dalam proses osmoregulasi. Ketiga pola tersebut adalah hipertonik pengaturan aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih besar dari media, hipotonik pengaturan
aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih kecil dari media dan isotonik pengaturan aktif konsentrasi cairan tubuh yang sama dengan lingkungan
Sujanto 2003. Menurut Stickney 1979, osmoregulasi merupakan fungsi fisiologis yang
membutuhkan energi. Darah pada vertebrata termasuk ikan terdiri dari garam- garaman dengan konsentrasi yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga ikan harus melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan konsentrasi cairan dalam tubuhnya agar sama dengan konsentrasi cairan lingkungan hidupnya.
Salah satu ikan air tawar adalah ikan gurame. Proses osmoregulasi ikan gurame adalah sebagai berikut : pada saat air masuk, ion-ion dalam tubuhnya
keluar ke dalam air secara difusi. Kehilangan ion-ion tersebut akan diimbangi dengan produksi urin yang banyak, sedikit minum karena sejumlah air masuk ke
dalam tubuhnya. Organ ginjal akan mengadsorbsi kembali sejumlah garam-garam dari urin untuk mempertahankan sejumlah ion dalam tubuhnya, sedangkan insang
akan aktif mengambil garam-garam dari lingkungan. Menurut Hoar dan Randall 1971, osmoregulasi adalah istilah umum yang
digunakan untuk menjelaskan proses yang berhubungan dengan pengaturan keseimbangan cairan tubuh dengan lingkungannya. Pengaturan ionik adalah
pengendalian komposisi ion tubuh agar sama atau sesuai dengan lingkungan hidupnya. Tingkat tekanan osmotik berbanding lurus dengan jumlah partikel atau
unsur, namun tidak berbanding lurus dengan komposisi partikel atau unsur tersebut.
2.4 Medan listrik dalam air
Muatan listrik adalah aliran elektron dalam satuan waktu. Muatan listrik menyebabkan adanya medan listrik dalam ruangan yang disekitarnya Anonimous
2006. Ikan memiliki reseptor yang dapat mendeteksi medan listrik. Keberadaan elektroreseptor ini merupakan indikasi awal rendahnya listrik pada ikan yang terus
menerus mengatur medan listrik di sekitar tubuhnya sendiri. Secara umum diketahui bahwa elektroreseptor merupakan modifikasi dari organ lateral lineralis.
Ikan-ikan air tawar berlistrik lemah memiliki elektroreseptor di sepanjang tubuhnya yang merupakan sistem alat sensor pada ikan tersebut. Pada beberapa
jenis ikan air tawar berlistrik lemah memiliki sistem organ dua atau tiga macam. Salah satunya adalah reseptor yang kurang sensitif terhadap frekuensi tinggi,
umumnya lebih banyak pada organ-organ yang bermuatan dan beroperasi secara pasif ketika reseptor aktif bekerja Hoar dan Randall 1971.
Ada dua golongan elektroreseptor, yaitu tonic reseptor dan phasic reseptor. Tonic reseptor
aktif terus menerus membentuk ritme tertentu, memberikan respon terhadap frekuensi rendah dan mempunyai saluran yang jelas menuju permukaan
kulit, sedangkan phasic reseptor hanya aktif bekerja dalam waktu singkat secara spontan sebagai respon terhadap lingkungan yang tidak normal, sensitif terhadap
frekuensi yang relatif tinggi dan tidak mempunyai saluran yang jelas menuju permukaan kulit Hoar dan Randall 1971.
Hoar dan Randall 1971 menyebutkan bahwa sel reseptor pada hewan teleost secara umum dibagi menjadi tiga yaitu the outer face permukaan luar; the
“sides”, dapat menjadi pasif pada tonic receptor atau bagian yang peka terhadap
listrik electrically exitable dalam phasic receptor; membran presynaptik, yang mengeluarkan transmitter jika synapse sedang meneruskan pesan secara kimiawi.
Tiga fungsi sel reseptor berkenaan dengan dendritic penerima impuls, axonal penyalur impuls, dan secretory pengeluaran impuls ke sel berikutnya dari sel
syaraf secara umum. Perbedaan daya hantar dalam tubuh ikan
ў
f
dan daya hantar air ў
w
sangat menentukan biota tersebut mudah atau sukar dalam merespon arus listrik. Jika
nilai ў
f
≤ ў
w
, ikan akan sulit untuk merespon arus listrik, sedangkan jika ў
f
≥ ў
w
, ikan akan lebih mudah untuk merespon arus listrik. Nilai konduktifitas
ў
f
dan ў
w
mempengaruhi nilai body voltage. Semakin tinggi nilai body voltage ikan akan semakin mudah merespon arus listrik karena arus listrik mengalir secara terpusat
melalui tubuh ikan Arnaya 1980 diacu dalam Suharyanto 2003.
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat