Pengaruh fraksi methanol terhadap kematian Spodoptera litura F.

Hasil analisis probit dengan menggunakan program Polo Puls menunjukkan bahwa fraksi etyl asetat dari bagian-bagian tanaman Suren memiliki toksisitas yang berbeda. Dengan memperhatikan faktor LC 50 terdapat kecenderungan bahwa fraksi etyl asetat dari biji memiliki aktivitas insektisida yang paling toksik bila dibandingkan dengan yang lainnya. Perlakuan fraksi etyl asetat dari daun, ranting, kulit dan biji masing-masing memiliki nilai LC 50 sebesar 3,49 2,42 – 4,41: 4,86 3,47 – 6,11; 5,77 3,91 – 8,09; 0,05 0,36 – 1,18 dapat dilihat pada tabel 6.

4.4. Pengaruh fraksi methanol terhadap kematian Spodoptera litura F.

Pada perlakuan fraksi methanol terhadap hama daun S. litura terlihat pada semua konsentrasi pada 1HSP Hari Setelah Perlakuan tidak menunjukkan significant baru pada 3 HSP dapat mencapai 50 pada perlakuan ekstrak biji dengan konsentrasi 10, sedangkan pada perlakuan ekstrak daun dengan konsentrasi 20 mortalitas mencapai 42. Sepertinya perlakuan pestisida nabati yang berasal dari ekstrak tanaman suren ini tidak memberikan efek yang nyata terhadap hama S. litura dibanding hama Eurema spp, karena pada 1 HSP mortalitas hanya dicapai 26 pada konsentrasi yang tinggi untuk ekstrak daun, sedang pada ekstrak biji dengan konsentrasi 10 mortalitas hanya dicapai 30 Tabel 7. Kemungkinan hama S. litura yang bersifat polifag terhadap tanaman kehutanan tidak terlalu efektif terhadap ekstrak dari tanaman suren tersebut. Table 7 Pengaruh letal fraksi Methanol dari berbagai bagian tanaman T. sinensis Merr terhadap larva Spodoptera litura F. Fraksi Methanol Konsentrasi , wv Jumlah larva Mortalitas 1 hari 2 hari 3 hari Daun Ranting Kontrol 3 5 10 15 20 Kontrol 3 5 10 15 20 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 6 10 20 24 26 4 8 14 18 18 10 16 24 28 36 8 14 18 24 28 10 16 22 30 34 42 8 14 18 24 28 34 Kulit Biji Kontrol 3 5 10 15 20 Kontrol 1 3 5 7 10 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 2 4 10 14 24 8 14 18 24 30 6 10 14 18 28 14 20 24 34 42 4 12 20 24 28 36 2 24 32 34 42 50 5 10 15 20 25 30 35 K ont ro l 3 5 10 15 20 K ont ro l 3 5 10 15 20 K ont ro l 3 5 10 15 20 Ko n tr o l 1 3 5 7 10 Daun Ranting Kulit Biji Mo rt a lit a s 1 HSP 2 HSP 3 HSP Gambar 12 Grafik hubungan mortalitas fraksi methanol dengan S. litura Pada Gambar 12 mortalitas hanya mencapai 30 pada 1 HSP untuk perlakuan ekstrak biji 10, kemudian diikuti oleh ekstrak daun 20 mortalitas mencapai 26. Pada ekstrak kulit 20 dan ekstrak biji 7 mortalitas sama mencapai 24 pada 1 HSP, kemudian menurun pada 2 dan 3 HSP hingga mortalitas 4 untuk perlakuan ekstrak daun dengan konsentrasi 10 dan 15, ekstrak ranting 3 dan 10 juga ekstrak dari kulit dengan konsentrasi 3,10,15 dan 20. Tabel 8 Parameter hubungan konsentrasi mortalitas fraksi Methanol dari berbagai bagian tanaman T. sinensis Merr terhadap larva Spodoptera litura F. Fraksi Methanol a ± GB b ± GB LC 30 SK 95 LC 50 SK 95 Daun 2,88 ± 0,52 1,29 ± 0,47 16,87 11,53 – 45,89 42,78 24,45 – 319,63 Ranting 3,26 ± 0,44 0,86 ± 0,41 24,88 13,81 – 59,25 96,61 43,94 – 437,45 Kulit 3,22 ± 0,37 0,99 ± 0,36 18,07 11,39 – 88,29 75,21 37,14 – 294,25 Biji 4,18 ± 0,18 0,69 ± 0,26 2,62 1,66 – 4,52 11,38 24,70 – 37,14 a : Intersep garis regresi b : Kemiringan garis regresi slope GB : Galat Baku standard error LC : Lethal concentration untuk tanggap mortalitas SK : Selang Kepercayaan Hasil analisis probit dengan menggunakan program Polo Plus menunjukkan bahwa fraksi methanol terhadap larva S. litura perlakuan ekstrak dari bagian tanaman suren tidak cukup efektif dalam menekan perkembangan hama tersebut karena hasil analisis dengan LC 50 hasilnya sangat tinggi dan lebih besar daripada konsentrasi yang telah diberikan sehingga diturunkan menjadi LC 30 dimana hasil analisisnya sesuai dengan konsentrasi yang dipakai, seperti yang tertera pada Tabel 8 LC 30 untuk ekstrak biji hanya diperlukan 2,62 dengan selang kepercayaan yang digunakan 1,66 – 4,52, kemudian diikuti dengan perlakuan dari ekstrak daun, kulit dan ranting. Sedang hasil analisis Probit ekstrak biji untuk LC 50 diperlukan konsentrasi sebesar 11,38 tetapi selang kepercayaan yang harus digunakan tertalu tinggi dan tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk pengendalian hama daun.

4.5. Pengaruh fraksi n – heksan terhadap kematian Spodoptera litura F.

Dokumen yang terkait

Kemampuan memangsa Rhynocoris fuscipes F. (Hemiptera : Reduviidae) terhadap Larva A Erionota thrax L. (Lepidoptera : Hesperiidae) dan Spodoptera litura F. (Lepidoptera : Noctuidae)di Laboratorium

4 77 57

Uji Efektivitas Beberapa Insektisida Nabati Untuk Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera: Noctuidae) di Laboratorium

1 70 74

Kemampuan Memangsa Rhynocoris Fuscipes F. (Hemiptera:Reduviidae) Terhadap Larva Erionota Thrax L. (Lepidoptera:Hesperiidae) Dan Spodoptera Litura F. (Lepidoptera : Noctuidae) Di Laboratorium

1 56 57

Pengaruh Biopestisida Dalam Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Di Rumah Kasa

0 42 47

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura (Lepidoptera : Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L.)

2 34 58

Patogenisitas Beauveria Bassiana Pada Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera : Noctuidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit

2 66 42

Efektivitas insektisida nabati daun tanjung dan daun pepaya terhadap martalitas ulat grayak (Spodoptera litura F.)

0 16 36

UJI POTENSI EKSTRAK DAUN SUREN (Toona sureni Blume) SEBAGAI INSEKTISIDA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L )

1 15 50

Uji Efikasi Ekstrak Tanaman Suren ( Toona sinensis Merr.) Sebagai Insektisida Nabati Dalam Pengendalian Hama Daun (Eurema spp. dan Spodoptera litura F.)

0 4 73

PENGUJIAN LABORATORIUM AKTIVITAS CAmPURAN INSEKTISIDA DELTAMETRIN DAN INSEKTISIDA NABATI NIMBA TERHADAP HAMA Spodoptera litura F.

0 1 8