Perancangan Sistem Aplikasi Mobile untuk Cross Selling pada Customer Relationship Management di Agroindustri Ban

3.1.5. Implementasi Aplikasi Tahap implementasi dilakukan untuk mewujudkan model dan desain transformasi desain yang telah dibuat menjadi bentuk model AARP 1.0 yang nyata. Pada tahap implementasi ini dilakukan juga verifikasi. Verifikasi dilakukan untuk menguji keluaran output aplikasi dan pelacakan kesalahan sistem debugging. 3.1.6. Transformasi Desain AARP 1.0 menggunakan bahasa pemograman Java yang terintegrasi dalam perangkat lunak Eclipse 3.7.2 dalam bundle Android Developer Tools v21.1 sebagai desain Graphic User Interface. Manajemen basis data yang digunakan adalah MySQL 5.5 XAMPP 1.8.1 dengan koneksi yang digunakan adalah java database connection JDBC. Semua perangkat lunak yang digunakan tersebut dijalankan pada sebuah perangkat komputer notebook dengan spesifikasi, prosesor Intel Core i3, memori RAM 4GB. Kapasitas hardisk 320 GB.

4. Pengembangan Sistem

Setelah dilakukan perancangan sistem AARP 1.0, maka selanjutnya dilakukan pengembangan terhadap rancangan sistem tersebut. 4.1. Analisis Association Rules Mining Support, Confidence, Improvement Association rules merupakan salah satu teknik didalam data mining untuk menentukan hubungan antar item dalam suatu dataset sekumpulan data yang telah ditentukan. Konsep ini sendiri diturunkan dari terminologi market basket analysis, yaitu pencarian hubungan dari beberapa produk di dalam transaksi pembelian. Teknik ini mencari kemungkinan kombinasi yang sering muncul frequent dari suatu itemset sekumpulan item. Ada dua langkah didalam algoritma ini. Langkah pertama adalah melakukan perhitungan untuk menemukan frequent itemsets dan langkah kedua mencari kaidah asosiasi rules dari sekumpulan frequent itemsets tadi. Sebelum dilakukan perhitungan association rules, terlebih dahulu dilakukan perhitungan frequent itemset. Frequent itemset dilakukan untuk menentukan rules berdasarkan treshold batasan minimal nilai support yang ditentukan user Bayu 2010. 4.2. Next Sequential Product Next sequential product adalah produk selanjutnya yang mungkin akan diminta oleh customer pada transaksi berikutnya setelah melakukan suatu transaksi. Penentuan next sequential product dilakukan dengan memanfaatkan rules yang sudah dihasilkan dari analisis association rules mining. Pada penelitian ini next sequential product merupakan produk yang memiliki nilai keterkaitan confidence tertinggi terhadap produk yang dibeli oleh customer pada transaksi terakhir. Next sequential product ditentukan dengan menentukan kombinasi produk yang telah dibeli customer dengan nilai confidence tertinggi. 4.3. Analisis Prakiraan Waktu Time Series Pembelian Next Sequential Product Prakiraan pembelian next sequential product merupakan analisis prakiraan waktu saat terjadinya transaksi berikutnya dimana customer akan membeli next sequential product tersebut. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan metode prakiraan moving average. Moving average MA adalah adalah jenis moving average paling sederhana dan tidak menggunakan pembobotannya dalam perhitungan. Meskipun sederhana, MA cukup efektif dalam menentukan trend yang sedang terjadi di market. Cara pembacaannya pun sederhana. Pada penelitian ini objek yang akan dihitung prakiraannya adalah termasuk next sequential product dengan memanfaatkan data waktu transaksi yang pernah dilakukan oleh customer dengan menggunakan formulasi moving average. Adapun formula SMA dapat dilihat pada Gambar 4. 1 n i i n D MA n = = ∑ Gambar 4. Formula Moving Average n = banyaknya periode dalam moving average Di = pembelian pada periode ke i 4.4. Sumber Data Transaksi Dalam menentukan strategi cross-selling, data yang digunakan adalah transaksi penjualan salah satu Industri ban terkemuka di Indonesia yang menjual lebih dari 2000 jenis item ke pasar domestik maupun internasional. Data ini diperoleh dari data penjualan kepada seluruh distributor dalam negeri selama periode satu tahun. 4.5. Pre-Processing Data Tahapan pre-processing dilakukan terhadap 3121 records, dengan mengubah data penjualan ke dalam bentuk biner. Pengubahan data ke dalam bentuk biner dilakukan untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan cross selling yang akan dilakukan dengn menggunakan aplikasi. Data biner yang diperoleh sebanyak 552 record. Jumlah record biner tersebut adalah sama dengan jumlah transaksi yang terjadi selama periode satu tahun. Total jenis produk yang akan diperhitungkan sebanyak 193 jenis produk. Setiap produk diberi kode mulai dari 1-193 untuk mempermudah aplikasi dalam memproses data. Total konsumen dalam data transaksi penjualan adalah 46 konsumen. Setiap konsumen diberi kode mulai dari 1-46. Bentuk tabel biner dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut data biner adalah semua cell yang berwarna abu-abu. Tabel 1. Fragmen Bentuk Tabel Biner Pada Pre-Processing Data Konsumen Periode Items 1 2 3 4 5 1 1 1 1 2 3 4 1 1 5 6 7 1 8 1 1 9 1 1 10 1 11 1 12

5. Pengolahan Hasil

Hasil yang diperoleh untuk menjawab tujuan pertama adalah telah diselesaikannya aplikasi berbasis mobile yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan serta analisis cross selling. Aplikasi tersebut mampu memberikan hasil sebagai berikut : 1. Perhitungan Frequent Item Set 2. Perhitungan Nilai Komponen Association Rules Mining Support, Confidence, dan Improvement Hasil rules yang diperoleh berdasarkan pengolahan data menggunakan AARP 1.0 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rules Hasil Pengolahan Data Menggunakan AARP 1.0 Treshold Rules Treshold Rules 35 24 31 34 1 23 51 33 1 22 75 32 2 21 122 31 4 20 166 30 6 19 269 29 7 18 407 28 8 17 661 27 12 16 1018 26 15 15 1742 25 20 14 2891 Data pada tabel tersebut dapat di proyeksikan pada grafik Grafik 5 untuk mempermudah pemahaman pada pengaruh presentase treshold terhadap jumlah rules yang diperoleh. Gambar 5. Grafik Rules Parameter batasan treshold yang akan dicapai dalam menjalankan proses pencarian asosiasi ini adalah support minimal sebesar 14 dan confidence minimal sebesar 14. Pemilihan parameter tersebut dilakukan dengan cara trial and error untuk mendapatkan itemset dan rules. Hal ini dilakukan karena data dengan jumlah yang relatif besar, pemilihan parameter yang terlalu kecil akan memakan waktu yang lama dan membutuhkan alokasi memori perangkat mobile yang lebih banyak. Berdasarkan metode trial and error, maka didapatkan bahwa batas treshold tertinggi dimana rules masih dapat diperoleh adalah pada 34. Penggunaan treshold diatas 34 tidak menghasilkan rules. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai confidence tertinggi yang dapat diharapkan oleh perusahaan dari penjualan semua produknya adalah sebesar 34 dengan 1 rules. Hasil selanjutnya yang diperoleh untuk menjawab tujuan kedua adalah aplikasi cross selling berbasis mobile yang telah dibuat sudah diimplementasikan sistem pengambilan keputusan yang mampu menentukan pembelian selanjutnya yang akan dilakukan oleh konsumen dan prakiraan waktu konsumen membeli produk tersebut. Aplikasi mampu menampilkan Next Sequential Product pada saat input produk yang dibeli dimasukkan. Salah satu contoh adalah bila konsumen dengan kode 1 melakukan pembelian produk dengan kode 17 dan treshold support yang diberikan sebesar 25, maka aplikasi akan menampilkan bahwa konsumen 1 akan membeli juga produk 34 dan produk 58 dengan besar kemungkinan senilai 90,61. Kombinasi yang ditampilkan oleh aplikasi tersebut adalah kombinasi dengan nilai confidence tertinggi yang berdasarkan kepada rules yang di dalamnya terdapat produk dengan kode 17. Aplikasi juga mampu untuk menentukan item apa yang kemungkinan akan dibeli oleh konsumen pada periode berikutnya yang diramalkan. Metode peramalan atau lebih dikenal dengan istilah prakiraan dilakukan dengan menggunakan Simple Moving Average. Periode default yang telah diprogram ke dalam aplikasi adalah 4 periode. Periode tersebut dapat ditentukan secara manual oleh user pada antarmuka aplikasi. Selain menampilkan prakiraan produk yang akan dibeli oleh konsumen pada periode yang diramalkan, aplikasi juga akan menampilkan tingkat error prakiraan yang dilakukan oleh aplikasi. Salah satu kriteria untuk menilai teknik forecasting adalah perhitungan akurasi. Perhitungan akurasi yang lazim digunakan adalah Mean Absolute Percentage Error. Produk yang akan ditampilkan oleh aplikasi pada periode yang diramalkan adalah produk yang memiliki tingkat error yang paling rendah berurutan hingga tingkat error paling tinggi. Tingkat error ini akan ditampilkan dalam persen error yaitu Mean Absolute Percentage Error MAPE. MAPE tersebut merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama perioda tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Semakin besar nilai MAPE menunjukkan bahwa tingkat error pada perhitungan prakiraan semakin tinggi sehingga tingkat kepercayaan semakin rendah. Sebaliknya prakiraan akan dianggap semakin baik semakin dapat dipercaya bila nilai MAPE semakin kecil. Aplikasi juga akan menampilkan next sequential product untuk produk yang telah diramalkan. Metode untuk menentukan next sequential product yang digunakan sama dengan metode untuk menentukan next sequential product sebelumnya.

6. Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi

6.1. Kelebihan Aplikasi Aplikasi AARP 1.0 memiliki kelebihan yaitu pengguna dapat menggunakannya dimana dan kapan saja selama pengguna membawa perangkat mobile nya yang telah terinstalasi aplikasi cross selling ini. Aplikasi ini telah dibuat sedemikian rupa agar dapat digunakan semudah mungkin oleh pengguna. Aplikasi ini dibuat dalam Bahasa Indonesia sehingga dapat membantu mempermudah penggunaan lokal. 6.2. Kekurangan Aplikasi Aplikasi AARP 1.0 hanya terintegrasi salah satu metode analisis prakiraan time series yaitu moving average, sehingga aplikasi ini memiliki kekurangan yaitu belum mampu memberikan hasil analisis prakiraan yang telah dibandingkan akurasinya dengan metode-metode prakiraan lainnya. Aplikasi belum terintegrasi jaringan secara online melalui jaringan internet.