• Pemotongan • Bead Apexing
• Extruding • Calendering
• Cushioning
1.2.4.2. Proses pembuatan ban mentah
• Type Building 1.2.4.3.
Proses pemasakan • Curing
2. Customer Relationship Management CRM dalam Agroindustri Ban
CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan
komunikasi dan pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda dengan pelanggan. Pendekatan ini memungkinkan untuk mempertahankan
pelanggan dan memberikan nilai tambah terus menerus pada pelanggan, selain juga memperoleh keuntungan yang berkelanjutan. CRM dapat didefinisikan
sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi. CRM mencakup crossup selling, product affinity analysis, dan
product bundling yang dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam sistem strategi penjualan di suatu industri. Cross-selling didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau praktek menjual antara atau di antara klien, pasar, pedagang, dan llain-lain atau yang menjual produk tambahan atau jasa kepada satu pelanggan
yang sudah ada”. CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil
pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.
Pengertian CRM dari sudut pandang pemasaran dan dari sudut pandang teknologi informasi. Beberapa definisi CRM dari berbagai literatur yang berhasil
digali antara lain adalah: • Dari sisi yang berkaitan dengan teknologi informasi, CRM adalah
“sebuah strategi untuk mengoptimalkan nilai lifetime pelanggan customer lifetime value dengan cara mengetahui lebih banyak
mengenai informasi pelanggan dan berinteraksi dengan pelanggan secara intensif”.
• Dari sisi komunikasi dan manajemen, CRM didefinisikan sebagai “sebuah pendekatan perusahaan untuk memahami dan mempengaruhi
perilaku pelanggan melalui komunikasi yang intensif dalam rangka meningkatkan akuisisi pelanggan, mempertahankan pelanggan,
loyalitas pelanggan”
• Definisi CRM jika dilihat dari segi bisnis dapat diartikan sebagai “sebuah strategi bisnis untuk memahami, mengantisipasi dan mengelola
kebutuhan pelanggan yang potensial dalam suatu organisasi pada saat sekarang dan yang akan datang “
Dari ketiga definisi di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi CRM yaitu sebuah pendekatan yang komprehensif yang mengintegrasikan setiap bisnis
proses yang berhubungan langsung dengan pelanggan, yaitu penjualan, pemasaran dan layanan pelanggan melalui integrasi filosofi, teknologi, dan juga proses.
Dengan kata lain, CRM dipandang bukanlah sebagai sebuah produk ataupun sebuah layanan, tetapi sebuah filosofi bisnis yang bertujuan memaksimalkan nilai
pelanggan dalam jangka panjang customer lifetime value Bayu 2012.
Pada prinsipnya, strategi pemasaran cross-selling adalah sebuah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan penjualan additional products dan
layanan kepada pelanggan yang telah membeli sesuatu dari perusahaan. Strategi ini berhubungan dengan analisis data pelanggan. Beberapa istilah lain yang
berhubungan dengan teknik pemasaran ini antara lain adalah Berry dan Linoff 2004 :
• Product bundling, menentukan produk apa yang akan dijual secara bersamaan sebagai sebuah paket penjualan.
• Product affinity analysis, memahami poduk dan layanan apa yang dibeli secara bersamaan.
• Next sequential purchase, memperkirakan produk atau layanan apa yang akan dibeli kemudian.
• Propensity-to-buy analysis, mengestimasi produk atau layanan apa yang akan dibeli kemudian oleh pelanggan tertentu.
• Profitability analysis, memahami pelanggan mana yang sangat penting untuk dijaga.
• Price elasticity modeling and dynamic pricing, menemukan harga optimal untuk produk tertentu dan untuk segmen pelanggan tertentu.
Perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk menetapkan additional product dari produk utamanya. Additional product
yang disarankan dapat berupa common-sense-based contohnya, jika pelanggan membeli sebuah kamera digital, maka cross-sell product-nya biasanya adalah
memory card, case, dan spare-battery atau dapat pula berupa data-driven cross- selling didapat dari data pembelian historikal pelanggan.
Secara mendasar, cross-selling merupakan proses analisis korelasi dari market basket data – informasi mengenai apa yang dibeli dalam satu “keranjang”
basket – sejarah pembelian dan product relationship. Korelasi ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan business rules dalam mengoptimalkan cross-
selling.
Ada tiga manfaat utama dari teknik cross-selling yaitu: 1 meningkatnya revenue perusahaan, 2 meningkatkan loyalitas pelanggan customer loyalty, dan
3 meningkatkan customer awareness ke satu perusahaan. Peningkatan revenue perusahaan merupakan dampak yang paling bisa dirasakan. Ketika sebuah strategi
cross-selling dijalankan, fokus utama perusahaan tidak lagi kepada bagaimana mendapatkan pelanggan baru yang potensial prospecting customer, tetapi
bagaimana menjual lebih banyak produk kepada pelanggan yang sudah ada existing customer. Sebuah literatur menyebutkan, bahwa biaya cost yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mahal sepuluh kali lipat jika dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada
Chasin 2003.
Manfaat kedua yang dapat diperoleh adalah meningkatnya loyalitas pelanggan. Dari setiap produk yang dijual ke pelanggan bisa berdampak pada
peningkatan kepercayaan pelanggan ke sebuah perusahaan, selama produk yang telah dibeli memiliki kualitas yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Manfaat terakhir yang dapat diperoleh adalah meningkatnya customer awareness. Dengan menjual produk-produk yang lebih beragam, pelanggan memiliki respon
yang lebih ke perusahaan dan membuat proses pembelian menjadi lebih nyaman. Dengan memberikan produk tertentu sebagai cross-selling product, pelanggan
dapat mengenal produk-produk baru dimana mereka belum mengetahui sebelumnya bahwa produk tersebut juga dijual oleh perusahaan yang
bersangkutan, sehingga memudahkan pelanggan dalam mencari produk baru bagi mereka dan menghindari pembelian ke perusahaan lain Bayu 2012.
3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem atau aplikasi dilakukan dengan pemodelan objek dan analisis sistem menggunakan Unified Modeling Language UML.
3.1. Pemodelan Objek Dan Analisis Sistem
UML Unified Modeling Language adalah sebuah bahasa yang
berdasarkan grafikgambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software
berbasis OO Object-Oriented. UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep bisnis proses,
penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem software.
Salah satu pemecahan masalah Object Oriented OO adalah dengan menggunakan UML. Oleh karena itu orang-orang yang berminat dalam
mempelajari UML harus mengetahui dasar-dasar mengenai Object Oriented Solving pemecahan masalah OO. Tahap pertama, pembentukan model. Model
adalah gambaran abstrak dari suatu dasar masalah. Dan dunia nyata atau tempat dimana masalah itu timbul bisa disebut dengan domain. Model mengandung
obyek-obyek yang beraktifitas dengan saling mengirimkan messages pesan- pesan. Obyek mempunyai sesuatu yang diketahui attributeattributes dan
sesuatu yang dilakukan behaviors atau operations. Attributes hanya berlaku dalam ruang lingkup obyek itu sendiri state. Lalu “blue print” dari suatu obyek
adalah classes kelas. Obyek merupakan bagian-bagian dari kelas.
Pada perancangan program Android Association Rules Program AARP 1.0, tidak seluruh diagram yang terdapat pada pemodelan UML dibuat, karena
kebutuhan pemodelan sistem yang tidak terlalu kompleks dan empat diagram yang dibuat sudah cukup relevan untuk mendesain sistem AARP 1.0 ini.
Diagram yang dibuat pada perancangan sistem ini adalah business process diagram diagram proses bisnis, use case diagram diagram kasus, sequence
diagram diagram sekuen, dan class diagram diagram kelas.
3.1.1. Business Process Diagram
Diagram pertama yang dibuat pada perancangan sistem berorientasi objek adalah business process diagram. Diagram proses bisnis
digunakan untuk menggambarkan logika dari suatu proses bisnis dengan notasi grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan
bisnis. Diagram proses bisnis terdiri dari tiga buah notasi utama yaitu Flow