa memperdulikan orang lain untuk mencapai kepuasaanya dan menunjuk Korea Selatan sebagai musuh yang harus dikalahkan.

BAB IV. Bab ini akan menjelaskan Kim Jong Un sebagai pemimpin yang dictator sehingga mempengaruhi kebijakannya dalam pengambilan keputusan penolakan reunifikasi dengan cepat dan mudah.


(33)

1

BAB II

DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA

UTARA-KOREA SELATAN

Pada bab II ini akan membahas mengenai sejarah awal mula konflik di Semenanjung Korea hingga penolakan reunifikasi Korea Selatan oleh Presiden Kom Jong-Un . Yang terdiri dari penjajahan Korea, konflik yang terjadi di Semenanjung Korea,upaya reunifikasi Semenanjung Korea pada masa pemerintahan Kim Jong-Il, transisi pemerintahan Kim Jong-Il ke masa pemerintahan Kim Jong-Un serta akan membahas penolakan Kim Jong-Un mengenai reunifikasi Korea oleh Presiden Korea Selatan Park Guen-hye.

A. SEJARAH KONFLIK KOREA

Pasca merdeka semenanjung korea dibawah kekuasaan jepang. Pada awalnya Korea merupakan satu Negara dengan Nenek moyang yang memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama. Di semenanjung Korea terdapat beberapa kerajaan salah satunya adalah kerajaan Choson dan Raja Sunjong sebagai penguasa kerajaan tersebut. Jepang datang dan menduduki Korea karena adanya perjanjian antara Jepang-Korea dan ini di umumkan raja Sunjong pada tanggal 29 Agurtus 1910. (seung-yoon, 2003) Pada masa Jepang menduduki Korea, rakyat Korea merasakan siksaan dengan banyaknya dana yang dirampas serta larangan penggunaan bahasa Korea hanya untuk membangun pemerintahan penjajahan Jepang di Korea.


(34)

2

Dengan banyaknya penderitaan yang diciptakan Jepang rakyat Korea melakukan perlawanan kepada pemerintahan penjajahan Jepang, mereka pun membentuk pasukan untuk memperoleh kemerdekaan dan pasukan tersebut bertepat di Cina dan juga Rusia untuk melakukan perjuangan. Rakyat Korea juga membentuk pemerintahan Korea yang sementara di resmikan di Cina. Pada tanggal 1 Maret 1919 puncak perjuangan rakyat Korea di mulai dengan dibentuknya gerakan demonstrasi perdamaian, gerakan tersebut dinamakan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilakukan tanpa senjata.

Peluang kemerdekaan yang diinginkan rakyat Korea semakin terwujud dengan adanya Perang Dunia II yang melibatkan Jepang sebagai aktor. Perhatian Jepang mulai teralihkan, saat itu perhatian utama Jepang mempertahankan pemerintahannya di Korea dan melindungi warga Negaranya disana. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang membebaskan rakyat Korea, memberikan pasokan makanan selama 3 bulan, dan tidak ikut campur dalam kegiatan kemerdekaan. Rakyat Korea pun segera membentuk Choson Kon-guk Junbi Wiwonhoe atau Komite persiapan kemerdekaan Korea.(Setiawati, 2003) Selain itu, mereka juga segera mempersiapkan pasukan yang berada di Luar Negeri untuk melakukan kerjasama dan hubungan dalam merebut kemerdekaan Korea. Pada tanggal 15 Agustus 1945 secara resmi Korea menjadi Negara yang merdeka.

Setelah Korea memperoleh kemerdekaanya, munculah dua kekuatan ideologi besar yang masuk ke dalam Korea, yaitu pemenang Perang Dunia II Amerika Srikat dan Uni Soviet. Para kekuatan asing pemenang Perang Dunia II ini melakukan intervensi dengan membagi jatah wilayah kemenangan mereka,


(35)

3

termasuk wilayah Semenanjung Korea yang dimana Uni Soviet mempengaruhi wilayah Utara dan Amerika Srikat mempengaruhi wilayah Selatan dengan pemahaman dan ideologi masing-masing. Hingga terbentuklah pemerintahan administrasi masing-masing wilayah yang akhirnya tercipta dengan Democratic People of Republic Korea yang dikenal dengan Korea Utara dan Republic of Korea yang dikenal dengan sebutan Korea Selatan.(Raisamaili, 2011) Amerika Srikat memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan dan Uni Soviet mendukung Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara.

Dengan terbentuknya masing-masing pemerintahan di Semenanjung Korea, pemisahan di Semenanjung Korea semakin nyata. Hal ini semakin membuat keadaan kedua Negara tersebut tegang dan memanas ditambah dengan perbedaan ideologi yang bertentangan akan membawa dampak besar terhadap hubungan kedua Negara. Pada tanggal 25 Juni 1950, Korea Utara mendapatkan bantuan dan dukungan militer besar-besaran dari Uni soviet dan melakukan invasi militer ke Korea Selatan. Akibat serangan yang dilakukan Korea Utara, PBB mencab Korea Utara sebagai agresor, dan PBB segera mengirimkan pasukan dari beberapa Negara untuk membantu Korea Selatan menghadapi serangan Korea Utara.

Keikutsertaan pasukan yang dikirimkan PBB dalam perang Korea telah berhasil mengubah kedudukan Korea Selatan dan mengundang pasukan Cina untuk membantu Korea Utara mengimbangi pasukan Korea Selatan. Banyaknya campur tangan pihak luar menyebabkan parang antar bangsa Korea semakin tegang. (Raisamaili, 2011) Perang tersebut berlangsung selama 3 tahun dari tahun


(36)

4

1950-1953, pada bulan Juli 1953 kedua Korea akhirnya menyetujui untuk menandatangani perjanjian genjatan senjata dan mengakhiri perang Korea.

Setelah berakhirnya perang selama 3 tahun, hubungan bangsa Korea mulai terlihat harmonis kembali. Demi mewujudkan kebahagiaan bangsa, Korea Utara dan Korea Selatan mencari cara untuk dapat mewujudkan reunifikasi nasional yang akan menyatukan kembali bangsa Korea. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Korea Utara dan Korea Selatan menerabkan kebijakan penyambungan saluran telefon antara komite pengawasan antar Korea dan menyelenggarakan pertemuan Komite Kerja Antar Korea secara bergantian di Seoul maupun Pyongyang. Namun, keharmonisan tersebut tidak berlangsung lama, karena Korea Utara menghentikan usaha penyatuan yang tengah mereka lakukan dengan alasan yang tidak dapat di terima oleh Korea Selatan. Meskipun demikian, Korea Selatan tidak menyerah demi mewujudkan reunifikasi Korea. (mas'ud, 2005)

Perang antara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung selama 3 tahun dan berakhir di tahun 1953, namun hal itu belum dapat menormalkan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Disebabkan masih banyaknya konflik-konflik skala kecil masih sering terjadi saat ini. Konflik yang terjadi di Semenanjung Korea ini memberikan dampak pada perekonomian kedua Negara terutama Korea Utara. Pada tahun 1970 perekonomian kedua belah pihak mulai seimbang, akan tetapi dalam merorientasikan perekonomian Negara, Korea Utara lebih memprioritaskan pada kepentingan militer dibandingkan kebutuhan rakyatnya.(Aji, 2015) Korea Utara sering kali mengalami kekurangan makanan dan kelaparan hingga menyebabkan tingginya tingkat kematian penduduk di


(37)

5

Korea Utara. Tak heran jika Korea Utara sering meminta bantuan dari Luar negeri tak terkecuali dari Korea Selatan.

Pada tahun 2002, di Korea Utara telah dibangun kawasan industrial Kaesong yang merupakan bagian dari Kaesong Directly Governed City. Ada beberapa perusahan dari Korea Selatan yang menjalankan pabrik dikawasan perbatasan tersebut. Namun, melihat kondisi di Semenanjung Korea yang tidak membaik, Korea Utara memutuskan untuk menutup kawasan industrial kaesong. (Aji, 2015) Korea Utara juga menutup semua akses karyawan Korea Selatan di wilayah Kaesong, sehingga pada tanggal 8 April 2013 pemerintah Korea Utara menarik semua pekerjanya di kawasan industrial Kaesong dan kegiatan disana benar-benar dihentikan. Hal tersebut dilakukan karna adanya ketegangan diantara kedua Korea akibat dari peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan.

Keputusan pemerintah Korea Utara menutup industrial Kaesong selain adanya ketegangan di antara kedua Korea juga disebabkan ketidak setujuan pemerintah Korea Utara dengan adanya sanksi baru dari Dewan Keamanan PBB, berupa Resolusi DK PBB No 2094 dikeluarkan pada tanggal 7 April 2013 secara substansi mengutuk program nuklir Korea Utara dan memberlakukan sanksi keuangan terbaru. ( Aji, 2015) Ketidak setujuan Korea Utara mengenai sanksi tersebut ditunjukan dengan sikap Korea Utara yang semakin keras dengan melakukan provokasi uji coba nuklir yang dimilikinya sehingga membuat khawatir masyarakat internasional terutama Korea Selatan.


(38)

6

B. SIKAP KOREA UTARA TERHADAP REUNIFIKASI SEMENANJUNG KOREA

Semenanjung Korea terbagi menjadi dua Negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Perpecahan yang terjadi di Korea disebabkan perbedaan ideologi diantara keduanya yang menyebabkan konflik sejak tahun 1950-1953. Setelah berakhirnya perang selama 3 tahun, pada tahun 1970 Korea Utara dan Korea Selatan mulai tampil dikalangan masyarakat internasional karena keberhasilannya dalam pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang cukup singkat. (Fatimatuzzahra, 2012) Tidak hanya dari segi Ekonomi, pertentangan dan persaingan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang semakin tajam dan saling memperkuat sistem pertahanan masing-masing juga menjadi syorotan masyarakat internasional.

Sejak pertempuran yang terjadi di Semenanjung Korea sepanjang tahun 50-an dan 60-an menjadikan Semenanjung Korea sangat bermusuhan, hal tersebut semakin tidak menormalkan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Beberapa upaya reunifikasi telah dilakukan namun belum dapat mendamaikan hubungan mereka. Pada tanggal 1998, pemerintah Korea Selatan Presiden Kim Dae Jung memiliki visi mencapai proses reunifikasi secara damai melalui dialog dan bantuan ekonomi. Presdien Kim Dae Jung adalah aktivis gerakan pro-demokrasi dan anti-militerisme, dilantik sebagai presiden Korea Selatan pada tahun 1998, selalu beritikad baik dalam memimpin maupun dalam mengambil segala kebijakan, dan telah melakukan banyak perubahan dalam kepemimpinanya di Korea Selatan.


(39)

7

Sikap Kim Dae Jung yang demokratis tercermin dalam segala tindakan dalam pemerintahannya seperti melakukan perombakan politik demokrasi kebebasan pers melepaskan para tahanan perlakuan buruh yang distandarkan internasional serta dihapuskan larangan demonstrasi. Perjuangan dan pengalaman hidup yang keras mampu membentuk Presiden Kim Dae Jung memjadi figur pemimpin yang keras hati dengan segala upayanya agar segala kebijakannya dapat terealisasikan seperti halnya reunifikasi Korea. Untuk merealisasikan reunifikasi dengan Korea Utara Presiden Kim Dae Jung mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy(Kebijakan Matahari) dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk berdamai dengan ketulusan hati dan mengurangi segala kekhawatiran situasi yang ada.

Dalam mengeluarkan kebijakannya Presiden Kim Dae Jung juga melakukan serangkaian usaha-usaha yang dapat menguntungkan Korea Selatan, seperti dibidang ekonomi dan juga keamanan. Visi mengadakan reunifikasi dengan Korea Utara yang diinginkan Presiden Korea Selatan ini didasari oleh keyakinan yang positif dan akan menghasilkan hal yang positif juga. Proses reunifikasi di Jerman pada tahun 1990 menginspirasi Presiden Kim Dae Jung reunifikasi tersebut agar dapat terealisasikan di Semenanjung Korea. Keinginannya melakukan reunifikasi dengan Korea Utara disampaikan juga dalam berbagai forum internasional, pada bulan Maret 2000 ketika Kim Dae Jung mengunjungi Jerman, Kim Dae Jung juga menyerukan kepada pihak Pyongyang agar mau mulai membuka dialog dengan pihak Seoul.


(40)

8

Dalam reunifikasi Semenanjung Korea yang disiasati Presiden Korea Selatan ada beberapa faktor pendukung dan juga penghambat untuk menyatukan kedua Korea ini, faktor pendukungnya yaitu dengan adanya kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Pihak Korea Selatan memandang bahwasnya banyak peluang usaha yang dapat digali di Korea Utara, seperti daerah Geomdeok yang terdapat bermacam-macam logam dan juga pengembangan sumber daya alam. Adapun daerah Najin dan Seonbong merupakan salah satu zona ekonomi yang patut dikembangkan sebagai pusat transportasi dan tujuan turis. Selain itu yang menjadi faktor pendukung eksternal reunifikasi Semenanjung Korea, adanya dukungan dari empat negara besar yaitu, Amerika Srikat, Jepang, China dan Rusia. Faktor penghambat ataupun penghalang reunifikasi seperti perbedaan sistem politik dan ancaman militer Korea Utara. Sejak terpisahnya Korea Utara dan Korea Selatan, selama perkembangannya memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan pertama dibidang pemerintahan, Korea Selatan telah mengalami beberapa kali perubahan pemimpin sehingga telah mendapatkan banyak pengalaman mengenai penanganan krisi politik, seadangkan Korea Utara tidak mengalami perubahan dalam pemimpin karena menganut sistem The Founding Father. Kedua dibidang hubungan dengan Negara lain, dibawah kekuasaan Amerika serikat Korea Selatan telah menjalin hubungan dan kerjasama dengan masyarakat internasional sehingga Korea Selatan telah menjadi negara yang berkembang dan maju, sedangkan Korea Utara dengan politik isolasinya yang tertutub untuk mengadakan hubungan dengan dunia luar sehingga Korea Utara sulit untuk berkembang. (Fatimatuzzahra, 2012)


(41)

9

Keadaan Korea Utara yang semakin memprihatinkan, membuat Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung berusaha terus untuk membujuk Kim Jong-Il menerima kebijakannnya untuk mencapai reunifikasi. Sikap acuh pihak Korea Utara dan tidak menanggapi positif ajakan Kim Dae Jung tidak mematahkan semangatnya untuk terus merangkul Korea Utara. Upaya untuk membuat hubungan kedua Korea ini semakin membaik, Kim Dea Jung menyusun strategi Sunshine Policydengan memisahkan antara ekonomi dan politik. Kim Dae Jung juga mengidzinkan perusahaan perorangan untuk menanamkan usahanya di Korea Utara. Korea Selatan juga membrikan bantuan berupa beras, pupuk kimia, obat-obatan dan lain-lainnya untuk dapat melunakan pemerintahan Pyongyang. (Mas’ud & Yang, 2005)

Dengan adanya kebijakan Sunshine Policyatau kebijakan matahari Kim Dae Jung yakin akan dapat mengurangi situasi perang dingin di Semenanjung Korea. Presiden Korea Selatan ini pun telah berani membantu Korea Utara untuk lebih terbuka dan bergabung dengan komunitas internasional. Negara dan masyarakat Korea Utara dikenal oleh dunia luar sebagai tanah yang membeku. Presiden Kim Dae jung tak henti-hentinya ingin mencoba menyinari Korea Utara dengan sinar matahari. Melalui kebijakan sinar matahari yang didukung Presiden Kim Dae Jung, Chung Ju-Young, ketua umum Grup Bisnis Hyundai untuk pertama kalinya membuka pintu air. Chung menginjakan kakinya sambil mengemudikan sejumlah 500 ekor sapi melewati jalan darat antara Korea Utara dan Korea Selatan yang telah lama tertutup ketat. Sebagian besar usaha Chung di Korea Utara terbatas pada proyek-proyek kerjasama bidang ekonomi. Chung


(42)

10

bertemu dengan banyak pemimpin Korea Utara, termasuk presiden Kim Jong-Il. Melalui kunjungannya ke Pyongyang, Chung mengetahui bahwasannya para pemimpin Korea Utara sangat menginginkan kerjasama dalam segala bidang dengan pihak Korea Selatan karena mereka sudah cukup lama mengalami penderitaan dan kesulitan yang sangat besar, seperti kekurangan pangan dll.

Kunjungan Chung Ju-Young ke Korea Utara membawa hasil nyata, Presiden Kim Dae Jung mengirimkan banyak pengusaha untuk mencari kesempatan dalam membuka dan melakukan kerjasama dengan rekannya di Korea Utara. Walaupun belum cukup banyak, sejak saat itu sudah mulai terdapat kontak dalam berbagai bidang non politik. Keberhasilan kerjasama ini menjadi tanda keberhasilan pelaksanaan Kebijakan Sinar Matahari yang dipelopori Presiden Kim Dae Jung. ( Mas’ud & Yang, 2005) Presiden Korea Selatan Kim Dae jung mengadakan kunjungan ke Pyongyang pada tanggal 14-16 Juni 2000 sebagai bentuk wujud keberhasilan kebijakan sinar matahari yang dilaksanakn dengan sangat sabar. Pada tanggal 15 Juni 2000 Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il mencetuskan deklarasi bersama antar Korea sebagai hasil pertemuan puncak untuk melakukan reunifikasi di Pyongyang, ibukota Korea Utara. Pertemuan puncak antar Korea sangat mengandung arti penting dalam sejarah Korea, sebab pertemuan itu untuk pertama kali diselenggarakan setelah Semenanjung Korea terbagi dua sejak tahun 1945. Hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 2000 pun diserahkan kepada presiden Kim Dae Jung.


(43)

11

C. TRANSISI PEMERINTAHAN KIM JONG-IL KE MASA PEMERINTAHAN KIM JONG-UN

Pertemuan bersejarah antara Presiden Kim Dae Jung dari Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il merupakan titik balik memasuki era baru. Pertemuan puncak itu memiliki arti yang sangat penting bagi Semenanjung Korea karena didasari saling pengertian antara kedua belah pihak, dimna bangsa Korea akan bersama-sama dapat menciptakan perdamaian. Dengan dimulainya hubungan kerjasama maka perang dingin yang ada diseluruh dunia ini akan mencair. Negara dan bangas Korea akan memegang peranan yang besar untuk memberikan sumbangan bagi masyarakat internasional. Sejak adanya reunifikasi yang telah terjalin di Semanjung Korea telah banyak kerjasama ekonomi antar Korea yang terus berlanjut dan menguntungkan, kerjasama tersebut akan meningkatkan kepercayaan diantara keduanya dan dapat meningkatkan kerjasama ekonomi internasional yang sejahtera. . ( Mas’ud & Yang, 2005 )

Kebijakan Sinar Matahari yang dipropokatori Presiden Kim Dae Jung berhasil membuat hubungan kedua Korea menjadi lebih baik, akan tetapi keberhasilan dan perdamaian yang terjalin diantara keduanya tidak berlangsung lama. Pada tanggal 17 Desember 2011 Presiden Korea Utara Kim Jong-Il wafat disebabkan adanya serangan jantung dan juga kelelahan fisik serta mental karna beratnya mengemban tugas Negara. Pemerintahan Korea Utara pun segera digantikan oleh Putra bungsu Presiden Kim Jong-Il yaitu Kim Jong-Un. Menurut berita yang didapat, sebelum wafat Presiden Kim Jong-Il telah menunjuk Putra bungsunya Kim Jong-Un untuk menggantikannya memerintah Korea Utara. Kim


(44)

12

Jong Un adalah Presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat, yaitu berusia 28 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong-Un memiliki karakter sangat fasis, nasionalis, dan emosinya seringkali meletup-letup dalam memimpin Korea Utara.

Sejak tahun 2010 Presiden Kim Jong-Il telah mempersiapkan putra bungsunya Kim Jong-Un untuk mengambil alih dan memimpin militer Korea Utara, yang merupakan tulang punggung dari Negara Komunis ini. Kim Jong-Un telah diberi pangkat Jendral Bintang 4 dan telah menjabat sebagai Wakil Direktur Komisi Pusat Militer Korea Utara. Semenjak kecil Kim Jong-Un mengenyam pendidikan di Swiss, bersekolah di Sekolah Internasional bahasa inggris

menggunakan nama samaran “Pak-chol” dan digambarkan sebagai seorang siswa

yang ambisius.(Murtiaja, 2010) Terpilihnya Kim Jong-Un sebagai Presiden Korea Utara menimbulkan kecemasan atas situasi Semenanjung Korea dan melihat nasib bangsa Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong-Un, terbukti bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang tergolong masih sangat muda yang masih membutuhkan banyak pengalaman didalam perpolitikan eksternal maupun internal. Namun, Presiden Kim Jong-Un masih tetap melakukan konsolidasi sebagai pembuktian bahwa dirinya adalah seorang Pemimpin yang dapat dihandalkan dengan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya. Bahkan Presiden baru Korea Utara ini nampak lebih terbuka kepada dunia dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Timur khususnya di Semenanjung Korea. (Ariyadi, 2013) Berbeda dengan Ayah dan juga Kakeknya yang lebih tertupu dan otoriter.


(45)

13

Permasalahn demi permasalah timbul di Korea Utara sejak Presiden Kim Jong-Un masih melanjutkan kebijakan Ayahnya yaitu Military Firstyang menjadikan nuklir sebagai pertahanan diri dan juga alat politik dalam mencapai kepentingan Korea Utara dalam hal bargaining positionselagi Korea Utara memiliki nuklir, hal tersebut dibuktikan dengan meluncurkan roketnya dan melakukan uji coba nuklir yang dapat menimbulkan ketegangan atas tindakan yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un. (Ariyadi, 2013) Presiden Kim Jong-Un terkenal dengan sikapnya yang kejam, ketika Presiden Kim Jong-Il memenjarakan musuh-musuhnya akan tetapi Kim Jong-Un lebih memilih untuk menghabiskannya. Meskipun mendiang Ayah dan Kakeknya Kim II Sung dianggap kejam oleh banyak pihak internasional, Kim Jong-Un memerintah dengan tingkat kekejaman yang lebih tinggi. Dalam tiga tahun pemerintahannya sudah beberapa anggota elit Korea Utara telah dieksekusi, pejabat tinggi Korea Utara tidak mengerti jalan pemerintahannya dan penderitaan rakyat Korea Utara semakin dirasakan dengan turunya perekonomian Negara. (Indonesia, 2015)

Semenanjung Korea semakin memanas dengan adanya aksi uji coba nuklir dari Korea Utara, uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara menimbulkan beberapa macam reaksi dari dunia internasional. Kebijakan nuklir Kim Jong-Un yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Desember 2011. Terlepas dari pro dan kontra reaksi komunitas internasional, uji coba nuklir yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un merupakan bentuk diplomasi internasional untuk menyuarakan kepentingan nasional Korea Utara agar didengar komunitas internasional. Terutama dalam menghadapi sanksi ekonomi dari AS, terasing dari dinamika


(46)

14

politik internasional, dan kesulitan untuk berintegrasi dengan komunitas internasional. Tentu saja hal ini membuat Korea Selatan mengalami “Security

delima” meskipun Korea Utara memberikan prioritas utama pada peningkatan kekuatan militernya, akan tetapi tetap saja Korea Selatan meminta Amerika Srikat untuk mengatasi hal tersebut. Aksi yang dilakukan Kim Jong-Un tidak lain sebagai ancaman kepada Amerika Srikat dan Korea Selatan, dan Kim Jong-Un terus menerus melakukan peluncuran rudal buatan Negaranya. (Fachri, 2015)

Pemerintahan Korea Utara dibawah ke Pemimpinan Kim Jong-un yang semakin agresif dengan melakukan uji coba nuklir kembali pada tanggal 03 Maret 2014. Amerika Srikat dan Korea Selatan selalu waspada dengan aktivitas yang dilakukan Korea Utara yang dapat mengganggu stabilitas keamanan global. Amerika Srikat dan Korea Selatan mencari cara untuk mengatasi uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara dengan melakukan latihan gabungan militer digunakan untuk mencegah dan menangkal aktivitas uji coba rudal Korea Utara. Amerika Srikat mengerahkan 12.500 pasukan ke Korea Selatan sebagai salah satu bentuk respon Amerika Srikat terhadap uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara pada pemerintahan Kim Jong-Un. Pasukan yang dikirim Amerika Srikat telah ikut berpartisipasi dalam menjaga wilayah di Korea Selatan. (Fachri & Septia, 2015)

D. PENOLAKAN KIM JONG UN TERHADAP TUNTUTAN KOREA SELATAN UNTUK REUNIFIKASI

Reunifikasi telah lama menjadi prioritas, baik untuk Seoul maupun Pyongyang. Perang Korea yang terjadi antara 1950 sampai 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.Artinya, hingga kini secara teknis


(47)

15

kedua Korea masih dalam status perang. Hubungan kedua Korea juga terbilang turun naik, akibat provokasi yang kerap dilakukan Korut dan latihan perang bersama yang dilakukan Korsel dengan Amerika Serikat.Sejak terpisahnya Korea menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu menunjukan ketidak akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu dua kali sejak perang dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin Korea Utara pada waktu Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. (VOAindonesia, 2015)

Kondisi di Semenanjung Korea di ketahui semakin memanas beberapa dekade belakangan ini. Hal ini terkait dengan program nuklir yang diluncurkan oleh Korea Utara. Terobsesi demi menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea, Presiden Korea Selatan Park Guen Hye menyatakan siap untuk duduk di satu meja dan berdialog dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-Un. Untuk mengakhiri aksi saling melontarkan rudal antara Korea Utara dan Korea Selatan, Park Guen Hye akan menggelar pertemuan dengan Presiden Kim Jong-Un. Park Guen Hye membentuk sebuah komite yang bekerja dibawah kontrolnya guna mewujudkan reunifikasi dengan Korea Utara. Komite tersebut akan mencakup para ahli dari setiap sektor masyarakat untuk memperluas dialog antar Korea dengan tujuan akhir reunifikasi antara Korsel dan Korut.(Maulana, 2014)

Keinginan Presiden Park Guen hye dan pembentukan komite untuk menggelar pertemuan dan berdialog dengan Kim Jong-Un guna mewujudkan reunifikasi kembali antar korea ditolak oleh Kim Jong-Un. Akhir Desember 2013 Juru Parlemen dari Seoul telah menyerukan peringatan pada tanggal 15 Agustus


(48)

16

sebagai tonggak untuk menawarkan pembicaraan dengan Korea Utara. Kementrian Pertahanan Korea Selatan meminta Pyongyang untuk menghadiri dialog pertahanan Seoul pada September, sebuah forum keamanan yang diikuti oleh 30 Negara termasuk Amerika Srikat dan Tiongkok. Akan tetapi, Pyongyang menolak pada kedua usulan itu dan menyebut itu sebagai usaha “tak tahu malu” untuk menyembunyikan kebijakan bermusuhan Seoul terhadap Korea Utara.(Marboen, 2015) Kementrian Univikasi Seoul mengutarakan penyesalannya terhadap penolakan tawarannya dan meremehkan upaya Korea Selatan untuk berdialog melakukan pembicaraan di berbagai tingkatan saat kedua negara itu bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-70 pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan Jepang.

Penolakan proposal oleh Presiden Korea Utara Kim Jong-Un mengenai reunifikasi yang diajukan Korea Selatan merupakan kegagalan bagi Semenanjung Korea untuk kembali bersatu. Latihan perang militer Amerika Srikat dan Korea Selatan yang tidak berhanti disebut-sebut sebagai alasan penolakan itu. Kementerian Reunifikasi Korea Selatan merilis sebuah pernyataan dariPyongyang dengan mengatakan, perundingan, pertukaran dan kontak denganKorea Selatantidak dapat dilakukan tanpa menyelesaikan isu-isu sanksi.Korea Utara mengatakanKorea Selatanharus mencabut sanksi-sanksi tersebut jika berminat pada perundingan kemanusiaan. Sanksi-sanksi tadi dikenakan olehSeouldalam bulan Mei 2010 setelah sebuah kapal selam. Korea Utaradituduh menenggelamkan sebuah kapal patroliKorea Selatan, menewaskan


(49)

17

46 pelaut.Sanksi-sanksi tersebut menghentikan perniagaan, investasi, perjalanan dan program-program bantuan.


(50)

1

BAB III

BIOGRAFI KIM JONG-UN

Pada bab III ini akan membahas mengenai biografi kehidupan Kim Jong-Un, latar belakang pendidikan sosial sejak dirinya mengenyam studi di Swiss hingga diangkat menjadi Presiden Korea Utara menggantikan ayahnya serta kepemimpinanya dalam mengambil kebijakan. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai karakter kepemimpinan Presiden Kim Jong-Un dalam memimpin Korea Utara.

A. KEHIDUPAN KIM – JUNG UN

Presiden Korea Utara saat ini Kim Jong-Un merupakan putra bungsu dari Kim Jong-Il, lahir di Korea Utara pada tanggal 08 Januari 1983, sebagian besar kehidupan awal dari Kim Jong-un tidak diketahui kepastiannya. Kim Jong-Un merupakan Putra bungsu dari Ko Young Hee, merupakan seorang penyanyi opera dan Kim Jong-Il merupakan seorang pemimpin militer yang berorientasi di Negara selama lebih dari satu dekade sampai kematiannya. Kakek Kim Jong-Un adalah Kim Il-Sung yang dianggap sebagai bapak pemdiri Korea Utara.

Kim Jong-Un diyakini telah mengenyam pendidikan bahasa inggris di salah satu sekolahan internasional di Gumligen di dekat Bern Swiss, bermula pada tahun 1993-1998 dengan menggunakan nama ”Chol-Pak atau Pak-chol”. Saat mengenyam pendidikan di Swiss, sosok Kim Jong-Un digambarkan sebagai siswa yang pemalu, baik, mudah bergaul dengan teman-temannya dan menggemari bola basket. Selama menjalankan pendidikannya di Swiss, Kim Jong-Un selalu


(51)

2

dikawal dengan siswa yang lebih tua yang di duga adalah pengawalnya. Setelah itu Kim Jong-Un melanjutkan studinya ke sekolahan Liebefeld Steinholzli di Koniz pada tahun 1998-2000. Di sekolah barunya ia dikenal dengan nama “Pak -Un atau -Un-Pak” dan dikenal sebagai anak dari seorang pegawai kedutaan di Swiss.(press, 2009) Pihak Koniz membenarkan dengan adanya seorang siswa asal Korea Utara anak pegawai kedutaan yang bersekolah di sana pada tahun 1998-2000. Namun, pihak Koniz tidak bersedia memberikan rincian identitas Kim Jong-Un atau Park-Un. Awal mula pendidikanya di sekolahan Liebefeld Steinholzli, Kim Jong-Un hanya mengikuti kelas pendidikan bahasa, kemudian mulai bergabung dikelas reguler sejak kelas 6, 7 dan 8 hingga tamat menyelesaikan kelas 9 nya pada musim gugur di tahun 2000. (Harden, 2009) Di Sekolahannya Kim Jong-Un dikenal sebagai sosok siswa yang ambisius, mudah bergaul dan memiliki kegemaran bermain basket. Akan tetapi nilai akademik dan tingkat kehadiran yang diperolehnya sangat buruk. Teman-teman Kim Jong-Un mengenal dirinya sebagai anak yang pemalu dan canggung jika dihadapkan dengan gadis-gadis dan bersikap acuh tak acuh dengan isu-isu politik, namun kelebihannya dalam bidang olahraga, terutama basket menjadikan Kim Jong-Un mengidolakan beberapa pemain basket.(henckel, 2009)

Setelah menyelesaikan studinya di Swiss, Kim Jong-Un dikabarkan melanjutkan studinya di Universitas Kim Il-Sung merupakan salah satu Universitas di Korea Utara yang diberi nama kakeknya, yaitu perguruan tinggi perwira-pelatihan di Pyongyang pada tahun 2002-2007. Sebagai seorang remaja yang mulai beranjak dewasa, Kim Jong-Un mulai menemani ayahnya di inspeksi


(52)

3

militer. Dan menginginkan untuk memulai karirnya di Korean Worke’s Party(Partai yang berkuasa di Negara itu) atau di Biro Politik Umum Angkatan Darat yaitu dua organisasi yang terlibat dalam pengawasan dari pemerintah.(Murray, 2015) Pada tahun 2009 desas desus mulai beredar bahwa Kim Jong-Un sedang dipersiapkan sebagai pengganti ayahnya nanti. Dan pada tahun 2009 Kim Jong-Un terdaftar sebagai calon Majelis Rakyat Agung. Pada bulan April Kim Jong-Un diberi jabatan di National Defense Commission (NDC) atau komisi kuat pertahana nasional sebagai pemimpin NDC, merupakan kantor tertinggi di Negara itu. (Murray, 2015)

Pada bulan Juni Kim Jong-Un dilaporkan telah diberikan jabatan sebagai Kepala Departemen Kemanan Negara. Hingga pada bulan September 2010 Kim Jong-Un telah diberikan jabatan tinggi Jendral bintang empat, meskipun belum diketahui kejelasan tentang pengalamannya di bidang militer sebelumnya. Waktu pengangkatanya dianggap signifikan, karena tak lama datang sebelum dimulainya rapat umum pertama KWP (Korean Worke’s Party) sejak tahun 1980 ketika ayahnya ditunjuk untuk menggantikan kakeknya Kim Il-Sung. Semakin jelas posisi Kim Jong-Un yang dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya. Tak lama setelah pengangkatanya, Kim Jong-Un dan ayahnya Kim Jong-Il bermain basket bersama, ketika itu Kim Jong-Un diperkirakan memiliki tinggi 180 cm dan beratnya 190 dan Kim Jong-Il memerintahkan putranya agar meningkatkan berat badannya supaya terlihat lebih mengesankan. (Leadership, 2012)

Diperkirakan ketika berumur 15 tahun Kim Jong-Un mulai meminum-minuman beralkohol (seperti wiski) dan merokok hingga dirinya ketika di Swiss


(53)

4

terkenal sebagai remaja yang kuat akan minum-minuman dan tidak pernah ingin dikalahkan. Ketika itu, Kim Jong-Un juga digambarkan sebagai sosok yang beradab dan cerdas, memiliki kepribadian yang berwatak dingin, memiliki naluri politik yang kuat serta kepribadian yang mirip dengan ayahnya Kim Jong-Il dan selalu mengambil peran kepemimpinan. Pada Desember 2011 ayahnya Kim Jong-Il wafat dan sejak saat itu Kim Jong-Un dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi Negara itu, gelar tidak resmi yang tetap mengisyaratkan posisinya sebagai kepala pemerintah dan pasukan militer Korea Utara. Pada bulan April 2012 statusnya telah divalidasi oleh akuisisi dengan beberapa gelar resmiyaitu sebagai sekretaris pertama Partai Pekerja Korea, ketua Komisi Militer Pusat, dan Ketua Komisi Pertahanan Nasional.(Leadership, 2012)

Korea Utara memang memiliki kebijakan sendiri dalam mengatur warga negaranya. Negara dengan satu partai ini mempunyai aturan-aturan aneh dan tak masuk akal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sistem pemerintahan di Korea Utara bersifat republik dan sosialis,dengan ideologi juche, yang berarti percaya dan bergantung kepada kekuatan sendiri.Pemujaan terhadap pribadi Kim Il-sung dan Kim Jong-il, penguasanya dilakukan secara terorganisir. Presiden Korea Utara adalah Kim Il-sung meski telah meninggal ia memperoleh gelar Presiden Seumur hidup karena pemimpin tersebut dianggap sebagai orang yang telah bekerja keras untuk mensejahterakan negaranya. Selain itu, kepemimpinan Kim Jong-il bersifat mandiri, dalam artian Korea Utara tidak mau menerima bantuan dari negara lain walaupun bisa dibilang negaranya dalam keadaan kritis. Tidak hanya itu, Kim Jong-il juga terlalu fokus pada militer, terutama


(54)

5

pengembangan program nuklir. Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan masyarakatnya hidup serba kekurangan di bawah kepemimpinan yang bergaya otoriter dan diktator. Masyarakat Korea Utara mau tidak mau harus puas terhadap tingkat ekonomi yang rendah, padahal di sisi lain keluarga pemimpin Korea Utara juga memiliki hidup yang mewah. Dalam hal ini, Kim Jong-il berhasil menerapkan jucheyang membuat masyarakatnya tetap percaya bahwa dia adalah pemimpin terbaik yang dapat menyatukan Korea Utara.(Shafira, 2014)

Nama resmi dari Korea Utara adalah Republik Demokratik Rakyat Korea. Negara ini dikenal sebagai negara kediktatoran totaliner stalinis atau negara yang pemimpinnya bersikap otoriter, pemikiran politik yang melihat bahwa eksistensi manusia secara perorangan tidaklah penting dan kebijakan tentang bagaimana membangun sosialisme dan membangun masyarakat komunis. Sehingga dengan dokterin-dokterin yang telah dilakukan, menjadikan rakyat Korea Utara tunduk dan amat patuh serta mencintai pemimpinnya. Korea Utara merupakan salah satu negara yang tetap konsisten mempertahankan sosialisme sebagai dasar pemerintahannya. Dalam perkembangannya Korea Utara menjadi sangat tertutup dan terisolasi di tengah globalisasi yang menuntut keterbukaan ini. Ketertutupan Korea Utara inilah yang akhirnya menyebabkan Korea Utara menjadi negara yang tertinggal dalam modernisasi yang ada. (Surya, 2014)

Sebagai seorang pemimpin yang terkenal sangat kejam, Kim Jong Un juga dikenal sebagai seorang yang glamour. Dengan status orang nomor satu di Korea Utara, ia memiliki gaya hidup yang sangat mewah, semua barang yang ingin ia miliki dengan mudah ia beli. Namun gaya hidupnya tersebut tidak dibarengi


(55)

6

dengan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Ketika banyak rakyat negerinya kelaparan dan hidup dalam kemiskinan, Kim Jong-Un tidak ragu-ragu membelanjakan uang dalam jumlah besar untuk kepentingan pribadinya. Bahkan, laporan bulan lalu menunjukkan bahwa Korea Utara tengah dilanda kekeringan terburuk selama satu abad terakhir yang berpotensi mengakibatkan kekurangan pangan di negeri itu. (Solihin, 2015) Kelaparan yang terjadi akibat kesalahan kebijakan seperti layaknya merampas hak warga Korea Utara untuk bisa menikmati makanan. Kelaparan yang diciptakan pemimpin Korea Utara terhadap rakyatnya menyebabkan sedikitnya 1 sampai 1,5 juta rakyat Korea Utara meninggal. (Asmardika, 2015)Ketidakpedulian Kim jong-Un terhadap rakyatnya di tunjukan kembali dengan pembelian barang-barang mewah seperti piano, mobil, dan teater pribadi berkapasitas 1000 orang, dan hal ini telah di dokumentasikan dalam penyelidikan Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB terhadap hak asasi Pyongyang. Laporan komisi PBB setebal 374 halaman menemukan pengeluaran Kim jong-Un terhadap barang-barang mewah mencapai Rp 8,4 triliun hanya dalam setahun. Ini dua kali lipat lebih banyak dari pengeluaran terakhir dilakukan ayahnya, yakni Rp 3,9 triliun dalam satu tahun.(Panggabean V. A., 2014).

B. KARAKTER KEPEMIMPINAN KIM JUNG – UN

Konflik antara Korea Utara dengan Korea Selatan yang berawal dari tahun 1950, dan terus berlangsung hingga saat ini. Konflik kedua Korea ini tidak lepas dari pemberitaan media massa Internasional. Pemberitaan yang dibuat media tidak lepas dari konstruksi. Namun, selama ini hasil konstruksi pemberitaan mengenai


(1)

remajanya yang banyak digunakan untuk bermain-main, berpesta, dengan segala fasilitas yang telah diberikan oleh ayahnya menjadikan Kim Jong-Un tidak mendapatkan banyak pelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan yang baik baginya. Ditambah dengan ajaran serta didikan keluarganya dinasti Kim, yang telah memegang teguh ideology komunis dan tidak demokratis, sangat minim untuk bagi Kim Jong-Un untuk mendapatkan pelajaran mengenai kehidupan layaknya negara-negara lain. Ketidakpedulian Kim Jong-Un terhadap penderitaan rakyatnya kembali dibuktikan dengan pembelian barang-barang mewah seperti piano, mobil dan teater pribadi berkapasitas 1000 orang.

Kim Jong-Un sebagai pemimpin tertinggi di Korea Utara saat ini, sengaja meniru gaya kepemimpinan kakeknya Kim Il-Sung dengan harapan bahwa warisan kakeknya akan membantunya meningkatkan basis kekuasaanya sendiri. Gaya kepemimpinana yang otoriter dan diktator di warisi dari mendiang kakeknya, hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan Korea Utara. Sebagai pemimpin yang tergolong masih sangat muda dengan segala emosional hingga tidak sabaran dalam membuat keputusan yang diambilnya. Seperti program nuklir yang terus dijalankannya dan uji coba nuklir yang terus dilakukannya hanya semata-mata agar mendapat simpati dari dunia internasional terutama Amerika Serikat. Ketika Kim Jong-Un merasakn tidak dapat menyetabilkan perekonomian negaranya, hal pertama yang dilakukanny adalah meluncurkan nuklirnya dengan harapan dapat menjalin kesepakatan dengan Amerika Serikat yang akan membantu perekonomian negaranya dan menjamin kemanannya. Begitupun dengan reunifikasi dengan Korea Selatan, Kim Jong-Un akan memenuhi keinginan Korea Selatan berdialog untuk mewujudkan reunifikais tetapi dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Amerika Serikat selaku sekutu Korea Selatan.

Kesimpulan

Setelah melakukan kajian yang mendalam melalui studi kepustakaan dan uraian dari bab-bab sebelumnya tentang penolakan Korea Utara terhadap reunifikasi yang diajukan oleh Park Guen-Hye pada masa pemerintahan Kim Jong-Un, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan mengenai studi kasus penulisan skripsi dalam studi ilmu Hubungan Internasional.

Telah genap enam puluh lima tahun terakhir ini Semenanjung Korea belum juga berhasil disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah pihak Korea. Kondisi Semenanjung Korea semakin memanas beberapa dekade ini, terkait dengan


(2)

program nuklir yang dijalankan oleh Presiden baru Korea Utara Kim Jong-Un. Park Guen-Hye selaku Presiden Korea Selatan saat ini, termotivasi untuk menyatukan Semenanjung Korea seperti yang telah dilakukan oleh Presiden Kim Dae Jung melalui kebijakan Sunshine Policy. Namun, usaha Presiden Park Guen-Hye mengajak pemimpin tinggi Korea Utara untuk berdialog mengenai reunifikasi selalu ditolak oleh Kim Jong-Un. Alasan Kim Jong-Un menolakan ajakan berdialog, karena adanya keterlibatan Amerika Serikat dalam upaya reunifikasi yang di rencanakan Park Guen-hye serta tawaran yang diajukan oleh Korea Selatan merupakan sebuah kemunafikan untuk bisa merencanakan invasi ke Pyongyang.

Kim Jong-Un merupakan pemimpin tertinggi di Korea Utara, putra bungsu dari Kim Jong-Il yang wafat di tahun 2011 dan telah menunjuk Kim Jong-Un yang masih berusia 20an sebagai penerus rezim komunis di Korea Utara. Sebagai pemimpin yang masih muda, Kim Jong-Un terkenal dengan kepemimpinannya yang kejam. Kekejaman yang diciptakan oleh Kim Jong-Un merupakan pengaruh kehidupan remajanya yang membuatnya hingga saat ini begitu agresif. Sejak mengenyam studinya di Swiss, Kim Jong-Un tidak pernah merasakan kekurangan dalam hal apapun. Kemewahan dan kebebasan yang dirasakan semasa kecilnya hingga remaja tidak memberikan dampak baik bagi Kim Jong-Un. Sifatnya yang ingin menang sendiri tanpa mau dikalahkan oleh siapapun diterapkan dalam kepemimpinanya saat ini.

Sejak kepemimpinan Kim Il-Sung, Korea Utara telah menganut ideoligy Juche, yang berarti percaya dan bergantung pada kekuatan sendiri. Sehingga masyarakat Korea Utara sangat mengagumi dan mencintai pemimpin-pemimpin mereka, bahkan menganggapnya sebagai Tuhan. Namun, ideology Juche tidak berpengaruh banyak bagi Korea Utara, bahkan hanya dimanfaatkan oleh pemimpinnya untuk mendapatkan dukungan dari rakyatnya dan membuat rakyatnya tunduk kepadanya. Dengan demikina pemimpin Korea Utara dapat melakukan apa saja sesuai keinginanya, seperti memberi kegiatan sehari-sehari yang kita anggap aneh untuk dilakukan dan membatasi aktivitas warganya. Ideology Juche juga diartikan mandiri tidak mau menerima bantuan dari negara lain walaupun bisa dibilang negaranya dalam keadaan kritis.

Korea Utara merupakan salah satu negara yang tetap konsisten mempertahankan sosialisme sebagai dasar pemerintahannya. Dalam pekembangannya Korea Utara menjadi sangat tertutup dan menyebabkan Korea Utara menjadi negara yang tertinggal dalam modernisasi yang ada. Ketertinggalannya menyebabkan krisis ekonomi dan kemiskinan


(3)

melanda dinegara tersebut. Kim Jong-Un sebagai pemimpin Korea Utara saat ini tidak terlalu memperdulikan keadaan tersebut, gaya hidupnya yang glamour tidak disertai dengan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Ketika rakyatnya dilanda kelaparan dan hidup dalam kemiskinan, Kim Jong-Un tidak ragu-ragu untuk membelanjakan uangnya dalam jumlah besar untuk kepentingan pribadinya. Dan kelaparan yang diciptakan pemimpin Korea Utara terhadap rakyatnya menyebabkan berjuta rakyat Korea Utara meninggal dengan sia-sia.

Kemunculan Kim jong-Un sebagai tanda tanya besar dipanggung dunia ketika dirinya mewarisi kediktatoran sebagai seorang pemimpin setelah kematian ayahnya. Hal tersebut ditunjukan dengan tindakan Kim Jong-Un yang melanjutkan kebijakan ayahnya yaitu Military firstyang menjadikan nuklir sebagai pertahanan diri dan alat politik dalam mencapai kepentingan Korea Utara. Dibawah kepemimpinan Kim jong-Un, Korea Utara melakukan uji coba nuklir sebagai bentuk emosionl agresif terhadap Korea Selatan dan sekutunya, sebagai peringatan bahwa pemimpin baru tidak akan mengubah kebijakan yang telah berlaku terhadap pemimpin sebelumnya. Namun, tindakan yang dilakukan oleh Kim Jong-Un mengenai Uji coba nuklirnya hingga membuat resah dunia Internasional dan meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur. Pada dasarnya pengembangan program nuklir yang dilakukan oleh Kim Jong-un sebagai instrumen diplomasi gaya kepemimpinan Kim Jong-Un untuk mendapatkan bantuan mengembangkan perekonomian negaranya yang sedang dilanda krisis yang mendalam.

Sebagai pemimpin muda Kim Jong-Un juga ingin membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin muda yang perlu disegani. Dengan membawa perubahan bagi Korea Utara dengan melakukan reformasi dalam negeri maupun keterbukannya dengan internasional. Anggapan Kim Jong-Un dengan program nuklirnya maka dirinya dapat menunjukan kepada dunia intenasional bahwa dirinya mampu memegang tanggung jawab sebagai sosok pemimpin bagi Korea Utara dan tidak membutuhkan bantuan dari negara manapun. Bahkan Kim Jong-Un lebih menunjukan sikap agresifnya, emosionalnya dengan banyak mengeksekusi pejabat-pejabat tinggi Korea Utara, masyarakat, keluarga yang dianggapnya melanggar hukum dan tidak menyetujui pemerintahannya. Hal tersebut dilakukannya dengan tujuan agar rakyatnya patuh dan berhati-hati dengan segala tindakan yang akan mengakibatkan kematian jika tidak mematuhi pemimpinnya. Dan itu merupakan salah satu bentuk strategi Kim Jong-Un sebagai pemimpin muda untuk menunjukan ke dunia internasional tentang ketegasannya dalam memimpin.


(4)

Dalam studi Ilmu Hubungan Internasional, skripsi dengan judul penolakan Korea Utara terhadap reunifikasi yang diajukan oleh Park Guen-Hye pada masa pemerintahan Kim Jong-Un dianggap relevan dengan adanya beberapa tokoh yang terlibat dalam studi kasus permasalahan ini. Seperti keterlibatan dunia Internasional yang menyetujui adanya rencana reunifikasi Semenanjung Korea, dan mensupport Presiden Park Guen-Hye untuk terus mencoba mengajak Korea Utara berdialog mengenai reunifikasi. Tindakan beberapa negara yang menginginkan berdialog dengan Korea Utara untuk menghentikan uji program nuklir yang diterapkannya sebagai bentuk negosiasi agar Korea Utara mau menghentikan program uji coba Nuklir yang dijalaninya. Tindakan uji coba nuklir yang diterapkan oleh Kim Jong-Un yang menyebabkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat internasional terutama Asia Timur, serta gaya kepemimpinannya yang semena-mena terhadap rakyatnya membuat dunia internasional merasa prihatin dengan kehidupan di Korea Utara.

Dengan demikian jawaban dari studi kasus mengenai mengapa Presiden Korea Utara Kim Jong-Un menolak rencana reunifikasi yang diajukan oleh Park Guen-hye dan kerangka pemikiran yang penulis gunakan maka dapat ditarik kesimpulan karena adanya pengaruh nilai kehidupan Kim Jong-Un di masa remajanya. Kebebasan dan kehebatan yang selalu dilakukan di masa remajanya menjadikan Kim Jong-Un saait ini sebagai pemimpin yang agresif, dimana dirinya mempertahankan sikap dan keputusannya tanpa memperdulikan rakyatnya.

Daftar Pustaka

Amir, U. (2013). Analisis Kebijakan Luar Negeri Korea Utara dengan Mempertimbangkan Factor Domestik. academia, 5-6.

Ariyadi. (2013). REAKSI PEMERINTAHAN CINA TERHADAP KEPEMIMPINAN KIM JONG-UN. eJournal HI FiSip, 26.

Asmardika, R. (2015, 09 16). Penghargaan Untuk Kim Jong-Un beban untuk rakyat Korea

utara. Retrieved 03 21, 2016, from okezone.com:

http://news.okezone.com/read/2015/09/16/18/1214976/penghargaan-untuk-kim-jong-un-beban-bagi-rakyat-korut

CNNIndonesia. (2015, 05 17). Kim Jong-Un dituding sebagai pemimpin korut terkejam.

Retrieved 03 05, 2016, from CNN indonesia:


(5)

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150517095428-113-53663/kim-jong-Fatimatuzzahra. (2012). Studi Tentang Pemerintahan Presiden Kim Dae Jung Di Korea Utara 1998-2008. 4-6.

Forum, A. P. (2015, 11 30). Efek Kim Jong-Un. Retrieved 03 03, 2016, from Asia Pacific defense forum: http://apdf- magazine.com/id/efek-kim-jong- un/

Harden, B. (2009, 06 03). Son Named Heir to North Korea's Kim Studied in Switzerland, Reportedly Loves NBA. Retrieved 03 01, 2016, from Washington Post Foreign

Service:

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/06/01/AR2009060103750.html

henckel, E. (2009, 06 24). Kim Jong-un und sein Unterricht bei den Schweizern. Retrieved 03 01, 2016, from Die Welt: http://www.welt.de/welt_print/article3985896/Kim-Jong-un-und-sein-Unterricht-bei-den-Schweizern.html

Lankov, A. (2012). North Korea and the subversive thruth. 2.

Leadership, D. (2012, 05 14). Kim Jong-Un. Retrieved 03 02, 2016, from North Korea Leadership Watch: https://nkleadershipwatch.wordpress.com/kim-jong- un/

Mas'ud, M. (1998). Studi Hubungan Internasional . Yogyakarta: pusat antar universitas-studi sosial universitas Gajah mada Yogyakarta.

Murray, L. (2015, 10 08). Kim Jong-Un, North Korean political official. Retrieved 03 02, 2016, from Encyclopaedia Brintannica: http://www.britannica.com/biography/Kim-Jong-Eun

Panggabean, V. A. (2014, 01 08). Kontroversi dibalik kepemimpinan Kim Jong-Un.

Retrieved 03 21, 2016, from merdeka.com:

http://www.merdeka.com/dunia/kontroversi-di-balik-kepemimpinan-kim-jong-un.html

Press, A. (2009, 06 02). North Korean leader Kim Jong-il 'names youngest son as successor'.

Retrieved 02 25, 2016, from The Guardian:

http://www.theguardian.com/world/2009/jun/02/kim-jong- il-names-son-successor

Purnamasari, A. (2015). KOREA UTARA DAN ASEAN (Dinamika hubungan Korea Utara dan ASEAN). Korea Utara dan ASEAN, 13.


(6)

Shafira. (2014). kepemimpinan diktator di Korea Utara. Journal, 1-2.

Situmoreang, R. (2015, 09 19). Kim Jong-Un, Pemimpin Korea Utara Penuh Misteri. Retrieved 03 05, 2016, from Harian Analisa: http://ragam.analisadaily.com/read/kim-jong-un-pemimpin-korea-utara-penuh-misteri/172377/2015/09/19

Solihin, I. (2015, 07 07). 7 dosa besar yang dilakukan Presiden korea utara. Retrieved 03 21, 2016, from anakreguler: http://www.anakregular.com/2015/07/7-pemborosan-yang-dilakukan-kim-jong-un.html

Suryo, P. (2003). SEJARAH KOREA. YOGYAKARTA: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

VOAindonesia. (2015, 10 kamis). KOREA UTARA TOLAK AJAKAN PEMBICARAAN KOREA SELATAN. pp. 1-2.